by M. Lili Nur Aulia mlilinuraulia | Jul 23, 2016 | Artikel, Dakwah
Biasakan Dzikrullah Sepanjang Hari. Berkata Abu Hamzah Al Baghdadi:
“Sesuatu yang mustahil bila engkau mencintai Allah kemudian tidak mengingatNya, mustahil kau mengingat Allah namun tidak merasakan kenikmatan berzikir, mustahil pula engkau merasakan kenikmatan berzikir kemudian disibukkan dengan selain-Nya.”
Firman Allah:
“Ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.” (QS. An-Nisaa: 103)
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia
by M. Lili Nur Aulia mlilinuraulia | Jul 22, 2016 | Artikel, Dakwah
Pergilah ke tempat tidur, agar Anda bisa beristirahat untuk melakukan aktifitas baru.
Sebelum tidur, duduklah sejenak sekitar sepuluh menit bersama jiwamu untuk bermuhasabah atas kegagalan dalam melakukan ketaatan, atau karena dosa yang dilakukan.
Ahnaf Bin Qais mendekati sebuah lentera pada suatu malam, lalu ia meletakkan jarinya diatasnya, nyaris tangannya terbakar. Lalu ia berkata kepada dirinya: “Rasakan, rasakan. Kemudian iaberkata: “Wahai jiwa, dosa apakah yang sudah kau perbuat hari ini, apa yang menjadikanmu berbuat seperti itu hari ini”.
Setelah anda mengevaluasi diri atas kelalaian dan dosa yang dilakukan hari itu, perbaharuilah taubat dengan Allah. Tidurlah dalam kondisi taubat, bertekadlah kuat untuk tidak mengulanginya lagi.
Pelajaran itu bukan dari banyaknya anda jatuh ke tanah. Namun berapa banyak anda bisa bangkit lagi.
Perbaharuilah taubatmu. Ingatlah kalimat ini setiap malam; “bila anda wafat maka anda akan wafat dalam keadaan bertaubat. Bila anda bangun dan menjemput hari baru, anda gembira karena ajal yang ditunda sehingga anda dapat memperbanyak kebaikan dan mengakui kesalahan.
Tidur seperti inilah yang paling bermanfaat bagi seorang hamba. Apalagi bila diikuti dengandzikrullah dan sebagian sunah nabi.
Seperti riwayat yang bersumber dari Jabir Bin Abdillah secara marfu’, “Sesungguhnya Rasulullah tidak tidur hingga membaca surat Sajadah dan Surat Al Mulk.”
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia
by M. Lili Nur Aulia mlilinuraulia | Jul 22, 2016 | Artikel, Dakwah
Ingat, kita sangat memerlukan hiburan bagi jiwa. Tawa dan canda selama dalam perkara mubah dan tidak berlebihan, adalah dianjurkan.
Bila anda sudah memulai hari dengan membaca wirid Al-Qur’an secara sempurna, memulai hari dengan qiyamullail, shalat fajar dan membaca dzikir, juga ibadah lainnya, maka tidak ada salahnya menyegarkan jiwa setelah shalat.
Duduklah bersama istri dan anak-anak, bermainlah dengan mereka atau saksikanlah acara atau program televisi yang bermanfaat.
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia
by M. Lili Nur Aulia mlilinuraulia | Jul 21, 2016 | Artikel, Dakwah
Keluarlah menuju ke masjid, agar Anda bisa berdiri di belakang imam ketika shalat. Ajaklah pula istri Anda, seperti firman Allah:
“Janganlah kalian melarang hamba-hamba perempuan Allah untuk shalaat di masjid –Nya” (HR. Shahih Sunan Ibnu Majah).
Ajari anak-anak Anda adab di masjid, agar mereka tidak membuat gaduh dan bercanda di masjid yang bisa menyebabkan rusaknya sesuatu di dalam masjid atau hilangnya kekhusyu’kan orang-orang yang sedang melakukan shalat.
Pilihlah masjid yang nyaman dengan imam yang bila bacaannya terdengar, menambah rasa takut Anda kepada Allah, meski jauh dari rumah. Jangan kikir dengan langkah kakimu, karena pahalamu pasti ditunaikan Allah. Seperti dalam firman Allah:
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan” (QS. Yaasin: 12)
Jika Anda shalat di belakang imam yang ikhlas, Anda akan merasakan rahmat Allah turun kepadanya, sehingga Anda tidak akan bosan shalat dibelakangnya.
Setelah shalat selesai dilaksanakan tetaplah berada dibelakang imam hingga selesai. Disebutkan dalam hadits Abu Dzar bahwa Rasulullah telah bersabda:
“Sesungguhnya bila seseorang shalat bersama imam, hingga imam berlalu, maka ia mendapatkan pahala qiyamullail.” (HR. Ahmad, dishahihkan oleh Al Albani)
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia
by M. Lili Nur Aulia mlilinuraulia | Jul 21, 2016 | Artikel, Dakwah
Bila adzan berkumandang, berhentilah dari segala aktifitas untuk menjawab adzan dari hati, dan membaca dzikir setelah adzan seperti telah dijelaskan. Lalu berwudhulah dan pergilah ke masjid, kerjakanlah shalat sunah empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat ba’da Dzhuhur, berdasarkan hadits dari Umul Mukminin Ramlah Binti Abi Sofyan ( Ummu Habibah ) ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang hamba muslim melakukan shalat setiap hari dua belas rakaat sunnah bukan fardhu, kecuali Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)
Dalam hadits lain Rasulullah menjelaskan keutamaan dan tata caranya.
“Barangsiapa yang merutinkan dua belas rakaat sunnah maka Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga. Empat rakaat sebelum dzhuhur, dua rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Shahih Sunan Ibnu Majah )
Inspirasi
Ibrahim bin Maimun Al-Mawarzy adalah perajin emas dan perak. Ketika mendengar adzan, di saat sedang mengangkat palunya, maka ia tidak memukulkan palunya itu. Khawatir bila ia tersibukkan dengannya dari shalat.
Sofyan Bin Uyainah berkata, “Janganlah seperti hamba yang buruk, ia tidak datang kecuali setelah dipanggil. Maka datangilah shalat sebelum waktunya”.
Adapun terkait dengan shalat ashar, ada beberapa sunnah yang telah disepakati, diantaranya berada di shaf pertama berjamaah di masjid dan berada dibelakang imam. Sedangkan shalat sunnah ashar adalah seperti yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:
“Allah merahmati seseorang yang me-lakukan shalat sunnah emapat rakaat sebelum Ashar” (HR. Tirmidzi dihasankan oleh Al-Albani )
Jangan dilupakan dzikir sore hari dan waktu utamanya adalah kira-kira seperempat jam sebelum maghrib, ketika matahari menjelang tenggelam.
Sumber :
Ramadhan Sepenuh Hati, M. Lili Nur Aulia