0878 8077 4762 [email protected]
Alasan Arab Saudi Melarang Jamaah Haji Palestina dan Imbasnya

Alasan Arab Saudi Melarang Jamaah Haji Palestina dan Imbasnya

Larangan Arab Saudi kepada warga Palestina yang berada di Israel untuk masuk ke wilayahnya berimbas buruk.
Padahal selama ini warga Palestina yang tinggal di Israel bisa masuk ke Arab Saudi meski menggunakan paspor sementara Yordania.
Imbas Pelarangan
Keputusan ini mengancam gagalnya 1,5 juta warga Palestina yang ada di wilayah Israel untuk haji dan Umrah tahun besok.
Terutama mereka yang berada di Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza yang terbiasa menggunakan paspor sementara Yordania.
Beberapa agen perjalanan di Israel, Yerusalem Timur, dan Yordania menyebut bahwa kedutaan Saudi di Aman menyebut bahwa mereka tidak bisa mengajukan visa lagi untuk mereka yang akan melakukan perjalanan ke Mekah dengan paspor sementara Yordania
Alasan Pelarangan
Mereka diizinkan masuk Saudi jika menggunakan paspor Palestina atau dokumen perjalanan. Paspor ini dikeluarkan oleh otoritas Palestina bagi warga yang tinggal di wilayah Palestina.
September lalu, Saudi juga melarang pengungsi Palestina yang memegang paspor sementara dari Libanon untuk mendapat visa haji.
Sebelum itu, pada Agustus, Saudi juga menolak visa haji dari pengungsi Palestina dari Gaza yang tinggal di Yordania.
Normalisasi Arab Saudi – Israel
Hal ini dilakukan Arab Saudi setelah negara itu dilaporkan melakukan normalisasi hubungan dengan Israel.

images (3)

Putra Mahkota Arab Saudi, Muhammad bin Salman yang punya pemikiran sendiri


April lalu, Putera Mahkota Arab Saudi, Mohammed bin Salman menyebut bahwa Israel memiliki hak untuk eksis.
“Saya percaya Palestina dan Israel punya hak untuk memiliki tanah mereka sendiri,” tutur Putera Mahkota, seperti dikutip Middle East Monitor.
Naturalisasi Menjadi Warga Negara Baru
Berdasarkan sumber Middle East Eye, keputusan Saudi ini adalah bagian dari perjanjian bilateral dengan Israel untuk mengakhiri “identitas Palestina dan hak untuk kembali bagi para pengungsi”.
Arab Saudi telah menekan beberapa wilayah negara untuk melakukan naturalisasi di 4 tempat :

  1. Pengungsi Palestina di Yordania
  2. Pengungsi Palestina di Libanon
  3. Warga Palestina di Yerusalem Timur
  4. Warga Palestina di wilayah Israel.

Tujuan naturalisasi agar menjadi warga negara baru. Dan tidak akan kembali ke kampung halaman.
Menanggapi masalah ini anggota parlemen Yordania, Saud Abu Mahfouz, menyebut bahwa,
“Kami telah menanyakan kepada Kementerian Dalam Negeri Yordania dan Kementerian Waqaf untuk mengirimkan komite ke Riyadh untuk menegosiasikan hal ini.” terangnya.
 
Disadur : Tribunmanado/MiddleEastMonitor

Terhapusnya Dosa-Dosa Orang Yang Berhaji

“BARANG siapa yang melakukan pekerjaan haji dengan tidak berbuat dan berkata hal kotor serta tidak melakukan perbuatan yang fasik (zina, kejahatan), maka ia akan kembali seperti baru dilahirkan dari perut ibunya,” (HR. Bukhari)
Orang yang haji mabrur dalam hadist diatas akan mendapat ganjaran terhapusnya dosa-dosa seperti baru lahir. Kriteria haji mabrur (diterima oleh Allah), yaitu

