0878 8077 4762 [email protected]

Doa Untuk Anak yang Rasulullah Contohkan

Sebagai orangtua, doa merupakan penguat kesuksesan anak. Ya, doa yang baik dapat mengantarkan anak tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik pula.
Namun, ketika orangtua berdoa dengan doa yang buruk, maka bisa jadi anaknya pun akan demikian. Terutama ketika doa itu dilontarkan oleh sang ibu.
Do’anya memiliki kekuatan besar, sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala bisa saja langsung mengabulkannya.
Berhati-hatilah dalam mengucapkan doa ketika anak kita sedang nakal. Jangan sampai Allah mengabulkan doa kita yang diucapkan saat terbawa emosi.
Bukannya anak sholeh yang kita dapat, tapi anak menjadi pembangkang dan sulit diatur. Baiknya kita mulai mendoakan anak-anak kita dengan doa yang baik.
“Janganlah kalian mendoakan kejelekan untuk diri-diri kalian, anak-anak kalian, dan harta-harta kalian. Jangan sampai kalian menepati saat ketika Allah mengabulkan setiap orang yang meminta, (sehingga doa kejelekan itu) dikabulkan untuk kalian.” (HR. Muslim no. 5328)
Berikut ini ada beberapa doa yang dicontohkan Rasulullah.
اَللَّهُمَّإنِّيْأَعُوْذُبِكَمِنْعِلْمٍلاَيَنْفَعْوَمِنْقَلْبٍلاَيَخْشَعْوَمِنْنَفْسٍلاَتَشْبَعْوَمِنْدَعْوَةٍلاَيُسْتَجَابُلَهُ
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusu’, nafsu yang tidak pernah puas, dan do’a yang tidak dikabulkan.”
(Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Muslim no. 2722 dan An Nasaa-i (8/260) dari Sahabat Zaid bin Al Arqam)
اَللَّهُمَّإنِّيْأَسْأَلُكَعِلْمًانَافِعًاوَرِزْقًاطَيِّبًاوَعَمَلاًمُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal, dan amal yang diterima.”
(Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh al-Humaidi (1/143) no. 299, Ahmad (6/322), Ibnu Majah no. 925)
اَللَّهُمَّانْفَعْنِيْبِمَاعَلَّمْتَنِيْوَعَلِّمْنِيْمَايَنْفَعُنِيْوَزِدْنِيْعِلْمًا
“Ya Allah, berikanlah manfaat kepadaku dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepadaku, dan ajarkanlah aku apa-apa yang bermanfaat bagiku dan tambahkanlah ilmu kepadaku.”
(Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh at-Tirmidzi no. 3599 dan Ibnu Majah no. 251, 3833 dari Abu Hurairah)
“Allohumma faqqohu piiddaini wa allamhutta’wiil.”
Artinya : Ya Allah! Berilah ia pemahaman dalam agama dan ajarkanlah takwil kepadanya.
Cerita dibalik hadits ini ialah ketika Rasulullah shallallohu ‘alaihi wasallam berada di rumah Maimunah, aku (Ibnu Abbas) menyiapkan air wudhu untuk shalat malam Rasul.
Kemudian Maimunah berkata, “Wahai Rasulullah, yang meletakkan air wudhu ini ialah Abdullah ibn Abbas (putera paman Rasul).
Lalu Rasulullah berdoa, “Ya Allah! Berilah ia pemahaman dalam agama dan ajarkanlah takwil kepadanya.” (Dalam musnad Imam Ahmad disebutkan hadits dari Ibnu Abbas radiyallahu anhu)
Jadi seburuk apa pun perbuatan anak kita, tetap doakan yang terbaik untuknya. Misal, “Kamu jadi imam Masjidil Haram saja!” atau kalimat-kalimat lain yang bisa memicunya menjadi pribadi yang lebih baik.
Rasulullah Saw. bersabda, “Tiga orang yang doanya pasti dikabulkan adalah doa orang yang teraniaya, doa orang dalam perjalanan dan doa orangtua untuk anaknya.” (HR. Bukhari, Abu Dawud, dan Tirmidzi)
 
