by Danu Wijaya danuw | Sep 28, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
Oleh: KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym)
Mari kita mentafakuri api unggun. Api unggun berawal dari kayu bakar yang berasal dari batang pohon. Kemudian batang-batang pohon itu dibelah dengan berbagai ukuran sedemikian rupa. Lalu ditumpuk-ditumpuk, disiram sedikit minyak dan dibakar. Dalam sekejap kayu-kayu bakar yang sudah melalui berbagai proses begitu lama itupun ludes menjadi abu. Dan musnah. Inilah gambaran kedengkian.
Rasululloh Saw. bersabda, “Jauhilah oleh kalian sifat dengki. Karena dengki itu memakan kebaikan bagaikan api unggun menghanguskan kayu bakar.” (HR. Abu Daud)
Bayangkan, sholatnya jalan, tahajudnya hampir tiap malam, shaum sunnahnya jarang ketinggalan, sedekahnya mengagumkan, tilawah Al Qurannya setiap waktu, dan kebaikan-kebaikan lainnya banyak ia lakukan. Namun, ia memendam satu penyakit, yaitu dengki.
Orang pendengki itu rumusnya sederhana, susah melihat orang lain senang, dan senang melihat orang lain susah. Mengapa Alloh tidak suka kepada seorang pendengki?
Karena pendengki adalah orang yang tidak menyukai perbuatan Alloh Swt. Pendengki adalah orang yang kurang iman. Pendengki adalah orang yang buruk sangka kepada Alloh Swt. Dan, pendengki adalah orang yang tidak mengakui bahwa Alloh Maha Baik dan Maha Adil.
Ketika Alloh mentakdirkan sesuatu keberuntungan kepada salah seorang dari hamba-Nya, maka pendengki tidak rela akan takdir tersebut. Berarti lebih jauhnya, ia tidak suka kepada Dzat yang menghendaki takdir itu terjadi, yaitu Alloh Swt.
Bayangkan, manakala kita melakukan berbagai kebaikan, namun ada penyakit di dalam hati kita yaitu kedengkian, maka terhapuslah kebaikan-kebaikan kita itu. Subhaanalloh. Semoga kita terlindung dari hal yang demikian.
Saudaraku, ini adalah masalah yang penting. Mungkin kita tidak jarang menilai bahwa iri hati, dengki adalah masalah yang sepele. Padahal jikalau kita tafakuri lebih dalam, betapa ini adalah urusan yang serius.
Tidak heran jika Rosululloh Saw. dalam hadits di atas mewasiatkan tentang dampak buruk dari kedengkian. Artinya, dengki adalah penyakit yang benar-benar perlu kita jauhi. Jangan sampai berbagai amal kebaikan kita menjadi sia-sia disebabkan penyakit dengki di dalam hati kita.
Semoga Alloh Swt. selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita senantiasa membersihkan hati kita dan menjauhkannya dari iri hati dan dengki. Aamiin yaa Robbal ‘aalamiin.
Sumber : SmsTauhid
Aa Gym menjadi Pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhid Bandung – Jakarta.
by Danu Wijaya danuw | Feb 26, 2017 | Adab dan Akhlak, Artikel
Dengki atau Hasad merupakan satu dari sekian penyakit yang mematikan. Bagaimana tidak, penyakit tersebut, seperti diidentifikasikan oleh Ibnu Hajar, adalah seseorang tidak ingin nikmat yang dimiliki orang lain itu bertahan lama. Bila perlu, segera hilang dari tangannnya. Bahkan, ganti berpindah ke pangkuan pelaku hasad tersebut.
Dari Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, “Janganlah kalian saling membenci, jangan saling mendengki, jangan saling membelakangi, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari”. [HR. Bukhari juz 7, hal. 88]
Apa dan bagaimana terjadi hasad?
Syeikh Mushthafa al-Adawi dalam karyanya yang berjudul, Fiqh al-Hasad mengemukakan, dengki bisa saja muncul akibat beberapa faktor. Pemicu yang paling banyak mendominasi adalah permusuhan dan kebencian, yang barangkali termanifestasikan dalam perilaku ataupun tidak. Faktor ini juga mungkin timbul akibat perlakuan lalim terhadap si pelaku dengki.
Sumpah serapah pun dengan mudah menyeruak, entah celaka, binasa hartanya, atau dampak tak mengenakkan lainnya.
Kecintaan terhadap harta dan jabatan juga bisa mendorong dengki diri seseorang. Ambisi meraih itu semua terkadang membutakan nurani. Bahkan, tak jarang pula menempuh berbagai cara agar orang lain sulit mencapai pangkat tersebut.
Teguran agar menjauhi pemicu dengki ini pernah disebutkan dalam surah an-Nisaa’ ayat 54.
“Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah berikan kepadanya? Sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.”
Rasa dengki juga bisa datang akibat berebut popularitas. Dan, kesemua faktor tersebut bermuara pada satu pangkal sebab, yakni lemahnya spiritualitas. Frekuensi iri yang ada dalam diri seseorang terkadang melintas ruang dan waktu. Namun, kadarnya akan semakin akut bila jarak antarkedua belah tak jauh. Misal, sesama karyawan dalam satu perusahaan, antartetangga kompleks perumahan, atau teman bisnis.
Bahaya Dengki
Kedengkian yang berlarut-larut pula, perlahan tanpa disadari, akan mengikis kebaikan pendengki itu sendiri. Dan, para pendengki itu kelak akan mempertanggungjawabkan kelakuannya tersebut di akhirat.
Dari Abu Hurairah bahwasanya Nabi SAW bersabda, “Hati-hatilah kalian terhadap dengki, karena sesungguhnya dengki itu memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”, atau beliau bersabda,“(memakan) rumput”. [HR. Abu Dawud]
Efek negatif dengki tak terhenti pada sanksi di akhirat, tetapi juga akan dirasakan dampaknya di kehidupan dunia. Perasaan gundah gulana, khawatir, dan sakit hati akan selalu menghantui hari demi hari si pendengki.
Dalam titik tertentu, terkadang ironsinya, ia malah mengharapkan petaka bagi dirinya sendiri. Dan, rasa dengki itu hanya akan menyebabkan yang bersangkutan terkucil dari lingkungannya. Karena itulah, rasa dengki dengan kriteria di atas sangat dikecam dalam agama.
Solusi dan Cara Mengikis Dengki
Syekh Musthafa pun memaparkan beberapa solusi dan cara sederhana guna mengikis kedengkian dalam diri seseorang. Ingat, bertawakallah selalu.
Karena, ungkap Ibnu al-Qayyim, hanya dengan bertawakallah seorang hamba dapat menampik tindakan lalim atau kebencian akan seseorang. Jika memposisikan Allah sebagai satu-satunya pelindung, sejauh itu pula penjagaan akan selalu ada.
“Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya.” (QS at-Thalaq [65]: 3).
Resep membendung rasa dengki selanjutnya, menukil dari pernyataan Ibn al-Qayyim, bersikap cuek dan berusaha membersihkan pikiran dari tingkah laku pendengki.
Biarkan seperti angin lalu saja. Bahkan, akan sangat baik bila Anda membalas perlakuan buruk itu dengan tindakan baik. Memadamkan api kedengkian itu dengan balasan berupa perbuatan terpuji.
Dan terakhir, selalu berlindunglah kepada Allah SWT hasutan orang-orang pendengki, entah mereka yang berada jauh dari Anda, ataupun yang dekat dengan Anda sekalipun.
“Dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.” (QS al-Falaq [113]: 2)
by Danu Wijaya danuw | Aug 2, 2016 | Artikel, Dakwah
Sebagaimana hadis : Hasad memakan pahala amal kebaikan seperti api memakan kayu.
Kata Ali ibn Husain dengki dan dendam itu seperti menenggak racun ke mulut sendiri lalu berharap orang lain yang akan mati.
Orang yang berpenyakit dengki kehilangan banyak kesempatan berkebaikan. Sebab susah melihat orang senang, dan senang melihat orang lain susah.
Siang malam si pendengki memikirkan orang hingga tak sempat membekali diri sendiri. Hasad adalah dosa yang paling menyiksa.
Bahkan andaipun berkebaikan, pendengki selalu mengalahkan yang didengki.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah
by Abdul Rochim Lc. MA abdulrochim | May 3, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 24 April 2016
Tidak perlu iri dan dengki dengan profesi orang lain yang lebih baik menurut penilain kita. Juga tidak perlu merendahkan pekerjaan orang lain selama itu halal.
Imam Malik rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya Allah membagi pekerjaan sebagaimana membagikan rezeki”.
Ustadz Abdul Rochim, Lc., MA.
(Baca juga: Menghadap-Nya)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman