0878 8077 4762 [email protected]

Kata PBNU dan Muhammadiyah, Ini Alasan Film "Guru Ngaji" Cocok Ditonton Keluarga

Film Guru Ngaji bercerita tentang sosok guru ngaji bernama Mukri (Donny Damara) yang ikhlas tanpa pamrih mengajar ngaji. Ia berpandangan bahwa menjadi guru ngaji adalah pekerjaan yang sakral dan terhormat.
Namun, Mukri juga harus memberikan nafkah kepada keluarganya sehingga terpaksa ia harus mengambil pekerjaan sampingan asal halal.
Kehidupan seorang guru ngaji yang diangkat ke layar lebar mendapatkan apresiasi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah.
Sekretaris Jenderal PBNU, Helmy Faisal Zaini merasa senang dengan perkembangan perfilman Indonesia dengan tema-tema yang diangkat.
“Ini mengangkat suatu cerita lika-liku guru ngaji, film ini memiliki pesan-pesan moral baik. Ini mesti dihidupkan,” ujar Helmy
Karena itu, Helmy mengajak masyarakat agar menonton film tersebut di bioskop yang sudah tayang perdana sejak 22 Maret 2018.
Menurut Helmy, film tersebut menginspirasi. Di dalamnya terdapat hal yang bermakna yang bisa dijadikan pelajaran untuk kehidupan sehari-hari.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Muti juga mengapresiasi kehidupan guru ngaji diangkat ke layar lebar. Ia mengajak, masyarakat untuk menontonnya, khususnya umat Muslim.
“Karena ini penting untuk mengetahui bagaimana kehidupan dan untuk mendukung dakwah kehidupan umat dan bangsa,” kata Muti.
Banyak hal menarik dari film Guru Ngaji sebagai bentuk perhatian atas jasa dan ilmu para guru ngaji yang telah diberikan kepada masyarakat.
Selain Donny Damara dan Tarzan, Guru Ngaji juga dibintangi oleh Dewi Irawan, Ence Bagus, Verdi Solaiman, Akinza Chavelier, Andania Suri, dan stand up Dodit Mulyanto.
Di film Guru Ngaji, berbagai sisi pun disuguhkan, bukan hanya sisi religi saja tapi juga makna dari keikhlasan, toleransi, kejujuran, dan persahabatan. Kita juga diajak untuk mengenal seperti apa kehidupan guru ngaji yang ada di Indonesia saat ini.
Menurut sang produser, film Guru Ngaji didedikasikan untuk semua guru ngaji di seluruh Indonesia. Mereka termasuk sosok yang tak pernah tergerus oleh zaman yang sudah berbasis teknologi maju.
 
Sumber : Republika/Liputan6

Google Luncurkan Aplikasi Arah Kiblat

Google Luncurkan Aplikasi Arah Kiblat

Google telah meluncurkan layanan penentu arah kiblat yang berbasis situs web atau aplikasi yang bisa diakses bernama “Qibla Finder”.
Fungsi dari layanan tersebut adalah untuk memudahkan pengguna khususnya umat Islam untuk mencari arah Qiblat saat akan melaksanakan ibadah shalat.
Google memberikan tampilan antar muka yang mudah untuk digunakan. Cara pakainya pengguna hanya diminta untuk menghadap arah kiblat yang telah ditunjukkan Google dengan ilustrasi Ka’bah.
Untuk memastikan keakuratan arah kiblat, pengguna diminta untuk mengkalibrasikan kompas sebelum menggunakannya.
Dan untuk memberikan hasil terbaik, pengguna diminta untuk mengaktifkan GPS-nya terlebih dahulu, dan Google tidak memberikan lokasi pengguna tersebut ke publik atau bersifat rahasia.
Kami telah mempraktikkan dan hasilnya terlihat cukup akurat.

unnamed-7

Praktik kiblat Indonesia


Untuk mengaksesnya anda bisa klik di google kata “qiblafinder” untuk support internet atau bisa download di app google playstore
 
