0878 8077 4762 [email protected]
Rohis Minta Diawasi, Din : Pernyataan Kemenag Kurang Mendidik

Rohis Minta Diawasi, Din : Pernyataan Kemenag Kurang Mendidik

JAKARTA–Pernyataan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin agar Rohis (Pembina Rohani Islam) di sekolah-sekolah diawasi, terus menuai kritik termasuk dari mantan ketua umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Din Syamsuddin menilai pernyataan Menag soal Rohis itu kurang mendidik.
“Seharusnya Menag berterima kasih kapada para Rohis di sekolah-sekolah, yang selama ini berjasa dalam ikut membina kerohanian siswa.
Justru dalam keadaan kekurangan guru agama seperti yang dilansir selama ini, para rohis telah berperan mengisi kekosongan itu,” tegas Din seperti dikutip dari Republika, Sabtu (8/7/2017).
Din bahkan mengetahui bahwa rohis di sekolah-sekolah tingkat menengah itu, berjasa dalam membina pemahaman keagamaan siswa, sekaligus membentuk akhlak generasi muda.
“Bahwa mungkin ada rohis yang tidak atau belum benar, justru itu tugas Kemenag untuk membinanya,” lanjut Din.
Menurut Din, mengeneralisasi sesuatu itu berbahaya. Kemenag harus berbuat sesuatu untuk membantu pembinaan kerohanian di sekolah-sekolah umum, maupun sekolah-sekolah agama swasta.
“Jadi, jangan bertindak represif terhadap hal yang seharusnya edukatif. Sudah tidak zamannya lagi pemerintah itu bersikap represif. Jangan karena tidak berbuat apa-apa justru mau mengawasi,” tandasnya.
Viral Foto Media Sosial Terkait Rohis
Selain itu ada juga yang memposting foto dengan kenangan mereka sebagai anak rohis saat mereka sekolah. Disertai kalimat-kalimat positif bersama Rohis di sekolah. Foto-foto tersebut bisa dilihat berikut ini.
19756324_10211206039044933_8785625588753655752_n

IMG-20170711-WA0009

Viral di Instagram&fb dengan hashtag #rohisbukanteroris


Klarifikasi Kemenag Terkait Pernyataan Ambigu, tetap Dukung Rohis
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang mengindikasikan bahwa kegiatan organisasi Rohani Islam (Rohis) diminta untuk diawasi.
Menurut Lukman, dirinya tidak meminta diawasi dengan pengertian mencurigai. Dia hanya menyampaikan bahwa kepala sekolah harus bisa memberikan perhatian lebih kepada rohis.
“Yang saya sampaikan adalah bagaimana kepala sekolah bisa memberi perhatian lebih kepada rohis. Hal ini dilakukan agar rohis bisa dilindungi dari pengaruh pengaruh negatif. Saya tidak meminta diawasi yang di dalamnya ada pengertian mencurigai,” kata Lukman, Sabtu (9/7/2017) kemarin.
Menurut Menag, kepala madrasah atau sekolah harus memberikan perhatian besar terhadap kegiatan kegamaan di madrasah atau sekolah mereka.
“Jadi setiap madrasah, sekolah apapun jenjangnya apakah dasar menengah atau atas, khususnya para kepala sekolahnya harus lebih memberikan perhatian yang besar khususnya terkait dengan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh para siswa-siswinya,” ujar Lukman usai Halalbihalal di Kantor Kemenag, Jalan Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (7/7/2017) kemarin.
Menurut Lukman, para kepala sekolah dan guru harus mengetahui siapapun yang menyampaikan ceramah keagamaan kepada siswa, baik dari segi latar belakangnya, maupun wawasan pencermah tersebut dalam menyampaikan dakwah-dakwah keagamaannya.
Lukman berharap, imbauan tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama, sehingga para siswa bisa tehindar dari ajaran menyimpang.
Anggota DPR RI yang ikut Mendukung Rohis
Lalu, terkait adanya pemberitaan yang beredar di media tentang pernyataan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin yang meminta agar ekstra kulikuler Rohis (Rohani Islam) di sekolah-sekolah diawasi, cukup membuat kaget Wakil ketua Komisi VIII DPR RI, Iskan Qolba Lubis.
Menurut Iskan, jika isu yang beredar itu benar, maka amat disayangkan dan membuat kaget. Mengingat selama ini keberadaan Rohis di sekolah-sekolah memberikan dampak positif bagi para siswa yang mengikuti kegiatan rohis.
“Saya kaget, jika benar pemerintah mau mencurigai Rohis, mengingat selama ini citra anak-anak Rohis dikenal  menjunjung kesalihan dan akhlak yang baik di sekolah,” kata Iskan, Ahad (9/7).
Anggota legislatif itu menambahkan, alangkah baiknya keberadaan Rohis di sekolah-sekolah mendapatkan dukungan optimal dari pemerintah dalam hal ini kementerian agama.
“Keberadaan Rohis telah banyak membentengi para siswa-siswi di sekolah-sekolah dari berbagai pengaruh negatif pergaulan, seperti narkoba, seks bebas, LGBT, dan sebagainya,” katanya lagi.
 