Sumber: ummi-online.com

Tiket Masuk Surga Bersama Keluarga Ada Dalam Al Qur'an

Surga, tempat terindah yang menjadi tujuan akhir dari perjalanan hidup setiap manusia.
Siapapun pasti berharap dan menginginkan bisa masuk surga, apalagi bersama-sama dengan orang-orang yang kita cintai, yaitu keluarga.
Bagaimana caranya agar kita tidak sendirian masuk surga, melainkan bisa bersama dengan keluarga?
Nabi Nuh ‘alaihissalaam tak pernah bosan mengingatkan anaknya yang tersesat, Nuh ‘alaihissalaam terus mendo’akannya sampai akhirnya Allah tenggelamkan Kan`an.
Nabi Luth ‘alaihissalaam juga demikian, tak pernah berhenti memperingatkan isterinya yang membangkang, sampai akhirnya Allah binasakan isterinya bersama kaum Sodom.
Asiah binti Muzahim, tertatih-tatih peringatkan suaminya Fir`aun, konsisten mendidik Masyithah dan Musa ‘alaihissalaam, hingga akhirnya akhir hayatnya.
Habil tak pernah takut mengingatkan dan menasehati kakaknya Qabil, rasa iri dan dengki berkecamuk sampai akhirnya Habil dibunuh Qabil.
Jadi, agar bisa masuk Surga sekeluarga perlu perjuangan dan pengorbanan yang besar juga kesabaran dan konsistensi yang harus terus dilakukan. Caranya:
Ingatkan suami agar bekerja ditempat yang halal, jangan bawa pulang penghasilan yang haram, karena akan jadi bahan bakar neraka Rumah Tangga.
Ingatkan isteri agar memperhatikan Pola Konsumsi Halal untuk keluarga, anak-anak akan susah diajak taat dan ibadah jika mengkonsumsi yang haram.
Ingatkan anak-anak bahwa bahan bakar Neraka adalah Batu dan Manusia, jangan sampai salah seorang dari kita jadi bahan bakarnya Neraka.
Ceritakan bahwa penjaga Neraka adalah Para Malaikat Perkasa yang kuat dan kasar, mereka tak pernah khianati Allah dan pasti laksanakan perintah-Nya.
Semoga bermanfaat.
 
Sumber : Inspira Data

Nikmat Taufiq dan Hidayah

Taufiq dan hidayah dari Allah merupakan karunia yang paling berharga bagi manusia. Ia tak dapat ditukar atau dibeli dengan apapun juga.
Seandainya seisi langit dan bumi diserahkan untuk membeli taufiq dari Allah, niscaya hal itu tidak akan dapat menyamai harga taufiq-Nya.
Berusahalah untuk mendapatkan taufiq-Nya dan jauhilah sikap-sikap yang dapat menghalangi kita darinnya.
Syaqiq bin Ibrahim rahimahullah berkata, “ Ada 6 hal yang menyebabkan seseorang terhalang untuk mendapatkan taufik dari Allah, yaitu:
1. Mereka sibuk dengan kenikmatan, tetapi lalai untuk mensyukurinya.
2. Mereka cinta kepada ilmu, tetapi tidak mengamalkannya.
3. Mereka bersegera berbuat dosa, tetapi menunda-nunda taubat.
4. Tertipu, berteman dengan orang-orang shalih, tetapi tidak mau meneladani perbuatan mereka.
5. Mereka tahu bahwa dunia berpaling menjauhi mereka, tetapi mereka berusaha mengejarnya.
6. Mereka tahu akhirat mendatangi mereka, tetapi mereka justru berpaling menjauhinya.
Dan tidak lupa, teruslah berdoa kepada Allah agar Ia selalu mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, karena Dialah Dzat yang menggenggam hati kita.
 
Akhukum Fillah
Fahmi Bahreisy, Lc
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Infaq kegiatan dakwah dapat disalurkan melalui rekening an. Yayasan Telaga Insan Beriman
BSM 703.7427.734
BNI 1911.203.63
Semoga Allah membalas dengan yang lebih baik dan memberikan keberkahan di dunia dan akhirat.
Kegiatan dakwah dapat dilihat di web www.alimancenter.com dan fanpage facebook: alimancenter
Silahkan disebarkan tanpa merubah isinya, semoga bermanfaat dan menjadi amal sholeh. Jazakumullah khairan

Bagaimana Islam Melarang Tegas Penyalahgunaan Narkoba?

Bagaimana Islam Melarang Tegas Penyalahgunaan Narkoba?

