by Danu Wijaya danuw | Jul 9, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Jakarta – KH Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) meminta kepada masyarakat jangan menyebut orang dengan gelar yang buruk, termasuk memanggil ‘kecebong’ atau ‘kampret’.
Dua sebutan itu sering disematkan oleh para pendukung tokoh politik tertentu.
“Jadi jangan panggil dengan gelaran yang buruk. Yang satu panggil kecebong, yang satu panggil kampret,” kata Aa Gym, dalam acara Kajian Tauhid, di Masjid Istiqlal, Jakarta, Minggu (8/7/2018).
Aa Gym pun sering bertanya kepada hadirin yang hadir untuk mengingatkan hal tersebut. Masyarakat pun mengulang apa yang dikatakan oleh Aa Gym.
“Jangan memanggil orang dengan gelar buruk,” ucap masyarakat berbarengan.
Sebutan ‘kecebong’ dan ‘kampret’ muncul setelah Pilpres 2014. Saat itu Joko Widodo (Jokowi) berhadapan dengan Prabowo Subianto. Masing-masing pendukung pun saling melekatkan sebutan itu ke pendukung rivalnya.
Dalam acara tersebut dihadiri pula oleh Gubernur Nusantara Tenggara Barat (NTB), Tuan Guru Bajang (TGB) dan anggota dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama, Bachtiar Nasir.
Senada dengan Aa Gym, Gubernur NTB TGH Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) tak ingin ada lagi panggilan kecebong dan kampret di tengah masyarakat. Dia meminta masyarakat saling menghargai.
“Sesama manusia saling menghargai. Menurut saya, itu (cebong dan kampret) bagian-bagian yang harus dihilangkan dari ruang publik,” kata TGB.
Sandiaga Uno sendiri mengaku sebal banget dengan panggilan itu.
“Setuju, saya paling nggak suka itu kata-kata itu. Saya paling sebel banget dengar kata kecebong-kampret. Menyebut nama-nama yang merendahkan. Kita sepakat banget sama Aa Gym,” kata Sandiaga.
Neno Warisman juga senada tidak pernah memakai istilah itu.
“Saya memang dari awal tidak pernah sekalipun menggunakan kata tersebut. Saya itu sangat menyayangi manusia.” ucap Neno Warisman
Larangan Memanggil dengan Sebutan yang Buruk dalam Islam
“… Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk….” (Q.S. Al Hujurat : 11)
Dalam ajaran agama Islam juga dilarang memberikan nama-nama yang buruk. Agama Islam juga melarang untuk memanggil dan memberi gelar buruk untuk menghinakan dan merendahkan orang lain.
Disadur : Detik
by Danu Wijaya danuw | Jul 9, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Salah satu grup musik Islami yang berhasil mencuri perhatian dengan mempopulerkan “Shalawat” adalah Sabyan Gambus.
Saat ramadhan kemarin, grup ini melejit lewat beberapa lantunan Shalawat yang tampil di stasiun TV CNN Indonesia sebagai iklan lagu Ramadhan dan Lebaran.
Lagu Islami dibawakan dengan apik oleh vokalisnya yang bernama Khairunnisa dikenal dengan nama Nissa Sabyan.
Inilah 4 fakta seputar kehidupannya :
1. Lulusan SMK jurusan Otomotif dan Elektronik
Nissa yang ternyata adalah seorang santri itu baru lulus dari SMKN 56 Jakarta, jurusan otomotif dan elektronik. Dara kelahiran Jakarta, 23 Mei 1999 itu kini tengah mendulang sukses.
Nissa mengungkapkan alasan mengambil jurusan tersebut di sekolah menengah.
“Sebenarnya Nissa ini sukanya yang aneh-aneh,” kata Nissa saat dijumpai di Gedung Trans, Mampang Prapatan.
Nissa mengaku ingin mencoba hal yang berbeda dengan belajar jurusan otomotif dan elektronik kelistrikan.
2. Cita-cita
Sebelumnya, Nissa tak pernah memiliki cita-cita untuk menjadi musikus.
Dulu cita-citanya adalah ingin menjadi seorang reporter.
Mengetahui potensinya di bidang tarik suara, Nissa akhirnya melirik dan ingin konsen di dunia musik.