Sumber : Republika

MUI Kutuk Keras Pembacokan Pakar Telematika ITB

JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras pembacokan oleh sejumlah orang tak dikenal terhadap pakar telematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Hermansyah pada Ahad (9/7) pagi tadi. Karena itu, MUI mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
“MUI mengutuk dengan keras sikap dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah orang pagi ini terhadap saudara Hermansyah di jalan Tol Halim yang benar-benar mengancam  keselamatan dan jiwa yang bersangkutan,” ujar Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas kepada Republika.co.id, Ahad (9/7).
Menurut dia, kasus ini harus ditangani oleh pihak kepolisian secara cepat dan profesional karena peristiwa ini bisa menjadi bola liar dan menjadi isu yang akan sangat mengganggu kehidupan nasional.
“MUI mendesak pihak kepolisian untuk secepatnya dapat mengungkap si pelaku dan menyeret mereka ke depan pengadilan untuk mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya dan seadil-adilnya,” ucapnya.
Selain itu, menurut dia, jika kasus ini tidak segera diungkap masyarakat akan mengaitkan dengan berbagai persoalan di negeri ini. Pasalnya, sesuai dengan keilmuan dan keahliannya dalam bidang telematika.
Hermansyah telah mampu mengemukakan perspektif lain dari beberapa kasus yang ada, sehingga Hermansyah terkesan memang menjadi target pembacokan. Karena itu, untuk menghilangkan sakwasangka dan mencegah beredarnya isu yang tidak baik yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan di negeri ini, MUI mengimbau polisi bergerak cepat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dosen Teknologi Informasi ITB, Hermansyah, menjadi korban pembacokan oleh sejumlah orang tak dikenal, pada Ahad (9/7) pagi. Ia dibacok saat melintas di ruas jalan Tol Jagorawi.
“Kejadiannya di KM 6 tol. Di daerah Cipayung, Jakarta Timur,” ujar Kepala Polres Jakarta Timur Komisaris Besar Andry Wibowo saat dikonfirmasi, Ahad.
 
Sumber : Republika

Rohis Minta Diawasi, Din : Pernyataan Kemenag Kurang Mendidik

Di Bulan Syawal, Ba'da Subuh Hari Jum'at, Muzammil Hasballah Resmi Nikahi Sonia Ristanti

Qari muda bersuara merdu Muzammil Hasballah telah melangsungkan ijab qabul di Masjid Agung Al-Makmur, Banda Aceh, Aceh. Pada Jum’at 7 Juli 2017, pukul 06.30 WIB.
Muzammil menjadi Imam Subuh tempat akad nikah berlangsung. Saat prosesi ijab qabul nikah, Muzammil memurojaah hafalan ayat Al Qur’an Sebelum proses ijab qabul. Muzammil melantunkan ayat suci Alquran sebanyak tiga surat yaitu surat Annisa ayat 34, surat Arrum ayat 21 dan surat At-Tahrim ayat 6 dengan merdunya.
Muzammil duduk di depan penghulu dengan mengenakan jas dan dasi kupu serta dipadu dengan kemeja putih.
Bertindak sebagai wali nikah yaitu ayah kandung Sonia, Idris. Proses ijab qabul berlangsung lancar dan dengan disahut sah oleh jemaah yang hadir.
“Saya terima nikah Sonia Ristanti anak kandung bapak untuk saya dengan mahar 20 gram emas, tunai,” kata Muzammil.
Setelah itu, Sonia baru dibawa masuk ke dalam Masjid dan duduk di samping Muzammil. Ia mengenakan cadar sehingga hanya kelihatan dua bola matanya. Sonia terlihat beberapa kali menangis haru saat duduk bersanding dengan Muzammil.
Prosesi akad nikah dilanjutkan dengan momen penyerahan mahar dari Muzammil kepada Sonia dan doa suami untuk istri. Sonia juga diminta untuk salam takzim kepada suami dengan mencium kedua tangan Muzammil.
Prosesi akad nikah Muzammil berakhir sekitar pukul 08.00 WIB. Jemaah yang hadir sempat berebutan bersalaman dengan Muzammil, tapi panitia masjid langsung membawanya ke dalam sebuah ruangan. Tak lama berselang, ia meninggalkan lokasi.
Siapa Muzammil Hasballah?
Muzammil dikenal sebagai qari Indonesia yang terkenal merdu suaranya. Dia seringkali tampil beberapa kali distasiun televisi untuk melafalkan hafalan Qur’an. Sebagai mahasiswa ITB yang masih lajang, Muzammil diidolakan banyak pihak.

