by Muhammad Syukron msyukron | Apr 17, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Rangkuman Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Orang-Orang yang Beruntung dalam Bersikap Terhadap Nabi SAW
Ahad, 22 Maret 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Jl. H. Mursid No.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Ferry Nur, S.Si (Ketua KISPA)
1. Mengimaninya, dengan cara :
- Mengikuti sunnahnya
- Mencintai orang-orang yang Nabi cintai
- Mencintai orang-orang yang mencintai Nabi, meskipun beda suku, kelompok, dan sebagainya
2. Memuliakan Nabi dengan cara :
- Bersholawat padanya
- Tidak menghina Nabi dan orang-orang yang Nabi cintai
- Marah dan tidak rela pada orang-orang yang membenci Nabi dan sahabat Nabi
3. Membela Nabi, dengan cara :
- Melawan orang-orang yang melecehkan nabi dan sahabatnya sesuai dengan kemampuan
4. Mengikuti apa yang Al-Quran jelaskan, dengan catatan :
- Membaca keseluruhannya (tidak sepotong-sepotong)
- Tidak menafsirkannya sesuai kemauan (nafsu)
- Mendengarkan tafsir yang dijelaskan oleh para ulama tanpa menyelisihi tafsir Nabi dan para sahabat.
Wallahu a’lam.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pukul 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
● Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
● Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
● Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
Join Telegram: @AlimanCenterCom
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Muhammad Syukron msyukron | Apr 9, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Ta’lim Al-Iman
Keluarga Dakwah Dalam Perspektif Al-Qur’an
Ahad, 4 Oktober 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan (Belakang Apotik Prima Farma)
Bersama:
DR. KH. Ali Akhmadi, MA, Al-Hafidz
Kebenaran dan kebatilan terus bertarung dengan sengit, jika kebenaran diorganisir dengan baik maka ia mampu meredam kebatilan sebesar apapun dan jika tidak diorganisir dengan baik maka kebatilan akan meraja rela.
Pengorganisiran kebaikan yang baik adalah dengan aktivitas dakwah, terutama dakwah yang dibangun secara berjama’ah, terutama ditingkat rumah tangga.
Alasan pentingnya mengorganisir dakwah ditingkat rumah tangga :
- Dakwah akan lebih efektif tersebar
- Sunnatullah para anbiya dan orang sholih terdahulu
- Karena kita cinta pada keluarga dan ingin meraih pahala besar bersama
Contoh keluarga dakwah:
1. Keluarga Abu Bakar Ash-Shiddiq
Dalam peristiwa hijrah, Abu Bakar menemani Rasulullah, bahkan hingga bersembunyi disebuah gua hingga disengat binatang. Sedangkan anaknya Abu Bakar yang bernama Asma dan Abdurrahman membuat dan mengantarkan makanan untuk Rasulullah dan ayahnya, sebuah kerja dakwah yang indah dari keluarga istimewa.
2. Keluarga Hasan Al-Banna
Saat Hasan Al-Banna ada agenda mengisi pengajian, anaknya sakit, maka orang tua Hasan Al-Bana mempersilahkan Hasan Al-Banna mengisi pengajian, biar keluarganya saja yang membawa anaknya ke rumah sakit.
Cara menumbuhkan semangat dakwah dalam keluarga :
- Harus memiliki pengetahuan yang kuat
- Harus mampu memberikan keteladanan
- Istiqomah dalam memberi keteladanan
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Taklim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Muhammad Syukron msyukron | Apr 8, 2016 | Artikel, Buletin Al Iman
Oleh: Muhammad Syukron Muchtar
Kesempatan untuk bertemu dan menyertai Nabi Muhammad SAW merupakan anugerah terbesar di dalam kehidupan, ia hanya diberikan kepada hamba-hamba pilihan Allah SWT. Hamba-hamba pilihan itulah yang kemudian kita kenal dengan istilah Sahabat Nabi SAW. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Imam Bukhari didalam kitab shahihnya:
“Sahabat Nabi SAW merupakan kaum muslimin yang pernah melihat dan menyertai Nabi SAW”.
Keutamaan yang dimiliki oleh para Sahabat Nabi SAW begitu banyak. Tidak hanya bertemu dan menyertai Nabi SAW, tapi lebih dari itu mereka merupakan orang-orang yang dibanggakan oleh Nabi SAW, bahkan Nabi SAW menyebut mereka sebagai sebaik-baik manusia yang pernah hidup dimuka bumi ini. Nabi SAW bersabda :
“Sebaik-baik manusia adalah yang hidup pada zamanku (para sahabat), kemudian pada zaman berikutnya (tabi’in), kemudian pada zaman berikutnya (tabi’ut tabi’in)” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tidaklah salah baginda Nabi SAW menyebut para sahabatnya sebagai sebaik-baik manusia setelahnya, sebab kecintaan para Sahabat kepada Nabi SAW dan perjuangan mereka dalam membantu dakwah Nabi SAW begitulah besar. Seperti sahabat Abu Bakar yang begitu setia menemani Baginda Nabi SAW, bahkan disaat masa sulit sekalipun Abu Bakar setia menemaninya, seperti yang terjadi pada peristiwa hijrah Nabi SAW dari Makkah ke Madinah.
