0878 8077 4762 [email protected]
Indonesia dan Turki Sepakat Kerjasama Buat Tank, Kapal Selam hingga Pesawat

Indonesia dan Turki Sepakat Kerjasama Buat Tank, Kapal Selam hingga Pesawat

Kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke Turki menghasilkan berbagai kesepakatan antar kedua negara. Hasil salah satunya berupa kesepakatan investasi senilai US$ 520 juta (setara dengan Rp 6,7 triliun Selain itu adalah kesepakatan bisnis antara perusahaan Indonesia dengan Turki.
Seperti perjanjian antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry mengenai pengembangan pesawat jenis turboprop baling-baling. Pesawat yang akan dikembangkan oleh kedua negara adalah pesawat N245.
Kerjasama Membuat Pesawat 
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media Fajar Harry Sampurno mengaku, bukan tanpa alasan PT DI memilih Turki sebagai negara mitra dalam pengembangan N245.

wp-image-95698451jpg

Kerjasama Pengembangan Pesawat 245


“Turki itu pengguna terbesar CN235. PT DI juga sudah memberikan banyak teknologi modifikasi mission control dan perawatan CN235 ke Turki,” kata Harry kepada Liputan6.com, seperti ditulis Minggu (9/7/2017).
Indonesia-Turki Bikin Tank
Jokowi menyambut baik hasil konkret kerja sama industri pertahanan, antara lain peluncuran tank kelas menengah Kaplan MT.
Tank tempur ini merupakan produksi bersama antara Indonesia dan Turki yang dikembangkan oleh FNSS Turki dan PT Pindad Indonesia.
1. Kerja Sama Tank Medium Kaplan MT
Model  Tank Medium FNSS Turki dan PT Pindad, pertama kali muncul di Indo Defence, awal November 2016 di Jakarta. Wujud nyatanya, berupa prototype akhirnya muncul pada IDEF 2017 di Istanbul Turki.
tang-noi-dia-tho-nhi-ky-ne-don-ten-lua-nga_11159672

Dua buah Tank Medium Kaplan kerjasama Indonesia-Turki di acara Indo Defence


2. Tank Medium Kaplan (FNSS Savunma)
Tank Medium berbobot hingga 35 ton ini, memiliki kemampuan tembakan langsung yang akurat, berbagai pilihan amunisi mulai dari dukungan tembakan (close fire support) hingga amunisi anti-tank. Tank ini juga memiliki mobilitas taktis dan strategi yang superior.
Tank Medium 105mm ini didukung oleh power pack di bagian belakang kendaraan, yang memberikan rasio power-to-weight sekitar 20 HP / ton. Mesin memindahkan tenaga ini ke sistem penggerak, yang memiliki sistem suspensi anti-shock enam roda dengan tuas ganda yang dipasang pada torsi, dengan daya jelajah operaional 450 km.
Daya tembak tank disediakan oleh CMI Cockerill 3105 turret, terintegrasi dengan senapan tekanan tinggi 105mm Cockerill dan autoloader tingkat lanjut. Berkat turret ini, tank medium KAPLAN memiliki kekuatan senjata yang tinggi meski bobotnya relatif rendah.
Rencananya Tank ini mulai diproduksi pada tahun 2018 dan diharapkan muncul dalam Peringatan Hari TNI ke-72, tanggal 5 Oktober 2017. Selain untuk Angkatan Darat Indonesia
Kerja Sama Kapal Selam
Sebelumnya, koran Handelsblatt yang berbasis di Düsseldorf, Jerman, melaporkan bahwa ThyssenKrupp, perusahaan yang juga memproduksi kapal selam dengan mitra dari Turki, dalam negosiasi untuk bermitra mengambil bagian dalam proyek kapal selam Indonesia, yang dikutip oleh Dailysabah.com, 4 Mei 2017.
“Tadi juga telah kita sepakati untuk menambah kerja sama di bidang pembuatan kapal selam dan truk, dan ini juga akan segera ditindaklanjuti oleh tim dari kedua negara,” ujar Presiden Jokowi.
 
Type_209_Submarine-e1493999414398

Desain Kapal Selam Type 209 Thyssenkrup Marine Systems (TKMS) di Asian Defence and Security (ADAS) Trade Show 2016, (rhk111)


Bulan sebelumnya, Galangan Kapal Gölcük Turki di provinsi Kocaeli mengajukan sebuah proposal kepada tentara Indonesia untuk kapal selam tipe 214. Menurut laporan tersebut, Golcük Shipyard akan menjadi tuan rumah sekelompok pejabat yang datang berasal dari ibu kota Indonesia, Jakarta.
Selama hampir 50 tahun terakhir, angkatan laut Turki telah memesan kapal selam dari galangan kapal Grup Ruhr, yang saat ini beroperasi di bawah TKMS.
Turki diharapkan bisa bekerjasama dengan TKMS untuk memasuki bisnis ekspor dengan bersama-sama ingin menjual kapal selam ke Indonesia, menurut surat kabar Jerman, yang diyakini telah menerima laporan intelejin dari orang dalam industri.
 
Sumber : Indogreater/Liputan6

Ini Pertama Kalinya Pesawat Israel Mendarat Di Bandara Saudi

 
NAZARET–Otoritas Israel melakukan kesepakatan dengan Kerajaan Aab Saudi terkait pembukaan jalur penerbangan udara untuk mengangkut umat Islam Palestina ke tanah suci Mekkah. Dalam sejarah, ini pertaman kalinya pesawat Israel akan mendarat di Saudi.
Dikutip dari Yediot Aharonot, Kamis (15/6/2017) kemarin, sebelumnya perundingan sudah dilakukan sebagai langkah simbolik normalisasi dengan Israel. Otoritas Palestina melakukan koordinasi dengan Amerika, Yordania, dan Israel soal pengangkutan jamaah haji dari Ben Gurion ke Saudi.
Hasil dari perundingan itu, karena tidak ada akses resmi antara dua negara, maka pesawat akan landing di Amman dan setelah itu ke Saudi.
Seorang pejabat Israel mengatakan, perundingan kini semakin berkembang dimana perjalanan udara melalui pesawat asing ke Saudi sehingga jamaah haji Palestina yang tinggal di Israel akan bisa berkunjung langsung dari Israel ke Saudi.
Langkah ini dinilai bagian dari normalisasi hubungan antara Saudi, negara-negara Arab dengan Israel dimana Amerika ingin memperkuatnya. Sehingga di masa mendatang akan membuka kemungkinan ada perjalanan udara Saudi ke Israel.
Menteri Transportasi dan Intelijen Israel Yesrael Cats menjelaskan kepada delegasi Amerika rencana jalur kereta api “perdamaian regional” yang menghubungkan antara Israel dan Yordania kemudian ke Saudi serta negara-negara Teluk sampai ke Laut Meditradia.
Sebelumnya, Saudi menolak segala bentuk normalisasi dengan Israel. Jamaah haji Palestina yang tinggal di wilayah jajahan Israel tahun 1948 berangkat ke Saudi melalui Yordania kemudian dari sana mereka ke Saudi baik melalui darat atau udara dengan menggunakan paspor Yordania.
Jika jalur udara Israel ke Saudi dibuka, maka peluang-peluang lain akan dibuka bagi Israel di negara-negara Arab sehingga isolasi terhadap Israel akan terpecahkan.
Sebagian analis mengkhawatirkan mata-mata Israel ke Arab Saudi, sebab dimana ada yahudi disitu ada kerusakan dan pengkhianatan. Dan menyayangkan kenapa tidak membuat bandara di negara Palestina wilayah Tepi Barat dan Gaza. Sehingga dapat terus mengisolasi Israel sebagai solidaritas sesama muslim.
 
Sumber: PIP