  • Yang melakukan ibadah hajinya berdasarkan manasik haji
  • Meninggalkan dirinya dari dosa, nafsu dan keinginan jelek
  • Mencintai kebaikan
  • Suka berdamai
  • Berniat yang ikhlas
  • Bertobat sungguh-sungguh
  • Berbelanja dari harta yang halal, dan tidak mengambil hak orang lain
  • Menjalankan syarat, rukun, sahnya dan etika berhaji serta menjauhi yang dilarang

Tetapi dosanya antar sesama manusia belum dapat terhapuskan  kecuali jika diberi maaf oleh orang yang diganggu haknya. Dan jika dalam bentuk hutang, maka hutangannya telah dibayar.
Sedangkan di akhirat akan terjadi tuntutan-tuntutan selagi di dunia belum dimaafkan. Dengan demikian maka hak yang kelihatannya dibiarkan di dunia tetapi di akhirat tidak akan lepas dari tuntutan.
Dan Allah akan mengambilkan hak orang lain yang tersiksa atau yang dirampas dikala hidupnya digantikan berupa kebaikan-kebaikan.
“Jika orang itu memiliki amal kebaikan, maka akan diambillah amal kebaikannya sekedar (menutupi) kedzalimannya, dan jika tidak mempunyai kebaikan maka diambillah kejahatan orang itu (yang dizalimi) guna dilimpahkan pada orang itu (yang menzalimi),” (HR. Bukhari).
Dengan demikian dosanya orang syahid dan orang haji kepada Allah akan dihapus dosanya oleh Allah, kecuali dosa-dosanya antar sesama manusia termasuk hutang-hutangnya yang belum dibayar atau belum dimaafkan kesalahannya ketika hidupnya.
 
Sumber : Jawaban Islam/Karya: Hussein Khalid Bahreisj/Penerbit:Al-Ikhlas

Viral Mantan Paus Vatikan Haji, Ini Aslinya

Bertepatan dengan ibadah haji bulan Dzulhijjah, di tanah air beredar video secara viral mantan Paus Benediktus XVI sedang melempar jumrah di jamarat dengan pengawalan ketat polisi Arab Saudi.
Sebuah akun milik Al Saud Royal Family di Instagram menjelaskan, bahwa video dan foto yang beredar bukanlah Paus Benediktus VXI, tetapi Gubernur Makkah, Pangeran Khaled Faisal.
“Pangeran Khaled Faisal sedang melempar sedang melempar jumrah sebagai bagian dari kegiatan ibadah haji didampingi anaknya Pangeran Saud Bin Khaled Faisal dan Pangeran Abdullah bin Bandar Bin Abdul Aziz,” tulis akun alSaud Royal Family.
Sebelumnya, 28 Februari 2013, pria bernama asli Joseph Aloisius Ratzinger mengumumkan mengundurkan diri menjadi pemimpin Katolik sedunia dan sejak itu diisukan masuk Islam.
Beberapa media asing menyebutkan, mundurnya Ratzinger, karena usianya yang terlalu tua dan beberapa kasus skandal seks yang menimpa gereja Katolik.
Mundurnya Paus ke-265 ini adalah yang keempat kali dalam sejarah Vatikan, yang terakhir terjadi tahun 1415. Sementara, di era modern, ini adalah yang pertama.
 
“Banyak orang percaya pada berita tipuan tanpa mencari kebenaran,”  tulis pemilik akun @Muhartatitaz.
Sebuah media Arab menyebutkan, kebanyakan jamaah menghabiskan dua atau tiga hari Dzulhijjah di Mina untuk lempar jumrah.
Termasuk Pangeran Khaled Al-Faisal, Penasehat Dua Masjid Suci dan Ketua Komite Haji, dan Wakil Gubernur Makkah, Pangeran Abdullah Bin Bandar juga melakukan ritual di pagi hari dan dilanjutkan pergi Makkah untuk melakukan Tawaf Ifadah.
Dengan berita ini cukup menjadi penjelas atas simpang siurnya informasi yang ada.
 
