by Danu Wijaya danuw | Dec 28, 2017 | Artikel, Dakwah
Nabi Luth diutus Allah kepada kaum Sodom, kaum yang berperangai lebih rendah dari binatang. Mereka adalah kaum yang ‘mempopulerkan’ perilaku homoseksual.
Nabi Luth memiliki istri bernama Wa’ilah. Sebagaimana dinukil para mufassir, Ibnu Abbas mengatakan Wa’ilah tidak termasuk pelaku LGBT. Terbukti ia menikah dengan Nabi Luth dan memiliki beberapa anak.
Sejarah Islam menyebutkan, semula ia adalah istri yang baik. Namun, ia terpengaruh oleh seorang wanita tua yang menawarkan kekayaan berupa emas dan perak. Syaratnya, Wa’ilah bersedia memberi tahu kaum laki-laki dari penduduk Sodom jika ada lelaki tampan yang bertamu ke rumahnya. Rumah Nabi Luth memang sering didatangi oleh laki-laki dari kaum lain untuk bertamu. Di antara mereka ada yang masih remaja dan tampan.
Iman Wa’liah kalah oleh nafsu duniawi. Ia menerima tawaran wanita tua itu. Ia meminta putrinya untuk memberitahu masyarakat setiap kali ada lelaki tampan yang bertamu pada suaminya.
Sementara itu, da’wah Nabi Luth kepada kaumnya tidak menambah apa-apa kecuali perlawanan dan kesombongan. Mereka terus-menerus melakukan perbuatan keji. Suatu ketika Nabi Luth memohon pertolongan kepada Allah, seperti dikisahkan dalam Al Quran, “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.” (QS. Al Ankabut:30)
Allah memperkenankan doa Nabi Luth as, dan mengutus Jibril untuk membinasakan mereka. Jibril datang ke Negeri Sodom dengan menyerupai dua orang lelaki yang tampan. “Dia (Luth) merasa susah dan sempit dadanya karena kedatangna mereka. Dan ia berkata: ‘Ini adalah hari yang sangat sulit’.” (QS. Hud : 77)
Nabi Luth as merasa khawatir dengan kedatangan kedua tamunya karena tahu kebejatan moral kaumnya. Sementara bagi Wa’ilah ini adalah peluang untuk mendapatkan pundi-pundi emas. Maka ia mengutus putrinya lagi untuk memberitahukan kedatangan kedua pemuda tampan itu kepada kaumnya.
Keberingasan kaumnya itu memaksa Luth untuk segera membukakan pintu rumahnya. Luth menawarkan putri-putrinya kepada kaumnya, namun mereka tidak berminat sedikit pun kepada putri-putri Luth.
Tiba-tiba tamu itu berkata kepada Nabi Luth as: “Sesungguhnya kami adalah ututsan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak dapat mengganggu engkau.” Kemudian para tamu (yang malaikat itu) berkata lagi: “Bukakan pintu dan tinggalkanlah kami bersama mereka!”
Nabi Luth pun membuka pintu rumahnya. Kaumnya menyerbu masuk dengan penuh kegilaan menuju ke arah tamu-tamu Nabi Luth as. Ketika itulah, Jibril menunjukkan kelebihannya, ia mengembangkan sayapnya dan memukul orang-orang durjana itu. Akhirnya mata mereka, tanpa kecuali buta seketika. Mereka berteriak kesakitan dan bingung mencari arah.
Bertanyalah Nabi Luth as kepada malaikat Jibril: “Apakah kaumku akan dibinasakan saat ini juga?” Malaikat menjawab bahwa azab akan ditimpakan kepada kaumnya pada waktu Subuh nanti. Nabi Luth berpikir, bukankah waktu Subuh sudah dekat. Jibril memerintahkan Nabi Luth untuk pergi membawa keluarganya pada akhir malam nanti bersama keluarganya, kecuali istrinya, Wa’ilah. Karena istrinya telah membantu orang-orang berbuat kerusakan dan ia harus menerima akibatnya. Lalu turunlah azab atas diri Wa’ilah beserta semua kaum Luth sebagaimana difirmankan Allah dalam Al Quran:
“Maka, tatkala datang azab Kami, Kami balikkakn (kota itu), dan kami turunkan di atasnya hujan batu, (seperti) tanah liat dibakar bertubi-tubi. Diberi tanda dari Tuhanmu dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83)
Na’udzubillah min dzalik. Kisah Wa’ilah ini mengajarkan kepada kita bahwa janganlah kesulitan hidup membuat seorang istri bersekutu kepada kebatilan terutama mendukung LGBT. Wa’ilah adalah istri durhaka yang telah terbujuk harta dunia yang akhirnya mendapat azab di akhir hidupnya.