19748764_1388948584476206_101046107227976307_n

Di pagi hari sehabis subuh ratusan orang melihat prosesi akad nikah Muzammil Hasballah


Ketertarikan pemuda kelahiran 21 September 1993 ini terhadap langgam Al Qur’an dimulai sejak ia masih kecil. Selama menempuh pendidikan di Jurusan teknik arsitektur Institut Teknologi Bandung, dia tetap mempelajari al qur’an dan dekat dengan masjid. Sehingga ia kerap dipercaya untuk menjadi imam sholat.
Imam muda bersuara emas yang berhasil mendapat pujian dari Imam Masjidil Haram ini, selalu mengingat pesan ibunya untuk berhati Mekkah dan berotak Jerman (cerdas).
Berkat lantunan bacaan qur’annya itu berhasil bertemu langsung dengan idolanya, Syeikh Abdul Rahman bin Jamal Al Ausy, sang Imam Masjidil Haram.
Siapa Sonia Istri Muzammil?
Ternyata wanita berusia 22 tahun ini, merupakan adik kelas Muzammil sejak SMA. Sonia baru saja saja lulus kuliah pada tahun ini dari Universitas Syiah Kuala, Aceh dijurusan yang sama dengan Muzammil.
Dalam captionnya, ustadz Yusuf Mansur menuliskan,”Jangan pada patah hati yah.. hehehe. Pada seneng…yang doain Muzammil, Insyaallah bisa berJodoh dengan Jodoh yang menyenangkan dan menentramkan hati,” tulis Yusuf.
Barakallahu lakuma wa baraka alaikuma wa jama’a baina kuma fii khair.

Rohis Minta Diawasi, Din : Pernyataan Kemenag Kurang Mendidik

Jokowi Kunjungi Makam Kemal Attaturk Dan Letakkan Karangan Bunga

Ankara – Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengawali rangkaian kunjungan kenegaraan di Turki dengan berkunjung ke Museum Anitkabir, Ankara. Yang disitu terdapat makam Kemal Attartuk.
Museum itu berisi tentang sejarah berdirinya Turki sejak masa pemerintahan presiden pertamanya, Kemal Ataturk.
Pasukan Turki berjaga di setiap sudut Anitkabir. Bendera Turki dikibarkan tinggi di tengah kompleks museum itu.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana Widodo tiba di Anitkabir atau juga disebut Museum Ataturk sekitar pukul 09.00 waktu setempat (-4 WIB), Kamis (6/7/2017).
Jokowi dan rombongan diiringi pasukan Turki yang membawa karangan bunga merah dan putih berbentuk lingkaran.
Jokowi dan rombongan diiringi hingga memasuki makam Presiden Turki pertama Kemal Ataturk. Dia merupakan tokoh yang disegani sekuler Turki. Namun pesona Attaturk sudah pudar ketika kebangkitan Islam di Turki.

a2d63390-723a-4db3-b27a-232d7a3c065c

Jokowi mengisi buku tamu di Museum Attartuk


Setelah meletakkan karangan bunga, Jokowi dan rombongan mengheningkan cipta. Pasukan Turki pun bersikap mengheningkan cipta menggunakan pedang.
Kemudian, Jokowi mengisi buku tamu di ruang museum. Iriana kemudian mendampingi Jokowi berfoto di ruang buku tamu
Turut mendampingi Jokowi adalah Menlu Retno Marsudi, Menkopolhukam Wiranto, Seskab Pramono Anung, Kepala BIN Budi Gunawan, dan Stafsus Presiden Ari Dwipayana. Acara berlangsung khidmat.
Mengenal Kemal Attaturk, Peletak Sekuler di Turki
Screenshot_2017-07-07-08-06-44_com.android.chrome_1499389624044

