by Danu Wijaya danuw | May 4, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
KETIKA bangun tidur apa yang biasanya kita lakukan?
Periksa handphone apakah ada pesan baru, melihat jam, melakukan peregangan otot, atau ada yang lainnya?
Ayo mulai sekarang, kita biasakan melakukan sunah Rasulullah. Manfaatnya untuk dunia dan juga akhirat.
Begitu membuka mata di pagi hari, Ini dia beberapa hal yang Rasulullah lakukan:
1. Berdo’a ketika bangun tidur
Alhamdulillaahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilaihinnusyuur.
“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mewafatkan (menidurkan) kami, dan kepada-Nya kami dibangkitkan,” (HR. Al-Bukhari).
2.Mengusap bekas tidur yang ada di wajah dengan tangan
Menurut Imam an-Nawawi dan al-Hafizh Ibnu Hajar, hal ini dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bangun tidur kemudian duduk sambil mengusap bekas tidur dari wajahnya dengan tangannya,” (HR. Muslim).
3. Bersiwak
“Apabila Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bangun malam, beliau membersihkan mulutnya dengan bersiwak,” (Muttafaq ‘alaih).
Dalam media briefing ‘Sensodyne Expert Sharing’ di Aula Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Senin (20/9/2010), drg Robert Lessang, Sp.Perio mencontohkan salah satu kebiasaan menggosok gigi yang tidak tepat.
Menurutnya, kebiasaan menggosok gigi lebih tepat untuk dilakukan saat bangun tidur daripada sesudah sarapan pagi. Tujuannya memang bukan untuk membersihkan sisa makanan melainkan mencegah terbentuknya plak atau karang gigi.
“Sesudah sarapan pagi, pH di mulut turun sehingga risiko terjadinya abrasi atau pengikisan di gigi lebih tinggi. Sebaiknya jangan langsung menyikat gigi setelah makan, beri waktu setidaknya 25 menit,” ungkap drg Robert.
Abrasi atau pengikisan gigi menyebabkan lapisan terluar gigi yakni enamel menipis, sehingga lapisan di bawahnya yakni dentin menjadi terbuka. Lapisan dentin ini langsung terhubung dengan syaraf sehingga sangat sensitif jika tidak terlindungi.
Bahkan jika terburu-buru, sisa makanan di gigi cukup dibersihkan dengan dental floss atau berkumur setelah sarapan. Asalkan saat bangun tidur sudah menggosok gigi, maka plak baru mulai terbentuk lagi 4-8 jam sesudahnya.
5. Ber-istintsar
Yaitu, mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung sesudah menghirupnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila seorang di antara kalian bangun tidur, maka beristintsarlah tiga kali, karena sesungguhnya syaitan bermalam di ujung (rongga) hidungnya,” (Muttafaq ‘alaih).
6. Mencuci kedua tangan tiga kali
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:
“Apabila salah seorang kalian bangun tidur, janganlah memasukkan tangannya ke dalam bejana sebelum ia mencucinya tiga kali,” (Muttafaq ‘alaih).
Demikianlah beberapa poin yang bisa kita tiru dari kebiasaan-kebiasaan Rasulullaah setelah bangun tidur
Sumber : Ummi
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Apr 30, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
Bulan Sya’ban adalah bulan tempat manusia lalai. Karena mereka sudah terhanyut dengan istimewanya bulan Rajab (yang termasuk bulan Haram) dan juga menanti bulan sesudahnya yaitu bulan Ramadhan.
Tatkala manusia lalai, inilah keutamaan melakukan amalan puasa ketika itu. Sebagaimana seseorang yang berdzikir di tempat orang-orang yang begitu lalai dari mengingat Allah seperti ketika di pasar, maka dzikir ketika itu adalah amalan yang sangat istimewa.
Al Hafidz Ibnu Rajab Al Hanbali meriwayatkan beberapa kondisi salaf (ulama shalih terdahulu) saat memasuki bulan Sya’ban :
Anas berkata : “Jika kaum muslimin sudah memasuki bulan Sya’ban, mereka berbondong-bondong membuka mushafnya dan selalu membacanya.
Mereka juga memberikan sedekah yang banyak kepada fakir miskin agar mereka juga mampu melaksanakan puasa di bulan Ramadhan.”
