0878 8077 4762 [email protected]

Kemuliaan Guru Dalam Islam

Hubungan profesi guru dengan dakwah dan tabligh (pengajaran), merupakan sesuatu yang tidak hanya ditunjukan kepada para Nabi dan Rasul Allah SWT, melainkan juga ditunjukan kepada segenap ummatnya, lebih-lebih para guru dan pendidik.
Diantara keutamaan menjadi guru atau pendidik, adalah
1. Memiliki sifat iffah (memelihara diri dari minta-minta), yang dihargai dan dihormati kedudukannya oleh Allah. Dan Allah perintahkan kepada para aqniya, murid, masyarakat, atau pejabat memberikan perhatian khusus kepada mereka.
“… Mereka tidak dapat (berusaha) di muka bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta….. sesungguhnya Allah Maha Mengetahui. Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi…”  QS. Al-Baqarah (2): 273
2. Allah SWT memberi balasan untuk guru/pendidik yang mendidik dan mengajarkan kebaikan atau pelajaran yang bermanfaat, sama seperti orang-orang yang melakukannya. Rasulullah SAW bersabda:
Barangsiapa yang mengunjukkan/mengajarkan kebaikan, pahalanya sama dengan orang yang melakukan kebaikan itu “. (HR. Muslim dari Ibnu Mas’ud dalam Kitab Faidul Qadir, Juz. 6, Hal. 127, Penulis: Al-Imam Al-Manawy Rahimahulloh).
3. Allah SWT, para Malaikat, penghuni langit dan bumi bershalawat (mendoakan) para pendidik yang mengajarkan kebaikan. Rasululloh SAW bersabda
Sesungguhnya Allah, Malaikat-malaikat-Nya, penghuni langit dan penghuni bumi, hingga semut dalam lubangnya dan ikan dalam lautan, bersholawat (mendo’akan) para pendidik manusia kepada kebaikan “. (Kitab Mukhtarul Hasan Wasshahiih, Penulis: Abdul Baqi’ Shaqar, Hal. 380).
4. Para guru dan pendidik senantiasa akan mendapatkan pahala dari Alloh sebagai imbalan dari hasil pendidikan dan pembinaannya, meskipun dia sudah mati/wafat. Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya dari antara amal dan kebaikan seorang Mukmin yang tetap dia peroleh pahalanya, walaupun dia sudah wafat, adalah: Ilmu yang diajarkan dan disebarluaskannya; anak yang shaleh yang ditinggalkannya; atau mushaf/pegangan misalkan buku-buku/ al-qur’an/kitab-kitab yang ditinggalkannya; atau masjid yang dibangunnya; atau rumah untuk ibnus sabil yakni anak yatim piatu/panti jompo yang dibangunnya; atau saluran air yang dibuatnya; atau shadaqah yang dikeluarkannya dari harta kekayaannya pada waktu hidupnya (shadaqah jaariyah), itu semua dia akan mendapatkan pahalanya setelah dia wafat “. (HR. Ibnu Majah dan Al-Baihaqy dari Aba Hir dalam Kitab Mukhtarul Hasan Wasshahiih, Penulis: Abdul Baqi’ Shaqar, Hal. 381).
Sejalan hadist tersebut, Allah SWT. Menegaskan dengan firman-Nya sebagai berikut
Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan Kami menuliskan apa saja mereka telah kerjakan, dan bekas-bekas yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata “. {QS. Yaasiin (36): 12}.
 
