0878 8077 4762 [email protected]

Mari Berdoa Ketika Hujan Turun

Sebagian orang ketika turun hujan terkadang berkeluh kesah. Padahal itu adalah nikmat yang baru saja Allah ciptakan.
Seandainya setiap orang mengamalkan doa-doa ketika turun hujan, tentu saja turunnya hujan jadi nikmat terindah.
Doa Ketika Turun Hujan
Dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu anha,
إِنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا رَأَى الْمَطَرَ قَالَ  اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً
Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan : Allahumma shoyyiban nafi’an (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”. HR Bukhari no. 1032
Ibnu Bathal mengatakan, ”Hadits ini berisi anjuran untuk berdoa ketika turun hujan agar kebaikan dan keberkahan semakin bertambah, begitu pula semakin banyak kemanfaatan.” (Syarh Al Bukhari, Ibnu Baththol, 5: 18, Asy Syamilah)
Turun Hujan Waktu Mustajab untuk Berdo’a
Begitu juga terdapat hadits dari Sahl bin Sa’d, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ
Dua doa yang tidak akan ditolak yaitu doa ketika adzan dan doa ketika turunnya hujan.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan. Lihat Shohihul Jaami’ no. 3078).
Doa Ketika Hujan Lebat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam suatu saat pernah meminta diturunkan hujan. Kemudian ketika hujan turun begitu lebatnya, beliau memohon pada Allah agar cuaca kembali menjadi cerah. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ
Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari
[Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turukanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].” (HR. Bukhari no. 1014)
Syaikh Sholih As Sadlan mengatakan bahwa doa di atas dibaca ketika hujan semakin lebat atau khawatir hujan akan membawa dampak bahaya. (Lihat Dzikru wa Tadzkir, Sholih As Sadlan, hal. 28, Asy Syamilah)
Berdoa Setelah Turun Hujan
Dari Zaid bin Kholid Al Juhani, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat shubuh bersama kami di Hudaibiyah setelah hujan turun pada malam harinya.
Tatkala hendak pergi, beliau menghadap jama’ah shalat, lalu mengatakan, ”Apakah kalian mengetahui apa yang dikatakan Rabb kalian?”
Kemudian mereka mengatakan,”Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui”.
Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِى مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ فَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ. فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِى وَكَافِرٌ بِالْكَوْكَبِ وَأَمَّا مَنْ قَالَ مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا. فَذَلِكَ كَافِرٌ بِى مُؤْمِنٌ بِالْكَوْكَبِ
Pada pagi hari, di antara hambaKu ada yang beriman kepadaKu dan ada yang kafir.
“Siapa yang mengatakan ’Muthirna bi fadhlillahi wa rohmatih’ (Kita diberi hujan, karena karunia dan rahmat Allah), maka dialah yang beriman kepadaku (Allah) dan kufur terhadap bintang-bintang.
Sedangkan yang mengatakan ‘Muthirna binnau kadza wa kadza (Kami diberi hujan, karena sebab bintang ini dan ini), maka dialah yang kufur kepadaku (Allah) dan beriman pada bintang-bintang.” (HR. Bukhari no. 846 dan Muslim no. 71).
 
