0878 8077 4762 [email protected]

Lihat Video Ustad Somad Ngajar Kuliah, Nitizen : Ganteng Kayak Fahri Ayat-Ayat Cinta

Sebuah video tentang Ustadz Abdul Somad sedang mengajar di kelas langsung viral di jagad dunia maya. Video yang berdurasi 17 menit ini direkam oleh seorang mahasiswa Ustadz Somad dan langsung dibagikan 2.633 kali oleh netizen.
“Beginilah Gaya dan Penampilan Ustadz Abdul Somad Lc, MA Ketika Mengajar. UAS Dosen Ganteng euyy,” demikian keterangan yang menyertai video tersebut.
Dalam video itu Ustad Somad tampak sedang menjelaskan mata kuliah tentang asal-usul hadist. Saat mengajar, Ustad Somad tidak menggunakan peci seperti yang kerap terlihat saat ia ceramah.
Rambutnya yang sudah agak memanjang terlihat jelas. Hal ini justru dinilai sejumlah warganet membuat penampilan Ustadz Somad menjadi lebih ganteng.
Sejumlah warganet juga menyoroti wajah Ustadz Somad yang terlihat lelah, namun tetap meluangkan waktu untuk mengajar mahasiswanya.
Berikut sejumlah komentar warganet yang melihat gaya Ustadz Somad saat mengajar.
Eli Yana : Ganteng ustad somad kayak fahri film ayat-ayat cinta.
Semangat ya ustad somad, moga sehat selalu biar bisa ceramah sampai ke Bagansiapiapi besok”nya dan moga selalu dlm lindungan Allah swt
Qomariah Elhadi: Subhanalloh…low di Perhatikan Manis jg ustd. Abdul Somad ni terlihat Lelah Sangat…Sehat Sllu ya Ustad…Barokalloh Fi ‘Umrik
Ibnu Addin : Mudah2 an anak kami bisa di terima di uin suska agar dpt berguru langsungpd tuan guru abdul somad aamiin.
Aswin Cules: Hhmm kasian liat ustad lesu gtu. Pasti capek habis ceramah sana si i terus ngajar lagi.
 
Sumber : M.Riau24.com

Birmingham Kota Muslim di Inggris, Presenter Fox News Bikin Trump ‘Kaget’

Ketika Donald Trump berencana untuk datang ke Birmingham Inggris, beberapa rekannya di Fox News mendapatkan kesempatan untuk melihat kota itu terlebih dulu.
Namun kontributor media Jaringan sayap kanan ini mengatakan bahwa Birmingham adalah ‘kota yang benar-benar Muslim’ dan ‘tak ada jalan’ untuk non-Muslim’ Birmingham mail melaporkan pada Senin (13/2/2017).
Komentator Steven Emerson menyita banyak perhatian ketika rekaman video selama 30 detik ini diposting di Youtube.
Setelah mendengar berita itu, Presiden Trump disebut-sebut akan mempertimbangkan untuk mendatangi kota Birmingham. Lalu, Emerson dan tim mendapatkan kesempatan untuk memeriksa kebenaran berita itu.
Emerson meminta maaf dan menyatakan: “Di Inggris, tidak ada zona larangan bagi non-Muslim, yang ada hanyalah kota-kota seperti Birmingham yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Namun hal ini tidak membuat non-Muslim tak diizinkan masuk kota.”
“Dan di salah satu wilayah di London, terdapat polisi Muslim yang benar-benar bertugas untuk menghukum siapapun yang tidak berpakaian sesuai dengan ajaran Islam,” tambah Emerson.
Mendengar berita seperti itu, pengguna Twitter langsung bereaksi pada klaim aneh yang diutarakan Emerson tersebut.
 