Salamah bin Khulail berkata, “Bulan Sya’ban biasa juga disebut bulan qurra’ (para pembaca Al Qur’an).”
Jika bulan Sya’ban sudah masuk, Hubaib bin Abi Tsabit berkata, “Inilah bulannya pembaca Al Qur’an.”
Berusahalah untuk menyerupai orang-orang hebat, walaupun engkau tak sama dengan mereka. Sebab hal itu mengantarkanmu pada keberuntungan.
by Danu Wijaya danuw | Apr 28, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
Hari Jum’at adalah hari terbaik selama sepekan. Allah siapkan ampunan, pengabulan doa, dan pahala besar bagi hamba-hamba beriman. Hendaknya mereka meningkatkan amal shalih dan ketaatan.
Salah satu amal shalih yang mendapat perhatian para ulama adalah sedekah. Yakni mengeluarkan infak dan sedekah di hari yang Allah limpahkan karunia dan kebaikan kepada para hamba-Nya. Sedekah yang diberikan akan bermanfaat bagi banyak orang dan menjadi amal yang baik.
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya shadaqah pada hari Jum’at itu memiliki kelebihan dari hari-hari lainnya. Shadaqah pada hari itu dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, seperti shadaqah pada bulan Ramadhan jika dibandingkan dengan seluruh bulan lainnya.”
Lebih lanjut, Ibnul Qayyim juga mengatakan, “Aku pernah menyaksikan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, jika berangkat menunaikan shalat Jum’at membawa apa yang terdapat di rumahnya, baik itu roti atau yang lainnya untuk dia shadaqahkan selama dalam perjalanannya itu secara sembunyi-sembunyi.”
Aku pun, lanjut Ibnul Qayyim, pernah mendengar gurunya mengatakan, “Jika Allah telah memerintahkan kepada kita untuk bershadaqah di hadapan seruan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka shadaqah di hadapan seruan Allah Ta’ala jelas lebih afdhal dan lebih utama fadhilahnya.”
Disebutkan dalam hadits Ka’ab,
والصدقة فيه أعظم من الصدقة في سائر الأيام
“Sedekah di dalamnya lebih besar pahalanya daripada semua hari.” (HR. Abdurrazaq di Mushannafnya no 5558, hadits mauquf shahih dan memiliki hukum marfu’)
Begitulah kemuliaan Jumat yang dilakukan para ‘alim ulama. Fadhilah sedekah dihari Jumat yang dilakukan ulama shalih untuk menjadi acuan tabungan akhirat dalam kebaikan bagi seluruh umat Islam di dunia.
by Danu Wijaya danuw | Apr 27, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
Doa adalah permohonan atau permintaan. Doa senjata kaum mukmin. Doa merupakan kekuatan dan pegangan utama kaum lemah. Berdoa agar hajat kecil maupun hajat besar kita dapat dikabulkan oleh Allah SWT.
Seringkali berkesimpulan kekuatan doa bisa mengubah takdir, nasib, atau ketentuan Allah SWT. Sesuai hadist berikut :
“Tiada sesuatu pun yang dapat menolak takdir, kecuali doa. Dan tidak ada yang dapat menambah umur, kecuali amal kebajikan. Sesungguhnya seorang diharamkan rezeki baginya disebabkan dosa yang diperbuatnya” (HR.Tirmidzi dan Hakim).
Hadist diatas masih diperselisihkan ulama. Sebab takdir ada yang tidak bisa diubah (taqdir mubram) seperti umur, jodoh, rezeki yang sudah diatur Allah swt.
Dan ada takdir yang berkaitan antar satu hal (takdir muallaq) seperti dari keluarga tidak mampu, dengan akal dan usaha, dapat merubah keadaan atau ketika dia sakit kemudian berobat maka akan sembuh.
Berikut point penjelasan maksud doa merubah takdir :
1. Kekuatan Doa yang Bagaimana yang Bisa Mengubah Takdir?
Allah SWT berfirman:
“…. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku,
maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. ” (QS. Albaqarah: 186).
Arti ayat diatas disiratkan, doa yang dikabulkan Allah adalah doa orang yang “memenuhi (segala perintah-Ku)” yaitu melaksanakan shalat, puasa, zakat dan sebagainya.
Kata “beriman kepada-Ku” yaitu percaya kepada Firman Allah swt dan Al Qur’an. Dan kata “selalu berada dalam kebenaran” yaitu tidak berbuat dosa atau melanggar larangan-Nya.
2. Takdir adalah sesuatu yang Ghaib
Takdir dari Allah SWT tak seorang pun bisa mengetahuinya. Bohong besar jika ada orang yang mengaku tahu masa depan, seperti para peramal atau paranormal itu!
“Jika sahabatku menyebut perkara takdir, maka hentikanlah mereka (membahas takdir)” (HR. Thabrabi).
Jadi, kita tidak tahu takdir apa yang ditentukan Allah buat kita, di dunia dan di akhirat. Tugas kita hanya tiga: ikhtiar (usaha), doa, dan tawakal yaitu berserah diri kepada-Nya setelah ikhtiar dan doa.
3. Doa disertai Ikhtiar (Usaha)
Ada sunatullah yang harus dipenuhi, maka doa saja tidaklah cukup. Tidak bisa kita hanya berdoa, lalu menunggu Allah mengabulkan doa itu. Tidak seperti itu syarat dan ketentuannya. Berdoalah, tetapi diiringi dengan usaha atau ikhtiar.
Saat rumah tangga sedang panas, lalu kita berdoa, “Ya Allah, buatlah agar suamiku mencintaiku.” Setelah berdoa, kita berharap suami kita langsung tiba-tiba mencintai kita. Tidak seperti itu. Kita harus tunjukkan rasa cinta terlebih dahulu kepada suami. Lakukan hal-hal yang bisa melembutkan hati suami.
Sebagaimana pesan dari Ibnu Athaillah dalam, Kitab Al-Hikam: “Bagaimana engkau menginginkan sesuatu Yang Luar Biasa, padahal engkau Sendiri tak mengubah Dirimu Bahasa Dari kebiasaanmu?”
4. Doa Merubah Ketetapan adalah Rahasia Allah
Pertanyaan semisal pernah diajukan kepada Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin (ketua di Hai’ah Kibarul Ulama atau semacam MUI di Kerajaan Arab Saudi), dengan redaksi, “Apakah doa memiliki pengaruh mengubah apa yang ditetapkan Allah kepada manusia sebelum terjadi?”
Maka beliau menjawab, “Tidak diragukan lagi, bahwa doa memiliki pengaruh untuk mengubah apa yang telah ditetapkan Allah.
Akan tetapi, perubahan karena sebab doa itu pun sebenarnya telah ditetapkan Allah sebelumnya. Janganlah engkau mengira bahwa apabila engkau telah berdoa, berarti engkau meminta sesuatu yang belum ditetapkan.
Akan tetapi, doa yang engkau panjatkan itu hakikatnya telah ditetapkan dan apa yang terjadi karena doa tersebut, juga telah ditetapkan
5. Tetaplah Berdoa
Walaupun begitu tetap berdoalah. Sebab Allah SWT bisa melakukan apa saja, tanpa halangan. Dalam hadist shahih Muslim
“Sesungguhnya Tuhanku berkata padaku: Wahai Muhammad! Sesungguhnya Aku kalau sudah menentukan sesuatu maka tiada seorangpun yang sanggup menolaknya”. (HR. Muslim).
Dalam Al Qur’an dijelaskan hanya Allah yang mengetahui perkara takdir yang sudah dituliskan di Lauhul Mahfudz, termasuk perkara buruk.
“Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan disisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh Mahfuzh)”. (QS. Ar-Ra’du:39).
Wallahu a’lam bish-showab.
by Danu Wijaya danuw | Apr 26, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
Kucing merupakan salah satu hewan yang dicintai oleh Rasulullah saw. Tetapi, tak banyak orang menyukai hewan ini. Salah satu alasannya karena rasa takut atau memang punya pengalaman buruk mengenai hewan ini. Hanya saja, hewan ini banyak ditemui di mana-mana. Sehingga, cukup sulit bagi kita berpaling dari hewan ini.
Seperti halnya ketika sedang makan, seringkali ada kucing yang datang secara tiba-tiba. Meski banyak orang bersama Anda ketika makan, tetapi kucing itu menghampiri Anda, maka ada tanda-tanda hikmah tertentu lho!
Ya, sedikitnya ada tiga tanda dari kedatangan kucing ketika Anda makan. Apa sajakah itu?
Pertama, kedatangan kucing merupakan pertanda kalau Allah Swt mengingatkan kita bahwa semua rezeki yang kita dapatkan bukanlah seutuhnya hak kita. Ada hak-hak orang lain yang seharusnya kita keluarkan.
Seperti zakat fitrah serta zakat harta yang harus di keluarkan sebagai rukun islam yang perlu dipenuhi. Tanpa menunaikan hal semacam ini, pasti kita sebagai umat Islam belum menjalankan semua aturan yang perlu ditegakkan.
Dalam konteks kucing yang datang waktu makan, mengingatkan kita jikalau karunia Allah yang kita terima juga harus dibagi dengan makhluk lain seperti kucing.
Artinya dalam makanan yang kita santap, ternyata ada rezeki untuk kucing yang semestinya kita berikan.
Kedua, memberi makanan pada makhluk Allah termasuk kucing merupakan satu kebaikan.
Sesuai dengan firmannya, Allah akan melipatgandakan satu kebaikan dengan 10 kali lipat kebaikan lainnya. Terlebih bila kita memberikan dengan ikhlas dan tak terpaksa.
Bila berbuat baik pada manusia, seseorang kerap menginginkan ada balasan serupa dari orang lain. Namun tak demikian bila manusia berbuat baik pada kucing.
Ketiga, Allah sedang memberitahu jika kita tak memberi makanan pada kucing itu, sesungguhnya kita tengah menampik rezeki baru yang bakal Allah berikan pada kita.
Rezeki itu luas bukan hanya sekadar uang, namun meliputi semua kehidupan baik itu kebahagiaan, persahabatan, kasih sayang dan sebagainya.
Hewan ini pasti tak dapat membalas apa yang sudah kita berikan terhadapnya. Saat membagi makanan dengan hewan ini, manusia belajar bagaimana rasanya berikan dengan penuh keikhlasan. Aksi berikut yang seharusnya dilakukan manusia saat memberi sesuatu kepada orang lain.
by Danu Wijaya danuw | Apr 26, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
Mungkin ita semua bertanya-tanya, dalam banyak hal, termasuk hal-hal kecil Islam memberikan aturannya. Semisal kencing, yang dilarang dilakukan sambil berdiri. Mengapa Rasulullah menegaskan untuk tidak kencing berdiri?
Dalam kitab al-Mahiyyat karya At-Tirmidzi, ada pesan tertentu soal larangan kencing berdiri tersebut. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Ibnu Majah, Rasulullah menegaskan larangan itu.
Menurut analisis al-Hakim, ada dua motif pelarangan tersebut. Berikut alasan kenapa kencing berdiri dilarang sebagaimana dikutip dari Republika:
Pertama, posisi berdiri saat kencing rawan terkena percikan air seni.
Najis yang diakibatkan oleh kelalaian saat buang air kecil tersebut, bahkan dapat berujung pada siksa di alam kubur. Riwayat lain yang dinukil dari Thabrani dan dan al-Bazzar menjelaskan peringatan tersebut.
Rasulullah bersabda, Pastikanlah kalian bersih dari (najis) air seni, karena sesungguhnya sebagian besar azab kubur akibat (najis) air seni. Karenanya, Rasulullah di riwayat lainnya menganjurkan agar kencing sambil duduk.
Kedua, berkenaan dengan kesehatan yang bersangkutan.
Menurut Imam Tirmidz posisi berdiri kurang baik bagi kelancaran ketika membuang air seni.
Di saat berdiri, vena terus aktif dan jantung tetap memompa darah dengan kencang. Semuanya bermuara di jantung.
Berbeda dengan posisi duduk. Dengan posisi ini, jantung akan perlahan mengalami rileksasi.
Dengan duduk pula, saluran kencing akan mudah terbuka dan semakin melancarkan. Kesemuanya itu tidak didapatkan lewat posisi berdiri. Wallahu a’lam.