0878 8077 4762 [email protected]

Ini Doa yang Dianjurkan Rasulullah di Bulan Ramadhan

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak do’a pada bulan ramadhan, agar kita meraih keistimewaan lailatul qadar. Sebab kita tak bisa memprediksi kapan malam lailatul qadar Allah swt hadirkan. Maka beberapa masjid menggunakan doa ini disela-sela shalat tarawih.
Doa ini sangat dianjurkan oleh suri tauladan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagaimana terdapat dalam hadits dari Aisyah.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ  قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Aku pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Yaitu, jika saja ada suatu hari yang aku tahu bahwa malam tersebut adalah lailatul qadar, lantas apa do’a yang mesti ku ucapkan?
Jawab Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Berdoalah: Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni “
Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku.
(HR. Tirmidzi no. 3513 dan Ibnu Majah no. 3850, hadist hasan – shahih)
Abu ‘Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih. Sedangkan Al Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih.
Hadits ini dibawakan oleh Imam Tirmidzi dalam bab “Keutamaan meminta maaf dan ampunan pada Allah”.
Hadits di atas disebutkan pula oleh Ibnu Hajar dalam Bulughul Marom pada hadits no. 706.
Semoga kita dapat melafalkan doa tersebut hingga mendapat maghfirah dan keutamaan malam Lailatul Qadar.
 
Disadur : Rumasyo

3 Kelompok Manusia Di Bulan Ramadhan

BULAN ramadhan merupakan bulan suci yang mulia. Diharapkan, manusia mencapai derajat takwa. Namun, tetap saja di bulan ini ada beberapa kelompok manusia yang tidak sesuai dengan tujuan puasa. Setidaknya ada tiga kelompok manusia di bulan Ramadhan, sebagai berikut :
1. Kelompok Dzholim
Mereka ini adalah orang-orang yang sangat kurang sekali perhatiannya terhadap ramadhan, bagi mereka kedatangan bulan ramadhan tidak ada yang terlalu spesial, biasa-biasa saja, atau bahkan bagi mereka kedatangan bulan ramadhan itu malah mebawa beban baru.
Sehingga tidak jarang karena biasa-biasa saja akhirnya mereka juga menyamakan bulan ramadhan ini dengan bulan-bulan yang lainnya : makan dan minum disiang hari tetap berlanjut, tetap makan siang dikantor atau dirumah.
Atau terkadang ada juga yang makan dan minumnya di warteg yang ditutupi hordeng, mungkin karena masih punya rasa malu untuk makan di rumah karena dilihat anak-anak, mereka berbuka karena memang mereka malas untuk berpuasa, bukan karena alasan lainnya.
Parahnya lagi jika mereka berpuasa namun mereka meninggalkan kewajiban shalat, karena terlalu banyak tidur ,dengan alasan lemas.
Ini adalah kezholiman untuk diri masing-masing. Tidak ada ruginya bagi Allah swt, jika ada hambaNya yang tidak berpuasa atau meninggalkan shalat.
Namun di dunia hidupnya tidak akan tenang, dan diakhirat nasibnya akan menyedihkan. Walaupun kita semua tetap berharap ampunan dan kasih sayang Allah swt agar memasukkan ke syurga.
Orang-orang seperti ini harus diingatkan dan diajak dengan baik, agar menyadari bahwa yang demikian bukanlah hal yang harus dibanggakan. Pendidikan agama sejak dini menjadi solusi terbaik untuk mengobati periaku zholim terhadap diri sendiri ini.
2. Kelompok Muqtashid (Pertengahan/sedang)
Mereka adalah orang-orang yang bergembira menyambut hadirnya bulan ramadhan, rasa gembira itu semakin menjadi-jadi karena setelah itu bakal ada libur panjang dan bisa mudik ke kampung halaman bertemu keluarga dan sanak kerabat.
Selain dari kegembiraan karena kesadaran beragama, bahwa di bulan ramadhan ini waktunya untuk menghapus dosa dan mengambil banyak pahala untuk bekal diakhirat kelak. Terlebih didalam bulan ramadhan ada satu malam yang nilai kebaikannya melebihi seribu bulan.
Namun padatnya aktivitas bekerja di bulan ramadhan ini terkadang membuat sebagian mereka lalai untuk memperbanyak ibadah lewat perkara-perkara sunnah.
Terkadang beberapa kali baik disengaja atau tidak meninggalkan ibadah shalat tarawih dan witir, atau hanya melaksanakan shalat-shalat fardu saja tanpa diikuti dengan shalat rawatib; qabliyah dan ba’diyah, mungkin juga dalam satu hari itu ada rasa malas untuk membaca Al-Quran, sehingga target bacaan Al-Quran kadang tidak tercapai.
Mereka full berpuasa, namun ada diantara mereka yang aktivitas puasanya full tidur, waktu tidurnya mengikuti waktu shalat lima waktu, tidur setelah subuh, setelah zuhur, setelah ashar, serta setelah maghrib dan isya.
Dan mungkin juga ada yang tidak sempat atau malas untuk beri’tikaf di masjid pada sepuluh hari terakhir. Padahal i’tikaf bisa menggandakan nilai ibadah yang maksimal pada malam-malam lailatul qadar.
Inilah model berpuasanya kelompok muqtashid (sedang). Mungkin sebagaian besar diantara kita masuk dalam katagori ini. Insya Allah, mampu untuk berpuasa full dan berusaha sekuat tenaga untuk tidak melalukan perkara yang haram.
Namun sayangnya terkadang lalai untuk beberapa perkara sunnah, padahal sama-sama dijanjikan pahala yang berlipat ganda, terlebih di dalam bulan ramadhan.
3. Kelompok Sabiqun bil Khairat (Berprestasi)
Mereka adalah orang-orang yang berusaha meninggalkan perkara yang haram dan makruh. Bahkan terkadang meninggalkan sebagian perkara mubah demi kesempurnaan ibadah puasa yang dijalankan.
Mereka ini sebenarnya bukan hanya berprestasi di bulan ramadhan saja, namun diluar bulan ramadhan mereka juga orang-orang yang berprestasi.
Hasil didikan ramadhannya sangat berbekas dan terlihat pada 11 bulan lainnya.
Mereka ini adalah golongan yang sangat memburu pahala. Bahkan mereka berharap bahwa seluruh bulan yang ada ini adalah bulan ramadhan. Kerinduan mereka kepada ramadhan, membuat mereka selalu berdoa sepanjang bulan kepada Allah swt agar mereka dipertemukan dengan bulan ramadhan.
Mereka adalah orang-orang yang menangis ketika berpisah dengan ramadhan. Karena bulan mulia yang Allah swt janjikan jutaan pahala kebaikan akan berlalu, sedang mereka merasa belum banyak meraih kebaikan didalamnya.
Mereka adalah orang yang oleh Al-Quran disifati dengan:

كَانُوا قَلِيلًا مِنَ اللَّيْلِ مَا يَهْجَعُونَ، وَبِالْأَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ

Didunia mereka sedikit sekali tidur diwaktu malam dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar” (QS. Adz-Dzariyat: 17-18)
Kebersamaan mereka dengan Al-Quran sangat luar biasa sekali di bulan ini:

  • Salafus saleh kita terdahulu ada yang menghatamkan Al-Quran per dua hari
  • Ada yang menyelesaikanya per tiga hari
  • Ada yang mengkhatamkannya dengan dijadikan bacaan pada shalat malam
  • Bahkan dalam sebagian riwayat ada yang mengkhatamkan Al-Quran bahkan hingga 60 kali selama ramadhan.