Disadur : Rumaysho

Pilot Ini Bersyahadat Masuk Islam saat Pesawat Terbang di Langit Saudi

RIYADH – Seorang pilot Brasil menjadi berita utama di kawasan Arab setelah dia meluangkan waktu sejenak untuk mengucapkan kalimat syahadat sebagai syarat pertama menjadi pemeluk agama Islam.
Dia berikrar saat pesawat terbang di atas wilayah udara atau langit Arab Saudi.
Pilot yang dikenal dengan nama Kapten Amalo itu sedang bersama seorang rekan yang membimbingnya bersyahadat. Saat berikrar tersebut, dia masih mengoperasikan kontrol pesawat terbang.
El Balad, media Arab yang berbasis di Beirut, merilis cuplikan video Kapten Amalo saat bersyahadat di kokpit. Saat itu, ketinggian pesawat mencapai 18.000 kaki di udara.
Tak ada tanggal kapan video pilot tersebut dibuat. Namun, video itu telah dirilis di sejumlah media Timur Tengah dan viral di media sosial.
Saat dirilis El Balad 31 Oktober lalu, videonya sudah dilihat lebih dari 20.000 kali. Nama maskapai pesawat yang dioperasikan Amalo juga tak disebutkan.
Dalam video tersebut, rekan Kapten Amalo menjelaskan bahwa peristiwa itu terjadi dalam perjalanan ke Tabuk, Arab Saudi.
“Kami di sini dengan pilot Amalo dari Brasil. Dia akan mengucapkan teks syahadat selama penerbangan kami ke Tabuk,” kata seorang pria yang duduk di kokpit.
Pria yang tak ditampilkan di video tersebut diduga sebagai sosok yang membimbing pilot Brasil itu masuk Islam.
Asyhadu an Laa Ilaaha Illallah,” kata Kapten Amalo menirukan ucapan rekannya.
Kalimat itu bila diterjemahkan bermakna, “Saya beraksi tidak ada Tuhan selain Allah”.
Wa Asyhadu Anna Muhammadan Rasuulullah,” lanjut kalimat yang diucapkan pilot tersebut.
Arti kalimat syahadat kedua ini adalah, “Dan saya bersaksi Muhammad Rasul Allah”.
 
Sumber : El Balad/Sindonews

Maulid Nabi dan Mengagungkan Nabi Muhammad saw

Maulid Nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabiul Awal dijadikan hari libur nasional. Banyak pengajian, majelis taklim, instansi sekolah, perusahaan dan pemerintah ikut merayakan dalam rangka menambah kecintaan kepada Nabi Muhammad saw.
Terlepas dari masalah khilafiyah (perbedaan pendapat). Berikut beberapa cara mengagungkan Nabi Muhammad saw :
1. Anjuran Memperbanyak Shalawat
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” (Q.S. Al-Ahzaab: 56)
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً ، صَلى اللهُ عليه عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وحُطَّتْ عنه عَشْرُ خَطياتٍ ، ورُفِعَتْ له عَشْرُ دَرَجَاتٍ

Barangsiapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali maka Allah akan bershalawat baginya sepuluh kali, dan digugurkan sepuluh kesalahan (dosa)nya, serta ditinggikan baginya sepuluh derajat/tingkatan (di surga kelak)
HR an-Nasa’i (no. 1297), Ahmad (3/102 dan 261), Ibnu Hibban (no. 904) dan al-Hakim (no. 2018), dishahihkan oleh Ibnu Hibban, al-Hakim dan disepakati oleh adz-Dzahabi, juga oleh Ibnu hajar dalam “Fathul Baari” (11/167) dan al-Albani dalam “Shahihul adabil mufrad” (no. 643)
Para ulama Ahlus Sunnah telah banyak meriwayatkan lafazh-lafazh shalawat yang shahih, sebagaimana yang telah diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada para Sahabatnya Radhiyallahu anhum. Di antaranya adalah:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اَللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.

“Ya Allah, berikanlah rahmat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Mahaterpuji lagi Mahamulia. Ya Allah, berikanlah berkah kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Mahaterpuji lagi Maha-mulia.”
(HR. Al-Bukhari (no. 3370/Fat-hul Baari (VI/408)), Muslim (no. 406), Abu Dawud (no. 976, 977, 978), at-Tirmidzi (no. 483), an-Nasa-i (III/47-48), Ibnu Majah (no. 904), Ahmad (IV/243-244) dan lain-lain, dari Sahabat Ka’ab bin ‘Ujrah Radhiyallahu anhu.)
Untuk mengetahui lafazh-lafazh shalawat lainnya yang diriwayatkan secara shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dapat dilihat dalam buku Do’a dan Wirid (hal. 178-180), oleh penulis, cet. VI/ Pustaka Imam asy-Syafi’i, Jakarta, th. 2006 H.
2. Mengikuti Sunnah Nabi
Allah ‘azza wa jalla berfirman,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ

Katakanlah: Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, maka ikutilah (sunnah)ku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu, Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Ali ‘Imran: 31)
Keutamaan/kemuliaan/kecintaan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengandung konsekuensi meneladani beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan baik, mengikuti sunnah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar, dalam tingkah laku, adab (etika), ibadah-ibadah sunnah (anjuran), makan, minum, pakaian, pergaulan yang baik dengan keluarga, serta semua adab beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sempurna dan akhlak beliau yang suci.
Amat banyak sunnah nabi Muhammad mulai dari cara berpakaian, senyum, mengucapkan salam dan akhlak baik kepada sesama manusia. Termasuk ibadah-ibadah sunnah yang beliau selalu lakukan diantaranya shalat sunnah dhuha, sedekah, puasa senin kamis, dan sebagainya.
3. Mempelajari Sirah Nabawiyah (Sejarah Nabi Muhammad saw)
Belajar sirah nabawiyah kita dapat mengetahui fase kehidupan nabi Muhammad sejak lahir, mendapat wahyu pertama, fase dimadinah, fase dimakkah dan selanjutnya hingga detik beliau wafat.
Sirah nabawiyah dapat menumbuhkan dan meningkatkan kecintaan kepada Nabi dan para sahabat. Sebagai panduan hidup bagi pribadi dan masyarakat Muslim, dan panduan serta sumber yang murni dalam memahami syariat Islam. Selain itu kita dapat Memahami metodologi dakwah nabi Muhammad disetiap situasi dan kepribadian beliau.
Jadi dengan mempelajari sirah nabawiyah kita dapat mengenal teladan terbaik bagi seluruh manusia dalam aqidah, ibadah dan akhlak. Allah Ta’ala berfirman:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah“. (QS. Al-Ahzab : 21).
 

Keutamaan Membaca Surat Al-Kahfi Pada Hari Jum'at

Hari Jum’at merupakan hari yang mulia. Bukti kemuliaannya, Allah mentakdirkan beberapa kejadian besar pada hari tersebut.
Dan juga ada beberapa amal ibadah yang dianjurkan pada malam dan siang harinya, khususnya pelaksanaan shalat Jum’at berikut amal-amal yang mengiringinya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ قُبِضَ وَفِيهِ النَّفْخَةُ وَفِيهِ الصَّعْقَةُ

“Sesungguhnya di antara hari kalian yang paling afdhal adalah hari Jum’at. Pada hari itu Adam diciptakan dan diwafatkan, dan pada hari itu juga ditiup sangkakala dan akan terjadi kematian seluruh makhluk. . . . ” (HR. Abu Dawud, an Nasai, Ibnu Majah, Ahmad, dan al Hakim dari hadits Aus bin Aus)
Membaca Surat Al-Kahfi
Salah satu amal ibadah yang dianjurkan pelaksanaannya pada hari Jum’at adalah membaca surat Al-Kahfi. Mungkin kita masih banyak belum mengetahui keutamaan membaca surat Al Kahfi pada hari jumat. Berikut fadhilah beserta dalil shahih keutamaannya :
1. Mendapat Pancaran Cahaya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq
Dari Abu Sa’id al-Khudri radliyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ

“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.”
(Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)
2. Mendapat Pancaran Cahaya diantara Dua Hari Jum’at
Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

“Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at.”
(HR. Al-Hakim: 2/368 dan Al-Baihaqi: 3/249. Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470)
3. Mendapat Pancaran Cahaya dari kaki sampai ke langit, Meneranginya di hari Kiamat, dan Diampuni Dosanya
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”
Al-Mundziri berkata: hadits ini diriwayatkan oleh Abu Bakr bin Mardawaih dalam tafsirnya dengan isnad yang tidak apa-apa. (Dari kitab at-Targhib wa al- Tarhib: 1/298)”
4. Terlindungi dari Fitnah Dajjal
Imam Muslim meriwayatkan dari hadits al-Nawas bin Sam’an yang cukup panjang, yang di dalam riwayat tersebut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,  “Maka barangsiapa di antara kamu yang mendapatinya (mendapati zaman Dajjal) hendaknya ia membacakan atasnya ayat-ayat permulaan surat al-Kahfi.”
Dalam riwayat Muslim yang lain, dari Abu Darda’ radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang membaca sepuluh ayat dari permulaan surat al-Kahfi, maka ia dilindungi dari Dajjal.” Yakni dari huru-haranya.
Imam Nawawi berkata, “Sebabnya, karena pada awal-awal surat al-Kahfi itu tedapat/ berisi keajaiban-keajaiban dan tanda-tanda kebesaran Allah. Maka orang yang merenungkan tidak akan tertipu dengan fitnah Dajjal
Kapan Membacanya?
Sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya. Dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa kesempatan membaca surat Al-Kahfi adalah sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis sore sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’at.
Imam Al-Syafi’i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum’at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi’i: 1/237).
Syaikh DR Muhammad Bakar Isma’il dalam Al-Fiqh al Wadhih min al Kitab wa al Sunnah menyebutkan bahwa di antara amalan yang dianjurkan untuk dikerjakan pada malam dan hari Jum’at adalah membaca surat al-Kahfi berdasarkan hadits di atas. (Al-Fiqhul Wadhih minal Kitab was Sunnah, hal 241).
Penutup
Dari penjelasan-penjelasan di atas, sudah sepantasnya bagi setiap muslim untuk memiliki kemauan keras untuk membaca surat Al-Kahfi dan menghafalnya serta mengulang-ulangnya. Khususnya pada hari yang paling baik dan mulia, yaitu hari Jum’at. Wallahu Ta’aa a’lam.
 
Oleh : Ustadz Badrul Tamam, voa-islam

Rukun-Rukun Halaqah

Oleh: Pramana Asmadiredja
Halaqah sebagai sarana Tarbiyah yang utama harus menunaikan rukun-rukun dalam upaya mencapai tujuan Tarbiyah yaitu : Ta’aruf, Tafahum, Takaful.
Rukun pertama: Ta’aruf (saling mengenal)
Yaitu sebuah awal yang ada dalam sebuah halaqah dengan saling mengenal.
Dasar dakwah Islam adalah saling mengenal, dan seyogyanya setiap peserta saling mengenal dan berkasih sayang dalam naungan ridho Allah SWT.
Di dalam Al Quran Surat Al Hujurat ayat 10 dan 13 serta Surat Al Imran ayat 103 memberikan arahan pokok bagaimana seorang harus saling mengenal.
Ditambah dengan hadits Rasulullah, “Seorang muslim itu bersaudara dengan yang lainnya seperti anggota tubuh yang satu”.
Ta’aruf melingkupi saling mengenal hal-hal yang berkaitan dengan fisik, seperti Nama, kelas, kegemaran, keadaan keluarga, tempat asal dan lainnya.
Rukun kedua: Tafahum (saling memahami)
Yang dimaksud dengan tafahum adalah menghilangkan faktor yang menyebabkan kekeringan dan keretakan hubungan antar sesama, cinta kasih dan lembut hati.
Jika sudah terbentuk, maka tafahum akan memberikan dampak berupa bekerja demi mencapai kedekatan paradigma.
Rukun ketiga: Takaful (saling menanggung)
Yaitu hendaknya dilatih untuk saling membantu dan memikul beban saudaranya.
Rasulullah bersabda: “Seseorang yang berjalan dalam rangka memenuhi hajat saudaranya lebih baik baginya dari itikaf satu bulan di masjidku.”
Takaful terdiri

  1. Saling mencintai. Adanya ta’liful qulub.
  2. Saling tolong menolong sesama muslim.
  3. Saling menjamin (takaful) dalam lingkup halaqah, baik dengan murabbi maupun dengan sesama peserta halaqah.

