0878 8077 4762 [email protected]

Inilah Nabi Palsu Sepanjang Sejarah Termasuk dari Indonesia

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan para dajjal (pendusta) yang berjumlah sekitar tiga puluh orang. Semuanya mengklaim bahwa dirinya adalah Rasul (utusan) Allah”. (HR: Al-Bukhari dan Muslim).
Nabi Palsu Sebelum Zaman Islam:

  1. Zoroaster (Persia, 660-583 SM), kitab suci: Avesta. Mati terbunuh dalam perang melawan Bactria (Balkh).
  2. Marcion (Roma, ± 144 M), pembentuk gereja Marcionite dan pemahaman Marcionisme .Mani (Persia, ± 242 M), pendiri agama Manichaeisme (al-Maniwiyah). Mati dibunuh, dikuliti, dan kulitnya diisi jerami dan digantung oleh Bahram.
  3. Daishan, pendiri aliran Daishaniyah yaitu suatu aliran ber-tuhan dua di Persia dari agama Majusi.
  4. Mazdak (Persia, 487-523 M), pendiri aliran Mazdakiyah (Serba Boleh dan Semua Halal), kitab suci: Zanda. Mati dibunuh.

Nabi Palsu Di Zaman Jahiliyah

  1. Amru bin Luhayyi, (dari Kabilah Khuza’ah), orang yang pertama kali merubah agama Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi kemusyrikan dan penyembahan berhala.

