by Danu Wijaya danuw | Aug 22, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Kendati Idul Adha, kegiatan Asian Games 2018 di Jakarta – Palembang tetap berjalan sebagaimana biasanya, Rabu (22/8/2018).
Hanya saja, perayaan Lebaran Idul Adha tetap digelar di kawasan Wisma Atlet Jakarta dan Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, khususnya sholat Ied kali ini.
Pengawas K3 PT JSC, Rusli Nawi, mengatakan sebanyak 1.500 jemaah melaksanakan sholat Ied di masjid tersebut pagi tadi. Termasuk atlet, ofisial, pegawai, volunter, dan pekerja harian lepas (PHL).
“Atlet, ofisial, pegawai, PHL, semua tampak khusyuk sholat Ied di sini tadi pagi. Atlet dari dalam maupun luar negeri seperti Uzbekistan, Malaysia, Filipina, Iran, dan lain-lain, campur baur di sini memenuhi masjid,” kata Rusli selepas sholat.

Di wisma atlet kemayoran selepas shalat, para atlet dengan khusyuk mendengarkan khotbah Idul Adha dari Khotib Syekh Huseen Jaber.
Bukan hanya para atlet, Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INAGOC) Erick Tohir juga turut hadir dalam pelaksaan shalat Idul Adha di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta pagi ini
Adapun di Jakabaring Palembang setelah sholat Ied berjamaah, mereka pun sempat bersalaman diiringi selawat setelah mendengarkan khotbah dari khotib sekaligus imam sholat, Al Ustadz Abu Khoir.
Menariknya, meski jamaah termasuk atlet dan ofisial dari mancanegara namun ceramah yang disampaikan tetap menggunakan bahasa Indonesia.
“Tema ceramahnya tadi soal pengurbanan Nabi Ibrahim dikaitkan dengan perjuangan atlet selama Asian Games ke-18 ini,” tutur Rusli yang juga sempat memberikan sambutan sebelum sholat.
Meski Hari Raya Idul Adha ini disebut hari raya Kurban, namun kata Rusli, tidak ada pemotongan hewan Kurban yang dilakukan di JSC mengingat kesibukan dan waktunya tidak memungkinkan.
Seusai sholat pun sebagian besar atlet cepat masuk ke penginapan. Mereka melanjutkan aktivitas seperti biasa dengan diawali sarapan.

Rusli menambahkan, pada hari ini pun masih akan dilaksanakan pertandingan-pertandingan Asian Games ke-18. Namun berbeda dari hari biasanya, pertandingan hari ini dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIB.
“Beberapa cabang olahraga yang dijadwalkan bertanding hari ini antara lain boling, dayung, kano, menembak, sepakbola wanita, sepaktakraw, tenis dan voli pantai,” imbuhnya
by Danu Wijaya danuw | Aug 19, 2018 | Artikel, Dakwah
Indonesia kini menjadi tuan rumah Asian Games untuk kedua kalinya setelah tahun 1962. Banyak delegasi negara se-Asia akan datang ke Indonesia tidak hanya para altet tetapi juga para pendukungnya.
Di momen ini akan terjadi komunikasi dan interaksi lintas budaya baik didalam maupun di luar pertandingan. Lalu bagaimana Indonesia harus memanfaatkan momentum ini?
Menjadi tuan rumah olahraga terbesar di Asia ini menjadi momentum bangsa ini tidak hanya mengenalkan keindahan alam dan pariwisata yang beranekaragam. Hal yang terpenting adalah justru menunjukkan jati diri bangsa ini. Murah senyum dan ramah kepada tamu.
Pertama, Indonesia harus dikenalkan sebagai bangsa yang ramah dan toleran. Keragaman bangsa ini yang terdiri dari berbagai suku, etnis, bahasa dan agama harus ditampilkan sebagai model kerukunan yang patut dilirik dunia.
Masyarakat Indonesia yang plural, majemuk dan bhinneka terdiri dari berbagai keragaman, tetapi bisa bekerjasama dan saling menghormati.
Kedua, Islam sebagai mayoritas penduduk di negara ini ditunjukkan secara kualitas keislaman bangsa Indonesia dengan kualitas umat beragama yang santun, ramah, dan toleran.
Keislaman di Indonesia yang mampu beradaptasi dengan pluralitas, demokrasi dan lokalitas menjadi role model bagi negara muslim lainnya, terutama Timur Tengah.
Ketika masyarakat di Timur Tengah tengah mencari formula hubungan keIslaman, keragaman dan kenegaraan yang tidak jarang sangat sulit keluar dari konflik dan perang saudara, Indonesia telah berhasil menunjukkan identitas Islam Indonesia yang santun.
Bahkan kualitas penyambutan tamu juga menunjukkan kualitas keimanan seorang muslim.
Sebagai negara dengan mayoritas Islam terbanyak, umat Islam harus menunjukkan Islam santun yang menghormati perbedaan keyakinan.
Umat Islam jangan mudah terprovokasi dengan beragam adu domba dan propaganda yang menolak keragaman dan kedatangan tamu dari negara lain.
Ingat, citra Islam bagaimanapun harus diakui pernah dirusak secara global oleh segelintir orang yang mengatasnamakan Islam dengan tindakan kekerasan dan teror. Umat Islam harus berusaha menghilangkan stigma negatif dengan mengkampanyekan Islam santun dan damai.
Rasulullah Saw begitu baik menerima tamunya dengan tulus dan ikhlas menyambut bahkan memuliakannya.
Suatu ketika Rasulullah menerima tamu dari Bani Abdul Qais. Beliau bersabda kepada mereka “wahai para utusan selamat datang tanpa akan kecewa dan menyesal” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mari jadikan momentum Asian Games 2018 kali ini untuk menunjukkan kualitas masyarakat Indonesia yang ramah dan kualitas muslim yang santun dan beradab.
Disadur : damailahidonesiaku.com
by Danu Wijaya danuw | Aug 16, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Pemandangan unik terjadi usai timnas u-23 Indonesia bermain lawan Palestina di laga Grup A sepak bola putra Asian Games 2018 pada Rabu (18/8/2018).
Seusai laga yang dimenangkan Palestina dengan skor 2-1 tersebut, para pemain dari kedua kubu berkumpul di tengah lapangan.
Mereka saling bersalaman dan menepuk punggung satu sama lain setelah berduel di Stadion Chandrabhaga, Bekasi, tersebut.
Kedua kubu membentuk formasi, berdiri bersama di lingkaran tengah lapangan dan melakukan sujud.
Para penonton pun lalu berhenti menyanyi, perlahan membuat stadion sunyi.

Proses Viking Thunder Clap pun dimulai bersama, seperti layaknya laga-laga timnas setelah pertandingan melawan Islandia pada Januari 2018.
Hal menarik adalah para pemain Palestina juga mengambil bagian dalam ritual yang dipopulerkan oleh Islandia pada Piala Eropa 2016 tersebut.
Suporter Islandia sendiri mengadopsi perayaan itu dari para fans Skotlandia.
Para penonton tuan rumah pun bersikap hangat terhadap para pemain Palestina. Mereka beberapa kali menyerukan nama “Palestina” saat laga berlangsung dan setelah usai.
Sebelumnya, mereka juga memberi tepuk tangan hangat saat para pemain lawan melakukan pemanasan jelang laga.
Ini bisa terjadi karena kedekatan emosional Palestina dengan Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup sering memberi bantuan terhadap warga Palestina.
Namun sebagaimana layaknya pertandingan olahraga, tim tamu pasti selalu mendapat tekanan dari tuan rumah. Hal itu terbukti dari sorakan suporter Indonesia saat pemain-pemain Palestina menguasai bola.
Namun ketika pemain Palestina mencetak gol, suporter Indonesia justru mengapresiasinya dengan tepuk tangan. Begitu pula ketika laga berakhir.
Selain tepuk tangan, masyarakat Indonesia yang datang langsung ke stadion juga menyanyikan yel-yel dukungan dan terlihat mengibarkan bendera Palestina.
Disadur : Liputan6