Kualitas ibadah shalat malam mereka juga jangan ditanya, bahkan ada sebagian salafus saleh kita yang shalat subuhnya masih memakai wudhu shalat isya nya.
Bukan seperti kita di sini, yang sengaja mencari-cari masjid yang shalatnya “cepet”, sehingga sekali waktu ada masjid yang shalatnya lama, maka malam besoknya akan pindah ke masjid yang lainnya.
Kebaikan sosial mereka juga sangat kuat, sebagaimana Rasulullah saw adalah tauladan dalam hal ini, yang aslinya memang dermawan. Namun kedermawanan beliau saw lebih lagi di bulan ramadhan.
Maka ada diantara sahabat beliau :

  • Ada yang bahkan tidak pernah berbuka puasa, kecuali bersama orang-orang miskin
  • Ada yang setiap harinya memberikan buka puasa untuk 500 orang, dan disaat yang sama mereka sangat sedikit sekali makan sahur dan berbuka
  • Ada yang hanya berbukanya dengan 2 suap makanan, padahal aslinya mereka ada makanan yang lebih, namun itu tidak untuk dimakan sendiri saja.

Seluruh anggota badan mereka juga berpuasa, mata berpuasa dari melihat hal-hal yang dilarang oleh Allah swt, pun begitu dengan telinga, lidah, bibir, tangan, kaki dan seluruh anggota tubuh lainnya dari maksiat kepada Allah swt.
Mereka inilah yang oleh Rasulullah saw disifati:
”Siapa yang puasa Ramadhan dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu. Dan siapa yang bangun malam Qadar dengan iman dan ihtisab, telah diampuni dosanya yang telah lalu”. (HR. Bukhari Muslim).
Bersihnya dosa mereka bahkan seperti bayi baru yang baru terlahir dari rahim ibunya.
Akhirnya semoga Allah swt merahmati bulan ramadhan kali ini, dan semoga Allah swt mengampuni segala dosa-dosa kita yang telah lalu. Aamiin.
 
Sumber: Dikutip dari penjelasan Muhammad Saiyid Mahadhir, Lc, pengasuh rubrik Fikrah dalam Rumah Fiqih Indonesia

Ilmu Astronomi Penentu Awal Ramadhan

Ketika Allah SWT mensyariatkan suatu ibadah kepada hamba-Nya, Allah SWT juga menjelaskan waktunya, juga memberikan petunjuk bagaimana cara mengetahuinya. Begitu halnya dalam pensyariatan ibadah puasa.
Allah SWT dan Rasul-Nya memberikan petunjuk bahwa ibadah puasa adalah ibadah yang waktu pelaksanaannya berdasarkan peredaran bulan. Syariat puasa ramadhan ini hadir pada tahun ke 2 H.
Rasulullah SAW dalam banyak sabdanya memberikan petunjuk tentang melihat bulan, diantara sabdanya:
صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ
“Berpuasalah kamu saat melihatnya (hilal) dan berifthar (lebaran) saat melihatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Sebagian ulama lainnya berpendapat bahwa kesaksian melihat bulan itu harus datang dari dua orang muslim yang adil, sebagai hasil qiyas dengan kesaksian pada perkara lainnya, juga didasarkan dari riwayat Husain bin Harits bahwa  Al-Harist bin Al-Hathib seorang amir Mekkah berkata:

أمرَنَا رسولُ الله صلى الله عليه وسلم أن ننسكَ لرؤيته، فإن لم نَرهُ فشَهدَ شاهدان عدلانِ نَسَكْنا بشهادتيهما

“Rasulullah SAW telah memerintahkan kami untuk berpuasa dengan melihat bulan, jika kami tidak melihatnya, maka kami sudah berpuasa dengan kesaksian dua orang” (HR. Abu Daud)
Seorang ilmuan Indonesia, T. Djamaluddin, Profesor Riset Astronomi Astrofisika, LAPAN, yang tergabung dalam Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama RI sedikit memberikan penjelasan astronomi mengenai ayat-ayat yang memberikan isyarat  tetang operasional penentuan awal Ramadhan.
Allah SWT memberikan penjelasan kepada kita secara umum waktu kita berpuasa, melalui firmannya:

  شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

“Karena itu, barangsiapa di antara kamu menyaksikan (datangnya) bulan (Ramadhan) itu maka berpuasalah”(QS 2:185).
Jadi metode Rukyat Al-Hilal (Melihat Bulan) adalah metode melihat bulan penentu ramadhan yang sering disepakati bersama dalam sidang itsbat. Sedangkan berdasarkan kesepakatan di kawasan Asia, tinggi hilal adalah 2 derajat.

Kedubes AS Pindah, Israel Bantai Lebih 50 Warga Palestina

GAZA Palestina – Pejabat kesehatan mengatakan pasukan Israel membunuh 58 warga Palestina dan melukai 400 orang dengan peluru di pagar perbatasan Gaza Palestina.
Kejadian ini bertepatan dengan pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem. Kebijakan AS ini langsung merenggut banyak korban jiwa warga Palestina.
Awalnya banyak warga Palestina yang datang untuk berdemonstrasi secara damai, membawa anak-anak mereka, dan membawa bendera. Warung makanan menjual makanan ringan dan musik meraung.
Namun unjuk rasa itu tampaknya memiliki sisi yang lebih keras daripada minggu-minggu sebelumnya.
Penembak jitu Israel bertekad untuk tidak membiarkan terjadinya pelanggaran, dan mulai menembakkan peluru tajam secara membabi buta kekerumunan warga Palestina.
Ambulans segera mulai bolak-balik dari pagar, ketika suara tembakan terdengar di kerumunan. Banyak warga Palestina yang berhamburan lari dan bergelimpangan terkena peluru Israel.
Israel pun menuai kecaman luas karena penggunaan kekuatan yang berlebihan. PBB mengatakan bahwa mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran HAM yang keterlaluan harus dimintai pertanggungjawaban.
Human Rights Watch menggambarkan pembunuhan itu sebagai pertumpahan darah.
Menurut kementerian kesehatan Palestina di Gaza lebih dari 2.700 orang terluka karena serangan tentara Israel.
“Korban tewas termasuk 6 anak di bawah usia 18 tahun, di antaranya seorang gadis berusia 15 tahun, dan seorang dokter,” kata kementerian itu seperti dikutip dari Washington Post, Selasa (15/5/2018).
Di rumah sakit utama Al-Shifaa di Gaza City, petugas medis mengatakan mereka kewalahan.
“Kami telah mencapai titik kritis sekarang. Banyak orang membutuhkan operasi segera, tetapi ruang operasi penuh,” katanya.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengutuk “pembantaian” terus menerus terhadap rakyat Palestina.
Sementara itu, negara Turki dan Afrika Selatan mengumumkan bahwa mereka menarik duta besar mereka dari Israel sebagai reaksi keras pembunuhan warga Palestina.
 
Sumber : WashingtonPost/SindoNews

Arab Saudi Kutuk Serangan Bom di 3 Gereja Surabaya

Jakarta – Arab Saudi mengutuk keras serangan bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Saudi juga menegaskan pihaknya bersama Indonesia dalam melawan terorisme.
“Kedutaan Besar Arab Saudi di jakarta menyampaikan bahwa Pemerintah Arab Saudi mengutuk dan mengecam keras aksi bom bunuh diri yang menyasar tiga gereja di Surabaya,” kata Duta Besar Osama bin Mohammad Abdullah Al Shuaibi dalam keterangan pers tertulis dari Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta, Senin (14/5/2018).
Saudi berkomitmen untuk terus mendukung Indonesia dalam memberantas aksi teror. Aksi teror bisa merusak keamanan negara.
“Serta menegaskan dukungan dan solidaritasnya kepada negara Indonesia dalam perang melawan terorisme yang bertujuan merusak keamanan dan stabilitas di seluruh tunia tanpa terkecuali,” kata dia.
Saudi juga menyatakan duka citana kepada keluarga korban. Pada Minggu (13/5) kemarin, tiga bom meledak di tiga gereja yang berbeda di Surabaya, masing-masing adalah Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela, GKI Surabaya, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya. 18 Orang tewas, terdiri dari 12 orang masyarakat dan enam pelaku pengeboman.
“Pemerintah Arab Saudi juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban dan pemerintah serta rakyat Indonesia, seraya mengharapkan bagi para korban terluka untuk dapat segera diberikan kesembuhan,” kata Osama bin Mohammad Abdullah Al Shuaibi.
 
