Oleh: Sharia Consulting Center
 
Waktu begitu cepat berlalu, bulan demi bulan terus berjalan, dan insya Allah sebentar lagi kita akan menyambut datangnya bulan Ramadhan. Bulan yang senantiasa ditunggu-tunggu oleh orang beriman. Karena di bulan ini Allah memanggil langsung orang-orang beriman, untuk berpuasa dan ibadah Ramadhan. Bulan suci yang penuh berkah dan memberikan banyak kebaikan, keberuntungan dan kebahagiaan bagi mereka. Bulan tarbiyah orang beriman untuk mengantarkan ke derajat kemanusiaan tertinggi, muttaqiin.
Puasa bermakna imsak atau menahan dir dari makan, minum dan segala sesuatu yang membatalkannya dari waktu fajar sampai tenggelam matahari. Esensi puasa bermakna pengendalian diri dari hal-hal yang merusak dan dari memperturutkan selera hawa nafsu.
Dan diantara hikmah dari ibadah Ramadhan adalah adanya kebersamaan saat ifthor dan saat memulai puasa, kebersamaan dalam ibadah shalat fardhu dan shalat tarawih serta kebersamaan dalam aktifitas ibadah lainnya. Kebersamaan ini diharapkan juga diharapkan terjadi pada penetapan awal ramadhan dan Idul Fitri. Kesiapan bersatu dalam hal yang prinsip adalah bentuk kematangan dalam beragama, sebagaimana kesiapan berbeda dalam cabang agama adalah bentuk toleransi dan kedewasaan dalam beragama.
(Baca juga: Khutbah Rasulullah Menyambut Ramadhan)
Bulan Ramadhan datang pada saat umat muslim membutuhkan kekuatan iman dan ruhiyah untuk menghadapi kondisi sulit dan berat dalam kehidupan mereka. Dan dengan datangnya bulan ramadhan, Allah SWT memberikan tambahan energi kekuatan iman dan ruhiyah, sehingga posisi mereka meningkat naik jauh melebihi permasalahan yang dihadapinya. Maka dalam suasana keimanan dan ruhiyah yang kuat, umat muslim dapat sukses mengatasi segala permasalahan hidupnya.
Kondisi umat Islam didunia sedang dalam kondisi berjuang. Umat muslim di Palestina masih terjajah, masjidil Aqsho dibawah cengkraman penjajah zionisme Yahudi, begitu juga di Irak, Afghanistan, Pakistan, Suriah, Iran, Mesir, dan lainnya. Mereka masih menghadapi rezim tirani dan belum mendapatkan hak kemerdekaannya secara sempurna. Sedangkan umat muslim di Tunisia, Libya, Turki dan sebagainya sedang menata wajah baru yang lebih baik dan lebih Islami. Sementara itu umat muslim yang tinggal di negara-negara minoritas muslim seperti Uighiur di Cina, Pattani di Filipina, Rohingya di Myanmar, Thailand,  India, negara-negara Eropa dan Amerika masih jauh dari nilai-nilai ideal.
(Baca juga: Rajab dan Persiapan Ramadhan)
Dalam suasana seperti ini harapan itu masih tetap ada. Allah memberikan hadiah berupa bulan Ramadhan. Ramadhan membuat umat muslim lebih kuat, lebih optimis, lebih bersemangat, berani dan berjihad. Bersatu membebaskan dominasi musuh-musuhnya baik musuh internal berupa syahwat dan syetan, maupun musuh eksternal dari orang-orang kafir yang mengadakan kerusakan dimuka bumi. Demikianlah yang terjadi dalam perjalanan sejarah umat muslim di bulan Ramadhan.
Sumber :
Panduan Lengkap Ibadah Ramadhan, Sharia Consulting Center