by Danu Wijaya danuw | Jul 26, 2017 | Artikel, Tausiyah Iman
PERBANYAKLAH membaca istighfar agar Anda dapat menemukan jalan keluar, mendapatkan ketenangan batin, harta yang halal, keluarga yang salih, dan hujan yang deras.
Allah swt berfirman, “Maka, aku katakan kepada mereka: “Mohon ampunlah kepada Rabb-mu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.
Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
Allah telah jelaskan bahwa jika kita menginginkan harta halal, ketenangan batin dan segalanya, maka yang pertamakali kita lakukan adalah memohon ampun.
Karena bisa jadi, segala rizki yang belum Allah turunkan dikarenakan kemaksiatan-kemaksiatan kita pada Allah.
Allah berfirman, “Dan, hendaklah kamu meminta ampun kepada Rabb-mu dan bertaubat kepada- Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya
Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya,” (QS. Hud: 3).
Dalam sebuah hadits disebutkan: “Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).
Anda harus banyak membaca sayyidul istighfar, sebagaimana termuat dalam hadits Shahih Bukhari:
“Ya Allah, Engkau adalah Rabb-ku, tidak ada Ilah selain Engkau. Engkau ciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku akan menjalankan semua janjiku untuk-Mu dengan segala kemampuanku. Aku berlindung kepada- Mu dari keburukan yang aku lakukan.
Aku kembali kepada-Mu dengan segala nikmat-Mu atasku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku karena tidak ada yang memberi ampunan terhadap dosa-dosa kecuali Engkau.”
Maka apa lagi yang hendak kita tunggu? Ingin dilapangkan rizkinya? Ingin ditenangkan hatinya?
Maka beristighfarlah, memohon ampun kepada Allah atas maksiat yang telah kita lakukan.
Referensi: La Tahzan/ Karya: DR. Aidh Al-Qarni/Penerbit: Qisthi Press
by Fauzi Bahreisy fauzibahreisy | Jul 11, 2017 | Artikel, Tausiyah Iman
Tadabbur:
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً
[الجزء: ٤ | آل عمران ٣ | الآية: ١٠٣]
Artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan, maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu menjadi bersaudara…”
Persatuan umat tidak berdiri di atas ruang hampa:
- Tidak berdiri di atas slogan, dan Ungkapan indah
Namun ia hanya bisa berdiri di atas landasan yang kokoh dan kuat, berupa:
- Kebeningan hati, dan Ketulusan jiwa dalam tautan akidah.
Hal itu ditunjukkan oleh kesiapan menerima perbedaan (dalam hal cabang);
- Saling mengingatkan dan memperbaiki dengan cara yang baik.
- Mau belajar kepada setiap ulama yang shalih, meski tidak sealiran
- Menjaga lisan terutama terhadap saudara seiman
- Menunjukkan akhlak dan sikap bersahabat
- Serta saling mendukung dan menguatkan.
Tapi bila yang ditunjukkan adalah sikap merasa paling benar, hanya mau bergaul dengan kelompoknya, tidak mau berguru kepada ulama di luar golongannya, mudah memvonis dan menyalahkan,
Maka ukhuwah dan persatuan umat hanya hayalan belaka.
by Fauzi Bahreisy fauzibahreisy | Jul 8, 2017 | Artikel, Tausiyah Iman
Ibnul Qayyim berkata, “Sabar yang indah (ash-shabrul jamil), adalah sabar yg tidak disertai keluhan.
Maaf yang indah (ash-shafhul jamil), adalah maaf yang tidak disertai kecaman dan celaan.
Meninggalkan yang indah (al-hajrul jamil), adalah meninggalkan tanpa disertai tindakan menyakitkan.”
Adapun Ibnu Jauzi berkata, “Hukuman yang paling berat adalah ketika seseorang tidak merasa dirinya sedang dihukum. Yang lebih parah, dia malah senang dengannya.
Misalnya : senang mendapat harta haram dan terus melakukan dosa. Orang yang demikian, sulit untuk taat.”
by Fauzi Bahreisy fauzibahreisy | Dec 31, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Ibnu Athailah berkata, “Wahai saudaraku, engkau telah menyia-nyiakan sebagian usiamu. Karena itu jagalah sisanya yang tinggal sedikit. Demi Allah, usiamu tidak diukur sejak lahir. Namun sejak engkau mengenal-Nya.
Jangan kau habiskan tarikan nafasmu pada selain ketaatan. Sebab tarikan nafas itu bagaikan emas dan permata. Mungkinkah orang berakal membuangnya ketempat sampah?
Wahai saudaraku, usahakan selalu hadir dalam majelis ilmu agar akal pikiranmu bertambah. Meskipun usiamu pendek, ia akan menjadi panjang. Berkat adanya iman, takut, tadabur, dan kesadaran.”
by Danu Wijaya danuw | Nov 24, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Pertama, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah.
“Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi)
Kedua, barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah.
“Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).
Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah, hingga balasan rumah di surga.
“Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani)
Keempat, orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah.
“Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).
Kelima, Allah mencukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda).
Keenam, orang yang mengerjakan shalat Dhuha telah mengeluarkan sedekah.
“Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).
Ketujuh, keutamaan lain dari sholat dhuha adalah memperoleh pahala haji dan umrah bagi siapa saja yang mengerjakannya. Dalam hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,
“Barangsiapa yang sholat shubuh berjamaah kemudian duduk berdzikir untuk Allah hingga matahari terbit kemudian (dilanjutkan dengan) mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, maka baginya seperti memperoleh pahala haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya”. (H.R. Tirmidzi)
Kedelapan, Allah akan membangunkan istana di surga bagi orang yang sering mengerjakan sholat dhuha.
“Barangsiapa sholat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangun baginya istana dari emas di surga”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kesembilan, setelah mengerjakan sholat, pastinya kamu akan berdo’a dulu. Adapun untuk do’a sholat dhuha adalah sebagai berikut:
اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.
Sumber :
Buku Khasais al-Ummah al Muhammadiyah, Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Jun 17, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 28 Mei 2016
Dalam setiap tarikan nafas, terdapat tanda akan kekuasaan Allah
Dalam setiap detak jantung dalam diri kita, terdapat tanda akan rahmat Allah.
Dalam setiap kedipan mata yang bergerak, terdapat petunjuk akan besarnya nikmat Allah.
Rasakanlah saudaraku, bahwa kenikmatan hidup yang paling indah ialah tatkala engkau mengenal Allah dan merasakan kebersamaan-Nya dalam setiap aktivitas kehidupanmu.
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Akhlak Pilar Peradaban)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman