0878 8077 4762 [email protected]

UAS Batal Ceramah Karena Fitnah, NU Riau Pecat Pengurus Penyebar Fitnah

Jakarta – Ustaz Abdul Somad tidak jadi mengisi tausiah dalam peringatan hari lahir Nahdlatul Ulama (NU) ke-92 di Riau karena munculnya fitnah. Pihak PWNU mengambil langkah tegas tentang fitnah kepada Abdul Somad itu.
Ketua PWNU Riau Rusli Ahmad mengatakan Abdul Somad diagendakan mengisi tausiah dalam Apel Akbar NU Menjaga NKRI pada hari ini. Namun Somad tak jadi mengisi tausiah karena ada oknum yang menyebarkan fitnah hingga akhirnya PWNU mengambil langkah tegas.
“Itu kan ada salah satu oknum kepengurusan yang bahasanya mungkin tidak diterima oleh Ustaz Abdul Somad karena ada unsur fitnah. Jadi makanya kita juga sudah rapat kepengurusan lengkap kemarin. Yang bersangkutan sudah kita pecat,” kata Rusli saat dihubungi, Selasa (8/5/2018).
Maksud Pemecatan
Rusli mengatakan pemecatan dilakukan untuk menghindari fitnah. Dia tak ingin ada salah paham antara warga NU secara umum dan PWNU Riau secara khusus dengan Abdul Somad.
“Karena kita takut bahan fitnah lagi, (bahwa) kita membela pengurus yang bersangkutan itu. Untuk menjaga silaturahmi Ustaz Somad dengan para kiai juga, dengan kami juga. Untuk menghindari, jadi kita ambil tindakan tegas,” ujar dia.
Rusli menegaskan penunjukan Abdul Somad sebagai pengisi tausiah sudah disetujui dari awal. Selain itu, Abdul Somad ditunjuk karena pria asal Riau itu juga berasal dari NU.
“Nggak ada persoalan sama sekali. Orang dia orang NU tulen, kok. Dia orang NU itu,” tutur Rusli.
Klarifikasi UAS Batal Ceramah
Sebelumnya diberitakan, Abdul Somad memberikan klarifikasi mengenai ketikdakhadirannya di acara itu.
Abdul Somad memberikan penjelasan melalui akun Instagram-nya, @ustadzabdulsomad, Senin (7/5/2018).
Klarifikasi Ketidakhadiran UAS pada Harlah NU
1. Prof. Dr. Ahmad Mujahidin meminta kepada UAS melalui WA agar memberikan tausiyah pada Hari Lahir NU di Riau. Namun UAS tidak dapat hadir karena bertabrakan dengan jadwal di Surabaya (27-29 April)
2. Saudara Fery dan Bapak Nazar (Pengurus NU dan Pegawai Kemenag Riau) menemui UAS di Hotel Batiqa (27 Maret 2018) untuk meminta agar UAS bersedia memberikan tausiyah pada Harlah NU di Riau, namun UAS tidak dapat memenuhi undangan tersebut karena bertabrakan dengan jadwal di Surabaya
3. Saudara Fery dan Tengku Rusli Ahmad menemui UAS di Ruang VIP Bandara Sultan Syarif Kasim 2 agar memberikan tausiyah pada harlah NU di Riau tanggal 8 Mei 2018, UAS tidak dapat memenuhi undangan tersebut karena sore hari akan ke Kampar. Tapi karena Saudara Fery dan Tengku Rusli Ahmad bolak balik mendesak dan hanya 1 jam saja, maka UAS pun mengalah dan memberikan waktu, sore hari dari jam 16.00-17.00 WIB
4. Pada tanggal 27 April, tersebar tulisan di grup “Forum Alumni Gagasan” (lihat gambar nomor 2-4 / poin ke 4)
5. UAS tidak boleh satu panggung dengan para petinggi (lihat gambar nomor 6)
6. Pada tanggal 1 Mei, Saudara Nawir (Tim UAS) mengirim WA ke Saudara Fery agar panitia mencari pengganti karena masih ada waktu 8 hari lagi agar tidak terjadi fitnah.
7. Demikianlah klarifikasi ini ditulis agar tidak menjadi fitnah, tetap menjaga Ukhuwah Islamiyah sesama Nahdlatul Ulama dan ukhuwah wathaniyah dalam bingkai NKRI
8. Wallahu muwaffiq ila aqwamit-thariq.
Sebelum ada kepastian dari Abdul Somad ini, sempat beredar kabar simpang siur mengenai jadi-tidaknya sang penceramah memberikan tausiah.
Isu itu mengemuka setelah munculnya capture percakapan di grup WhatsApp yang menyudutkan Abdul Somad.
Merujuk pada penjelasannya, Abdul Somad menyatakan akhirnya dia batal mengisi ceramah, tapi dengan tetap memberikan pemberitahuan delapan hari sebelumnya.