Kemal Attartuk yang tak disukai para ulama


Siapa Kemal Attaturk? Dia adalah dalang yang mengakhiri Khilafah Islam yang dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia disebut pengkhianat kaum Muslim.
Walaupun dikenal sebagai Bapak Turki karena menjadi presiden Turki pertama, Kemal Attaturk malah menghabisi peradaban Islam di negara Turki dan mengubah negara Islam Turki menjadi sekuler.
Tahun 1925, masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya.
Seluruh suku Kurdistan yang melawan Attartuk di Turki, dibinasakan dengan bengis. Desa dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.
Tahun 1926, Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi dari hukum Swiss.
Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan 1926 M.
Tahun 1929, Pemerintah mulai menghapuskan bahasa Arab. Dan mewajibkan secara paksa untuk menggunakan huruf-huruf latin.
Pemerintah Turki memutus hubungan dengan kaum muslimin, di seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya.
Tahun 1931-1932, pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang!
Tahun 1933, Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.
Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki dengan selalu mendengung-dengungkan. ”Sesungguhnya Turki adalah pemilik peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam.”
Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak orang-orang Turki.
Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya.
Puncaknya, dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki!
Tanggal 3 Desember 1934 dibuat UU tentang larangan memakai busana tradisional yang Islami.
Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab.
Pemerintah mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan.
Tahun 1935, Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi
Kematian Pedih Kemal Attaturk
Pada 9 November 1938, Attaturk pingsan sekali lagi selama 36 jam dan akhirnya meninggal dunia.
kamal-ataturk-nazak_1499389224597

Attartuk juga mengalami penyakit Gatal, sakit jantung, darah tinggi, dan merasa panas sepanjang massa, sehingga rumahnya disiram air 24 jam


Sewaktu Attaturk meninggal, tidak seorang pun yang memandi, mengkafan dan menyembahyangkan mayatnya.
Mayatnya diawetkan selama 9 hari 9 malam, sehingga adik perempuannya datang meminta ulama-ulama Turki memandikan, mengkafankan dan menyembahyangkannya.
Tidak cukup dari itu, Allah tunjukkan lagi balasan azab ketika mayatnya di bawa ke tanah perkuburan. Ketika mayatnya ingin dikubur, tanah tidak menerimanya. Berkali-kali dicoba sama saja.
Disebabkan putus asa, mayatnya diawetkan sekali lagi dan dimasukkan ke dalam museum yang diberi nama EtnaGrafi selama 15 tahun hingga tahun 1953.
Setelah 15 tahun mayatnya ingin dikubur kembali, tapi Allah Maha Agung, bumi sekali lagi tak menerimanya. Habis mencoba berbagai cara akhirnya mayatnya dibawa ke satu bukit untuk dikubur dalam satu bongkahan marmar yang beratnya 44 ton.
kamal3

Mayat Attartuk masih diatas tanah dan diletakkan di Batu Marmar


Mayatnya ditanam di celah-celah batu marmar persegi. Apa yang menyedihkan, ulama-ulama sezaman dengan Kamal Atatürk telah mengatakan, “bahwa jangan kata bumi Turki, seluruh bumi Allah ini tidak menerima Kamal Atatürk”.

Rohis Minta Diawasi, Din : Pernyataan Kemenag Kurang Mendidik

Erdogan dan 'Pasukan Ottoman' Sambut Jokowi di Istana Turki

Ankara – Joko Widodo mendapatkan sambutan kenegaraan dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Penyambutan cukup unik karena ada pasukan yang berpakaian ala tentara Ottoman.
Sebelum Jokowi tiba, pasukan Turki telah disiapkan di halaman Istana Kepresidenan Turki, Ankara, Kamis (6/7/2017). Cuaca sangat cerah dengan suhu sekitar 26-28 derajat celcius.
Bendera Merah-Putih telah dikibarkan bersebelahan dengan Bendera Turki. Setelah persiapan usai, Presiden Erdogan keluar dari Istana dan komandan pasukan langsung memberi aba-aba untuk bersiap.
Erdogan menuruni tangga istana perlahan sambil mengenakan kacamata hitam di langkah pertamanya. Dia langsung melakukan inspeksi pasukan yang mengenakan seragam biru. Sementara itu pasukan yang berpakaian bak tentara Ottoman juga dalam posisi siap sambil memegang senjata tradisional.

