by Fauzi Bahreisy fauzibahreisy | Jul 11, 2017 | Artikel, Tausiyah Iman
Tadabbur:
واَعْتصِمُواْ بِحَبْلِ الله جَمِيْعًا وَلاَ تَفَـرَّقوُا وَاذْ كـُرُو نِعْمَتَ الله عَلَيْكُمْ إٍذْكُنْتُمْ أَعْـدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلـُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً
[الجزء: ٤ | آل عمران ٣ | الآية: ١٠٣]
Artinya : “Dan berpegang teguhlah kamu sekalian dengan tali Allah dan janganlah kamu sekalian berpecah belah, dan ingatlah nikmat Allah atas kamu semua ketika kamu bermusuh-musuhan, maka Dia (Allah) menjinakkan antara hati-hati kamu menjadi bersaudara…”
Persatuan umat tidak berdiri di atas ruang hampa:
- Tidak berdiri di atas slogan, dan Ungkapan indah
Namun ia hanya bisa berdiri di atas landasan yang kokoh dan kuat, berupa:
- Kebeningan hati, dan Ketulusan jiwa dalam tautan akidah.
Hal itu ditunjukkan oleh kesiapan menerima perbedaan (dalam hal cabang);
- Saling mengingatkan dan memperbaiki dengan cara yang baik.
- Mau belajar kepada setiap ulama yang shalih, meski tidak sealiran
- Menjaga lisan terutama terhadap saudara seiman
- Menunjukkan akhlak dan sikap bersahabat
- Serta saling mendukung dan menguatkan.
Tapi bila yang ditunjukkan adalah sikap merasa paling benar, hanya mau bergaul dengan kelompoknya, tidak mau berguru kepada ulama di luar golongannya, mudah memvonis dan menyalahkan,
Maka ukhuwah dan persatuan umat hanya hayalan belaka.
by Danu Wijaya danuw | Jul 10, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi tiba di Mosul, Minggu (9/7) siang waktu setempat, untuk mengucapkan selamat kepada pasukan Irak atas kemenangan mereka melawan ISIS setelah hampir sembilan bulan terlibat dalam perang kota.
“Panglima tertinggi angkatan bersenjata (Perdana Menteri) Haider al-Abadi tiba di kota Mosul yang sudah dibebaskan dan menyelamati para pejuang dan rakyat Irak yang heroik,” demikian pernyataan kantor perdana menteri Irak, seperti dikutip Reuters.
Televisi Irak juga menayangkan Haider al-Abadi berkeliling Mosul dengan berjalan kaki bersama warga kota terbesar kedua di Irak itu.
Sebelum kedatangan Abadi, muncul laporan yang menyatakan perang masih terjadi dan kepulan asap terlihat di atas kota. Sekitar 30 militan ISIS dilaporkan tewas dibunuh ketika berupaya melarikan diri dengan terjun ke Sungai Tigris.
Operasi untuk merebut kembali Mosul, yang dikuasai ISIS sejak memproklamasikan kekhalifahan pada 2014, dilancarkan pasukan Irak mulai Oktober 2016 dengan dukungan serangan udara dari pasukan koalisi pimpinan Amerika Serikat.
Kelompok pejuang Kurdi Peshmerga yang dilatih Turki, masyarakat suku Sunni Arab, dan kelompok militan Syiah dilaporkan ikut terlibat dalam perang di Mosul.
Kekalahan di Mosul merupakan pukulan hebat bagi ISIS yang juga sudah kehilangan pijakan di Kota Raqqa, Suriah, yang sedang digempur serangan pasukan global.
Prancis dan Inggris sudah mengucapkan selamat atas kekalahan ISIS di Mosul.
“Mosul telah dibebaskan dari ISIS,” kata Presiden Prancis Emmanuel Macron seperti dikutip Reuters.
Sedangkan Menteri Pertahanan Inggris mengatakan: “Saya sudah menyelamati Perdana Menteri Abadi dan pasukan Irak yang telah bertempur dengan gagah berani dan cermat melawan musuh yang brutal.”