Sahabat Abu Bakar lah yang menemani Nabi SAW saat berada didalam Gua Tsur, ia rela menahan sakit demi Nabi SAW. Bahkan Sahabat Abu Bakar merupakan orang yang percaya pada peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi SAW tanpa perlu bertanya. Karenanya, Nabi memberinya gelar Abu Bakar Asshiddiq (yang membenarkan).
Pujian buat para Sahabat Nabi SAW tidak hanya diberikan oleh baginda Nabi SAW. Allah SWT secara terang-terangan mengapresiasi perjuangan mereka, Allah SWT ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah SWT, bahkan Allah SWT sudah menyiapkan tempat kembali yang terbaik buat mereka, yaitu surga-Nya. Allah SWT berfirman :
“Orang-orang terdahulu yang pertama-tama masuk Islam dari golongan Muhajirin dan Anshar (para Sahabat Nabi SAW) dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah SWT ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah SWT. Dan Allah SWT menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai dibawahnya. Mereka kekal di dalamnya selamanya. Itulah kemenangan yang besar” (QS.At-Taubah : 100).
Begitulah para Sahabat Nabi SAW, mereka merupakan orang-orang yang diridhai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya Muhammad SAW. Maka, sebuah kewajiban yang harus kita tunaikan adalah mencintai dan memuliakan mereka, sebab mencintai dan memuliakan mereka merupakan tanda keimanan.
Larangan Mencela Sahabat Nabi SAW
Diantara bentuk kecintaan kepada para Sahabat Nabi SAW adalah menjaga citra baik mereka, membaca sejarah hidup mereka dan menjadikan mereka sebagai teladan kehidupan kita setelah keteladanan yang diberikan oleh baginda Nabi SAW. Adapun orang-orang yang munafik mereka merasa dirinya lebih baik dari para Sahabat Nabi SAW, mereka menghinakan para Sahabat Nabi SAW, bahkan mereka tidak segan berdusta demi membuat buruk citra para Sahabat Nabi SAW.
Perbuatan mencela Sahabat Nabi SAW merupakan perbuatan yang dilarang dalam agama, sebab baginda Nabi SAW bersabda :
“Janganlah mencela sahabatku! Janganlah mencela sahabatku! Demi Allah yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, jika saja kalian menginfakkan emas sebesar gunung uhud, niscaya tidak dapat menyamai satu mud sedekah yang mereka lakukan, bahkan tidak juga separuhnya” (HR. Muslim, dari perkataan Abu Hurairah ra).
Melalui hadits diatas, Nabi SAW melarang keras kepada siapa pun untuk mencela para sahabatnya yang mulia, begitu kerasnya larangan tersebut hingga Nabi SAW pun mengatakan “Janganlah mencela sahabatku” sebanyak dua kali.
Bahkan baginda Nabi SAW menjelaskan bahwa sedekah yang kita lakukan itu tidak mampu menyamai sedekah yang dilakukan oleh para Sahabat Nabi SAW, itu menunjukkan betapa besar cinta Nabi SAW kepada para sahabatnya dan betapa mulia kedudukan para Sahabat Nabi di dalam hati Nabi SAW.
Maka, siapapun kita, setinggi apapun jabatan kita, seluas apapun ilmu kita, dan sebanyak apapun harta kita, janganlah kita berani mencela para Sahabat Nabi SAW. Marilah muliakan mereka, cintai mereka sebagaimana kita mencintai diri kita sendiri, dan marilah kita jadikan mereka sebagai idola kita didalam kehidupan ini setelah baginda Nabi SAW.
Sumber :
Artikel Utama Buletin Al Iman.
Edisi 331 – 24 April 2015. Tahun ke-8
*****
Buletin Al Iman terbit tiap Jumat. Tersebar di masjid, perkantoran, majelis ta’lim dan kantor pemerintahan.
Menerima pesanan dalam dan luar Jakarta.
Hubungi 0897.904.6692
Email: [email protected]
Dakwah semakin mudah.
Dengan hanya membantu penerbitan Buletin Al Iman, Anda sudah mengajak ribuan orang ke jalan Allah
Salurkan donasi Anda untuk Buletin Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Muhammad Syukron msyukron | Mar 22, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Agar Tidak Tersentuh Api Neraka
Ahad, 6 Maret 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Jl. H. Mursid No.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan.