Oleh : Abu Jundullah Muhammad Faisal, S.Pd., M.MPd

9 Dalil Keutamaan Shalat Dhuha

Pertama, orang yang shalat Dhuha akan diampuni dosa-dosanya oleh Allah.
Barangsiapa yang selalu mengerjakan shalat Dhuha niscaya akan diampuni dosa-dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR. Tirmidzi)
Kedua, barangsiapa yang menunaikan shalat Dhuha ia tergolong sebagai orang yang bertaubat kepada Alah.
Tidaklah seseorang selalu mengerjakan shalat Dhuha kecuali ia telah tergolong sebagai orang yang bertaubat.” (HR. Hakim).
Ketiga, orang yang menunaikan shalat Dhuha akan dicatat sebagai ahli ibadah dan taat kepada Allah, hingga balasan rumah di surga.
Barangsiapa yang shalat Dhuha dua rakaat, maka dia tidak ditulis sebagai orang yang lalai. Barangsiapa yang mengerjakannya sebanyak empat rakaat, maka dia ditulis sebagai orang yang ahli ibadah. Barangsiapa yang mengerjakannya enam rakaat, maka dia diselamatkan di hari itu. Barangsiapa mengerjakannya delapan rakaat, maka Allah tulis dia sebagai orang yang taat. Dan barangsiapa yang mengerjakannya dua belas rakaat, maka Allah akan membangun sebuah rumah di surga untuknya.” (HR. At-Thabrani)
Keempat, orang yang istiqamah melaksanakan shalat Dhuha kelak ia akan masuk surga lewat pintu khusus, pintu Dhuha yang disediakan oleh Allah.
Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pintu bernama pintu Dhuha. Apabila Kiamat telah tiba maka akan ada suara yang berseru, ‘Di manakah orang-orang yang semasa hidup di dunia selalu mengerjakan shalat Dhuha? Ini adalah pintu buat kalian. Masuklah dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala.” (HR. At-Thabrani).
Kelima, Allah mencukupkan rezekinya. “Wahai anak Adam, janganlah engkau merasa lemah dari empat rakaat dalam mengawali harimu, niscaya Aku (Allah) akan menyukupimu di akhir harimu.” (HR. Abu Darda).
Keenam, orang yang mengerjakan shalat Dhuha telah mengeluarkan sedekah.
Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi. Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat Dhuha.” (HR Muslim).
Ketujuh, keutamaan lain dari sholat dhuha adalah memperoleh pahala haji dan umrah bagi siapa saja yang mengerjakannya. Dalam hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda,
Barangsiapa yang sholat shubuh berjamaah kemudian duduk berdzikir untuk Allah hingga matahari terbit kemudian (dilanjutkan dengan) mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, maka baginya seperti memperoleh pahala haji dan umrah, sepenuhnya, sepenuhnya, sepenuhnya”. (H.R. Tirmidzi)
Kedelapan, Allah akan membangunkan istana di surga bagi orang yang sering mengerjakan sholat dhuha.
Barangsiapa sholat Dhuha dua belas rakaat, maka Allah akan membangun baginya istana dari emas di surga”. (H.R. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Kesembilan, setelah mengerjakan sholat, pastinya kamu akan berdo’a dulu. Adapun untuk do’a sholat dhuha adalah sebagai berikut:
اَللّهُمَّ اِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ اَللّهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَاَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَاَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسِّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ اَتِنِى مَااَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi, maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.
 
Sumber :
Buku Khasais al-Ummah al Muhammadiyah, Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki

Rumah Tangga

Selalu ada waktu yang harus terluang untuk keluarga. Allah akan pertanyakan kepemimpinan dan bimbingan kita. Seruan sang Nabi, “Dan berilah peringatan keluargamu yang terdekat!” Q.S. Asy Syu’ara ayat 24. Maka hikmah dan nasihat adalah hak mereka. Allah katakan, “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” Q.S. At Tahrim ayat 66. Maka dihajatkan agar penuh takwah kepada Allah.
Bahwa ada kisah Nabi Nuh yang memiliki istri durhaka dan anak durhaka. Anak dan istri adalah tugas kita mengupayakan agar kelak berkumpul bahagia di surga. Anak dan istri adalah titipan-Nya, maka kita harus menjaga agar kelak saat dikembalikan mereka sesuai keadaan awalnya : fitrah.
Bahagialah suami dan ayah yang memastikan tiap suapan ke mulut anak – istri dan segala yang dikenakan, halal dan thayyib tak meragukan. Bahagialah suami dan ayah yang membimbing anak dan istri mengulang hafalan Qur’an dan menceritakan kisah sirah Nabi dan Para Sahabat. Bahagialah suami dan ayah yang mendoakan keselamatan, keberkahan, serta kebaikan anak-istri dan keturunannya.
Bagi suami; mereka penggenap separuh agama, penjaga ketaatan, tempat menghindar dari yang haram dan keji menuju berkah dan suci. Maka para istri itu tahu, untuk siapa mereka berdandan dan mempercantik diri. Tersenyumlah dan penuh permuliaan menyambut suami pulang.
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media

Beberapa Langkah OKI Menyelesaikan Tragedi Muslim Rohingya

Organisasi Kerjasama Islam disingkat OKI yang beranggotakan negara-negara Islam sangat peduli terhadap isu dunia Islam diberbagai negara, termasuk muslim rohingya.
Sekjen OKI Bertemu Suu Kyi Bahas Muslim Rohingya
Sekretaris Jenderal Organisasi Kerjasama Islam (OKI) Iyad Ameen Madani bertemu dengan Aung San Suu Kyi, Penasihat Negara Pemerintah Myanmar, di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York, Rabu 21 September 2016.
Dalam pertemuan tersebut, Suu Kyi menyampaikan tentang upaya pemerintah Myanmar untuk mempromosikan pemerintahan yang demokratis dan mengakhiri konflik agama dan rasial di negaranya.
Sekjen OKI Madani menyerukan upaya lebih untuk memperbaiki situasi kemanusiaan di wilayah Arakan. Madani menggambarkan, penganiayaan penduduk Rohingya oleh Myanmar sebagai tragedi HAM dan menyatakan keprihatinan OKI atas masalah ini.
“OKI telah sangat prihatin dengan Rohingya. Muslim di Myanmar telah mengalami kekejaman. Mereka sekarang bahkan sedang dirampas kebangsaannya. Kebangsaan telah diambil dari mereka,” kata Madani.
Sekjen OKI juga menekankan bahwa banyak dari mereka tinggal di kamp-kamp tanpa akses ke pendidikan, kesehatan dan perumahan
“Forum terakhir adalah Dewan HAM PBB di Jenewa di mana resolusi dibuat berdasarkan tindakan yang dilakukan oleh negara-negara anggota OKI. Yang jelas kita mengecam pemerintah Myanmar,” katanya.
Ia menambahkan, OKI juga berusaha untuk memulai dialog antara Muslim dan Buddha, dan dua pembicaraan telah diselenggarakan di Thailand dan Malaysia.
Bantuan OKI
OKI pernah bekerjasama dengan PMI (Palang Merah Indonesia) saat diketuai Yusuf Kala. OKI dan PMI sudah membangun 4000 rumah sebagai tempat tinggal warga muslim Rohingya.
Rekomendasi OKI Untuk Rohingya
Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Kuala Lumpur mengeluarkan tiga rekomendasi terhadap penyelesaian konflik Muslim Rohingya.
Pertama, bantuan kemanusiaan melalui pembentukan internasional fund dan  dikoordinir dengan baik sehingga sampai ke korban kekerasan baik yang sudah menyelamatkan diri di Banglades maupun yang masih di Provinsi Rakhine.
Kedua, tim diplomasi secara kontinu menemui pemerintah Myanmar dan Bangladesh, agar sekatan-sekatan terhadap etnis Rohingya dicabut.
Ketiga, adanya penyelesaian permanen masalah rohingya dengan pengakuan hak-hak dasar mareka seperti status warganegara, dan ini akan dilakukan pendekatan diplomatik baik melalui ASEAN, OKI, dan PBB sehingga penderitaan Muslim Rohingya cepat berakhir.
Adli menuturkan, OKI Bidang Urusan Kemanusiaan membahas isu permasalahan kemanusiaan terhadap etnis Rohingya yang mendiami bagian barat Myanmar.
Pertemuan OKI Bahas Rohingya
Pertemuan konsultasi kemanusiaan OKI dipimpin oleh Kepala Divisi Kemanusiaan OKI, Atta El Manan Bakhit. Pertemuan konsultasi ini disampaikan dalam pertemuan pemimpin negara OKI di Mekkah pada 5 Agustus 2012 lalu untuk mengakhiri kekerasan terhadap etnis muslim Arakan / Rohingya.
“OKI mengutuk kekerasan terhadap masyarakat minoritas muslim Rohingya yang menderita sejak beberapa dekade, khususnya sejak Myanmar diperintah oleh junta militer pada tahun 1982,” ungkap Adli  Sekretaris eksekutif International Concern Group For Rohingya yang bermarkas di Bangkok, Thailand.
Bakhit menyerukan seluruh anggota OKI dan masyarakat internasional meminta Myanmar menghentikan kekerasan terhadap minoritas muslim dan membawa pelaku kekerasan ke pengadilan dan mengakui hak-hak dasar masyarakat Rohingya khususnya status kewargenaraan dan mendapat perlakuan yang sama terhadap etnis rohingya sama dengan etnis lainnya di Myanmar.
Penjelasan Perwakilan Arakan Rohingya Union (ARO) 
Sementara itu, perwakilan Arakan Rohingya Union (ARO) Kamaruddin menjelaskan Rohingya adalah bangsa minoritas yang paling teraniaya di dunia. Tidak ada negara yang mengakui padahal mereka telah mendiami daerah ini ratusan tahun, junta mengusir kami, memperkosa perempuan-perempuan, merampas harta, dikejar bagai binatang, Bangladesh memusuhi kami, kami dari etnis mayoritas di provinsi Arkhine yang terdiri 17 kabupaten.
“Sekarang kami menjadi minoritas di negeri kami, Tiada makanan untuk kami makan, walau untuk berbuka puasa, tiap hari dalam dua bulan ini korban meninggal kelaparan, dibunuh, disiksa dan lain-lain. Kain kafan pun tidak ada sehingga kami kebumikan dengan apa adanya,” pinta Kamaruddin.
Soal Rohingya OKI Ingin Dialog Langsung dengan Myanmar
Organisasi Kerjasama Islam (OKI) berkeinginan kuat untuk membuka dialog langsung dengan Myanmar.
Sebagai perwakilan resmi dari dunia Muslim OKI ingin bekerjasama dan berkontribusi dalam pembangunan sosial-ekonomi di Myanmar yang masih miskin.
Hal itu disampaikan Sekjen OKI Ekmeleddin Ihsanoglu yang sedang memimpin kunjungan ke Myanmar. Ihsanoglu juga menekankan pentingnya menyokong HAM, serta menyampaikan keprihatihannya terhadap pelanggaran HAM Rohingya dan Muslim di Myanmar
Perwakilan dari Myanmar turut menghadiri pertemuan delegasi OKI dengan Wakil Presiden, Sai Mauk Kham yang juga menjabat ketua Komite Pusat Implementasi Perdamaian dan Stabilitas serta Pembangunan di Negara Bagian Rakhine. Dan jurubicara parlemen Nanda Kwayswaron.
Berbicara atas nama delegasi, Ihsanoglu menyampaikan maksud OKI yang ingin mewujudkan perdamaian dan pembangunan bagi semua pihak.
Desakan OKI terhadap Korban Rohingya
OKI mendesak Myanmar agar memberikan akses dan menghilangkan hambatan dalam penyaluran bantuan kemanusiaan untuk orang-orang dan komunitas di Rakhine (Arakan) tanpa pandang bulu.
OKI juga menekankan perlunya menghilangkan prasangka dan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak, serta mengajak untuk membina hubungan saling percaya dan harmonis antaragama.
Langkah OKI di Forum Dunia Internasional bagi Muslim Rohingya
Sekjen OKI sedang berupaya keras di tingkat global, untuk menekan Myanmar agar mengambil tindakan mengakhiri penderitaan komunitas Rohingya.
Upaya-upaya itu sedang dilakukan lewat kantor OKI di Jenewa, New York dan Brussels guna memfasilitasi dunia internasional mengintervensi Myanmar dalam masalah tersebut.
OKI sedang berhubungan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan HAM PBB, Uni Eropa dan organisasi internasional lainnya diantaranya ASEAN, untuk menghentikan krisis kemanusiaan di Myanmar.
Kegiatan Delegasi OKI Bahas Rohingya Lintas Agama
Delegasi OKI juga melakukan pertemuan dengan Kelompok Persahabatan Antar agama yang beranggotakan perwakilan dari 4 agama; Hindu, Budha, Islam dan Kristen.
Mereka saling bertukar pandangan tentang akar masalah dan konflik antara Muslim dan Budhis di Arakan, serta bagaimana cara membangun kepercayaan dan harmoni di antara kedua komunitas itu.
 
