by Danu Wijaya danuw | Jul 31, 2018 | Artikel, Dakwah
Tahukah Anda bahwa ada orang-orang tertentu yang didoakan oleh malaikat? Ya, orang-orang itulah yang termasuk orang-orang pilihan.
Mereka termasuk ke dalam kriteria khusus yang mendapatkan do’a dari para malaikat. Siapa sajakah mereka?
1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya.
Dia tidak akan bangun hingga Malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci’,”
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37).
2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat
“Tidaklah salah seorang di antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci,
Kecuali para malaikat akan mendoakannya: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’,”
(HR. Imam Muslim dari Abu Hurairah, Shahih Muslim 469).
3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang-orang) yang berada pada shaf-shaf terdepan,”
(H.R. Imam Abu Dawud dan Ibnu Khuzaimah dari Barra’ bin ‘Azib).
4. Orang-orang yang mengisi shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf)
Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf,”
(Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272).
5. Para malaikat mengucapkan ‘amin’ ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu ‘anhu, bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Jika seorang imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalin’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’,
Karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu,” (Shahih Bukhari no. 782).
6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat
“Para malaikat akan selalu bershalawat (berdoa) kepada salah satu di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat di mana ia melakukan shalat,
Selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata: ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’,”
(HR. Imam Ahmad dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106).
by Danu Wijaya danuw | Jul 30, 2018 | Artikel, Dakwah
Setan merupakan salah satu makhluk yang sering menggoda manusia. Hingga terdapat istilah “dikencingi setan”.
Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa dikencingi setan di sini ialah ketika seseorang itu lalai menjalankan perintah Allah dan Rasul-Nya, seperti perintah melaksanakan shalat.
Tapi, apa maksud sebenarnya dari istilah dikencingi setan itu?
Diriwayatkan dari Al-Bukhari, dari Ibnu Wa’il, dari Abdullah bin Mas’ud, bahwa pada saat pertemuan dengan Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, ada seorang laki-laki yang tidak hadir. Lalu ada seseorang yang memberitahu, “Dia masih tidur hingga pagi tadi, dan tidak bangun untuk shalat.”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam kemudian bersabda, “Setan telah mengencingi telinganya.”
Beberapa pendapat mengenai makna hadits tersebut, jika ketika tidur tidak menyebut asma Allah:
1. Setan memang benar-benar kencing
Al-Qurthubi dan beberapa ulama lain mengatakan bahwa tidak ada salahnya mengartikan seperti itu, karena memang telah terbukti bahwa setan makan, minum, dan kawin. Sehingga tidak ada larangan untuk mengatakan bahwa setan pun kencing;
2. Kiasan
Yang berarti setan menutup telinga orang tidur dan tidak mau bangun untuk shalat, sehingga tidak dapat mendengar suara adzan
Kiasan yang berarti setan melakukan perbuatan kotor pada orang tidur. Setan menguasai orang tidur dan menakut-nakutinya.
Sehingga orang tersebut seolah-olah terkencing-kencing karena lazimnya orang yang takut bisa terkencing-kencing saking takutnya;
3. Orang tidur seperti orang yang lupa untuk bangun karena begitu lelap tidurnya, seolah-olah telinganya tersebut menjadi berat dan rusak karena dikencingi.
Ath-Thayyibi mengatakan, “Dalam hadits tersebut telinga disebut secara khusus, karena telinga merupakan pintu termudah dimasuki setan dan tercepat mengantarkannya hingga urat nadi, sehingga menimbulkan kemalasan di seluruh tubuh.”
Tidur yang disertai dzikir kepada Allah dan niat untuk bangun guna melaksanakan perintah Allah dapat menolak setan yang datang.
by Danu Wijaya danuw | Jul 30, 2018 | Artikel, Berita, Sejarah
JIKA kita banyak membaca sejarah, maka kita akan menemukan bahwa nabi dan rasul yang terpilih banyak yang lahir dari Jazirah Arab. Lalu timbul pertanyaan, “Mengapa Arab?” “Mengapa tanah gersang dengan orang-orang nomad di sana dipilih menjadi tempat diutusnya Rasul terakhir ini?”
Tidak sedikit umat Islam yang bertanya-tanya penasaran tentang hal ini. Mereka berusaha mencari hikmahnya. Ada yang bertemu. Ada pula yang meraba tak tentu arah.
Para ulama mencoba menyebutkan hikmah tersebut. Dan dengan kerendahan hati, mereka tetap mengakui hakikat sejati hanya Allah-lah yang mengetahui.