2. Awalnya tampil di Pesta Pernikahan
Sabyan Gambus yang sedang mencuri perhatian penikmat musik nasional itu dibentuk pada tahun 2015.
Awalnya, mereka adalah grup musik yang mengisi acara-acara pesta pernikahan.
Proses perekrutan Nissa menjadi vokalis Sabyan bukanlah hal yang berlangsung cepat.
Nyatanya, butuh waktu sekitar enam bulan untuk mengajak Nissa turut bergabung dengan Sabyan.
Kala direkrut ia masih kelas 2 SMK. Nissa akhirnya mau bergabung, karena sudah nyaman dengan grup sabyan ini. Ada vokalis satu lagi bernama Anisa Rahma sebagai backing vokal.
Kiprahnya dalam mempopulerkan Shalawat bersama grup Sabyan Gambus berhasil mengangkat namanya. Terutama setelah lagu ‘Deed As Salam‘ yang dicover olehnya melejit.
3. Populer di Youtube dan Instagram
Tak hanya sebagai vokalis Sabyan Gambus yang videonya telah ditonton hingga puluhan juta kali. Nissa saat ini juga menjadi selebgram muslimah.
Followers instagramnya telah mencapai angka fantastis yakni 1,3 juta followers. Setiap postingannya pun selalu berhasil mendapatkan ratusan ribu like dan ratusan komentar.
4. Mencoba tampil di acara American Got Talent
Bersama grup Sabyan Gambus, Nissa berhasil menarik perhatian publik Amerika dengan tampil di acara American Got Talent.
Memang juri sudah memberi penilaian jelek di awal, namun mereka akhirnya terkesan dan menangis mendengar penjelasan Nissa Sabyan bersama Deen Assalam. Kolaborasi dengan Nasyid Amerika.
Sontak aksinya secara tidak langsung merupakan dakwah kepada Amerika dan sebagian besar orang yang melihat acara American Got Talent.
Itulah beberapa hal yang bisa ketahui tentang perempuan yang gemar mengenakan kacamata bulat itu.
Semoga banyak kalangan masyarakat yang bisa mengenal shalawat dan menggemari musik Islami.
Sumber : Tribunnews/Kapanlagi
by Danu Wijaya danuw | Jul 7, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Prestasi dan perilaku Mohamed Salah yang kini menjadi bintang sepak bola di klub Liverpool dan Liga Inggris, menjadi contoh teladan bagi para pemuda Islam. Berkat dirinya pula timnas Mesir bisa ikut piala dunia 2018.
Atas reputasi itu, pemerintah Kota Mekkah, Arab Saudi akan memberikan hadiah kepada Mo Salah berupa sebidang tanah di tanah suci Mekkah.
Mo Salah dinobatkan sebagai pemain terbaik liga Inggris musim ini dalam PFA Player of The Year.
Berita gembira bagi salah tentang hadiah tanah tersebut, dimunculkan oleh media Arab Saudi, Sabq, dan dilansir oleh Mysalaam.
Disebutkan, rencana pemberian hadiah spesial diungkapkan langsung oleh Wakil Wali Kota Mekkah, Syeikh Fahd Al-Rowky.
“Ada beberapa pilihan terkait pemberian lahan ini. Beberapa pilihan itu tergantung pada Mo Salah sendiri serta sistem pertanahan di Arab Saudi. Jika sistem Saudi memungkinkan tanah untuk dimiliki Salah, maka ia akan diberi sebidang tanah di Kota Suci Mekkah, tetapi di luar batas Al Haram,” jelas Al Rowky seperti dikutip dari Sabq.
Al Rowky juga memberikan opsi, mewakafkan tanah hibah tersebut untuk pembangunan masjid atas nama Salah atau menjual tanah itu.
Pemain timnas Mesir itu yang identik dengan selebrasi gol sujud syukur tersebut dianggap layak meraih hadiah tanah di kota suci, karena kemuliaan akhlak dan keluhuran budi pekertinya.
Hadiah ini merupakan bentuk dukungan kepada para pemuda muslim teladan. “Dia merupakan sosok terbaik yang menampilkan wajah Islam yang toleran di Inggris dan teladan,” kata Rowky.
“Dia duta umat Islam di Inggris. Semua penduduk Mekkah Mukarramah menjunjung tinggi dirinya dan memuliakan semua teladan-teladan di dunia Islam,” lanjut Al Rowky.
Salah juga merupakan muslim yang taat. Fans beberapa kali bertemu dengannya di Masjid kota Liverpool. Hal itu yang menjadi latarbelakang pemerintah kota Mekkah mengapresiasi Mohamed Salah.
Sumber : bola.com
by Danu Wijaya danuw | Jul 5, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Wajah cantik Adelia Lontoh sempat mewarnai layar televisi. Adelia memulai karir dengan menjadi finalis GADIS Sampul.
Sukses menjadi model, Adelia mencoba peruntungan didunia seni peran. Beberapa judul sinetron sudah sempat dibintanginya.
Namun sejak menikah dengan Akhdiyat Duta Modjo atau yang lebih dikenal sebagai Duta ‘Sheila on 7’, Adelia memilih mundur dari dunia entertain.
Adelia pun akhirnya ikut Duta tinggal di Yogyakarta. Menikah pada tahun 2003, Duta dan Adelia dikaruniai 2 orang buah hati.

Anak pertama mereka yang berjenis kelamin perempuan diberi nama Aishameglio Duta Chiara.
Sedangkan anak keduanya yang berjeni kelamin laki-laki diberi nama Bima Al Ayman Modjo.
Jauh dari hingar bingar ibukota, kehidupan keluarga Duta di Yogya tak banyak disorot. Bahkan rumah tangga Duta juga jauh dari gosip tak sedap.
Lama tak muncul, penampilan Adelia kini berubah. Adel yang selalu tampil sederhana ini sekarang memutuskan untuk berhijab.
Duta juga beberapa kali mengunggah foto sang istri dengan penampilan barunya yang kini mulai berhijab.
Hal ini membuat keduanya banjir pujian dari para penggemar warganet.
” Nice and very beautifull in white hijab styles,”tulis @wahyu_modjo.
” MasyaAllah ga berubah ya ibu ini dari dulu wajahnya tetep adem ayu,” tulis 2momynakia.
” Baru liat dan masya Allah bu adel sudah berhijab. Barakallah dan semoga terus istiqomah yah bu @kondelita,” tulis @karlinaesari.
” Semoga istiqomah Ibu,” tulis @sekarsyaza.
” Cantik nya, buk adel, pake kerudung,” tulis @novie_dwiastuti.
Sumber : Tribunstyle
by Danu Wijaya danuw | Jul 5, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Apa yang dibayangkan ketika mendengar kata dosen? Kebanyakan dari kita pasti membayangkan dosen itu menggunakan jas, sepatu dan jam tangan yang mahal dan umumnya dengan kendaraan yang bagus. Ditambah dosen yang sulit ditemui oleh mahasiswa untuk bimbingan.
Namun bayangan diatas tidak tepat jika kita alamatkan kepada para dosen dan Professor di Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir. Sebab jika kamu pergi melihat langsung bagaimana para dosen dan professor Universitas Al-Azhar itu, kamu pasti akan geleng-geleng kepala tidak percaya. Kenapa?
Universitas Al Azhar termasuk Top Universitas didunia Islam. Banyak santri/cendikiawan muslim Indonesia yang berkeinginan kuliah disana.
Ternyata dosen Al-Azhar memiliki Style tersendiri yang membuat kita terkagum-kagum, bahkan heran karena para dosen yang mengajar di salah satu Universitas populer di dunia ini tidak seperti apa yang dibayangkan oleh kebanyakan orang.
Penasaran bagaimana fakta unik dari dosen Al-Azhar yang mendunia Itu?
1. Sederhana Berpakaian
Kesederhanaan adalah pakaian para dosen Al-Azhar, hampir seluruh aspek kehidupan mereka baik di kampus dan di luar kampus diliputi dengan kesederhanaan.
Hal ini bisa dilihat dari gaya berpakaian para dosen nya, para dosen Al-Azhar sangat jarang memakai jas apalagi Tuxedo yang mahal, kebanyakan dari dosen ini memakai baju “Jalabiyah” atau baju gamis yang kita kenal, lalu di kepala para dosen ini ada semacam peci yang dinamakan “Turbus Al-Azhar”
Turbus dan Jalabiyah inilah pakaian kebanggaan para dosen Al-Azhar, walaupun terlihat sederhana namun bagi mereka, pakaian itu jauh lebih berwibawa daripada memakai jas atau tuxedo.