Bagaimanapun, direbutnya kembali Mosul tidak berarti bahwa ISIS benar-benar sudah berakhir di Irak karena mereka masih menguasai beberapa wilayah kecil, seperti Tal Afar dan tiga kota lain di Propinsi Anbar.
Kelompok itu juga masih memiliki kemampuan untuk mengebom daerah-daerah yang dikuasai pemerintah.
Sebagian besar kota hancur

Kota Mosul yang sudah porak poranda ditinggal oleh sekitar 900.000 penduduknya sejak perang dimulai tahun 2004/Foto : AFP
Perang Mosul yang berlangsung selama tiga tahun telah membuat sebagian besar kota hancur, ribuan orang terbunuh dan sejuta orang tercerai berai.
Sejumlah lembaga bantuan memperkirakan sekitar 900.000 penduduk kota sudah mengungsi sejak tahun 2014, atau setengah dari total jumlah penduduk kota itu sebelum perang.
Bersamaan dengan pernyataan kemenangan atas Mosul, lembaga sosial Save The Children memperingatkan dampak kejiwaan perang atas anak-anak ‘yang dihantui oleh kekerasan ekstrem, atau meninggalnya seseorang yang dikasihi di depan mereka.’
“Saat ini dunia nyaris tidak memberikan bantuan dana untuk kesehatan mental,” kata Ana Locsin, Direktur Save the Children di Irak.
Sumber : Reuters/Sayangi.com
by Danu Wijaya danuw | Jul 10, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
Negara di ujung timur Pegunungan Himalaya ini menjadi rumah bagi sekitar 7.000 Muslimin. Sebagai minoritas, mereka masih mencari pengakuan di tengah mayoritas agama sekaligus paham resmi negara, Buddha.
Secara perhitungan kasar persentase demografi, pemeluk agama di Bhutan mencapai 75 persen Buddha dan 25 persen Hindu. Islam, tak lebih dari satu persen. Tapi, jumlah mereka tidaklah terbilang sedikit. Angkanya pun terus meningkat.
Menurut PEW Research Forum, pada 1990 terdapat sekitar 6.000 Muslimin di Bhutan. Kemudian, pada 2010 meningkat menjadi 7.000 jiwa. Pada 2030, diprediksi akan meningkat menjadi 9.000 jiwa.
Bhutan memang tak lepas dari Buddha, baik sejarah maupun kebudayaan. Tapi, Islam datang di tengah-tengah mereka seiring perkembangan di Asia Selatan.
Kebebasan beagama mulai diterapkan pada pemeluk Hindu yang minoritas, tapi kemudian mendapatkan de facto kebebasan beragama. Adapun Muslimin, masih berjuang mendapatkan hak tersebut.
Meski Islam tak diakui, bukan berarti Islam dilarang. Muslimin hidup sebagaimana rakyat Bhutan pa da umumnya. Mereka memiliki hak sebagai warga negara serta memiliki hak untuk bekerja.
Hanya satu hal yang tak diizinkan, yakni menyebarkan agama atau dakwah Islam. Oleh karenanya, jumlah Muslimin tak berkembang pesat di sana. Komunitas Muslim pun hanya hidup di kalangan mereka saja. Tapi, mereka dapat hidup nyaman di sana.
Muslimin Bhutan hidup sebagai minoritas, tapi mereka dapat menjalankan ibadah dengan baik. Terdapat sebuah masjid yang menaungi mereka menjadi tempat ibadah dan sebagai sarana berkumpul.

Masjid Hazrabalt di pinggir sungai Bhutan
Adapun fasilitas Muslim lain, seperti sekolah ataupun organisasi, tak jelas dikabarkan.
Dalam hal pangan halal pun tak ada yang dapat mengonfirmasi kehalalannya. Badan sertifikasi halal pun tak jelas apakah dimiliki Muslimin setempat.
Tapi, hal tersebut bukanlah masalah. Mengingat sebagai negara yang mayoritas Buddha, Buthan memang memiliki lebih banyak ragam pangan vegetarian.
Dengannya, Muslimin pun tak kesulitan dalam menemukan pangan halal. Bahkan, menurut tour Muslim crescent rating, Bhutan memiliki banyak sekali ragam pangan vegetarian yang terkenal lezat.
