Oleh: M. Lili Nur Aulia
Bukalah hati Anda dalam berdo’a. Ungkapkanlah pujian yang ada dalam hati Anda. Anda berdo’a kepada Allah yang Maha Tahu segala urusanmu baik yang kecil maupun yang besar. Hancurkan dinding-dinding pembatas dan luluhkan batu karang yang membatasi antara dirimu dengan-Nya. Tidak ada siapapun yang mendengarmu kecuali Dia.
Tidak ada seorangpun yang menulis apa yang kamu katakan. Berdo’alah kepada Allah dengan caramu, dengan redaksimu, dengan kata-katamu sendiri. Jangan sampai jalan terhalangi oleh sajak dan prosa. Karena apa yang Anda katakan tidak akan diterbitkan dalam sebuah buku. Apa yang Anda katakan tidak akan direkam dalam kaset. Dan apa yang Anda katakan tidak akan disampaikan dalam ceramah. Andalah yang berdo’a. Berdo’alah tentang apapun yang Anda inginkan dan dengan cara yang Anda kehendaki. Tidak ada syarat dikabulkannya do’a seperti menjadi seperti khatib yang fasih, atau seperti penyair dan orator yang hebat, atau seperti vokalis yang bersenandung merdu.
Allah menyukai diri Anda apa adanya dan mendengarkan do’a Anda sendiri. Maka hadapkanlah diri Anda sebagaimana adanya. Sebagaimana Allah menerima Anda berdiri dan mengangkat kedua tangan kepada-Nya. Sebagaimana yang dilakukan oleh Malik bin Dinar ketika dia mengatakan: “Ya Tuhan, hanya Engkau sendirilah yang mengetahui penghuni surga dari penghuni negara. Di tempat manapun Engkau tetapkan diriku, maka saya adalah Malik bin Dinar.” Dan dia terus menangis mengharapkan rahmat Allah.
(Baca juga: Program di Waktu Sahur)
Sumber:
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia