by Adi Setiawan Lc. MEI Adi Setiawan | May 20, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 11 Mei 2016
Allah SWT berfirman,
“Siapa yang berpaling dari peringatan yang Aku turunkan, dia akan mendapatkan kehidupan yang sempit…” (QS. Thaha: 124).
Siapakah mereka yang lupa dengan peringatan Allah SWT?
Mereka adalah orang-orang yang bergelut dengan harta haram, mencari nafkah dengan pekerjaan haram, menjual barang haram atau membolehkan orang lain menjualnya. Maka mereka tidak jauh dari ayat ini, mereka lupa bahwa Allah peringatkan agar kita menjauhi dan menjauhkan orang lain dari hal-hal yang haram.
Waallahu A’lam
Ustadz Adi Setiawan, Lc., MEI
(Baca juga: Menjalani Hidup Sesuai Keinginan Allah)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
by Danu Wijaya danuw | May 19, 2016 | Artikel, Ramadhan
Mendekati ramadhan yang sangat baik ini, umat muslim harus mempersiapkan diri dengan baik sehingga visi ramadhan dapat tercapai. Yaitu terealisasinya ketakwaan. Ketakwaan yang sebenarnya diseluruh lapangan kehidupan baik dirumah, masjid, kantor, sekolah, kampus, pasar, dan dimana saja kita berada. Ketakwaan inilah yang membuka pintu keberkahan dari langit dan bumi, rahmat Allah SWT dan jalan keluar serta solusi atas segala problematika umat muslim dan umat manusia secara keseluruhan.
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka disebabkan perbuatannya.” (Q.S. Al A’raf : 96)
Solusi krisis secara horizontal harus dimulai dengan mendidik manusia menjadi insan bertakwa, sehingga mampu menahan diri dari pelanggaran-pelanggaran dan tunduk pada Allah dan hukum Islam. Dan solusi krisis secara vertikal dengan menegakkan syariah Islam dalam masyarakat dan pemerintah, sehingga mereka takut akan sanksi dan tidak melanggar larangan-Nya.
Syariah Islam memberi rahmat bagi manusia, menjamin hak beragama, hak hidup, hak pemilikan harta, hak berfikir, dan berpendapat, hak terpeliharanya kehormatan dan keturunan. Kesinilah langkah harus ditujukan, pikiran dicurahkan, gerakan reformasi diarahkan, dan segala tenaga dikerahkan.
(Baca juga: Menyambut Ramadhan, Harapan dari Kondisi Umat Islam)
Marilah kita mempersiapkan ramadhan dengan bekal maksimal, yaitu bekal ruhiyah, fikriyah, dan jasadiyah. Persiapan ruhiyah dengan memperbanyak ibadah seperti memperbanyak membaca Al Qur’an, Shaum sunnah, Dzikir, Doa, dll. Persiapan fikriyah dengan mendalami ilmu yang terkait dengan ibadah Ramadhan. Dan persiapan jasadiyah dengan menjaga kesehatan, kebersihan rumah, masjid dan lingkungan. Menyiapkan harta yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan.
Bulan ramadhan adalah bulan yang terbaik (sayyidusyuhur), dan mengandung seluruh sebutan, nama dan makna yang baik. Oleh karenanya umat muslim harus meningkatkan semua potensi kebaikannya di bulan Ramadhan. Bulan ramadhan adalah bulan puasa (Syahrus Siyam), bulan ibadah (Syahrul Ibadah), bulan Al Qur’an (Syahrul Qur’an), bulan ampunan dan kembali (Syahrul Maghfirah wal Inabah), bulan kepedulian dan solidaritas (Syahrul Muwaasaah), bulan pembinaan (Syahrut Tarbiyah), bulan jihad (Syahrul Jihad), bulan kesabaran (Syahru Shabr), dan bulan ketakwaan (Syahrut Taqwa).
(Simak juga: Video Ceramah Keistimewaan Ramadhan dan Beramal Didalamnya)
Semoga Allah SWT menerima shiyam dan ibadah kita. Mudah-mudahan tarhib ini dapat membangkitkan semangat amal, dakwah, dan jihad kita sekalian, sehingga membuka peluang bagi terwujudnya Indonesia dan seluruh dunia Islam yang lebih baik, lebih aman, lebih adil, dan lebih sejahtera dengan mendapat ridha Allah.
Sumber :
Panduan Lengkap Ibadah Ramadhan, Sharia Consulting Center
by Ahmad Sahal Hasan Lc ahmadsahalhasan | May 19, 2016 | Artikel, Qur'anic Corner
Oleh: Ahmad Sahal Hasan, Lc
Selain membaca Al-Quran secara rutin dengan frekuensi khatam yang memadai, seorang muslim dan muslimah juga wajib mengusahakan keakraban dengan Al-Quran melalui tadabbur.
Makna Tadabbur
التَّدَبُّرُ فِي اللُّغَةِ : عِبَارَةٌ عَنِ النَّظَرِ فِي عَوَاقِبِ الْأُمُوْرِ
Arti tadabbur menurut bahasa: ungkapan tentang memandang kepada pengaruh atau akibat dari sesuatu. (At-Ta’rifat, Al-Jurjani, hlm 54).
وَفِي الاِصْطِلاَحِ : تَأَمُّلُ الْقُرْآنِ بِقَصْدِ الاِتِّعَاظِ وَالاِعْتِبَارِ
Menurut istilah ulama: merenungkan Al-Quran dengan maksud mendapat nasihat dan pelajaran.(Tahrir Ma’na At-Tadabbur ‘Inda Al-Mufassirin, Makalah Dr. Fahd Mubarak Abdullah)
Dari maknanya, baik secara bahasa maupun istilah dapat disimpulkan bahwa:
1. Tadabbur ayat Al-Quran dapat dilakukan setelah kita memahami arti ayat secara umum dengan benar, meskipun hanya potongan ayatnya, atau beberapa kata di dalamnya.
Karena seseorang tidak dikatakan memandang apa yang ada dibalik sesuatu jika ia tidak mengetahui yang tampak jelas dari sesuatu itu. Atau ia tidak dianggap sedang merenungkan tujuan, pengaruh atau akibat suatu kata atau kalimat atau ucapan jika ia tidak memahami arti harfiahnya dengan benar.
2. Tujuan dari tadabbur Al-Quran adalah memperoleh nasihat dan pelajaran dari ayat-ayatnya agar bertambah iman.
(Baca juga: Tadabbur Surat Al-Insan ayat 4-6)
Maksud dari kata “itti’azh” dalam definisi adalah terpengaruh dengan mauizhah/nasihat, atau menerima mauizhah dengan hati, bukan sekadar informasi yang diterima akal, seperti yang diungkapkan oleh salah seorang sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, Al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu, tatkala menerima mauizhah dari beliau:
وَعَظَنَا رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلّم مَوْعِظَةً وَجِلَتْ مِنْهَا الْقُلُوبُ، وَذَرَفَتْ مِنْهَا الْعُيُوْنُ …
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan kami mauizhah (nasihat) yang membuat hati-hati ini bergetar dan mata menangis..”
(Potongan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud & Tirmidzi, lihat hadits ke-28 dari Hadits Arba’in Imam Nawawi)
Tadabbur Adalah Salah Satu Tujuan Al Qur’an Diturunkan
كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الْأَلْبَابِ
“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka mentadabburi ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai akal pikiran“. (QS. Shad: 29).
Asy-Syaukani berkata:
وَفِي الْآيَةِ دَلِيلٌ عَلَى أَنَّ اللَّهَ سُبْحَانَهُ إِنَّمَا أَنْزَلَ الْقُرْآنَ لِلتَّدَبُّرِ وَالتَّفَكُّرِ فِي مَعَانِيهِ، لَا لِمُجَرَّدِ التِّلَاوَةِ بِدُونِ تَدَبُّرٍ
Dalam ayat ini terdapat dalil bahwa Allah subhanahu wa ta’ala hanyalah menurunkan Al-Quran untuk dilakukan tadabbur dan berpikir pada makna ayat-ayatnya, bukan sekadar membaca tanpa tadabbur. (Fath Al-Qadir, Asy-Syaukani, hlm 4/494).
(Baca juga: Ringkasan Taklim : Menghayati Keagungan Al-Qur’an)
Penulis kitab Tafsir At-Tahrir wa At-Tanwir berkata:
وَكُلُّ آيَاتِ الْقُرْآنِ مُبَارَكٌ فِيهَا لِأَنَّهَا: إِمَّا مُرْشِدَةٌ إِلَى خَيْرٍ، وَإِمَّا صَارِفَةٌ عَنْ شَرٍّ وَفَسَادٍ، وَذَلِكَ سَبَبُ الْخَيْرِ فِي الْعَاجِلِ وَالْآجِلِ وَلَا بَرَكَةَ أَعْظَمُ مِنْ ذَلِك. وَالتَّدَبُّرُ: التَّفَكُّرُ وَالتَّأَمُّلُ الَّذِي يَبْلُغُ بِهِ صَاحِبُهُ مَعْرِفَةَ الْمُرَادِ مِنَ الْمَعَانِي، وَإِنَّمَا يَكُونُ
ذَلِكَ فِي كَلَامٍ قَلِيلِ اللَّفْظِ كَثِيرِ الْمَعَانِي الَّتِي أُودِعَتْ فِيهِ بِحَيْثُ كُلَّمَا ازْدَادَ المُتَدَبِّرُ تَدَبُّرًا انْكَشَفَتْ لَهُ مَعَانٍ لَمْ تَكُنْ بَادِيَةً لَهُ بَادِئَ النَّظَرِ.
“Dan semua ayat-ayat Al-Quran adalah diberkahi, karena ia merupakan pemberi arahan kepada kebaikan atau penghalang dari kejahatan dan kerusakan, dan hal itu adalah sebab bagi kebaikan di dunia maupun akhirat, dan tak ada keberkahan yang lebih agung daripada hal itu.
Dan makna tadabbur adalah berpikir dan merenung yang menyampaikan pelakunya kepada tujuan dari makna (ayat-ayat)nya. Hal itu hanya terjadi pada ucapan yang jumlah lafazhnya sedikit tapi sarat nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dimana setiap kali pelaku tadabbur menambah tadabburnya tersingkaplah kandungan nilai-nilai yang belum tampak di awal perenungan”. (At-Tahrir wa At-Tanwir, Muhammad At-Thahir ‘Asyur, 23/251-252). *bersambung
Sumber:
Telegram @sahal_hasan
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | May 19, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 10 Mei 2016
Keberuntungan dan keselamatan hidup hanya bisa didapat manakala engkau bersandar secara total hanya kepada Allah. Karena Allah menginginkan untuk kita kebaikan sesuai dengan apa yang Ia kehendaki.
Ibnul Qoyyim berkata,
“Kebanyakan manusia menjalani kehidupannya dengan cara menuruti keinginan mereka sendiri, maka akhirnya mereka menjadi binasa (merugi).
Demi Allah, seandainya mereka menjalani kehidupan ini sesuai dengan keinginan Allah (ridha pada-Nya), pasti mereka akan beruntung dan selamat.”
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Bava juga: Pemimpin Bertanggung Jawab)
••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
by Dr. Atabik Luthfi atabikluthfi | May 18, 2016 | Artikel, Qur'anic Corner
Oleh: Dr. Atabik Luthfi
Allah SWT berfirman:
“Akan tetapi jadilah kalian orang-orang rabbani yang senantiasa mengajarkan Al-Kitab dan mempelajarinya.” (QS. Ali Imran [3] : 79).
Al Qur’an sarat dengan konsepsi yang layak dijadikan pedoman dalam rangka menggapai kehidupan yang baik (hayatan thayyibah). Salah satu kebutuhan hidup manusia yang paling mendasar adalah pendidikan, baik untuk kehidupan individu maupun masyarakat atau sebuah bangsa.
Motto ‘life is education dan education is life’ merupakan gambaran sekaligus tantangan konkret bahwa seluruh hidup dan kehidupan adalah sebuah proses pendidikan yang panjang, sekaligus bahwa pendidikan adalah persoalan hidup dan kehidupan.
(Baca juga: Al Quran Berbicara Tentang Pendidikan)
Secara prinsip Al-Qur’an hadir memberi spirit seputar pendidikan dalam beragam karakternya, mulai dari isyarat wahyu pertama ‘Iqra’ (Surah al-‘Alaq ayat 1), untuk membaca dari dan dengan berbagai perspektifnya, isyarat ‘al-Qalam’ (Surah al-Qalam ayat 1) yang berarti pena yang merupakan lambang ilmu pengetahuan, dan penghargaan kepada aktifis pendidikan dalam bentuk pengangkatan beberapa derajat kelebihan dan keutamaan (Surah al-Mujadilah ayat 11).
Sumber:
Telegram @atabikluthfi