Sumber : Telegraph

Demo Anti Pemerintah Menyebar di Beberapa Kota Iran

Demonstrasi dengan skala besar dilaporkan terjadi di Rasht, di bagian utara, dan Kermanshah, di bagian barat, dengan demonstrasi yang lebih kecil di Isfahan, Hamadan dan tempat lain.
Protes yang awalnya disebabkan oleh kenaikan harga, akhirnya meluas ke isu lebih umum seperti peraturan keagamaan dan kebijakan pemerintah. Beberapa orang ditangkap di Teheran, ibu kota Iran.
Mereka adalah bagian dari sekelompok 50 orang yang berkumpul di alun-alun kota, seperti dikatakan deputi gubernur jenderal Teheran untuk urusan keamanan kepada Kantor Berita Iranian Labour.
Departemen Luar Negeri AS mengecam penangkapan tersebut dan mendesak “Semua negara untuk secara terbuka mendukung rakyat Iran dan tuntutan mereka atas hak-hak dasar dan untuk berakhirnya korupsi”.
Bagaimana awalnya terjadi demonstrasi?
Demonstrasi dimulai di kota Masyhad di utara – kota dengan penduduk paling padat kedua – pada hari Kamis (28/12).
Di sana, orang-orang turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka kepada pemerintah karena harga barang-barang yang tinggi, dan mengungkapkan kemarahan mereka terhadap Presiden Hassan Rouhani.
Ada 52 orang ditangkap, karena meneriakkan “slogan-slogan yang keras”.
Protes menyebar ke kota-kota lain di sekitar bagian utara, dan beberapa berkembang menjadi demonstrasi anti-pemerintah, menyerukan pembebasan tahanan politik dan penghentian pemukulan polisi.
Para demonstran dilaporkan meneriakkan slogan-slogan seperti “Rakyat mengemis, ulama (syiah) bertindak seperti Tuhan”.
Protes bahkan berlangsung di Qom, kota suci bagi ulama-ulama yang berkuasa.
Demonstran lain meneriakkan “Tinggalkan Suriah, pikirkan kami” dalam beberapa video yang diunggah di internet. Iran adalah pendukung militer utama bagi pemerintah Bashar al-Assad di Suriah.
Pemerintah Iran juga dituduh menyuplai senjata kepada pemberontak Houthi yang memerangi koalisi pimpinan Saudi di Yaman, namun disangkal Teheran. Mereka juga merupakan sekutu gerakan Syiah Libanon yang kuat, Hizbullah.
Secara keseluruhan, jumlah pendemo berkisar antara 100 sampai 1.000-an orang di tempat lainnya. Dikabarkan 21 orang tewas termasuk 1 polisi dan terjadi puluhan orang ditangkap.
 
Sumber : BBC Indonesia

Terlanjur Konsumsi Makanan Haram, Bagaimana Hukumnya?

EMPAT jenis mi instan asal Korea dinyatakan positif mengandung babi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yaitu mi instan U-Dong, dan mi instan rasa Kimchi. Selain itu, Nongshim Shin Ramyun Black, dan Ottogi rasa Yeul Ramen.
Hal ini membuat masyarakat muslim khawatir, karena dikhawatirkan ada masyarakat Muslim yang terlanjur mengonsumsi makanan yang mengandung zat haram ini.
Lantas, bagaimana hukumnya jika warga muslim terlanjur mengonsumsi mie ini karena alasan tidak tahu?
Kiai Ma’ruf menerangkan, bagi masyarakat Muslim yang sudah terlanjur mengonsumsi produk mengandung babi, namun tidak mengetahui jika produk tersebut mengandung babi, maka hukumnya makruh.
Namun jika mereka (masyarakat Muslim) telah mengetahui ketidakhalalan produk tersebut, tapi tetap mengonsumsinya maka itu haram hukumnya. “Sebenarnya enggak boleh dia, makanya masyarakat jangan mengonsumsi sesuatu yang tidak ada logo halalnya,” kata Kiai Ma’ruf.
Menurut Kiai Ma’ruf, masyarakat Muslim harus lebih jeli dan selektif dalam memiliki produk makan, dengan memastikan komposisi dan keterangan halal dari produk tersebut. Bagi mayarakat Muslim yang terlanjut mengonsumsinya, diimbau untuk tidak mengulanginya dan harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi produk yang tidak jelas kehalalannya.
“Okelah ini kan sudah kelewat, mudah-mudahan diampuni oleh Allah. Tapi sudah itu berhenti dan sesudah berhenti, jangan lagi mengonsumsi produk yang tidak bersertifikat halal,” ujar dia.
KH Ma’ruf mengatakan, saat ini Indonesia memang belum jelas menetapkan produk yang boleh dan tidak boleh masuk ke pasaran, termasuk produk makanan. Importir, kata dia, tidak dapat disalahkan karena mereka (importir) tidak memberikan logo halal.
“Ini pelajaran buat semua. Kalau nanti makanan Indonesia sudah wajib halal, tidak boleh mereka (produk mengandung babi) masuk ke sini,” kata Kiai Ma’ruf.
 