Sumber : fb hakimuddinsalim dan Buku Pintar Suami-Istri Mempesona, Karya ustad Hepi Andi Bastoni, MA.
by Danu Wijaya danuw | Jul 2, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
Kapan kiamat hadir? Tak ada yang bisa memastikan waktu persisnya, termasuk Rasulullah saw. Namun, jika melihat fenomena Starbucks dan sebelumnya pembukaan masjid homo di Cape Town, Afrika Selatan, salah satu bukti kiamat sudah mendekat.
Di negeri Nelson Mandela, ada sebuah masjid yang resmi dibuka khusus untuk kaum homoseksual atau gay pada tanggal jumat, 20 September 2014, Pembukaan masjid itu ditandai dengan digelarnya shalat Jumat pertama di ‘Masjid terbuka’ tersebut.
Pembukaan masjid tersebut atas inisiasi Dr Taj Hargey seorang Direktur the Muslim Educational Centre of Oxford, . Tentu saja, keputusan kontroversial Hargey juga mengakibatkan ia didemo para jamaah yang terus meneriakinya.
Ada juga soal legalisasi LGBT di beberapa negara. Salah satunya Amerika Serikat yang mengesahkan perkawinan sejenis.
Selain itu pernyataan CEO Starbucks Howard Schulzt. Dia mendukung penuh soal LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender).
CEO Starbuck mengatakan,”Siapa yang menolak pernikahan sesama jenis, bisa minum kopi ditempat lain.” Sehingga hal ini jadi alasan Muhamadiyah memboikot Starbuck dan memaksa pemerintah untuk mencabut izin Starbuck di Indonesia .

CEO Starbuck, Howard Schultz
Bahkan dalam rapat pemegang saham CEO Starbuck mengatakan, “Jika ada di antara pemegang saham saat ini ada yang tidak mendukung perkawinan sejenis yang diperjuangkannya, maka silakan menjual sahamnya dan melakukan investasi di tempat lain.”
Namun dilansir dari website seattletimes.com, per 2 April 2017 Schultz sudah tidak menjadi CEO dari perusahaan kopi terbesar di dunia, Starbucks. Ia tetap menjadi orang penting di Starbucks, namun tidak bersentuhan lagi dengan keuangan. Ia menjadi bagian eksekutif yang berfokus kepada pengembangan perusahaan untuk bisnis premium, termasuk di dalam perbaikan kualitas dan pemajuan brand. Jadi statement Schultz di dalam mendukung LGBT, sudah kadaluwarsa. Sekarang Schultz sudah tidak berperan sebagai CEO.
Di Amerika pun, seruan boikot Starbucks dilakukan oleh para pendukung Donald Trump. Namun ini dalam masalah positif. Karena pernyataan Starbucks yang berniat mempekerjakan 10.000 pengungsi di seluruh dunia sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan anti-imigran Donald Trump langsung ditanggapi dengan tagar #BoycottStarbucks oleh pendukung politik Trump.
Semoga Starbuck berbenah setelah CEO nya diturunkan, dan mengevaluasi kebijakan untuk tidak mendukung pernikahan sejenis yang dilarang disemua agama.
Rasulullah saw pernah mengingatkan soal LGBT yang menurut sabdanya menjadi salah satu tanda kian dekatnya kiamat.
تكون فى آخر هذه الأمة عند اقتراب الساعة أشياء منها نكاح الرجل الرجل وذلك مما حرم الله عليه ورسوله ومنها نكاح المرأة المرأة ، وذلك مما حرم الله ورسوله ويمقت الله عليه ورسوله – صلى الله عليه وسلم – وليس لهؤلاء صلاة ما أقاموا على ذلك حتى يتوبوا إلى الله توبة نصوحا
“Akan terjadi pada akhir zaman ini ketika mendekati terjadinya kiamat berbagai peristiwa.
Di antaranya seorang laki-laki mengawini laki-laki, yang hal itu termasuk hal yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya serta dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Dan di antaranya juga seorang wanita mengawini wanita, yang hal itu termasuk hal yang diharamkan Allah dan Rasul-Nya serta dibenci Allah dan Rasul-Nya.
Tidak ada shalat bagi mereka selama mereka mengerjakan hal itu, hingga bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya.” (HR. Al Baihaqi, Ad Daruquthni dan Ibnu Najar)
Hadits tersebut menjelaskan bahwa nubuwat Rasulullah telah terbukti. Di zaman kita kini telah ada perkawinan sejenis. Sekaligus menjadi tanda akhir zaman dan tanda dekatnya kiamat.
Adapun maksud “tidak ada shalat bagi mereka” maksudnya adalah shalatnya tidak diterima.
Kalimat tersebut sekaligus mengabarkan bahwa ada di antara pelaku perkawinan sejenis yang secara identitas masih beragama Islam, namun Islam mereka baru kembali benar jika mereka bertobat dengan taubat nasuha, taubat yang sebenar-benarnya.
Wallahua’lam bishshowab.
Sumber : Wajada/Erwyn Kurniawan
Edited : Aliman