Nabi Palsu di Masa Rasulullah : 
1. Al-Aswad al-Ansi (11 H/632 M) atau Abhalah bin Ka’ab bin Auf al-Ansi al-Madzhiji
Seorang dukun dari Yaman. Mati dibunuh oleh Fairuz, kerabat istri al-Aswad.
2. Musailamah al-Kadzdzab (usia 150 tahun, mati tahun 12 H/633 M).
Memiliki pasukan 40.000 orang. Mati dibunuh saat perang oleh Wahsyi dengan tombaknya pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Nabi Palsu Setelah Masa Rasulullah :
1. Sajah binti Al-Harits bin Suwaid bin Aqfan at-Tamimiyah dari Bani Yarbu (mati tahun 55 H/675 M).
Seorang dukun wanita yang mengaku Nabi di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq dan kemudian dinikahi oleh Musailamah al-Kadzdzab. Setelah Musailamah terbunuh, Sajah melarikan diri ke Irak kemudian masuk Islam dan mati dalam keadaan Islam.
2. Thulaihah al-Asadi (mati tahun 21 H/642 M).
Masuk Islam tahun 9 H, kemudian murtad. Dan mengaku Nabi di Nejd pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq. Setelah Abu Bakar ash-Shiddiq wafat, Thulaihah bertaubat (masuk Islam) kemudian mati syahid dalam penaklukkan Persia.
3. Abdullah bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
Sempalan Syiah yang meyakini reinkarnasi (kembalinya ruh orang yang sudah mati) dari satu orang ke orang lain. Dia mengaku Tuhan dan Nabi sekaligus
4. Al-Mukhtar bin Abi Ubaid (Thaif, 622-687 M/67 H)
Penganut Syiah yang mengaku Nabi dan mendapat wahyu. Dia adalah saudara iparnya Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Mati dibunuh oleh Mush’ab bin Az-Zubair di Harura.
5. Mirza Ali Mohammad (abad 19 M).
Pendiri agama Babisme dan penganut Syiah, dihukum mati oleh pemerintah Iran tahun 1843.
6. Mirza Husein Ali.
Pendiri agama Bahaisme (pengganti Babisme) dan penganut Syiah. Mengaku Nabi tahun 1862 dan mati tahun 1892, kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Abbas Efendy yang berpusat di Chicago.
7. Mirza Ghulam Ahmad (India 1835-1908).
Pendiri ajaran Ahmadiyah dari India yang membuka cabang di Indonesia. Kitab suci: Tadzkirah. Mati terkena wabah penyakit kolera.
8. Rashad Khalifa (Mesir, 1935-1990)
Penganut Tasawuf dan perintis Ingkarus Sunnah. Mati dibunuh oleh pengikutnya dengan disembelih dan ditusuk-tusuk dengan pisau dapur.
9. Asy-Syaikhah Manal Wahid Manna
Wanita tersebut mulai melontarkan kesesatan sejak tahun 1995. Dan dipenjara oleh pemerintahan Mesir.
10. Tsurayya Manqus
Seorang wanita peneliti, cendekiawan dalam bidang sejarah dari Yaman.
11. Muhammad Bakri, asal Yaman dan dibunuh oleh pengikutnya sendiri, kemudian disalib di atas papan kayu.
12. Muhammad Abdur Razak Abul ‘Ala
Asal Sudan. Bekerja sebagai tukang jahit di Kairo.
Nabi-Nabi Palsu di Indonesia :
1. Gus Jari bin Supardi
Sebagai nabi penutup, Jari menyebut dirinya sebagai Nabi Isa Al Habibullah. Lewat pondok pesantrennya yang diasuhnya, Kahuripan Ash-Shiroth di Dusun Gempol, ia memiliki 100 pengikut.
2. Lia Aminuddin alias Lia Eden
Wanita 69 tahun ini mengklaim bisa meramalkan kiamat. Pendiri agama Salamullah. Dia mengklaim sebagai nabi dan rasul serta Imam Mahdi. Namun, pengaruh Lia Eden perlahan terkikis setelah Mahkamah Agung memvonis 3 tahun penjara pada 2007 lalu.
3. Ahmad Musadeq
Mengaku sebagai nabi pada 23 Juli 2006 aliran Alqiyadah Al-Islamiyah. Ia menafsirkan kitab suci dengan cara sendiri dan tidak mewajibkan pengikutnya salat dan puasa. Musadeq akhirnya diamankan polisi dan mengaku bertaubat pada 9 November 2007. Namun, Musadeq kembali muncul lewat organisasi dan aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang kini sedang heboh di tanah air. Musadeq menjadi nabi dan rasulnya para pengikut Gafatar.
4. Cecep Solihin
Pria yang mengaku sebagai rasul ini ditangkap di Jalan Cinta Asih, RT 01/ 11, Kelurahan Samoja, Kecamatan Bandung Wetan, Bandung, Jawa Barat. Selain mengaku nabi dan rasul, pria kelahiran 2 Agustus 1965 itu juga mengajarkan doktrin-doktrin aneh yang membingungkan dan menyesatkan. Cecep menyuruh pengikutnya jihad ke Aceh, meminjam uang ke bank tanpa perlu mengembalikan, hingga mencuci otak pengikutnya untuk tidak mengakui NKRI. Akhirnya ditangkap pihak kepolisian.
5. Dedi Mulyana alias Eyang Ended
Dari Banten. Dedi mengaku memperoleh wangsit dari musyawarahnya dengan jin di laut. Nabi palsu ini berprofesi sebagai dukun. Eyang Ended merekrut pengikutnya dengan syarat menyetorkan uang senilai Rp 5 juta. Nabi palsu ini juga menipu 30 wanita untuk melakukan ritual keagamaan dengan jalan berhubungan badan. Aksi cabul inilah yang mengantarkan Dedi Mulyana ke penjara setelah ditangkap pada Juni 2005 silam.
6. Ashriyanti Samuda
Ashriyanti Samuda mengklaim sebagai nabi sejak berusia 30 tahun. Warga Kepulauan Sula, Maluku ini menerbitkan buku sabdanya kepada presiden pada 2014 lalu lewat bukunya berjudul “Pemimpin yang Diutus Cahaya dari Indonesia Timur” for Presiden RI 2014. Buku ilegal ini sampai ke MUI Maluku Utara. Nabi palsu ini akhirnya disidang pada 15 Juni 2012 lalu.
7. Sutarmin
Sutarmin muncul di lereng Gunung Lawu pada 2013 lalu. Nabi palsu ini  adalah guru agama yang meneruskan ajaran pendahulunya, Rochmad. Rochmad dan pengikutnya diketahui menyimpang dari ajaran Islam. Mereka mengganti nama Nabi Muhammad dalam syahadat dengan nama Rochmad.
8. Ahmad Mukti
Ahmad Mukti adalah putra Lia Eden. Ahmad Mukti dipercaya oleh pengikut sebagai reinkarnasi Nabi Isa. Sosok Lia Eden multifungsi. Lia Eden tak hanya sebagai Imam Mahdi, tapi juga sosok Maryam yang melahirkan Nabi Isa. Raga Lia dijadikan media tempat Jibril memberi ilmu dan berbagai petunjuk mengenai dunia-akhirat.
 