Agar sebuah halaqoh dapat dikategorikan halaqah muntijah (produktif dan sukses) tentunya ada aturan yang harus ditaati semua komponen baik murobbi dan nutarobbi.
Syaikh Dr. Abdullah Qodiri dalam buku Adab Halaqah menyebutkan tentang adab-adab tersebut, yaitu

  1. Serius
  2. Berkemauan keras
  3. Istiqamah
  4. Jauh dari Tasamuh (sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan saling pemaaf)
  5. Jauh dari Ghibah
  6. Melakukan Ishlah (memperbaiki, mendamaikan, dan menghilangkan sengketa atau kerusakan)
  7. Tidak menyia-nyiakan waktu saat halaqah

Cerita Imam Syafii yang Berguru Kepada Imam Malik

Salah satu madzhab fiqih yang banyak dianut oleh pemeluk Islam dunia adalah madzhab Syafi’i.
Abu Abdullah Muhammad bin Idris yang lebih terkenal sebagai Imam Syafi’i, pendiri madzhab fiqih Syafi’i, termasuk golongan suku Quraisy, seorang Hasyimi dan keluarga jauh Nabi.
Imam Syafi’i yang lahir di Gaza, Palestina pada tahun 767 M ini dibesarkan oleh ibunya dalam kemiskinan, karena ia telah kehilangan ayahnya ketika masih kanak-kanak.
Ia belajar hadis dan fiqih dari Muslim Abu Khalid Az Zinyi, dan Sufyan ibn Uyaina. Sehingga hafal banyak hadist. Imam Syafii juga telah hafal Alquran pada usia 9 tahun.
Dahulu ketika berumur 11 tahun ia dibawa oleh ibunya ke kota Madinah dan diantar belajar dengan Imam Malik rahimahullah, sebagai pendiri Mazhab Maliki.
Kemiskinan Imam Syafii saat Menimba Ilmu
Suatu ketika saat sesi pengajian, Imam syafi’i meletakkan jari kanannya ke mulut lalu digerak-gerakkan di telapak tangan kirinya seumpama menulis hadits-hadits yang dibaca oleh Imam Malik.
Jari kanannya seumpama pena sementara air liurnya seumpama dakwat. Perbuatan Imam Syafi’i selepas 2-3 kali belajar tidak disenangi oleh Imam Malik.
Beliau menyangka Imam Syafii bermain-main ketika belajar, lalu Imam Malik memanggil Imam Syafii dan berkata ”Selepas ini jangan kau hadir lagi ke kelas pengajianku.”
lmam Syafii bertanya, ”Mengapa Wahai Guruku ? ”
Dijawab oleh Imam Malik, “Engkau bermain-main dengan jarimu seakan menulis, kenapa engkau tidka langsung membawa pena dan kertas?”
Tahu akan dikeluarkan dari kelas pengajian Imam Malik, Syafii pun berterus terang,
“Wahai Guruku, Aku tidak mampu untuk memiliki pena dan kertas tetapi aku mampu membaca hadits-hadits yang telah Tuan Guru ajarkan kepadaku.”
Setelah diizinkan oleh gurunya, maka Imam Syafi’i membaca semua hadits-hadits yang telah diajarkan oleh Imam Malik.
Sang Imam sangat tersentuh melihat keikhlasan dan dan kehebatan Syafi’i lalu mendekatinya dan memberi penghormatan.
Kekuatan Hafal Imam Syafii
Imam Syafii akhirnya telah hafal kitab Muwatta yang merupakan kitab hadis-hadis hukum yang dikumpulkan oleh Imam Malik sejak usia 13 tahun.
Pada usia 20 tahun, Imam Syafi’i menemui Imam Malik bin Anas di Madinah dan mengucapkan seluruh isi kitab Muwatta itu di depan penulisnya langsung.
Ia lalu tinggal dan berguru kepada Imam Malik sampai akhir hayat Imam Malik, tahun 795 M.
Pendiri Metode Ushul Fiqih
Imam Syafi’i sangat terkenal akan kecerdasan dan kearifannya. Ia merupakan penengah antara hukum fiqih dan hadis dengan prinsip metode fiqih. Sehingga Imam Syafii dianggap sebagai pendiri Ushul Fiqih.
Dalam karya-karya tulisnya, ia selalu memanfaatkan ruang dialog dengan baik. Ia menguraikan prinsip fiqih Ar Risalah dan mencoba menjembatani fiqih Hanafi dan Maliki. Hal itulah yang membuat ajarannya dijadikan salah satu pedoman fiqih dan semakin banyak diikuti.
 
Sumber : Brilio/SurauRiau