Bersama:
KH. Dr. Bakrun Syafi’i, MA
Kunci agar kita selamat dalam kehidupan akhirat dan terhindar dari siksa neraka adalah mati dengan membawa iman.
Allah pun mengingatkan kita agar janganlah mati kecuali dalam keadaan beriman. FirmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah engkau mati kecuali dalam keadaan muslim” (QS.Ali-Imran : 102).
Seorang muslim yang baik harus senantiasa berupaya agar mampu mempertahankan keimanan agar terhindar dari siksa neraka.
Tips menjaga keimanan dan agar tidak disentuh api neraka perspektif QS.Hud : 113-115 ada 5 :
1. Tidak condong, terlebih berpihak kepada orang-orang yang dzalim.
Sebagai contoh sikap condong dan berpihak pada orang dzalim adalah memilih pemimpin non muslim disaat ada calon pemimpin muslim. Sikap condong kepada orang-orang yang dzalim akan mengantarkan pelakunya pada neraka dan tidak memperoleh pertolongan dari Allah. “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak memiliki seorang penolongpun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan” (QS.Hud :113).
2. Menegakkan shalat pada waktu-waktu yang telah Allah tetapkan.
3. Mengisi hari-hari dengan kebaikan, sebab kebaikan akan menghapus kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan” (QS.Hud : 114).
4. Mendengarkan nasihat. Sebab nasihat mampu mengarahkan kita sehingga terhindar dari kemaksiatan.
5. Sabar. Baik dalam beribadah maupun dalam menerima ujian dari Allah “Karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan” (QS.Hud : 115).
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Muhammad Syukron msyukron | Mar 5, 2016 | Artikel, Dakwah
Oleh: Muhammad Syukron Muchtar
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bersegeralah beramal sebelum datangnya rangkaian fitnah seperti sepenggalan malam yang gelap gulita, seorang laki-laki di waktu pagi mukmin dan di waktu sore telah kafir, dan di waktu sore beriman dan pagi menjadi kafir, ia menjual agamanya dengan kesenangan dunia.” (HR. Ahmad).
Hadits di atas menunjukkan kepada kita sikap tidak istiqomah yang menjadikan seseorang baik pada pagi hari dan telah menjadi kafir pada sore harinya atau sebaliknya. Inilah kondisi umat pada era yang penuh dengan fitnah ini. Tidak ada jaminan bagi seseorang akan menjadi baik dan berada dalam ketaatan kepada Allah SWT selamanya.
Terkadang kita merasa tenang-tenang saja akan kondisi hati kita. Padahal kita tidak mempunyai kekuatan apapun terhadap hati kita. Terkadang ia merasa baik dan dipenuhi ketaatan kepada-Nya, namun terkadang ia berpaling dari mengingat-Nya lantaran bisikan nafsu syetan yang menguasainya. Hal ini dipertegas oleh Rasulullah SAW dalam haditsnya:
Diriwayatkan dari Nawwas bin Sam’an ia berkata aku mendengar Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidaklah ada satu hatipun melainkan berada diantara dua jemari dari jari jemari Ar Rahman bila ia kehendaki Ia akan meneguhkannya dan bila Ia kehendaki Ia akan menyesatkannya.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Al Musnad dan Ibnu Majah. Dishahihkan oleh Syaikh Al Bani).
Dan dari Abu Musa Al Asy’ari ia berkata : Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya hati ini laksana bulu ditengah padang pasir tandus yg dibolak-balikkan oleh angin”
Menyadari akan ketidakmampuan kita dalam menajaga hati kita, hendaknya kita senantiasa memohon kepada Allah SWT agar membimbing, mengarahkan dan menetapkannya dalam kebaikan dan ketaatan kepada-Nya.
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kepada kita sebuah do’a, sebagaimana tercantum dalam kita As-Sunnah karya Ibnu Abi Ashim. Diriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu’anha bahwasanya Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam sering membaca doa
يَا مُقَــلِّـبَ اْلقُــلٌــوْبِ ثَبِّــتْ قَــلْبِـــيْ عَــلَى دِيْنـِــكَ
(Wahai Dzat yg meneguhkan hati teguhkanlah hatiku diatas agama-Mu)
Aku pun bertanya: ‘Wahai Rasulullah sesungguhnya engkau sering membaca doa ini apakah engkau merasa khawatir?’ Beliau menjawab “Ya lalu apa yg membuat aku merasa aman wahai Aisyah sementara hati para hamba berada diantara dua jari jemari Ar Rahman” Maka bila engkau telah mengetahui bahwasanya hati para hamba berada diantara dua jari dari jari jemari Ar Rahman, Ia bolak-balikkan sekehandaknya.”