Sumber : Abu Fahd/Serambi Mata
Diambil dari buku : “Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat” oleh Hartono Ahmad Jaiz. Printed by Maktabah Salman 2008

Mewaspadai Hadist Palsu Seputar Bulan Rajab

Sekarang marak beredar broadcast tentang Hadits Palsu seputar bulan Rajab. Entah broadcast dari bbm, line, whatsapp, sms, ataupun media sosial yang lainnya. Isi dari broadcast tersebut misalnya seperti ini :
Hadist pertama :
Rasullullah bersabda “Barangsiapa yang memberitahukan berita 1 Rajab kepada yang lain, maka haram api neraka baginya”.
Hadits yang disebutkan di atas adalah hadits palsu, sebagaimana dijelaskan oleh Asy-Syaukani di Al-Fawaid Al-Majmu’ah, hlm. 215.
Hadist kedua :
“Sesungguhnya bulan Rajab adalah bulan yang agung, barangsiapa yang berpuasa sehari di bulan itu, maka Allah tuliskan untuknya (pahala) puasa seribu tahun.”
(Hadis palsu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:206–207, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, Hal. 26, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 101, As Suyuthi dalam Al Lali’ Al Mashnu’ah, 2:115)
Hadist ketiga :
“Barangsiapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Rajab, sebanyak 14 rakaat, setiap rakaat membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas 20 kali…”
Hadist diatas maudhu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, Hal. 25, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 50
Hadist keempat :
“Barangsiapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Rajab, sebanyak 14 rakaat, setiap rakaat membaca Al Fatihah sekali dan surat Al Ikhlas 20 kali…”
(Hadis maudhu, sebagaimana keterangan Ibnul Jauzi dalam Al Maudhu’at, 2:126, Ibnu Hajar dalam Tabyinul ‘Ujbi, Hal. 25, As Syaukani dalam Al Fawaid Al Majmu’ah, Hal. 50)
Hadist kelima :
“Keutamaan Rajab dibanding bulan yang lain, seperti keutamaan Alquran dibanding dzikir yang lain.”
Ibnu Hajar mengatakan, “Perawi hadis ini ada yang bernama As Saqats, dia dikenal sebagai pemalsu hadis”
Diharamkan Menyebarkan Hadist Palsu
Masih ada belasan hingga puluhan hadist palsu yang beredar dikalangan umat Islam. Semoga kita pandai memilah sebelum menyebarkannya kepada orang lain agar tidak berdosa. Dan mengkonfirmasi balik jika sudah terlanjur menyebarkan hadist palsu.
Maka Berhati-hatilah menyebarkan hadits palsu karena yang menyebarkannya akan mendapatkan dosa dusta dan menyebabkan masuk neraka sebagaimana dalam hadits yang shahih berikut ini :

عَنْ الْمُغِيْرَةِ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ كَذِباً عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ فَمَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّداً فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ.

“Dari Mughirah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: Sesungguhnya berdusta atas (nama)ku tidaklah sama seperti berdusta atas nama orang lain. Barangsiapa berdusta atas (nama)ku dengan sengaja, maka hendak-lah ia mengambil tempat duduknya dari Neraka.” [HR. Al-Bukhari (no. 1291) dan Muslim (I/10)]
Marilah sama-sama kita memelihara kemuliaan bulan Rajab. Jangan sampai kemuliaan bulan Rajab sebagai salah satu bulan mulia telah dicemari dengan pengagungan yang bersumberkan kepada riwayat/hadits palsu.

Bagaimana Hukumnya Menjual Barang Tiruan?

Assalammualaikum. Saya hendak bertanya apa hukum dalam hal jual beli barang tiruan atau replika seperti hp atau lainnya? Tapi ketika menjual kita sudah menjelaskan kepada pembeli bahwa barang tersebut replika. Mohon penjelasannya. Terima kasih.
 
Jawaban :
Assalamu alaikum wr.wb. Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil alamin. Ash-shalatu wassalamu ala Rasulillahi wa ala alihi wa shahbih ajmain. Amma ba’du:
Terkait dengan boleh tidaknya memperjualbelikan barang replika atau tiruan, maka paling tidak terdapat dua hal yang harus diperhatikan oleh penjual.
Pertama, ia harus memastikan bahwa barang tiruan tersebut diproduksi dengan ijin dari pemilik merk aslinya.
Sebab tidak boleh membuat dan memperjualbelikan merk atau produk orang lain tanpa ijin dari pemilik asli merk tersebut. Jika tidak, hal itu termasuk ikut serta dalam praktek pemalsuan dan tindak kezaliman.
Kedua, si penjual harus memberitahukan kondisi barang yang dijualnya kepada si pembeli tanpa ada yang ditutupi dan disembunyikan.
Semua itu agar tidak ada yang dirugikan. Jangan sampai pemilik merk asli dirugikan lantaran produknya dipalsukan.
Juga jangan sampai pembeli dirugikan karena membeli sesuatu tidak seperti yang ia harapkan. Rasul saw bersabda, “La dharara wa la dhiraar.
Di antara maknanya “Tidak boleh merugikan atau membahayakan diri sendiri dan orang lain.”
Wallahu a’lam
Wassalamu alaikum wr.wb.
Ustadz Fauzi Bahreisy
Ingin konsultasi seputar ibadah, keluarga, dan muamalah? Kirimkan pertanyaan Anda kesini