Sumber : Kiblat.net

Ini Ayat-ayat Ruqyah Penghancur Sihir

MESKI zaman sudah modern, tapi masih saja ada orang yang menggunakan sihir, pelet, teluh dan semacamnya. Untuk itu kita harus membentengi diri kita dan keluarga agar tidak mendapat dampak dari hal-hal negatif tersebut.
Banyak ayat-ayat Allah yang dapat digunakan sebagai ayat ruqyah untuk melawan sihir, pelet, santet dan lain-lain. Tinggal kita menguatkan hati untuk terus meruqyah diri sendiri, dan meminta pertolongan Allah melalui sabar dan shalat.
Ayat yang dapat digunakan untuk menghancurkan sihir yaitu :
1. Al Baqarah ayat 102

وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُ عَلَىٰ مُلْكِ سُلَيْمَانَ ۖ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَٰكِنَّ الشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنْزِلَ عَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ ۚ وَمَا يُعَلِّمَانِ مِنْ أَحَدٍ حَتَّىٰ يَقُولَا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلَا تَكْفُرْ ۖ فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ ۚ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلَا يَنْفَعُهُمْ ۚ وَلَقَدْ عَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ ۚ وَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ ۚ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ

Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: “Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”.
Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah.
Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”
2. Al A’raaf ayat 117-122:

۞ وَأَوْحَيْنَا إِلَىٰ مُوسَىٰ أَنْ أَلْقِ عَصَاكَ ۖ فَإِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُونَ

فَوَقَعَ الْحَقُّ وَبَطَلَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

فَغُلِبُوا هُنَالِكَ وَانْقَلَبُوا صَاغِرِينَ

وَأُلْقِيَ السَّحَرَةُ سَاجِدِينَ

قَالُوا آمَنَّا بِرَبِّ الْعَالَمِينَ

رَبِّ مُوسَىٰ وَهَارُونَ

Dan Kami wahyukan kepada Musa: “Lemparkanlah tongkatmu!”. Maka sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang mereka sulapkan.
Karena itu nyatalah yang benar dan batallah yang selalu mereka kerjakan.
Maka mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina.
Dan ahli-ahli sihir itu serta merta meniarapkan diri dengan bersujud.
Mereka berkata: “Kami beriman kepada Tuhan semesta alam,
“(yaitu) Tuhan Musa dan Harun”.”
3. Yunus 81-82:

فَلَمَّا أَلْقَوْا قَالَ مُوسَىٰ مَا جِئْتُمْ بِهِ السِّحْرُ ۖ إِنَّ اللَّهَ سَيُبْطِلُهُ ۖ إِنَّ اللَّهَ لَا يُصْلِحُ عَمَلَ الْمُفْسِدِينَ

وَيُحِقُّ اللَّهُ الْحَقَّ بِكَلِمَاتِهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُجْرِمُونَ

Maka setelah mereka lemparkan, Musa berkata: “Apa yang kamu lakukan itu, itulah yang sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan ketidak benarannya” Sesungguhnya Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang-yang membuat kerusakan.
Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).”
4. Thaha ayat 69:

وَأَلْقِ مَا فِي يَمِينِكَ تَلْقَفْ مَا صَنَعُوا ۖ إِنَّمَا صَنَعُوا كَيْدُ سَاحِرٍ ۖ وَلَا يُفْلِحُ السَّاحِرُ حَيْثُ أَتَىٰ

Dan lemparkanlah apa yang ada ditangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka perbuat.
“Sesungguhnya apa yang mereka perbuat itu adalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana saja ia datang.”
Reaksi orang yang terkena sihir atau ada gangguan jin jika dibacakan ayat-ayat ini akan terdapat tanda-tanda khususnya, yaitu ada yang terasa menjalar di tubuh, bergetar atau kesemutan di ujung-ujung badan/ persendian, atau sakit kepala yang amat sangat, atau sesak nafas ketika dibacakan ayat-ayat ruqyah.
Lebih baik lagi jika siapkan air minum, bacakan Al Fatihah, Ayat kursi, Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas.
Tiupkan dalam air dan niatkan menjadi air ruqyah, minumkan pada pasien yang terkena sihir.
Lakukan hal yang sama dengan air mandi, campurkan tujuh helai daun bidara yang ditumbuk halus bersama sedikit garam. Bacakan ayat ruqyah penghancur sihir tersebut. Pergunakan setiap kali mandi.
 