cd1a716b-7660-4ea6-9036-9a8684cd77c4_169

Pasukan berpakaian kesultanan Ottoman


Erdogan lalu berjalan menuju gerbang menanti kedatangan Jokowi. Tak lama kemudian pasukan berkuda satu per satu melintas, ada yang membawa bendera Indonesia dan Turki.
Jokowi pun tiba dan langsung disambut Erdogan begitu pintu mobil dibuka. Mereka tampak bersalaman sebelum menuju tenda yang telah disiapkan.
Pasukan marching band memainkan lagu kebangsaan Indonesia Raya dengan diiringi dentuman meriam. Setelah itu lagu kebangsaan Turki pun dimainkan.
Erdogan kemudian mengajak Jokowi melakukan inspeksi pasukan. Prosesi penyambutan pun usai dan Erdogan mengajak Jokowi masuk Istana untuk melakukan sederet agenda kenegaraan.
Rangkaian agenda yang akan dilakukan Jokowi yakni pertemuan empat mata dengan Erdogan, pertemuan bilateral dengan didampingi sejumlah menteri/kepala lembaga negara, penandatanganan nota kesepahaman, dan pernyataan pers bersama. Jokowi juga akan mendapatkan jamuan makan siang dari Erdogan

Rohis Minta Diawasi, Din : Pernyataan Kemenag Kurang Mendidik

Bermodal Rindu, Tiga Bocah Bersepeda dari Sumatera Selatan ke Tangerang Demi Lebaran Bersama Ibu

Apalah Lebaran tanpa ibu? Pengalaman tiga bocah ini melintasi 500 kilometer perjalanan dengan bersepeda, tunjukkan betapa ibu adalah tempat untuk kembali. Sebagian besar informasi dikutip dari laporan jawapos.com.
Dini hari jelang Ramadan. Kakak-beradik Muhammad Okta Firmansyah (15) dan Muhammad Afrizal (13) tiba di rumah kakek – neneknya di Bukit Kecil, Kota Palembang, Sumatra Selatan. Mereka tiba setelah menumpang truk dari Ciledug, Kota Tangerang, Banten. Bersama keduanya ikut pula Aslam Alamsyah (10), anak tetangga yang merupakan teman bermain mereka di Ciledug.
Ayah dan ibu yang sering bertengkar, menjadi alasan mereka untuk tak betah di rumah. Mereka pun beberapa kali nekat menumpang truk arah Sumatra, untuk sementara tinggalkan rumah. Biasanya mereka kunjungi kerabat yang ada di Jambi dan Padang, selain rumah kakek dan nenek di Palembang.
Menumpang truk bukan hal baru bagi mereka, terutama Okta yang kerap mengikuti ayahnya yang berprofesi sebagai sopir dan kernet bus lintas Sumatra. Ini pula yang membuatnya tahu alamat tempat tinggal neneknya.
Awalnya mereka sampaikan ingin berlebaran di Palembang, bersama sang nenek. Namun sepekan sebelum Lebaran, adik mereka di Ciledug mengabarkan bahwa kedua orangtuanya bertengkar hebat. Okta sang kakak diminta pulang untuk menjaga keempat adiknya. Selain Okta dan Rizal, ada empat saudara sekandung lain. Paling kecil berusia 1,5 tahun, dimana keenamnya adalah laki-laki.
Telepon itu membuat keduanya ingin kembali ke Ciledug. Apalagi sebulan sudah mereka tak bersua dengan sang ibu. Mereka pun pamit pada sang nenek, untuk lakukan perjalanan pulang dengan bus. Nenek yang sedang tak sehat, tak mengantar mereka pulang. Ia hanya membekali sejumlah uang.
Itu malam takbiran. Tanpa pamit, mereka pinjam dua sepeda milik sepupunya. Secara bergantian, kaka-beradik ini membonceng Aslam yang berdiri di pijakan belakang sepeda. Sejumlah kantong kresek tergantung di stang sepeda, berisi pakaian ganti seadanya.
Dari hasil menjual tas kresek di pasar selama tinggal di Palembang, mereka mmapu kumpulkan uang. Malam itu sebanyak Rp 150 ribu mereka kantongi. Sayangnya jumlah ini tak cukup untuk membawa mereka ke Pelabuhan Bakauheni, lokasi penyeberangan untuk ke Pulau Jawa.
Uang tersebut habis untuk membayar ongkos bus dan makan di jalan. Bus yang mereka tumpangi, sekaligus membawa sepeda mereka itu, berhenti di Terminal Rajabasa Lampung. Terminal ini berjarak 60 kilometer dari pelabuhan penyeberangan. Untuk itu mereka harus kembali mengayuh sepeda, beristirahat tiap gelap tiba.
Minggu (25/06) itu adalah hari pertama Idul Fitri. Ketiga bocah ini tiba di Terminal Indralaya, Ogan Ilir, Sumsel. Mereka beristirahat setelah kelelahan mengayuh sepeda.
Usai kehabisan uang, mereka mengubah rencana dengan menumpang truk sebagaimana yang mereka gunakan untuk tiba di Palembang. Sayangnya hari itu tak satu truk pun lewat. Mereka terpaksa menempuh perjalanan selanjutnya dengan bersepeda.
Penampilan lusuh dengan kondisi perjalanan yang dianggap tak lazim, membuat ketiganya dikirim ke Panti Sosial Darmapala yang terletak tak jauh dari Terminal Indralaya.

tiga-bocah-nekat-gowes-dari-palembang-ke-tangerang-temui-sang-ibu_c_141308

Sempat berfoto dengan petugas ASDP sebelum mereka kabur


Petugas terminal yang mengantar mereka ke Panti Sosial, meminta mereka mandi dan makan. Sebab kondisi ketiganya tampak lusuh dan lelah.
Petugas bermaksud menitipkan ketiganya kepada sopir bus jurusan Tangerang, keesokan harinya. Namun mereka kabur, terus mengayuh untuk mencapai Pelabuhan Bakauheni.
Dalam perjalanan, ketiganya harus menahan lapar. Uang sebanyak Rp 10 ribu yang tersisa harus mereka simpan untuk membeli tiket kapal. Mereka sempat pula menerima pemberian uang dan makanan dari seorang ibu. Meski demikian, mereka tak mau mengemis. Rizal mencoba peruntungan dengan mengamen untuk mendapat uang.
Saat lewati hutan, mereka dikejar anjing yang membuat mereka harus mengayuh lebih kencang lagi. Okta pun sempat terjatuh, sehingga Rizal dan Aslam tiba lebih dahulu di pelabuhan. Ketika menanti Okta, keduanya beristirahat di pos PT Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) . Saat itulah mereka bertemu Vice President Services and Assurance PT ASDP Rizki Dwiana.
Rizal yang duduk hadapi kipas angin untuk hilangkan penat, bertanya pada Rizki.
“Pak saya tidak punya hape, kalau beli tiket di sini bisa?”
Aslam tunjukkan uang Rp 20 ribu yang mereka miliki. Rizki tak percaya omongan mereka, lalu menginterogasi kedua anak ini. Setelah Okta datang, Rizki pun percaya bahwa ketiganya kehabisan uang. Ia pun mengajak mereka makan, lalu menyeberangkan ketiganya dengan mobil ASDP yang kemudian mengantar ke pangkuan orangtua masing-masing.
Sulastri dan Muhammad Nasir, orangtua Okta dan Rizal, tak mengetahui perihal kepulangan anak mereka. Hingga pukul 01.00 dini hari tersebut, ada rombongan datangi rumah mereka. Rombongan ini membawa anaknya serta wartawan. Ia awalnya takut kedua anaknya berbuat onar.
Menurut Sulastri, ia tak akan izinkan jika tahu ketiganya pulang dengan bersepeda. Meski demikian, ia mengaku tak miliki cukup uang untuk menjemput mereka ke Palembang.
Kisah ketiganya diunggah ASDP 191 ke akun Instagram pada Sabtu (1/07) yang menuai banyak komentar.
tiga-bocah

Akun instagram ASDP yang mengabarkan kabar mereka


Banyak pembaca terharu akan kisah menyentuh Okta, Rizal dan Aslam, yang berbekal rindu mengayuh 500 kilometer agar dapat berlebaran dengan sang ibu.
 
Sumber : Jawapos