Pakaian ini juga digunakan Para dosen untuk menghadiri acara-acara resmi Universitas ataupun pemerintah.
Kadang ada juga Dosen Al-Azhar yang datang menggunakan baju Kemeja dan celana dasar biasa, padahal mereka sudah bergelar Profesor dan Doktor, di Universitas yang bergengsi lagi.
Namun dari kesederhanaan berpakaian ini sehingga mereka tidak kelihatan berbeda dengan orang kebanyakan biasa ketika di luar Universitas.
Sehingga banyak para mahasiswa yang tidak menyadari kehadiran para Doktor dan Dosen ini ketika di luar Universitas seperti di Pasar ataupun ketika diatas bus.
2. Sederhana Berkendara
Ketika anda masuk ke Universitas Al-Azhar di Kairo, anda tidak akan melihat banyak mobil terparkir di halaman parkir universitas
Sebab tidak banyak Dosen yang menggunakan Mobil ke Universitas, bahkan sebagian diantara para Dosen dan Profesor Al-Azhar tidak memiliki kendaraan pribadi!
Mereka menggunakan angkutan umum untuk datang ke Universitas setiap hari nya, beberapa dosen terlihat menggunakan Vespa dan sepeda Motor di Universitas, sungguh mengherankan bukan?
Jujur, banyak yang merasa heran melihat para dosen yang datang menggunakan mobil Bus dan ikut-ikutan berdesak-desakan dengan mahasiswa diatas bus.
Namun karena para dosen ini memiliki akhlak yang mulia, mereka pun tidak merasa malu, apalagi merasa gengsi untuk naik bus bersama mahasiswa.
Bahkan seorang teman pernah bercerita, kalau dia pernah naik taksi pergi ke sebuah tempat, dan diperjalanan, sopir taksi itu selalu bercerita mengenai agama, politik dan berbagai hal ilmiah lain nya, sehingga teman saya ini pun menjadi penasaran.
Karena sopir takai ini bukan lah sopir biasa, karena ilmu dan wawasan nya yang luas, maka iseng temanku ini bertanya, selain nyupir taksi kerjaan nya bapak itu apa, lalu sopir itu menjawab
“Saya Profesor di Universitas Al-Azhar, dan saya juga ngajar di kelas Pasca sarjana Univ. Al-Azhar” sontak temanku itu kaget dan bertakbir krn kagum dengan sopir taksi yang luar biasa itu.
Pasti sangat heran jika kita melihat seorang yang sudah sekelas professor pun masih tidak segan untuk menjadi sopir taksi untuk memenuhi kehidupan nya, walau sebenarnya gaji yang didapat sudah lebih dari cukup untuk menghidupinya. Luar biasa!
Padahal mereka adalah dosen-dosen terbaik yang dimiliki oleh Al-Azhar dan Mesir! Tidak hanya Mesir saja, Namun juga Negara Arab.
Banyak dari dosen Al-Azhar menjadi dosen terbang di beberapa Universitas di Negara-Negara arab lain nya seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Qatar serta dibeberapa negara Eropa.
Agak nya kita memang harus banyak belajar dari kehidupan para Dosen Al-Azhar ini, bukan nya mereka miskin atau kekurangan gaji yang didapatkan dari Universitas sekelas Al-Azhar, namun memang gaya hidup sederhana itu sudah menjadi bagian dari hidup mereka.
3. Tetap Mengajar walaupun hanya Dihadiri oleh satu atau dua orang Mahasiswa saja
Ini fakta unik lainnya dari para dosen ini, karena mereka tidak terlalu mempedulikan jumlah mahasiswa ketika dosen ini akan mengajar.
Bagi para dosen itu ilmu ini harus disampaikan kepada mahasiswa walaupun jumlah mahasiswa yang hadir kadang sangat sedikit.