Sumber : Antara

Ditengah Milad, PKS Bersedih Atas Peristiwa Bom Surabaya

PKS menggelar rangkaian puncak Milad ke-20 PKS di Sentul International Convention Center, Bogor, Jawa Barat pada Ahad kemarin (13/5).
Bersamaan dengan rangkaian puncak milad, terdengar kabar tentang pengeboman gereja di Surabaya, Jawa Timur.
Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman mengungkapkan bela sungkawa yang mendalam terhadap peristiwa pengeboman rumah ibadah di Surabaya.
Sohibul Iman menyebut peristiwa teror di Surabaya sudah di luar perkiraan manusia.
“Di tengah Milad ke-20 ada kesedihan mendalam saat mendengar peristiwa yang saya kira luar nalar manusia.”
“Kami sampaikan bela sungkawa terhadap para korban dan kami mengutuk tindakan tersebut,” kata Sohibul dalam konferensi pers Puncak Milad 20 PKS di SICC, Bogor.
Sohibul melanjutkan tindakan anarkis terhadap sesama manusia apalagi tindakan tersebut dilakukan di tempat ibadah.
Sohibul menegaskan tindakan terorisme dengan menyerang rumah ibadah umat lain adalah tindakan yang sama sekali tidak diajarkan dalam agama, lebih-lebih dalam agama Islam.
Sohibul berharap teror di Surabaya tidak memicu konflik dan perseteruan antarumat beragama. Meski, papar dia, patut dicurigai ada pihak-pihak yang ingin mengadu domba antarumat beragama.
“Saya Presiden PKS bersama elemen bangsa ini akan bahu membahu melawan setiap adu domba rakyat Indonesia yang sudah berada dalam kondisi rukun,” ujar Sohibul.
Senada, Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengutuk keras aksi teroris itu sebagai tindakan biadab.
“Aksi bom teroris ini sangat biadab dan jahat. Kita tegas mengutuk dan melawan tindak kejahatan berat yang dilakukan teroris ini,” ungkap Jazuli geram.
Menurutnya, seluruh umat agama wajib mengutuk perilaku orang-orang yang mengoyak kedamaian bangsa Indonesia sambari meminta aparat keamanan untuk menindak tegas pelaku dan aktor terorisme ini.
“Kita minta aparat keamanan untuk mengusut tuntas siapa pelaku dan motifnya, siapa aktor intelektualnya dan dari kelompok mana serta apa tujuannya.
Dan, jika telah teridentifikasi secara akurat agar menindak tegas pelaku dan aktor-aktor yang terlibat dan segera mungkin memulihkan dan menjamin keamanan masyarakat,” katanya.
Menurut Jazuli, siapapun pelaku dan motifnya apakah sengaja untuk menciptkan kekeruhan kondisi sosial politik atau motif lainnya tindakan ini jelas barbar dan nyata sebagai tindakan terorisme yang tidak bisa ditolelir sedikitpun.
“Tidak ada tempat bagi terorisme di negeri ini. Teroris telah mencampakkan agama dan kemanusiaan yang dijunjung tinggi di negara ini secara sempurna. Indonesia tidak boleh kalah melawan terorisme,” pungkas Jazuli.
 
Sumber : IndoPos