Sumber: ummionline

Dibalik Penolakan Menara Masjid di Papua

Persekutuan Gereja-gereja di Kabupaten Jayapura (PGGJ) menolak renovasi Masjid Agung Al-Aqsha di Sentani, Papua. Di antara alasannya, menara masjid itu lebih tinggi dari gereja di sekitar lokasi di Jalan Raya Abepura.
Penolakan itu termuat dalam sebuah surat pernyataan, yang merinci 8 poin sikap keberatan yang mengatasnamakan PGGJ.
Selain soal menara masjid, enam poin lain:

  1. Toa harus diarahkan ke masjid
  2. Melarang dakwah Islam khususnya di Jayapura
  3. Melarang anak sekolah memakai seragam “bernuansa agama tertentu”
  4. Melarang ruang khusus seperti mushala pada fasilitas umum di pasar, rumah sakit, terminal, komplek dan sebagainya
  5. Melarang pembangunan masjid dan mushala di area perumahan KPR BTN
  6. Tinggi rumah ibadah lain dan menara agama lain tidak boleh melebihi tinggi gereja disekitarnya
  7. Pembangunan rumah ibadah wajib mendapatkan rekomendasi bersama PGGJ, pemerintah daerah, dan pemilik hak ulayat sesuai peraturan pemerintah.

Surat pernyataan tersebut diakui oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Provinsi Papua Saiful Islam Al Payage.
Namun ustad Payage mengatakan surat ini “hanyalah sikap sejumlah pihak”, bukan sikap umat Kristen secara keseluruhan.
“Memang ada surat itu dari PGGJ, tapi umat Islam menolak 8 poin itu,” kata Payage, Senin kemarin (19/3/2018).
Meski demikian, kata Payage, umat Islam di Papua tak bersikap antipati atas surat tersebut, melainkan mencoba berkomunikasi dengan sejumlah organisasi masyarakat dan tokoh masyarakat setempat termasuk dengan PGGJ.
Kepala Humas Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Jeirry Sumampouw mengatakan “sedang mencari tahu duduk masalah” dari munculnya surat pernyataan tersebut.
Sumampouw berkata bahwa PGI sedang berkomunikasi dengan GP Ansor, MUI, dan pimpinan gereja di Jayapura soal masalah tersebut.
Menurut dia, PGI tak punya pretensi untuk menyelesaikan kasus ini dan hanya bisa mendorong komunikasi antar pemeluk agama.
Jayapura, salah satu wilayah perkotaan dan kabupetan di Papua, termasuk yang paling banyak didatangi oleh para migran ekonomi di luar Papua.
Menurut sensus penduduk tahun 2010, Kota Jayapura ditempati 65 persen orang di luar Papua sementara Kabupaten Jayapura ditempati 39 persen warga non-Papua.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Provinsi Papua tahun 2017, pemeluk Kristen Protestan maupun Katolik berjumlah 85 persen. Sementara umat Islam berjumlah 15,12 persen dari total penduduk.
Di Kabupaten Jayapura, umat Kristen berjumlah 59 persen dari total penduduk, baik Protestan maupun Katolik. Sementara umat Islam mencapai 41 persen
Dialog yang dilaksanakan pada Senin malam waktu Papua itu menghasilkan keputusan bahwa MUI tetap melanjutkan renovasi dan menolak 8 poin yang katanya diajukan Persekutuan Gereja-Gereja di Kabupaten Jayapura (PGGJ).
“Mereka [PGGJ] masih harus bikin tim lagi, tapi mungkin dalam tim itu kami tetap akan berpegang teguh [membangun masjid]. Kami juga sudah bikin komitmen bahwa 8 poin tidak akan kami terima, itu imposible,” ucap ustad Payage.
Sikap MUI yang tetap melanjutkan renovasi, kata ustad Payage, bukan lantaran MUI bersikap intoleran. Ia bilang keputusan ini diambil lantaran Masjid Agung Al-Aqsha bukan masjid baru di wilayah Jayapura.
“Kondisinya aman dan baik-baik saja,” kata ustad Payage menegaskan situasi kebebasan beragama di Papua, meski ada perbedaan pendapat soal renovasi masjid.
 
Sumber : Tirto

Mengenal TGB Zainul Majdi, Gubernur NTB yang Hafidz Qur'an

Museum Rekor Indonesia (MURI) telah memberi penghargaan kepada DR. TGH. M. Zainul Majdi sebagai Gubernur paling muda, karena saat dilantik sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) pada tanggal 17 September 2008, usianya 36 tahun.
Namun selain itu, warga NTB juga berbangga dengan gubernur yang juga merupakan seorang Hafiz Al Qur’an yang hafal 30 juz.
Bagi Tuan Guru Bajang yang juga Gubernur NTB ini, membaca dan menghafal Al-Qur’an “sangat penting”.
Menurutnya, untuk memahami tuntunan Nabi Muhammad SAW terkait dengan Al-Qur’an, maka menghafal Al-Qur’an termasuk bagian dari pengkhidmatan kepada Al-Qur’an.
“Jadi jangan sampai menghafal ayat-ayat Al-Qur’an hanyalah sekadar iseng-iseng saja,” paparnya.
Tuan Guru Bajang yang menyelesaikan pendidikan program doktoral pada Universitas Al Azhar Mesir itu telah menghafal Al-Qur’an sejak nyantri di Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan di Lombok Timur kurang lebih selama 6 tahun lamanya.
“Sesungguhnya tidak sulit menghafal Al-Qur’an itu. Kalau pun ada, itu terjadi pada muraja’ah (mengulang) atau istirja’ (mengembalikan memori),” jelasnya.
Pria yang akrab di sapa dengan TGB ini juga telah berhasil melalui ujian di Universitas Al Azhar dalam bidang tahfiz Al-Qur’an sebanyak 12 juz. Menurutnya, yang paling sulit dalam mengikuti ujian itu adalah pada ujian lisan, karena harus langsung menjawab dan hampir tidak ada waktu untuk berpikir.
TGB memilih waktu untuk menghafal Al-Qur’an di tengah kesibukannya sebagai orang nomor satu di NTB ini selain ba’da shalat, TGB sering memilih waktu di kendaraan dalam perjalanan ke berbagai daerah untuk menghafal Al-Qur’an mengikuti tilawah dari beberapa qori seperti Hudzaifi dan Abdul Basith.
M. Zainul Majdi, lahir di Pancor, Lombok Timur, 31 Mei 1972 dan terpilih sebagai Gubernur NTB pada tahun 2008 berpasangan dengan Badrul Munir sebagai Wakil Gubernur, diusung oleh Partai Bulan Bintang (PBB) dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Pada periode kedua tahun 2013 TGB terpilih kembali berpasangan dengan Muhammad Amin, diusung oleh Partai PKS, PBB, menyusul Demokrat, Golkar, PDIP, PAN, HANURA, dan PKB.
TGB adalah anak dari pasangan HM Djalaluddin SH, seorang pensiunan birokrat Pemda NTB dan Hj. Rauhun Zainuddin Abdul Madjid, putri TGH. M. Zainuddin Abdul Madjid, pendiri organisasi Islam terbesar di NTB yaitu Nahdlatul Wathan (NW). Istri beliau adalah Hj. Erica Zainul Majdi.
Sebagai cucu pendiri organisasi terbesar di NTB bernama Nahdlatul Wathan (NW), Zainul Majdi tumbuh dewasa dalam suasana pendidikan pesantren. Setelah menempuh pendidikan di Ma’had Darul Qur’an Wal Hadist NW Pancor.
Zainul Majdi melanjutkan pendidikan di Jurusan Tafsir dan ilmu-ilmu Al Qur’an, Fakultas Usuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo Mesir sampai memperoleh gelar Master.
Sebelum terpilih sebagai Gubernur NTB, sejak 1999 Zainul Majdi telah aktif bergerak di bidang dakwah. Di tahun yang sama ia juga mulai menduduki jabatan Ro’is Am Dewan Tanfidziyah PBNW.
Selain itu, ia juga merupakan Ketua YPH. PPD NW Pancor dan anggota DPR RI mewakili NTB periode 2004-2009 dari Fraksi PBB. Kemudian di usung PKS dan PBB untuk menjadi Gubernur NTB.
 
Sumber : Kupas Merdeka