Sumber : Arabnews, mirajnews, acehtribunnews, hidayatullah

Rezeki dan Jodoh

Rezeki dan jodoh kita sudah tertulis di Lauhul Mahfudz. Mau diambil lewat jalan halal ataukah haram, dapatnya segitu juga. Yang beda, rasa berkahnya.
Jodoh nabi Nuh dan Luth ternyata bukan istri mereka tersebab keingkarannya. Jodoh istri firaun bernama Aisyah bukanlah suaminya yang sombong. Maryam ibunda Isa as pun kelak bertemu jodohnya diakhirat. Jodoh Abu Lahab itu agaknya Ummu Jamil, sebab mereka kekal di neraka. Jodoh Nabi Sulaiman agaknya ratu Balqis, bersama mereka mengabdi pada-Nya.
Maka layakkan diri dihadapan-Nya untuk dianugrahi rezeki dan jodoh dalam serah terima berkah dan makna. Jika rezeki dan jodoh diambil, maka ikhlaskan. Sebab jodoh dan rezeki ditangan Allah. Ikhtiar dan berdoa untuk mendekatkan diri kepada-Nya.
Di surah AnNur ayat 26, diri ialah cermin bagi jodoh hati. Yang baik bagi jodoh yang baik. Yang buruk bagi jodoh yang buruk. Cara menjemput jodoh terbaik adalah membaikkan diri.
Jodoh tetap misteri. Syukuri ketidaktahuan itu dengan mengupayakan yang terbaik menuju pernikahan suci. Selanjutnya adalah tugas melestarikan perjodohan itu hingga ke surga. Meniti rumah tangga, sabar-syukur dalam barakah dan ridha-Nya.
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media