Pesan Grand Sheikh Al-Azhar untuk Umat Islam di PBNU

JAKARTA — Grand Sheikh al-Azhar Prof Ahmad Muhammad ath-Thoyyib berkunjung ke kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jakarta pada Rabu (2/5). Ketua Umum PBNU Prof KH Said Aqil Siroj bersama jajaran pengurus PBNU menyambut Grand Sheikh al-Azhar.
Grand Sheikh ath-Thoyyib menyampaikan, ia berkunjung ke Indonesia untuk memperkuat Islam wasatiyah. Di PBNU dia juga berpesan agar umat Islam harus mencintai Arab karena Nabi Muhammad SAW dari Arab. Sekarang umat Islam berhadapan dengan media sosial. Di dalam media sosial ada informasi yang memecah belah dan mengadu domba.
“Oleh karena itu, walau mazhab kita berbeda-beda harus kembali ke jalan yang benar dan jalan persatuan,” kata Grand Sheikh ath-Thoyyib di gedung PBNU, Rabu (2/5) malam.
Kepada umat Islam, Grand Sheikh ath-Thoyyib mengingatkan, umat Islam harus mencari persamaan, bukan mencari perbedaan. Selain itu, umat Islam dilarang mengafirkan orang yang shalat dan kiblatnya sama. Kalau ada orang yang berbuat dosa juga jangan langsung dikafirkan.
Grand Sheikh ath-Thoyyib juga mengajak dan menyeru umat Islam untuk bersatu. Umat Islam dengan mazhab apa pun tidak boleh terlalu fanatik. Sebab, orang yang fanatik cenderung salah dan masih awam pemahaman agamanya.
“Kita harus mengajarkan kepada anak-anak kita harus seperti kita, harus betul-betul memahami akidah Ahlussunnah waljamaah,” ujarnya.
Grand Sheikh ath-Thoyyib berpesan kepada Nahdlatul Ulama harus mampu mempersatukan umat Islam. Nahdlatul Ulama juga harus mampu menjadi duta persatuan. Sementara itu, Ketua Umum PBNU Prof KH Said menyampaikan tentang sejarah Nahdlatul Ulama dan Islam Nusantara kepada Grand Sheikh ath-Thoyyib.
Prof KH Said juga mengatakan, umat Islam di Indonesia menjadi kebanggaan di dunia karena masih mempertahankan sifat moderat dan toleransi, meski umat Islam Indonesia hidup di tengah keberagaman agama. Oleh karena itu, Islam Indonesia akan menjadi contoh.
 