Sumber : Hidayatullah/MoeslemToday

Puasa Arafah Sehari Sebelum Idul Adha, Ini Keutamaannya

Puasa Arafah adalah puasa yang  jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah dinamakan demikian, karena biasanya saat itu jamaah haji sedang wukuf di bawah terik matahari di padang Arafah.
Puasa Arafah ini hukumnya sunnah muakkadah, dianjurkan bagi mereka yang tidak berhaji. Sedangkan bagi orang yang sedang berhaji, tidak disyariatkan puasa ini.
Mengenai keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk mendapatkan pengampunan di hari Arafah. Hanya sehari puasa, bisa mendapatkan pengampunan dosa untuk dua tahun. Luar biasa fadhilahnya …
Hari Arafah pun merupakan waktu mustajabnya do’a sebagaimana disebutkan dalam hadits,

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir
(Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)” (HR. Tirmidzi, hasan).
Mengenai hari Arafah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hari Arafah adalah hari pembebasan dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa saja yang sedang wukuf di Arafah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak melaksanakan wukuf.”
“Oleh karena itu, sehari setelah hari Arafah –yaitu hari Idul Adha- adalah hari ‘ied bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Baik yang melaksanakan haji dan yang tidak melaksanakannya sama-sama akan mendapatkan pembebasan dari api neraka dan ampunan pada hari Arofah.” (Lathoif Al Ma’arif, 482)
Semoga kita termasuk orang yang dimudahkan oleh Allah untuk melakukan puasa tersebut dan meraih keutamaan di dalamnya.
 
Oleh : Ustad M Abduh Tuasikal/RemajaIslam

Arab Saudi Pindahkan Layanan Imigrasi Jamaah Haji ke Indonesia

Jakarta Kerajaan Arab Saudi meresmikan program inisiatif baru dalam layanan jamaah haji Indonesia di Bandara Soekarno Hatta, Selasa 17 Juli 2018. Program ini dimaksudkan untuk memberi kemudahan proses kedatangan jemaah saat tiba di Arab Saudi.
Dengan program ini, semua prosedur kedatangan atau keimigrasian, seperti biometrik, sidik jari dan lainnya dilakukan di Indonesia, sehingga ketika tiba di Arab Saudi, jamaah akan melalui jalur khusus di Jeddah dan Madinah dan tidak berlama-lama untuk mengantre tapi langsung ke bus dan menuju tempat pemondokan masing-masing.
“Ini merupakan inisiatif Arab Saudi terkait dengan memberikan kemudahan jamaah haji seluruh dunia. Alhamdulillah program ini berjalan lancar sesuai waktu yang ditentukan sehingga memberikan kemudahan jamaah haji Indonesia,” kata pejabat Keimigrasian Arab Saudi, Jenderal Sulaiman Al Yahya kepada wartawan di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta.
Sebelumnya peresmian layanan ini dihadiri Wakil Menteri Haji & Umroh Kerajaan Arab saudi Hussein Al Sharif, Dubes Kerajaan Arab Saudi Osama Bin Muhammad Al Shuaibi dan GM Layanan Tamu Allah Kerajaan Arab Saudi Khaled Al Attaidi.
Dikatakan, program ini merupakan yang pertama dilakukan untuk Indonesia, dan baru dipraktikkan di Bandara Soekarno Hatta.
“Kami lakukan juga di negara lain seperti Malaysia. Untuk Indonesia baru di Jakarta, tapi kami siap melakukan di tempat lain jika pemerintah Indonesia membutuhkannya sehingga lebih banyak lagi jamaah haji yang dapat dilayani,” sambung Sulaiman.
Menurutnya, pemerintah Raja Salman sangat jelas untuk memberikan kemudahan bagi jamaah haji Indonesia yang terkenal sebagai jamaah haji terbaik seluruh dunia.
“Kami disini juga menggunakan perangkat berteknologi tinggi dan mobile sehingga dapat dibawa kemana-mana untuk mengatasi kemungkinan error selama proses ini berjalan,” ucapnya.
Proses yang berlangsung Selasa pagi itu berjalan lancar, dan bisa selesai dalam waktu satu jam dalam proses kedatangan bagi para jamaah haji Indonesia untuk kloter awal sebanyak sekitar 500 jamaah.
 
Sumber : Liputan6