Para ulama adalah orang yang berhati-hati. Jauh lebih hati-hati dari seorang peneliti. Mereka jauh dari mengedepankan egoisme suku dan ras. Mereka memiliki niat, yang insya Allah, tulus untuk hikmah dan ilmu.
Dikutip dari Zaid bin Abdul Karim az-Zaid dalam Fiqh as-Sirah menyebutkan di antara latar belakang diutusnya para rasul, khusunya rasul terakhir, Muhammad saw, di Jazirah Arab adalah:
Pertama: Jazirah Arab adalah tanah merdeka.
Jazirah Arab adalah tanah merdeka yang tidak memiliki penguasa. Tidak ada penguasa yang memiliki kekuasaan politik dan agama secara absolut di daerah tersebut. Berbeda halnya dengan wilayah-wilayah lain. Ada yang dikuasai Persia, Romawi, dan kerajaan lainnya.
Kedua: Jauh dari peradaban besar.
Mengapa jauh dari peradaban besar merupakan nilai positif? Karena benak mereka belum tercampuri oleh pemikiran-pemikiran lain. Orang-orang Arab yang tinggal di Jazirah Arab atau terlebih khusus tinggal di Mekah, tidak terpengaruh pemikiran luar.
Jauh dari ideologi dan peradaban majusi Persia dan Nasrani Romawi. Bahkan keyakinan paganis juga jauh dari mereka. Sampai akhirnya Amr bin Luhai al-Khuza’i kagum dengan ibadah penduduk Syam. Lalu ia membawa berhala penduduk Syam ke Jazirah Arab.
Jauhnya pengaruh luar ini, membuat jiwa mereka masih polos, jujur, dan lebih adil menilai kebenaran wahyu.
Ketiga: Mereka berkomunikasi dengan satu Bahasa yaitu bahasa Arab.
Jazirah Arab yang luas itu hanya memiliki satu bahasa untuk komunikasi di antara mereka, yaitu Bahasa Arab. Adapun wilayah-wilayah lainnya memiliki banyak bahasa. Saat itu, di India saja sudah memiliki 15 bahasa resmi (as-Sirah an-Nabawiyah oleh Abu al-Hasan an-Nadawi, Cet. Jeddah: Dar asy-Syuruq. Hal: 22).
Bayangkan seandainya di Indonesia, masing-masing daerah berbeda bahasa, bahkan ada sampai ratusan bahasa. Komunikasi akan terhambat dan dakwah sangat lambat tersebar, karena kendala bahasa saja. Sehingga bahasa Arab sebagai bahasa pemersatu sangatlah tepat.
Keempat: Banyaknya orang-orang yang datang ke Mekah.
Mekah telah menjadi tempat istimewa sejak masa Nabi Ibrahim dan Ismail ‘alaihimassalam. Oleh karena itu, banyak utusan dari wilayah Arab lainnya datang ke sana. Demikian juga jamaah haji. Pedagang, para ahli syair dan sastrawan.
Keadaan ini mempermudah untuk menyebarkan risalah kenabian. Mereka datang ke Mekah, lalu kembali ke kampung mereka masing-masing dengan membawa berita risalah kerasulan.
Kelima: Memiliki agama dan kepercayaan yang beragam.
Mereka memang orang-orang pagan penyembah berhala. Namun berhala mereka berbeda-beda. Ada yang menyembah malaikat. Ada yang menyembah bintang-bintang. Dan ada pula yang menyembah patung –ini yang dominan-.
Patung yang mereka sembah pun bermacam ragam. Setiap daerah memiliki patung jenis tertentu. Keyakinan mereka beragam. Ada yang menolak, ada pula yang menerima.
Di antara mereka juga terdapat orang-orang Yahudi dan Nasrani. Dan sedikit yang masih berpegang kepada ajaran Nabi Ibrahim yang murni.
Keenam: Kondisi sosial unik memiliki jiwa fanatik kesukuan (ashabiyah).
Orang Arab hidup dalam tribalisme, kesukuan. Pemimpin masyarakat adalah kepala kabilah. Mereka menjadikan keluarga sendiri yang memimpin suatu koloni atau kabilah tertentu. Dampak positifnya kentara saat Nabi saw memulai dakwahnya. Kekuatan bani Hasyim menjaga dan melindungi beliau dalam berdakwah.
Apabila orang-orang Quraisy menganggu pribadi beliau, maka paman beliau, Abu Thalib, datang membela. Hal ini juga dirasakan oleh sebagian orang yang memeluk Islam. Keluarga mereka tetap membela mereka.
Ketujuh: Secara geografi, Jazirah Arab terletak di tengah dunia.
Memang pandangan ini terkesan subjektif. Tapi realitanya, Barat menyebut mereka dengan Timur Tengah. Geografi dunia Arab bisa berhubungan dengan belahan dunia lainnya. Sehingga memudahkan dalam penyampaian dakwah Islam ke berbagai penjuru dunia. Terbukti, dalam waktu yang singkat, Islam sudah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Ke Eropa dan Amerika.
Kedelapan: Faktor penduduknya.
Penduduk Arab adalah orang-orang yang secara fisik proporsional; tidak terlalu tinggi dan tidak pendek. Tidak terlalu besar dan tidak kecil. Demikian juga warna kulitnya. Serta akhlak dan agamanya.
Sehingga kebanyakan para nabi diutus di wilayah ini. Tidak ada nabi dan rasul yang diutus di wilayah kutub utara atau selatan.
Para nabi dan rasul secara khusus diutus kepada orang-orang yang sempurna secara jenis (tampilan fisik) dan akhlak. Kemudian Ibnu Khaldun berdalil dengan sebuah ayat:
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia…” (QS. Ali Imran: 110). (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Cet. Bairut: Dar al-Kitab al-Albani. Hal: 141-142).
Namun Allah Ta’ala lebih hikmah dan lebih jauh kebijaksanaannya dari hanya sekadar memandang fisik. Dia lengkapi orang-orang Kaukasia yang ada di Timur Tengah dengan perangai yang istimewa.
Hal ini bisa kita jumpai di buku-buku sirah tentang karakter bangsa Arab pra-Islam. Mereka jujur, polos, berkeinginan kuat, dermawan, dan lain-lain. Kemudian Dia utus Nabi-Nya, Muhammad saw di sana
Sumber : Kisahmuslim
by Danu Wijaya danuw | Jul 26, 2018 | Artikel, Berita, Sejarah
Muhammad Al-Idrisi, ilmuwan muslim yang pernah lahir pada tahun 1100 M di kota Afrika Utara, Ceuta. Al Idrisi merupakan pakar geografi dan pencipta peta dunia pertama. Beliau wafat pada tahun 1160 di Sisilia.
Al-Idrisi memadukan pengetahuan dari Afrika, Samudera Hindia, dan Timur yang dikumpulkan para penjelajah serta pedagang Islam dalam bentuk peta Islam. Ia membuat peta paling akurat di dunia pada masa pramodern.
Peta Tabula Rogeriana yang dibuat oleh Al-Idrisi terungkap pada tahun 1154 M untuk Raja Normandia, Roger II dari Sisilia.
Peta tersebut menampilkan daratan Eurasia secara keseluruhan dan sebagian kecil bagian utara benua Afrika dengan sedikit detail pada Tanduk Afrika dan Asia Tenggara.
Al-Idrisi menginspirasi pakar geografi Islam seperti Ibnu Batutah, Ibnu Khaldun, Piri Reis dan Barbary Corsairs.
Petanya juga menginspirasi Christopher Columbus dan Vasco Da Gama.
Peta yang dibuat Al-Idrisi merupakan peta detail dan mengesankan yang pernah dikenal dalam ilmu geografi dan seni menggambar peta (cartography) pada masanya.
Peta Al-idrisi dilandaskan pengetahuan yang solid akan bentuk Bumi yang bulat.
Sumber : Satumedia
by Danu Wijaya danuw | Jul 26, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Tak pernah terbayangkan, ada masjid di Indonesia yang sangat dalam di perut bumi. Jauh di kedalaman 1.765 meter.
PT Freeport membangun itu untuk keperluan karyawan mereka, yang bekerja di areal tambang bawah tanah, di kawasan Tembagapura, Timika, Papua.
Kapasitas masjid yang bernama Baabul Munawar itu, menampung 250 jamaah. Persis di sebelahnya, berdiri Gereja Oikumene Soteria.
Kedua tempat ibadah ini masuk rekor MURI sebagai masjid terdalam diperut bumi Indonesia.
Karena letak masjid yang berada di perut bumi, dipasang exhaust untuk menyedot udara kotor keluar.
Sehingga udara dalam masjid itu pun tetap terasa nyaman.

“Kami sengaja membangun mesin blower yang besar untuk memberikan udara yang cukup bagi orang yang bekerja di bawah tanah,” kata Senior Vice President Geoservice Freeport, Wahyu Sunyoto
Prof Nasaruddin Umar merasakan suasana itu seperti dalam gua.
Saat tiba waktunya berbuka, salah seorang karyawan mengumandangkan adzan yang syahdu. Kami menikmati tajil sederhana yang disiapkan para pekerja. Teh manis hangat, kurma dan gorengan siomay. Malam itu kami menutup kebersamaan dengan shalat maghrib berjamaah. Dinginnya lantai mesjid dan damainya hati pekerja
Masjid dan gereja ini berada di salah satu sudut terowongan, yang digali oleh ribuan pekerja tambang. Dinding dan atap masjid dari batu disemprot oleh semacam semen dan diratakan.

Di tiap meter, ada batuan penahan di dinding. Untuk lantainya, masjid itu ditutup karpet kehijauan.
Masjid tersebut dirancang oleh Alexander Mone, lulusan Universitas Bina Nusantara. Sedangkan konstruksi oleh Andrew Parhusip, insinyur sipil jebolan Institut Teknologi Bandung.
Sekitar 2.450 orang bekerja di wilayah bawah tanah tersebut. Para pekerja tidak sempat keluar masuk tambang yang amat dalam untuk ibadah.
Maka dari itu, dibangunkan juga tempat untuk beribadah.
Sumber : Merdeka
by Danu Wijaya danuw | Jul 23, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Jakarta – Striker Timnas Jerman berpunggung 10, Mesut Ozil mengumumkan pengunduran dirinya dari tim nasional Jerman pada Minggu, 22 Juli 2018.
Pemain gelandang Arsenal itu juga menilai dirinya mendapat perlakukan tak adil dan bersifat rasis serta diskriminatif ketika bertemu dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, di London, Inggris, Mei 2018.
Ozil baru saja membela tim nasional Jerman yang tersingkir pada babak fase grup dalam putaran final Piala Dunia 2018 di Rusia, Juni-Juli.
Penampilannya sebagai pemain starter di lini tengah tim juara Piala Dunia 2014 itu selama mengikuti pergelaran di Rusia 2018 itu dikritik.
Ozil dinilai tak lagi bermain bagus dan yang terpenting, yaitu kurang memberikan kontribusi penting buat timnya, sebagaimana yang dilakukannya empat tahun lalu di Brasil yang sukses menjadi juara dunia 2014.
Penampilan Ozil yang dinilai loyo di Rusia 2018 kemudian dihubungkan dengan pertemuannya dan beberapa pemain keturunan Turki dengan Erdogan di London, Mei lalu.
Berkaitan dengan sorotan penampilannya di Rusia 2018 dan dikaitkan dengan pertemuannya dengan Erdogan, Ozil membantah kritikan Presiden Federasi Sepak Bola Jerman (DFB), Reinhard Grindel.
“Buat saya, berfoto bersama Presiden Erdogan adalah bukan soal politik atau pemilihan umum. Itu adalah soal sikap saya untuk menghormati pemimpin tertinggi pemerintah di negara asal keluarga saya,” tulis Ozil di Twitter.
“Pekerjaan saya adalah pemain sepak bola dan bukan seorang politikus. Perlakuan yang saya terima dari DFB dan banyak pihak lainnya membuat saya tidak ingin lebih lama mengenakan kostum pemain tim nasional Jerman,” Ozil melanjutkan.
“Saya merasa tidak dikehendaki dan berpikir apa yang saya raih sejak melakukan debut di tim nasional Jerman pada 2009 telah dilupakan,” kata Ozil.
Menyinggung langsung tentang Reinhard Grindel, presiden DFB, Ozil menulis,
“Orang yang punya latar belakang diskriminasi seharusnya tidak diperbolehkan bekerja di sebuah federasi sepak bola terbesar di dunia, yang para pemainnya memiliki keturunan keluarga ganda. Sikap seperti mereka tidak mencerminkan pemain yang seharusnya mereka wakili.”
“Di mata Grindel dan para pendukungnya, saya orang Jerman ketika kami menang. Tapi, saya orang imigran ketika kami kalah,” Ozil menegaskan dalam pernyataannya di Twitter sebanyak tiga lembar itu.
Pemain berusia 29 tahun itu juga menyatakan menerima pelecehan melalui surat elektronik setelah tim Jerman gagal mempertahankan gelarnya di Piala Dunia 2018.
Sumber : bolatempo