Sumber: Republika

Arab Saudi Tarik Pajak 5%, Ongkos Haji dan Umrah Bakal Naik

Jakarta – Asosiasi perjalanan haji dan umrah memprediksi biaya ibadah ke Tanah Suci bakal naik seiring kebijakan Arab Saudi menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 5% pada awal 2018. Pemerintah Arab Saudi mengambil kebijakan ini lantaran harga minyak di negara-negara timur tengah melemah.
Rencananya, 1 Januari 2018, Arab Saudi menerapkan PPN 5% untuk makanan, pakaian, barang elektronik dan bensin, serta tagihan telepon, air dan listrik, dan pemesanan hotel. Lantas, apakah kebijakan Arab Saudi ini bisa mendongkrak biaya ibadah Haji dan Umrah?
Ketua Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo), Syam Resfiadi menyatakan PPN 5% yang diberlakukan Arab Saudi pasti berbuntut kenaikan biaya haji dan umrah oleh jasa travel di Indonesia.
“Umrah dan Haji (akan naik). Hanya, kalau haji masih belum bisa kita hitung pasti sambil menunggu jumlah jamaah yg pasti boleh kita berangkatkan sesuai nomor porsi dan tahun kuotanya,” ujar Syam kepada detikFinance, Senin (1/1/2018)
“Insya Allah saya yakin semua Travel akan menaikkan harga tersebut bila tidak pasti akan menurunkan margin keuntungan yang didapat,” lanjut Syam.
Jasa perjalanan haji dan umrah yang dia kelola pun berencana menaikkan biaya tersebut.
“Mulai hari ini semua transaksi di Arab Saudi dikenakan 5% tax (pajak). Jadi semua paket Land Arrangment di Saudi Arabia kami harus naikkan,” lanjutnya.
Wakil Ketua Umum Himpunan Penyelengara Umrah dan Haji (Himpuh), Muharom Ahmad juga memperkirakan kemungkinan biaya-biaya haji dan umrah naik karena adanya penerapan PPN 5%. Tapi itu masih menunggu bagaimana respons pasar.
“Saat ini maskapai dan juga hotel dan katering menanggung dulu 5%. Tapi kalau misalnya ke depan dirasa ada kenaikan tidak signifikan oleh pasar secara umum bisa jadi mereka juga akan menambahkan 5%,” katanya saat dihubungi.
Tapi kalau pasar ternyata merespons negatif jika terjadi kenaikan, bisa saja pihak penyedia jasa di Arab Saudi menanggung lebih lama PPN 5% ketimbang menaikan harga. Kalau pun nantinya ada kenaikan kemungkinan tidak lebih dari 5%.
Sementara itu anggota Dewan kehormatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri), Budi Firmansyah belum ingin berspekulasi apakah nantinya terjadi kenaikan untuk jasa-jasa pendukung ibadah haji maupun umrah.
“Jangan andai-andai dulu ya. Saya enggak mau bicara kalau belum terjadi di sana. Sampai sekarang masih normal,” tambahnya.
 
Sumber : Detik

Arab Saudi dan UEA Mulai Tarik Pajak 5% Awal Tahun 2018

Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) telah menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pada awal tahun 2018. Penerapan itu seiring dengan turunnya harga minyak dunia di negara-negara timur tengah.
Pada tanggal 1 Januari 2018, Arab Saudi dan UEA akan mulai menerapkan PPN dengan tarif 5% untuk sejumlah barang, seperti makanan, pakaian, barang elektronik dan bensin, serta tagihan telepon, air dan listrik, dan pemesanan hotel.
Walau dikenakan tarif PPN 5%, namun besaran pajak tersebut masih jauh lebih rendah dibanding tarif PPN rata-rata negara Eropa, yakni sebesar 20%.
Ada beberapa pengecualian untuk barang-barang atau jasa yang nilainya tinggi, seperti penjualan real estate, beberapa jenis pengobatan, tiket pesawat dan uang sekolah.
UEA juga akan mengenakan pajak untuk pendidikan tinggi. Biaya-biaya sekolah tambahan yang harus dibayarkan orang tua untuk seragam, buku-buku, dan makan siang, juga akan dikenakan pajak. Pajak juga akan dikenakan kepada biaya agen perantara real estate untuk penyewa dan pembeli.
Penerapan PPN ini dinilai akan menjadi salah satu cara guna mendorong penerimaan negara dari sektor pajak di negara tersebut. Pasalnya, selama ini Arab Saudi dan UEA disebut sebagai negara surga pajak, karena bebas dari PPN.
Sementara itu, Arab Saudi baru-baru ini juga mengumumkan anggaran terbesar dalam sejarahnya, dengan rencana untuk menghabiskan 978 miliar riyal ($ 261 miliar) pada tahun fiskal ini karena pemerintah memperkirakan kenaikan pendapatan dari pengenalan PPN dan berencana untuk mengurangi subsidi. Meski begitu, Arab Saudi menghadapi defisit anggaran hingga setidaknya 2023.
Dana Moneter Internasional telah merekomendasikan negara-negara pengekspor minyak di Teluk memperkenalkan pajak sebagai satu cara untuk meningkatkan pendapatan non-minyak. IMF juga merekomendasikan negara-negara Teluk untuk memperkenalkan atau memperluas pajak atas keuntungan bisnis.
Direktur IMF Mideast Jihad Azour mengatakan bahwa penerapan PPN merupakan bagian dari reformasi pajak jangka panjang untuk membantu negara-negara timur tengah mengurangi ketergantungan mereka pada pendapatan minyak.
“Ini adalah sesuatu yang akan memungkinkan pemerintah untuk melakukan diversifikasi pendapatan,” katanya seperti dikutip dalam Hareetz.com, Sabtu (30/12/2017).
Sejalan dengan rekomendasi IMF, Arab Saudi dan UEA pada musim panas ini memberlakukan pajak 100% untuk produk tembakau dan minuman energi, dan pajak 50 % untuk minuman ringan.