Seperti yang pernah saya rasakan ketika belajar tentang “Sejarah Perkembangan Umat Islam”, ketika itu hanya hadir 2 orang mahasiswa saja ketika beliau akan memulai pelajaran, namun dosen itu tetap melanjutkan pelajaran seperti biasa nya, tidak ada raut wajah kecewa sedikitpun terlihat dari wajah beliau.
Bukannya marah, beliau malah berpesan kepada yang hadir untuk mengajarkan mahasiswa yang tidak hadir mengenai pelajaran hari ini.
Tidak hanya itu saja, pernah ketika saya belajar bahasa inggris yang ketika itu hanya dihadiri oleh beberapa orang mahasiswa saja, namun pelajaran tetap dilanjutkan seperti biasa tanpa ada rasa kekecewaan sedikitpun di wajah dosen itu.
Karena memang niat mereka sangat tulus untuk mengajarkan para mahasiswanya, sehingga walaupun hanya sedikit mahasiswa yang hadir, beliau tetap menghormati mahasiswa yang hadir ini lalu memberi pesan kepada mereka untuk mengajari yang tidak hadir, tanpa mengancam akan mengurangi nilai mereka yang tidak hadir.
Hal ini patut kita contoh karena kadang kita malas untuk mengajari para anak murid disebabkan hanya sedikit yang hadir, kadang kita merasa tidak dihargai dan lain sebagainya.
Coba lihat para dosen ini, padahal pangkat dan jabatan mereka sangat dihargai oleh orang, namun tidak merasa rendah diri jika banyak mahasiswa yang tidak hadir oleh sebab tertentu.
4. Tidak ada istilah Pensiun untuk Memberikan Ilmu
Ini fakta lainnya, yaitu tidak ada istilah pensiun bagi para dosen Al-Azhar, mereka tetap akan mengajar selagi mereka masih sanggup.
Oleh karena itu kita bakal banyak melihat para dosen yang sudah tua namun masih tetap enerjik dalam mengajar di kelas.
Contoh nya saja salah seorang dosen senior yang bernama Syekh Thoha Hibisyi yang sudah berumur 80 tahun lebih, namun masih aktif mengajar di Universitas Al-Azhar tak kalah dengan dosen-dosen muda lainnya.
Karena bagi mereka tidak ada istilah Pensiun dalam mengajarkan Ilmu, bahkan ketika mereka sudah sakit-sakitan pun masih tetap mengajar di rumah mereka, itulah bukti kecintaan mereka kepada ilmu.
5. Disabilitas tidak Menghalangi Dosen untuk Tetap Mengajar.
Inilah yang paling kita kagumi dari para dosen Al-Azhar, karena saking cintanya kepada ilmu pengetahuan, kekurangan yang mereka miliki malah menjadi penyemangat mereka dalam menuntut ilmu.
Kekurangan fisik yang paling banyak dimiliki oleh para dosen ini adala Kebutaan sejak lahir.
Banyak dari dosen dan professor Al-Azhar yang memiliki keterbatasan fisik dari lahir, seperti buta atau tidak melihat, namun karena kedalaman dan kehebatan ilmu yang mereka miliki, maka para dosen ini tetap diperbolehkan mengajar para mahasiswa dan ditemani oleh seorang asisten untuk membantu mereka.
Dosen-dosen disabilitas ini kadang menjadi motivasi tersendiri bagi kami para Mahasiswa, karena dengan fisik kami yang sempurna ini harusnya kami bisa menjadi orang yang lebih luar biasa lagi
Sebab dosen yang memiliki kekurangan fisik saja mampu untuk menuntaskan gelar mereka hingga professor.
Seperti seorang dosen yang bernama Dr. Jamal Afifi, beliau seorang dosen ilmu Filsafat yang hampir Buta, namun beliau tetap semangat dalam mengajar bahkan jauh lebih semangat dari dosen yang tidak memiliki cacat fisik.
Beliau tidak mampu untuk melihat, namun beliau adalah salah satu dosen yang paling rajin yang ada di Universitas ini.
Itulah fakta menarik seputar dosen di kampus bergengsi universitas Al Azhar Kairo. Semoga kita terinspirasi.
Sumber : hipwee
by Danu Wijaya danuw | Jul 4, 2018 | Artikel, Berita, Sejarah
Kapal masih menjadi transportasi pilihan bagi jamaah haji sebelum 1979. Pada abad ke-15, kapal layar bahkan digunakan untuk sampai ke Hijaz, sebutan bagi Arab Saudi pada masa itu.