Keinginan mendapat hak kebebasan beragama pun makin menghasilkan titik terang dengan adanya komitmen kerajaan untuk menerapkan demokrasi.
Tapi, media Barat yang mencitrakan Islam dengan buruk pun tak luput didengar masyarakat Bhutan. Akibatnya, masyarakat terbawa pemahaman Islam ala Barat yang melekatkan Muslimin dengan terorisme.
Kendati demikian, masyarakat Bhutan tak pernah terlibat bentrok dengan Muslimin. Antarumat beragama, hidup harmonis menjalin kerukunan dan toleransi.
by Danu Wijaya danuw | Jul 10, 2017 | Artikel, Dakwah
UJIAN pada hakikatnya tidak akan pernah terlepas dari kehidupan manusia. Sebab, hidup adalah tentang ujian itu sendiri. Bagi orang-orang yang beriman, ujian adalah bentuk kasih sayang dan kecintaan Allah padanya. Allah tak ingin hamba-Nya menjauh.
Maka dari itu, tak jarang Allah hadirkan ujian yang bertubi-tubi, karena Allah tahu dengan ujianlah manusia akan semakin mendekat pada-Nya.
Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia.
Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak,” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).
Juga dari hadits Anas bin Malik, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat.
Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah.
Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka,” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).
Tugas kita di dunia ini hanya ridha dengan apa yang sudah Allah takdirkan. Sambil terus berdoa dan berikhtiar, berusaha sekuat tenaga.
Sebab, tak ada satu langkahpun takdir hidup manusia yang Allah tujukan untuk keburukannya. Segala takdir yang Allah berikan pada manusia adalah baik.
Hanya karena kelemahan manusia saja yang tidak pernah tahu hikmah di balik setiap takdir yang Allah tetapkan.
by Danu Wijaya danuw | Jul 10, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
JAKARTA — Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengutuk keras pembacokan oleh sejumlah orang tak dikenal terhadap pakar telematika dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Hermansyah pada Ahad (9/7) pagi tadi. Karena itu, MUI mendesak polisi untuk mengusut tuntas kasus tersebut.
“MUI mengutuk dengan keras sikap dan tindak kekerasan yang dilakukan oleh sejumlah orang pagi ini terhadap saudara Hermansyah di jalan Tol Halim yang benar-benar mengancam keselamatan dan jiwa yang bersangkutan,” ujar Sekretaris Jenderal MUI, Anwar Abbas kepada Republika.co.id, Ahad (9/7).
Menurut dia, kasus ini harus ditangani oleh pihak kepolisian secara cepat dan profesional karena peristiwa ini bisa menjadi bola liar dan menjadi isu yang akan sangat mengganggu kehidupan nasional.
“MUI mendesak pihak kepolisian untuk secepatnya dapat mengungkap si pelaku dan menyeret mereka ke depan pengadilan untuk mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya dan seadil-adilnya,” ucapnya.
Selain itu, menurut dia, jika kasus ini tidak segera diungkap masyarakat akan mengaitkan dengan berbagai persoalan di negeri ini. Pasalnya, sesuai dengan keilmuan dan keahliannya dalam bidang telematika.
Hermansyah telah mampu mengemukakan perspektif lain dari beberapa kasus yang ada, sehingga Hermansyah terkesan memang menjadi target pembacokan. Karena itu, untuk menghilangkan sakwasangka dan mencegah beredarnya isu yang tidak baik yang akan mengganggu ketertiban dan keamanan di negeri ini, MUI mengimbau polisi bergerak cepat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Dosen Teknologi Informasi ITB, Hermansyah, menjadi korban pembacokan oleh sejumlah orang tak dikenal, pada Ahad (9/7) pagi. Ia dibacok saat melintas di ruas jalan Tol Jagorawi.
“Kejadiannya di KM 6 tol. Di daerah Cipayung, Jakarta Timur,” ujar Kepala Polres Jakarta Timur Komisaris Besar Andry Wibowo saat dikonfirmasi, Ahad.
Sumber : Republika