Dari hari ke hari, peredaran dan penyalahgunaan narkotika kian memprihatinkan. Pengguna barang haram itu mulai dari Artis, Pejabat, Aparat, hingga Pelajar dan Mahasiswa. Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN), saat ini, setidaknya 3,6 juta penduduk Indonesia menjadi pengguna barang haram itu.
Setiap tahunnya, narkotika telah membuat sekitar 15 ribu orang tewas sia-sia. Tak cuma itu,  berdasarkan survei penyalahgunaan narkotika di Indonesia, yang dilakukan BNN dan penelitian Universitas Indonesia, narkotika  telah membuat bangsa ini mengalami kerugian biaya ekonomi sekitar Rp 32,4 triliun.
Bahkan, jika peredaran dan penyalahgunaan narkoba tak terus diperangi, angka kerugian akibat narkoba diperkirakan akan melonjak hampir dua kali lipat yakni menjadi Rp 57 triliun.
Umat Islam, sebagai mayoritas penduduk di Tanah Air, tentu saja menjadi korban terbesar dari peredaran dan penyalahgunaan barang haram itu.
Lalu bagaimana hukum Islam memandang narkotika? Sejatinya, masalah ini telah direspons para ulama di Tanah Air sejak 33 tahun lalu.
MUI memfatwakan Haram penyalahgunaan Narkotika
Pada 10 Februari 1976, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan fatwa haram terhadap peredaran dan penyalahgunaan narkotika.
Dalam memutuskan fatwanya, para ulama berpegang teguh pada Alquran dan sunah.
1. Allah Ta’ala berfirman
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan” (Q.S Al.Baqarah : 195)
2. Dan Allah Ta’ala berfirman
َلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” (Q.S An Nisa’ : 29)
3. Dari Ummu Salamah ia berkata
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ كُلِّ مُسْكِرٍ وَمُفَتِّرٍ
“Rasulullah SAW melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad no. 309)
4. Dari Ibnu Abbas Rasulullah SAW bersabda
لا ضَرَرَ ولا ضِرارَ
“Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak bahaya” (HR. Ibnu Majah no. 2340 Ad Daruquthni 3: 77 Al Baihaqi  6:69 , Al Hakim 2:66. Menurut syaikh Al Albani hadits ini shahih)
Pada hadists ini tertera larangan memberikan mudharat pada orang lain dan begitu juga narkoba memiliki dampak buruk (mudharat baik untuk pemakai ataupun orang lain).
Para ulama fikih pun berpendapat, menyalahgunakan al-mukhaddirat (macam-macam obat bius) hukumnya haram. Para ulama Islam satu pendapat terhadap hal tersebut.
Selain mengharamkan narkotika,  MUI pun menganjurkan kepada organisasi keagamaan, pendidikan dan sosial serta kemasyarakatan, terutama para orang tua untuk bersama-sama menyatakan ”Perang Melawan Narkoba”.
Terlebih,  penyalahgunaan narkoba sangat berbahaya, karena bisa menyebabkan  kematian, terutama di kalangan remaja.
Hukuman Pengedar Narkotika
Dalam fatwa haram terhadap narkotika, MUI menuntut agar para penjual, pengedar dan penyelundupnya dihukum seberat-beratnya hingga hukuman mati.
Para ulama pun meminta agar aparat kemanan dan pihak-pihak berwenangan yang turut memudahkan dan membiarkan peredaran narkoba dihukum seberat-beratnya.
Setiap hari, narkotika akan terus menggoda generasi Muslim menuju kehancuran. Mari hidup sehat tanpa narkotika.
 
Sumber : Republika

Belajar dari Keluarga Ibrahim 'Alaihissalam

Sungguh bila ada pertanyaan; ”Pelajaran apakah yang bisa kita ambil dari contoh keluarga Ibrahim AS bagi kehidupan berkeluarga kita saat ini?”
Subhanallah, tentu kita akan menemukan begitu  banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Pertama, sosok Nabi Ibrahim sebagai seorang Suami dan Ayah
Sebagai sosok yang mampu mendidik keluarganya yaitu anak dan isterinya, sehingga menjadi orang-orang yang ridha dan taat pada perintah Allah semata.
Hal ini nampak pada Nabi Ibrahim dengan putranya, Isma’il. Kepatuhan Isma’il meskipun masih muda, ia ikhlas dan sabar menerima apa yang telah Allah perintahkan kepada bapaknya.
Selain itu Nabi Ibrahim mengedepankan diskusi dan dialog dengan keluarganya.
“..Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!’
Dia (Isma’il) menjawab. ’Wahai Ayahku! lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang  yang sabar.’” (QS. Ash-Shaffat : 102)
Semua ini tentu  tidak lepas dari peran serta orang tuanya dalam proses bimbingan dan pendidikan yang senantiasa diliputi kasih sayang, kesabaran dan ketaatan hanya kepada Allah semata.
Demikian pula Nabi Ibrahim telah berhasil mendidik isterinya, Hajar sebagai seorang wanita yang yakin pada janji Allah.  Wanita yang patuh dan taat kepada suami semata-mata karena kecintaanya kepada Allah, bukan yang lain.
Maka tatkala telah pasti bahwa perintah untuk meninggalkan dia dan anaknya di gurun pasir yang gersang adalah perintah Allah, dia ridho dan yakin.
“Apakah Allah yang memerintahkan hal ini kepadamu?” Ibrahim menjawab, “Ya” Hajar berkata, “Kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami” (HR Bukhari)
Kedua, sosok Isteri Sholihah yang ada pada diri Hajar
Hajar, dialah wanita yang diberikan kepada Ibrahim dari pembesar Mesir. Ibrahim pun menikahinya. Hajar adalah seorang istri yang taat dan patuh pada suaminya.
Ketaatan tersebut semata dalam rangka ketaatannya pada perintah Allah. Inilah yang akan meringankan dan melapangkan isteri ketika melaksanakan perintah suami, seberat apapun perintah suaminya tersebut.
Isteri shalihah yakin bahwa dalam memenuhi perintah Allah pasti ada jaminan kemaslahatan dan pahala dari-Nya. Di mana Allah pasti tidak akan menyia-nyiakannya.
Sebagai contoh, ketika mencari air untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang masih kecil (Isma’il). Hajar berlari-lari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah. Dengan izin-Nya, akhirnya keluarlah mata air yang tidak pernah diduga sebelumnya, yaitu air zamzam yang tidak pernah lekang sepanjang zaman
Ketiga, keluarga Ibrahim adalah keluarga yang Komitmen terhadap perintah Allah
Memiliki visi dan misi hidup yang jelas, semata untuk ibadah kepada Allah dengan segala perintah dan aturan yang telah Allah turunkan.
Hal ini nampak jelas dalam perbincangan antara Nabi Ibrahim dengan isterinya maupun dengan puteranya (Ismail), bahwa semuanya senantiasa memastikan “Apakah ini perintah Allah?”. Inilah kekuatan keimanan yang lahir dari aqidahnya (QS.Ash-Shaffat [37]:111).
Sungguh, bangunan keluarga muslim yang kokoh akan terwujud jika ditopang oleh :

  1. Sosok ayah atau suami yang mampu menjadi pemimpin (qowwam) bagi anak dan isterinya;
  2. Hadirnya isteri shalihah yang akan menjadi pendamping dan pendukung perjuangan suami serta pendidik putera-puteri tercinta;
  3. Anak-anak yang shalih yang menyenangkan hati kedua orang tuanya, semata-mata karena ketaatannya pada perintah Rabbnya.

Mencontoh keluarga Ibrahim dalam kehidupan berkeluarga secara menyeluruh adalah sarat dengan pembinaan keimanan dan ketaatan kepada Allah swt.
Mari kita berkurban. Tidak hanya berhenti pada penyembelihan kambing, sapi, atau unta. Namun pengorbanan harta, waktu, jiwa dan raga kita demi tegaknya agama Allah di muka bumi ini. Berjuang dengan segenap daya dan kemampuan menyongsong kemenangan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya.
 
Oleh : Ayati Fa
Penulis adalah presenter dan editor program radio Cermin Wanita Sholihah Muslimah

Shalat yang Khusyu'

Shalat tidak hanya gerakan badan, bukan pula sekedar ucapan lisan. Namun shalat harus disertai kesadaran, dan hati yang ikut dihadirkan.
Shalat disebut shalat karena sejatinya ada shilah (hubungan, kontak, dan koneksitas) dengan Allah.
Karena itu pula istilah yang dipergunakan adalah iqamatus shalah (mendirikan shalat); bukan ada’us shalah (mengerjakan shalat).
Bila hati ikut ruku dan sujud bersama anggota badan, pada saat itulah shalat menjadi as-shalatu nur (cahaya). Pada saat itulah shalat menjadi qurratu ayn (buah hati)
Pada saat itulah shalat bisa mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.
Semoga shalat yang khusyuk Allah berikan kepada kita Agar menjadi mukmin yang beruntung dan bahagia (QS al-Mukminun: 1-2)
Serta agar masuk ke dalam sorga firdaus-Nya.. Amin
 
al-faqir ilallah
Fauzi Bahreisy
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Infaq kegiatan dakwah dapat disalurkan melalui rekening an. Yayasan Telaga Insan Beriman
BSM 703.7427.734
BNI 1911.203.63
Semoga Allah membalas dengan yang lebih baik dan memberikan keberkahan di dunia dan akhirat.
Kegiatan dakwah dapat dilihat di web www.alimancenter.com dan fanpage facebook: alimancenter
Silahkan disebarkan tanpa merubah isinya, semoga bermanfaat dan menjadi amal sholeh. Jazakumullah khairan