Ketika itu, jamaah haji butuh waktu berbulan-bulan di laut. Perjalanan pun terbilang berbahaya karena harus berhadapan dengan badai dan gelombang. Hingga kemunculan kapal uap pada abad ke-19 yang menjadi buah tangan revolusi industri. Kapal-kapal bermesin mampu mengantar jamaah dalam tempo kurang dari sebulan.
Selama perjalanan di laut, ada jamaah yang meninggal karena kelelahan atau sakit.
KH Abdussamad, seorang kiai dari tanah Jawa yang naik haji pada 1948, berkisah tentang bagaimana jenazah tersebut dilepas di laut. Dilansir dari buku Naik Haji di Masa Silam 1482-1964 karya Henri Chambert Loir, kiai itu menumpang Kapal Prometheus milik perusahaan Oceaan dari Pelabuhan Tanjung Priok. Ada seribu penumpang disana. Setidaknya, sang kiai menyaksikan tiga calon haji meninggal dunia.
“Selama itu ada tiga kali kami melepaskan saudara kita, membuang jenazahnya ke laut. Sesudah mayat itu dimandikan, dikapan (dikenakan kafan) dan disembayangkan, lalu diletakkan di atas suatu tempat sebagai tangga,”tulis KH Abdussamad dalam memoarnya di buku itu berjudul Naik Haji di Masa Revolusi.
Tata Cara Mengubur Di Laut
Ketika jenazah itu hendak dilepas, kapal bertahan. Tempat mayat kemudian diangkat perlahan ke badan kapal. Keranda itu pun diulur ke laut. Sesampainya di permukaan air, tali jenazah dilepaskan. Tangga lantas kembali diangkat. Jenazah itu melayang-layang di samudera. Disaksikan kawan-kawan seperjalanannya.
“Fatihah dibaca, tangan diangkat mendoakan yang pergi. Moga-moga Allah terima amalnya. Diampunkan dosanya dan dikaruniakan kesabaran bagi ahlinya yang tinggal. Badan jazmaninya mencahari tempat dimana asalnya. La tadri nafsun fi ajji ardhin tamut (Tak ada manusia yang dapat mengetahui di bumi mana nati ia akan ditanam sesudah mati).”
Setelah dimandikan dan dikafani menurut ketentuan Islam, jenazah kemudian dishalatkan. Awak kapal yang sudah berpengalaman membungkus jenazah itu dari luar dengan kain layar putih bersih. Beberapa kepingan baja dan timah hitam seberat antara 30-50 kg diikat dengan rapat pada kepala dan kakinya.
Proses penguburannya dilakukan di buritan kapal. Ketika hendak melepas jenazah, kecepatan kapal dikurangi atau berhenti dengan posisi yang ditentukan mualim. Jenazah itu ditempatkan ke dalam sekoci kecil. Kepalanya dihadapkan ke haluan kapal. Dengan penuh hikmat, sekoci itu diturunkan. Tali sekoci bagian kepala ditarik ke atas sehingga posisinya menjadi miring dan jenazah tenggelam ke dalam laut.
Kondisi Miris Haji Tempo Dulu
Pelepasan jenazah massal pernah terjadi di Kapal Api Samoa. Catatan dari beberapa sumber yang berangkat haji pada 1893, pernah terjadi musibah besar di kapal itu.
Kapal dengan bobot 4.507 tonnase itu dikontrak Herklots untuk mengangkut 3.600 jamaah haji dari Jeddah ke Batavia. Jumlah penumpangnya melebihi kapasitas karena Sarat dengan muatan. Penumpang pun terpaksa harus duduk berimpitan.
Jamaah bahkan buang hajat besar dan kecil di sembarang tempat. Keadaan diperparah akibat badai selama tiga hari tiga malam. Badai dahsyat itu menyebabkan penumpangnya patah tulang.
Seratus orang tercatat meninggal dunia. Tidak ada lagi orang yang memperhatikan barang yang dibawa. Peti barang terlempar ke laut. Setelah badai reda dan kapal tenang, penumpang yang selamat mulai menarik napas lega.
Sumber : Republika