Sumber : Republika

Pengadilan PTUN Tolak Gugatan HTI, HTI Tetap Dibubarkan

JAKARTA — Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) DKI Jakarta menolak gugatan eks perhimpunan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) untuk seluruhnya. Hal ini setelah melalui sidang pembacaan putusan di Jakarta, Senin (7/5).
“Dalam esksepsi permohonan yang diajukan penggugat tidak diterima seluruhnya, menolak gugatan penggugat untuk seluruhnya, dan membebankan biaya perkara sebesar Rp445.000,” ujar Hakim Ketua, Tri Cahya Indra Permana SH MH saat membacakan putusan gugatan eks HTI di PTUN DKI Jakarta, Senin (7/5).
Pertimbangan Majelis Hakim dalam mengeluarkan putusan antara lain, berdasarkan keterangan saksi-saksi yang selama ini telah menyampaikan pandangan dakam sidang.
Majelis Hakim juga mengatakan dalam aturan yang berlaku diatur bahwa ormas dapat dibubarkan apabila menyangkut 3 hal yakni atheis, menyebarkan paham komunis, dan berupaya mengganti Pancasila.
Menurut Majelis Hakim, HTI terbukti menyebarkan dan memperjuangkan paham khilafah, sesuai dalam video Muktamar HTI tahun 2013 silam. Majelis mengatakan pemikiran khilafah sepanjang masih dalam sebatas konsep dipersilakan
Salah satu video yang diputar di persidangan adalah video rekaman Muktamar HTI di Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, 2013 silam.
Di dalam video, salah seorang petinggi HTI menyerukan empat pilar khilafah kepada massa HTI. Ada 4 poin dalam orasinya, salah satunya, ia menyerukan untuk meninggalkan hukum perundang-undangan buatan manusia dan voting. Termasuk Pancasila dan UUD 45 Indonesia.
Video lainnya adalah rekaman yang menunjukkan sumpah sejumlah mahasiswa terkait khilafah Islamiyah di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) Dramaga.
Mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti organisasi HTI tersebut bersumpah menegakkan khilafah di Indonesia.
Hadir dalam sidang kali, antara lain, tim kuasa hukum Kemenkumham, selain Hafzan Taher, yakni I Wayan Sudirta dan lainnya.
Sementara dari pihak penggugat, yakni juru bicara HTI, Ismail Yusanto, beserta kuasa hukumnya.
Setelah resmi dibubarkan oleh pemerintah, Polda Jawa Barat bakal melakukan antisipasi kegiatan organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) di Jawa Barat.
“Sampai saat ini sudah ada putusan bahwa HTI dibubarkan. Jadi segala bentuk kegiatan apapun atas namakan HTI akan dilarang dan polisi tidak akan beri izin,” kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Yusri Yunus
Majelis hakim menyebut proses penerbitan SK Menkumham terkait pembubaran HTI sudah sesuai prosedur. Surat keputusan itu juga tidak bertentangan dengan hal-hal yang ditudingkan dalam gugatan HTI.
 
Sumber : Kompas/Republika

Puisi Sukmawati Singgung Adzan, Begini Komentar Wasekjen MUI

Jakarta – Sukmawati Soekarnoputri jadi sorotan usai membacakan puisi dalam sebuah acara peragaan busana baru-baru ini. Puisi berjudul Ibu Indonesia yang dibacanya menyinggung syariat Islam, adzan dan cadar.
Sukmawati membacakan puisi berjudul Ibu Indonesia, yang disebutnya sebagai karangannya sendiri, dalam acara peragaan busana di Indonesia Fashion Week (IFW) 2018, JCC, Kamis (29/3/2018).
Di awal puisinya Sukmawati mengatakan, adalah aku tak tahu syariat Islam. Di antara penggalan puisi itu berbunyi, kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan adzan mu.
Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Tengku Zulkarnain memberikan komentar terkait puisi yang dibacakan Sukmawati.
Dia mengingatkan bahwa menutup aurat merupakan syariat Islam. Ditegaskannya, yang tidak menutup aurat dihukumi sebagai wanita fasiq.
“Wanita yang mengaku Islam tapi buka aurat, tidak menutupnya sesuai Al-Quran surat An-Nur ayat 31 atau Al-Ahzab ayat 59 dihukumkan sebagai wanita fasiq atau durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya,” katanya pada Senin (02/04/2018).
Begitu juga, kata dia, yang mengaku beragama Islam tapi menolak seruan azan dan menolak melaksanakan sholat dihukum sebagai manusia fasiq atau durhaka.
“Tapi jika orang itu sengaja menolak ajaran Islam seperti adzan dan menutup aurat sesuai ajaran Islam yang dianutnya, maka orang itu menjadi murtad secara otomatis. Imannya batal,” tuturnya.
KH Tengku Zulkarnain mengingatkan orang yang tidak mengerti syariat Islam tapi mengaku beragama Islam, wajib belajar syariat Islam. Agar bisa menjalankan ajaran Islam dengan baik pada dirinya dan keluarganya.
MUI Papua Kutuk Puisi Sukmawati
Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Saiful Islam Payage mengutuk puisi ‘Ibu Indonesia’ yang dibaca Sukmawati. Pasalnya, dalam puisi tersebut dianggap berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).
“Agama dan negara itu sudah clear, sudah selesai, bahwa kita bangsa Indonesia mempunyai dasar Pancasila. Sila yang pertama itu ketuhanan yang maha esa,” kata kiyai Saiful.
“Sekarang itu bagaimana kita kita berpikir bagaimana mamajukan bangsa Indonesia ini dhahir dan batin,” jelasnya.
 
