0878 8077 4762 [email protected]

Bersaing dengan Orang yang Mati Syahid

Oleh: M. Lili Nur Aulia
 
Dengan ketaatan, Anda bersaing dengan orang yang mati syahid dalam kedudukan dan ada kemungkinan Anda mengalahkannya. Diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu ‘anhu bahwa ada dua orang dari Bani Qadha’ah datang kepada Rasulullah saw, keduanya masuk Islam secara bersamaan. Salah seorang dari keduanya sangat tekun dan sungguh-sungguh beribadah dibandingkan yang satunya.
Keduanya berangkat perang di jalan Allah, kemudian seorang yang tekun dan sungguh-sungguh gugur syahid. Sedangkan yang satunya tetap hidup setelahnya selama setahun, baru kemudian meninggal.
Thalhah mengatakan, “Aku bermimpi berada di pintu surga dan tiba-tiba bertemu dengan keduanya. Pemuda yang meninggal belakangan dipersilakan lebih dahulu untuk masuk surga. Tidak lama kemudian barulah diizinkan kepada yang mati syahid (yang meninggal lebih dahulu) untuk masuk. Setelah itu ia berkata padaku, ”Pulanglah kamu belum waktunya.”
Paginya, Thalhah menceritakan apa yang dilihat dalam mimpinya kepada orang-orang. Mereka heran, bagaimana orang yang meninggal biasa bisa mendahului orang yang mati syahid untuk masuk surga. Berita itu akhirnya sampai kepada Rasulullah SAW.
(Baca juga: Perasaan Istimewa)
Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah saw, orang ini lebih tekun dan sungguh-sungguh dibandingkan temannya yang mati syahid. Kenapa temannya masuk surga lebih dulu dari yang mati syahid?” Rasulullah SAW menjawab, “Bukankah setelah itu dia hidup selama satu tahun?” Mereka menjawab, “Betul”.
Rasulullah SAW bersabda, “Dia menjumpai Ramadhan, dia berpuasa dan shalat demikian dan demikian dalam setahun?” Mereka menjawab, “Betul”. Rasulullah SAW bersabda, “Maka jarak antara keduanya lebih jauh (dibandingkan jarak) antara langit dan bumi.” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah).
Oleh karena itu, berpuasa Ramadhan dengan puasa yang benar karena iman dan penuh harap serta merebut kebaikan-kebaikan yang ada di bulan Ramadhan akan menjadi amal ibadah luar biasa dibanding dengan lainnya.
Maka timbangan (kebaikan) Anda menjadi berat dan derajat Anda di surga menjadi tinggi. Anda berada di samping Nabi, shahabat dan orang yang mati syahid. Dan mereka adalah sebaik-baik teman.” (QS. An Nisa’: 69)
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia.

Perasaan Istimewa

Oleh: M. Lili Nur Aulia
 
Ketika orang-orang shaleh terdahulu memahami bahwa kematian datang tanpa meminta izin kepada siapapun dan dia datang dengan tiba-tiba; maka salah seorang dari mereka apabila menerima berita kematian mengucapkan:
Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sungguh kami adalah milik Allah dan sungguh kepada-Nya lah kami akan kembali).
Demi Allah kita hampir-hampir menjadi orang yang diculik oleh kematian. Maka, mari manfaatkan kesempatan hidup ini dengan benar-benar menambah ketekunan, kerja keras dan kesungguhan dalam beramal shalih.
(Baca juga: Ramadhan Adalah Yusuf Zaman Ini)
Saudaraku,
Segeralah beramal, sebab malaikat maut sudah dekat dari Anda di rumah yang berdekatan dengan Anda dan mengambil saudara Anda dari dalamnya. Mungkin saja arahnya berubah tiba-tiba -atas perintah Allah- dan mengambil nyawa Anda sebagai ganti dari saudara Anda. Namun Allah memberi Anda kesempatan lain dan memanjangkan umur Anda sampai Anda giat dan beramal lebih banyak.
Sadarkah Anda tentang hal ini?
Sumber:
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia

Ramadhan Adalah Yusuf Zaman Ini

Oleh: M. Lili Nur Aulia
 
Perhatikanlah, jumlah anak Yakub as ada duabelas orang. Yusuf adalah anak yang paling dicintai ayahnya. Demikian juga bulan ramadhan, ia adalah bulan yang paling dicintai Allah diantara duabelas bulan dalam setahun. Sebagaimana Yusuf yang merupakan simbol kesabaran ditengah-tengah saudaranya. Sesungguhnya bulan ramadhan juga bulan kesabaran.
Jika nabi Yakub as bisa sembuh penglihatannya dengan baju Yusuf as. Sesungguhnya ramadhan bisa mengembalikan penglihatan pelaku maksiat. Sehingga dengan penglihatannya itu dia kembali ke jalan yang benar. Seperti saudara-saudara Yusuf as yang datang dengan sambutan maaf oleh Yusuf as. Begitupula ramadhan yang datang dengan kemuliaan dan penghormatan.
(Baca juga: Menjadikan bulan Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, Dakwah dan Jihad)
Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kalian, mudah-mudahan Allah mengampuni (kalian). Dan dia Maha Penyayang diantara Penyayang.” (Q.S. Yusuf : 92).
Sungguh benar Hasan al Bashri mengatakan, Ramadhan sebagai arena pertandingan untuk makhluknya. Mereka berlomba didalamnya dengan ketaatan-ketaatan untuk mencari ridhaNya. Ada orang yang terdepan didalam perlombaan, merekalah yang menang. Ada yang tertinggal dibelakang, dan merekalah yang rugi. Yang aneh ada orang yang tertawa dibelakang, padahal mereka adalah orang yang lalai dan merugi.
Rasulullah saw bersabda, “Celakalah orang yang menjumpai ramadhan sedang ia tidak mendapatkan ampunan.”
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia