0878 8077 4762 [email protected]

Ringkasan Taklim : Ikhlas Dalam Beramal

Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Ikhlas dalam Beramal
Ahad, 13 september 2015
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman
Jl. H. Mursid No.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ust. Muhammad Sholeh Drehem, Lc (Ketua IKADI Jawa Timur)
 
1. Diterima atau tidaknya amalan kita, sangat tergantung pada hati kita. Sebab, hati adalah tempatnya ikhlas.
2. Tidak ada satupun yang mengetahui bagaimana kondisi keikhlasan kita kecuali Allah dan diri kita sendiri. Bahkan malaikat pun juga tidak mengetahui.
3. Diantara profil muslim yang patut untuk kita contoh keikhlasannya ialah Nabi Ibrahim dan keluarganya.
4. Orang yang beramal tanpa disertai dengan keikhlasan hasilnya akan sia-sia. Dia hanya akan mendapatkan rasa lelah saja. Bahkan di akhirat dia akan mendapatkan siksa dari Allah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits tentang ditolaknya 3 amalan besar karena tidak disertai keikhlasan.
5. Orang yang bisa menjaga keikhlasannya akan mendapat perlindungan Allah dari gangguan syetan
6. Diantara manfaat ikhlas, Allah akan menjaganya dari kemaksiatan. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Nabi Yusuf a.s.
7. Diantara tanda bahwa seseorang memiliki keikhlasan, dia istiqomah untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah di masjid (bagi pria) dan tidak melewatkan satu hari pun tanpa membaca Qur’an.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Taklim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Taklim : Marah Saat Aturan Allah Dilanggar

Ringkasan Kajian Kitab Riyadhus Shalihin Bab ke-77
Marah Saat Aturan Allah Dilanggar
Ahad, 20 Maret 2016
Pukul. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Rasyid Bakhabazy, Lc
 
Hadits-1
وعن أبي مسعود عقبة بن عمرو البدري رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال: جاء رجل إلى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم فقال: إني لأتأخر عن  صلاة الصبح من أجل فلان، مما يطيل بنا! فما رأيت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم غضب في موعظة قط أشد مما غضب يومئذ. فقال:«يا أيها الناس إن منكم منفرين، فأيّكم أم الناس فليوجز؛ فإن من ورائه الكبير والصغير وذا الحاجة»
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

  • Seseorang boleh mengadukan perkara yang tidak sesuai dengan sunnah nabi.
  • Disyariatkannya mempersingkat shalat saat menjadi imam dalam shalat berjamaah.

Hadits ke-2
2. وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها قالت: قدم رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم من سفر وقد سترت سهوة لي بقرام فيه تماثيل، فلما رآه رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم هتكه وتلون وجهه. وقال: «يا عائشة أشد الناس عذاباً عند اللَّه يوم القيامة الذين يضاهون بخلق اللَّه»
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

  • Kita dilarang utk meletakkan gambar di hadapan shalat kita. Sebab hal itu dapat mengganggu kekhusyuan shalat.
  • Rasulullah mengungkapkan ketidaksenangannya terhadal apa yang beliau lihat jika hal itu menyalahi syariat. Beliau tidak membeda-bedakan siapa pun itu walaupun hal itu dilakukan oleh istri beliau sendiri.

Hadits ke-3
3. وعنها رَضِيَ اللَّهُ عَنها أن قريشاً أهمهم شأن المرأة المخزومية التي سرقت فقالوا: من يكلم فيها رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم؟ فقالوا: من يجترئُ عليه إلا أسامة بن زيد حب رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم. فكلمه أسامة فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: «أتشفع في حد من حدود اللَّه تعالى؟!» ثم قام فاختطب ثم قال: «إنما أهلك من قبلكم أنهم كانوا إذا سرق فيهم الشريف تركوه، وإذا سرق فيهم الضعيف أقاموا عليه الحد، وأَيْمُ اللَّه لو أن فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها»
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Rasulullah tidak memberikan perlakuan istimewa terhadap siapapun ketika ada aturan-aturan Allah yang dilanggar, walaupun yang melakukannya adalah orang yang ia cintai.
Hadits ke-4
وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم رأى نخامة في القبلة فشق ذلك عليه حتى رؤي في وجهه فقام فحكه بيده، فقال: (إن أحدكم إذا قام في صلاته فإنه يناجي ربه وإن ربه بينه وبين القبلة، فلا يبزقن أحدكم قبل القبلة، ولكن عن يساره أو تحت قدمه ( ثم أخذ طرف ردائه فبصق فيه ثم رد بعضه على بعض فقال: (أو يفعل هكذا )
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.

  • Sikap marah berlaku ketika ada aturan Allah yang dilanggar, baik pelanggaran itu besar atau kecil.
  • Dilarang meludah ke arah kiblat saat shalat sebab ia adalah arah shalat dan tempat munajat. Hendaklah ia meludah ke arah kanan atau kiri atau bawah.
  • Dilarang juga meludah saat berada di masjid, kecuali dengan cara mengambil kain dan meludah di kain tersebut lalu ia tutup kainnya.

***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Taklim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Taklim : Membangun Soliditas Umat

Ringkasan Kajian Tadabbur Al Qur’an Surat Ash-Shaff ayat 4
Membangun Soliditas Umat
Ahad, 13 Maret 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan.
Bersama:
Ustadz Fauzi Bahreisy
 
Surat Ash Shaff Ayat 4:
إِنَّ الَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Artinya :”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Ada beberapa pelajaran penting yang terdapat di dalam Surat Ash-Shaff ayat 4:
Kata-kata —Innallaha yuhibbu (Allah mencintai)– menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat mencintai, dan juga memiliki sifat benci, maka apakah kita termasuk orang yang dicintai oleh Allah atau orang yang dibenci.
Ada sebuah ungkapan ulama yang mengatakan:  “Masalahnya bukan bagaimana engkau mencintai Allah, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar engkau dicintai oleh Allah”.
Terkadang kita merasa mencintai Allah SWT namun ternyata Allah tidak mencintai kita, karena yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Jalan untuk mendapatkan cintanya Allah diantaranya adalah :
1. Mengikuti Rasul SAW.
Allah SWT berfirman: “Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31).
2. Bersikap lembut kepada orang-orang mukmin dan tegas kepada orang-orang kafir.
Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa diantara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui” (QS. Al-Maidah : 54).
Ternyata karakter orang yang dicintai Allah adalah lembut terhadap orang-orang yang beriman tapi di sisi lain tegas terhadap orang-orang kafir.
3. Melakukan amalan-amalan wajib dan sunnah.
Di dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman: Dari Abu Hurairah Ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman, “Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi.” (HR. Bukhari).
Al-Qital atau berperang di jalan Allah adalah salah satu bentuk jihad yang paling utama, sebab dia rela mengorbankan sesuatu yang paling mahal/berharga yang ada pada dirinya, yaitu nyawanya.
Kata-kata: yujaahidun, yuqaatilun (berjihad, berperang) selalu di ikuti oleh kata-kata fi sabiilillah (di jalan Allah) agar orientasi kita jangan sampai salah, agar orientasi kita hanya kepada Allah.
Jangan sampai menjadi salah satu diantara orang yang diseret wajahnya oleh Allah ke dalam neraka, yang disebutkan di dalam sebuah hadits : Abu Hurairah Ra. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu? Ia menjawab, Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.
Allah berkata, Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu). Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka…. (HR. Muslim).
Yang disenangi oleh Allah SWT bukanlah berperang secara sendirian, kata-kata “yuqaatilun” menunjukkan makna jama’ yaitu melakukan amal, dakwah dan perjuangan secara kolektif karena pertolongan Allah datang kepada jama’ah.
Amal secara individu lebih mudah, berbeda dengan amal jamaah, yang harus saling menjaga antara satu sama lain.
Di dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
Seorang mukmin yang bergaul ditengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka” (HR. Bukhari).
Shaffaa berarti teratur, rapi, punya sistem. Dengan demikian jamaah yang dimaksud adalah jamaah yang teratur dan tersistem, jangan sampai hanya rame-rame saja, asal-asalan dan tidak teratur. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya berjamaah, akan tetapi juga harus solid dan kokoh “kaannahum bunyaanun marshush” yaitu seperti sebuah bangunan yg kuat/kokoh, Jangan sampai seperti rumah laba-laba yang kelihatannya ramai tetapi tidak kuat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda : Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki.” (HR. Bukhari & Muslim).
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ringkasan Taklim : Agar Tidak Tersentuh Api Neraka

Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Agar Tidak Tersentuh Api Neraka
Ahad, 6 Maret 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Jl. H. Mursid No.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan.
Bersama:
KH. Dr. Bakrun Syafi’i, MA
 
Kunci agar kita selamat dalam kehidupan akhirat dan terhindar dari siksa neraka adalah mati dengan membawa iman.
Allah pun mengingatkan kita agar janganlah mati kecuali dalam keadaan beriman. FirmanNya: “Wahai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa, dan janganlah engkau mati kecuali dalam keadaan muslim” (QS.Ali-Imran : 102).
Seorang muslim yang baik harus senantiasa berupaya agar mampu mempertahankan keimanan agar terhindar dari siksa neraka.
Tips menjaga keimanan dan agar tidak disentuh api neraka perspektif QS.Hud : 113-115 ada 5 :
1. Tidak condong, terlebih berpihak kepada orang-orang yang dzalim.
Sebagai contoh sikap condong dan berpihak pada orang dzalim adalah memilih pemimpin non muslim disaat ada calon pemimpin muslim. Sikap condong kepada orang-orang yang dzalim akan mengantarkan pelakunya pada neraka dan tidak memperoleh pertolongan dari Allah. “Dan janganlah kamu cenderung kepada orang-orang yang dzalim yang menyebabkan kamu disentuh api neraka, sedangkan kamu tidak memiliki seorang penolongpun selain Allah, sehingga kamu tidak akan diberi pertolongan” (QS.Hud :113).
2. Menegakkan shalat pada waktu-waktu yang telah Allah tetapkan.
3. Mengisi hari-hari dengan kebaikan, sebab kebaikan akan menghapus kesalahan-kesalahan yang kita lakukan.
Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapus kesalahan-kesalahan” (QS.Hud : 114).
4. Mendengarkan nasihat. Sebab nasihat mampu mengarahkan kita sehingga terhindar dari kemaksiatan.
5. Sabar. Baik dalam beribadah maupun dalam menerima ujian dari Allah “Karena sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaikan” (QS.Hud : 115).
***
Majelis Ta’lim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!