Sumber : Kiblat.net/Republika

Rifdah Dapat Hadiah Diberangkatkan Haji VIP Sekeluarga Oleh Ulama Mekkah

Sesudah Rifdah selesai lantunkan penggalan Quran itu, Sheikh Khalid Al Hamoudi, tamu kehormatan di Balai Kota Jakarta malam itu, seorang ulama dari Mekkah, angkat bicara.
Dalam unggahan Anies juga menceritakan kalau ulama asal Mekah sangat kagum terhadap Rifdah.
“Syaikh Khalid sampaikan kekaguman dan apresiasi kepada Rifdah,” tulis Anies.
Tak hanya kagum, rupanya Sheikh Khalid Al Hamoudi juga memberikan sebuah hadiah spesial untuk Rifdah beserta keluarga.
“Perkenankan saya sampaikan hadiah kepada Rifdah. Kami akan sepenuhnya fasilitasi Rifdah bersama kedua orangtuanya, juga ibu dosen pembimbing Rifdah beserta suaminya, untuk diberangkatkan ibadah haji.
Saya akan tunggu dan sambut di Mekkah, di mana Rifdah dan rombongan akan menjadi tamu Allah, dan tamu kehormatan di mata saya,” ujar Sheikh Khalid Al Hamoudi dikutip dari unggahan Anies.
Sungguh hadiah yang begitu indah, Anies mengatakan seketika tamu yang mendengar hal tersebut langsung mengucapkan takbir.
Rupanya Sheikh Khalid Al Hamoudi juga memberikan hadiah istimewa lainya.
“Saya punya dua anak perempuan yang juga hafidzah dan sudah lancar tilawah Quran dalam berbagai qiroat.
Kini saya punya tiga anak perempuan, Rifdah saya angkat menjadi anak perempuan saya yang ketiga,” ujar Sheikh Khalid Al Hamoudi.
Dalam unggahannya Anie menggambarkan suasan haru saat Sheikh Khalid Al Hamoudi mengumumkan hal tersebut.
Para tamu yang datang tak kuasa menahan air mata.
Suara takbir tak berhenti berkumandang.
“Tak ada hadirin yang tak terharu mendengarnya, puluhan pasang mata menitikkan airnya. Takbir dan tahmid bersahutan. Bangunan kokoh Balai Kota terasa bergetar,” tutup Anies
 
Sumber : Tribunnews

Lantunan Ayat Suci Rifdah Mampu Buat Anies dan KH Ma'ruf Pejamkan Mata

Dua jam yang lalu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengunggah sebuah momen indah di laman Facebooknya (Anies Baswedan).
Unggahan Anies itu langsung mendapatkan apresiasi luar biasa dari netizen. Bahkan unggahan itu telah dibagikan hingga lebih dari 17 ribu kali.
Diunggahan itu Anies menceritakan semalam dia baru saja mengundang Rifdah Farnidah.
Tidak hanya Rifdah, Anies juga turut mengundang Sheikh Khalid Al Hamoudi seorang ulama dari Mekkah.
Dalam unggahannya Anies menyebutkan Rifdah baru saja mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional.
Tak hanya itu Anies juga menambahkan Rifdah adalah satu-satunya juara yang bukan berasal dari negara Timur Tengah.
“Hanya ia juara yang bukan berasal dari negara Timur Tengah,” tambah Anies.
Anies menceritakan malam itu Rifdah juga turut serta mengajak ibu dan pembimbingnya, ibu Hj. Mutmainnah, dosen di Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta.
“Semalam Rifdah kami undang ikut hadir dalam acara silaturahmi ulama di Balai Kota. Ia datang bersama ibundanya, dan pembimbingnya, Hj. Mutmainnah, dosen di Institut Ilmu Al Quran,” jelas Anies.
Rupanya tak hanya datang sebagai tamu, Rifdah juga turut melantunkan ayat suci Al Quran, dari Surah Al Hasyr ayat 18-24.
Diunggahan itu Anies menggambarkan suasana ketika Rifdah membacakan ayat suci Alquran.
“Di ruang depan Balai Kota yang usia bangunannya dua abad, di ruang yang tak biasa jadi tempat dilantunkannya Al-Quran, puluhan ulama, habib, ustadz dan ustadzah hening, haru dan khusyuk menyimak lantunan ayat dari suara yang bening.
Sebagian kita yang hadir mulai terlihat mengusap butiran air dari matanya,” tulis Anies.