by Danu Wijaya danuw | Jul 4, 2017 | Artikel, Muallaf
Hidayah Allah seringkali datang dengan berbagai cara tak terduga dan bisa menghampiri siapapun yang dikehendaki-Nya. Seperti yang dialami oleh seorang mantan anggota geng Yakuza, Taki Takazawa.
Dahulu Takazawa adalah tukang tato para anggota kelompok mafia paling ditakuti di Jepang, Yakuza. Penampilannya begitu menakutkan dengan rambut gondrong dan tubuh dipenuhi tato. Selama 20 tahun profesi itu digelutinya.
Namun siapa sangka kini Takazawa berubah 180 derajat. Perubahan besar dalam hidup dialaminya setelah ia memutuskan untuk menjadi seorang Muslim.
Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, kini ia mengganti namanya menjadi Abdullah yang berarti ‘Hamba Allah SWT’. Takazawa kini bahkan telah menjadi Imam besar di sebuah masjid di Ibukota Jepang, Tokyo.
Suara indahnya ketika mengumandangkan adzan bisa terdengar hingga seantero Tokyo tiap kali waktu salat tiba.
Perkenalan Takazawa dengan Islam berlangsung secara tidak sengaja. Berawal ketika dirinya sedang ada di wilayah Shibuya.
Ia melihat seseorang dengan berkulit putih dan berjanggut putih. Orang itu mengenakan baju dan turban yang juga berwarna putih.
“Orang itu memberikan sebuah kertas dan menyuruh saya untuk membaca kalimat yang tertera di dalamnya,” ujar Takazawa.
Kalimat itu ternyata syahadat, pengakuan pada keesaan Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya. Seperti kebanyakan penduduk Jepang, saat itu Takazawa masih menganut aliran kepercayaan Shinto sehingga ia kesulitan untuk memahami keseluruhan maksud kalimat syahadat tersebut. Namun diakuinya, ia pernah sepintas mendengar nama Allah dan Muhammad.
Pertemuan dengan orang serba putih itu rupanya begitu membekas di ingatan Takazawa. Ia pun terus mencaritahu makna di balik pesan kalimat syahadat yang diterimanya.
Hingga akhirnya, dalam pencarian tersebut Takazawa mendapatkan hidayah dan memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.
Tak dianya, dua tahun setelah memeluk Islam, ia bertemu lagi dengan sosok pria serba putih yang mengubah hidupnya.
“Ternyata dia adalah salah seorang Imam di Masjid Nabawi, Kota Madinah, Arab Saudi. Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengannya,” kata Takazawa.
Setelah pertemuan kedua itu, Imam Masjid Nabawi tersebut meminta Takazawa untuk melaksanakan ibadah haji dan menimba ilmu di Kota Mekah selama beberapa bulan.

Takazawa bersama jamaah Masjid Jepang
Ia pun melakukan haji ke Mekah atas undangan pemerintah Arab Saudi pada tahun 2008, melanjutkan studi dan melakukan dakwah selama berada di Saudi. Saat Takazawa berada di Madinah ia bahkan pernah menjadi Imam di Masjid Nabawi.
Sepulangnya dari Arab, Takazawa dipercaya untuk menjadi Imam di sebuah masjid besar di wilayah Kabukicho, Tokyo. Kini, Abdullah Taki Takazawa dikenal sebagai satu dari lima Imam besar Masjid yang ada di Jepang.
by Danu Wijaya danuw | Jul 3, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Ahmad Antoni, wartawan Harian Seputar Indonesia yang ikut menumpang helikopter Basarnas nahas, lolos dari maut karena lebih dulu turun dari helikopter sesaat sebelum heli tersebut jatuh di kawasan Gunung Butak, Temanggung, Jawa Tengah.
Ahmad mengatakan, sebelum helikopter jatuh, ia dan tim SAR sempat shalat zuhur berjamaah.
Shalat zuhur terakhir tim Basarnas itu dilakukan saat mereka istirahat di kawasan lapangan Tol Fungsional Gringsing. Mereka beristirahat untuk melepas lelah usai memantau kondisi arus balik Kendal dari udara.
Saat sedang beristirahat, tiba-tiba ada kabar terjadi insiden letusan kawah Sileri di Dieng, Banjarnegara. Namun saat itu belum ada instruksi menuju ke lokasi letusan. Tim kemudian memutuskan untuk makan siang dan shalat zuhur berjamaah.
“Usai makan sebelum balik, saya bersama pilot dan copilot beserta krunya menyempatkan untuk shalat Zuhur berjamaah di mushala yang ada di rumah makan tersebut.
‘Pak monggo jadi Imam,’ pinta Kapten Haryanto kepada saya. Tapi saya tak mengiyakan dan meminta pengunjung lain yang seorang bapak paruh baya menjadi imam,” kisah Ahmad.
Selain kenangan shalat jamaah terahir itu, Ahmad menceritakan kisahnya ikut terbang selama 2 jam bersama tim Basarnas. Ahmad mengawali ceritanya dari saat dia diminta ikut terbang memantau kondisi dengan menggunakan helikopter.
Sebelum terbang dari Lanud Ahmad Yani, Ia mengatakan melihat sejumlah kru sedang melakukan persiapan dan pengecekan helikopter.
Setelah itu sekitar pukul 09.30 WIB, tim melakukan briefing. Kapten Haryanto, pilot helikopter, memimpin doa dan mengajak tos bersama di samping heli. Sebelum tos, Kapten Haryanto sempat meminta foto bersama.
Selain kru Basarnas, turut pula sejumlah wartawan, yakni dari Suara Merdeka dan Net TV.
Helikopter lalu terbang mengudara di langit Semarang melewati Kendal, menuju Tol Fungsional Gringsing hingga Brebes Exit.
Agenda kegiatan hari itu memang memantau lewat udara jalur arus balik. Selama dua jam terbang, kondisi helikopter stabil. Namun saat mendarat di lapangan Tol Gringsing, helikopter sempat bergetar.
“Seorang rekan jurnalis sempat bertanya kepada pilot ‘Kenapa kok rasanya bergetar-getar begitu Mas?’
Kapten Haryanto pun menjawab kalau hal itu lebih karena faktor terbang di atas perbukitan dengan kondisi angin yang kencang karena kawasan tersebut dekat dengan laut,” cerita Ahmad.
Heli mendarat dengan mulus dan kru beristirahat untuk mengisi perut. Setelah itu, pukul 14.00 WIB Ahmad memutuskan untuk pamit ke Semarang via jalur darat.
Ahmad bersama rekan wartawan lainnya diantar menggunakan mobil Basarnas ke Lanus Ahmad Yani. Kala itu Ahmad belum mendengar kabar apapun soal kondisi helikopter.
Hingga akhirnya pada pukul 18.15 WIB dia baru mendapat kabar kalau Helikopter Basarnas jatuh. Ingatannya pun kembali saat dia ikut patroli bersama tim Basarnas dari pagi hingga siang tadi.

Pesawat Basarnas jatuh menabrak Dieng saat ingin mengevakuasi warga sekitar Dieng
“Kabar itu begitu cepat hingga dipastikan jika heli yang dipiloti kapten Haryanto mengalami kecelakaan menabrak tebing gunung Batok. Banyak SMS, BBM dan telp dari teman-teman pada bertanya tentang kondisi saya,” kata dia.
Ahmad langsung mengecek kondisi rekan wartawan lainnya yang sempat ikut terbang. Tidak ada wartawan yang ikut rombongan ke lokasi Kawah Sileri.
Dalam hati Ahmad juga berdoa agar kru Basarnas selamat. Namun nasib berkata lain, 8 orang kru yang ikut ke Kawah Sileri, semuanya gugur.
“Anda adalah pahlawan kemanusian sejati. Selamat Jalan semuanya, semoga istirahat dengan tenang, Khusnul Khotimah. Amin YRA,” tutup Ahmad.
Sumber : Kumparan
by Danu Wijaya danuw | Jul 3, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Gubernur DKI terpilih Anies Rasyid Baswedan mengapresiasi pidato Barack Hussein Obama dalam Kongres Diaspora Indonesia ke-4.
Anies dan Obama sempat bertemu di salah satu ruangan untuk berfoto bersama dan mengobrol seputar toleransi.
“Tadi saya berbicara dengan Pak Obama, saya sampaikan apresiasi pidatonya,” kata Anies setelah menghadiri Kongres Diaspora di Mal Kota Kasablanka, Jaksel, Minggu (1/7/2017).
Obama menyampaikan sejumlah hal dalam pidatonya, dari toleransi hingga ketimpangan sosial. Anies lalu mengatakan kepada Obama bahwa dua masalah itu harus diselesaikan berbarengan.
“Saya bilang kepada beliau masalah toleransi, masalah ketimpangan, itu dua-duanya harus selesai sama-sama dan ketimpangan inilah yang sering saya sampaikan dengan membangun persatuan dengan membereskan ketidakadilan,” tutur Anies.
“Keadilan hadir, karena keadilan itu mengantarkan kita pada suasana yang damai, saling menghormati, saling menghargai,” ucapnya.
Pertemuan Anies dengan Obama terjadi di salah satu ruangan di belakang panggung. Obama juga sempat berbincang langsung dengan keempat anak Anies.
“Jadi sesudah selesai pidato di belakang, saya sempat ngobrol dan sampaikan kepada beliau. Di Jakarta, insyaallah kita akan secara serius memperjuangkan untuk menghadirkan kesejajaran, kesetaraan, keseimbangan, dan keadilan. Dengan cara begitu, maka semangat untuk menjaga persatuan dalam kebinekaan bisa dilakukan,” tutur Anies.
Obama pun, kata Anies, mengiyakan ucapannya “Yes, Of Course”. Bahwa toleransi dan ketimpangan sosial harus diurus berbarengan.
“Iya, beliau bilang betul. Dan, menurut Pak Obama, itu nggak bisa sendiri-sendiri, dua-duanya harus bersamaan dan sekarang itu kita nggak bisa berjalan satu saja, harus dua-duanya. Tadi tanggapan beliau begitu,” katanya.
Obama juga memuji toleransi Indonesia dimana Candi Prambanan
Ahoker Masih Mendendam
Namun pentolan Jaringan Islam Liberal (JIL) yang juga Ahoker kepanasan. Hal itu terlihat dalam cuitan Mohamad Guntur Romli di twittAnies
Guntur Romli memuat foto pertemuan antara Anies dengan Habib Rizieq, Bachtiar Nasir dan ulama lainnya. Melalui foto tersebut, Romli menyerang Anies, karena isi pembicaraannya dengan Obama tak sesuai dengan foto tersebut. Karena bagi Romli, Habib Rizieq dan kawan-kawan dianggap intoleran.
Sementara situs yang sering memberitakan hoax dan memusuhi Islam, bernama situs Seword, membuat pemberitaan sendiri yang menjelek-jelekkan Anies Baswedan setelah bertemu Obama.
Kekaguman Obama Terhadap Toleransi Indonesia
Barack Obama yang menjadi bintang utama Kongres Diaspora Indonesia di Jakarta, Sabtu (01/07) penampilannya disambut amat meriah, apalagi ketika dia bicara tentang toleransi.
“Ayah tiri saya, dia Muslim, tapi dia hargai orang Hindu, Buddha, Kristen,” kata Obama yang disambut tepuk tangan riuh dan sorak sorai sekitar 4.000 orang yang hadir.
“Dan ketika melihat Candi Borobudur yang merupakan candi Buddha, di tengah negara Muslim. Candi Prambanan yang Hindu dan dilindungi negara Muslim. Wayang kulit dan Ramayana di negara Muslim, semangat Indonesia haruslah toleransi. Dan itu juga terlihat dari gereja dan mesjid yang bersebelahan,” tutur Obama yang disambut kembali dengan sorakan penonton.
Menurut Obama, toleransi inilah “semangat dan karakter paling penting dari Indonesia yang harus ditiru negara Muslim di seluruh dunia.” Obama mengucapkan, “Bhinneka Tunggal Ika” kemudian ditranslate “Unity in Diversity.”
Sumber : Detik/wajada/bbc
by Danu Wijaya danuw | Jul 3, 2017 | Artikel, Dakwah
Ayat atau tanda kekuasaan Allah bukan hanya dari tulisan saja, alam semesta pun adalah ayat-Nya yang perlu diambil ibrah. Penahkah anda perhatikan burung yang sedang terbang dan melayang-layang bebas di udara?
Dalam surat an-Nahl ayat 79 menerangkan tentang burung, yang di dalamnya memberikan pertanyaan tantangan kepada orang-orang yang menyekutukan Allah dengan memperlihatkan salah satu kekuasaan-Nya.
أَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ مُسَخَّرَاتٍ فِي جَوِّ السَّمَاءِ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلا اللَّهُ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah? Tidak ada yang menahannya (di udara) selain Allah. Sesungguhnya Dia Maha Melihat segala sesuatu.”
Dan pada al-Mulk ayat 19,
أَوَلَمْ يَرَوْا إِلَى الطَّيْرِ فَوْقَهُمْ صَافَّاتٍ وَيَقْبِضْنَ ۚ مَا يُمْسِكُهُنَّ إِلَّا الرَّحْمَٰنُ ۚإِنَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ بَصِيرٌ
“Tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dimudahkan terbang diangkasa bebas. Tidak ada yang menahannya selain daripada Allah.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang beriman.
Siapakah yang menciptakan organ-organ tubuh burung2 tesebut dan menjadikan warnanya yang bermacam-macam, warna bulu-bulunya amat indah, makanannya juga berbeda-beda, suaranyapun juga berbeda-beda.”
Ya, dalam ilmu fisika ada istilah Aerodinamika atau aerofoil, sayap burung diciptakan Allah secara ringan, kuat, dan fleksibel, memberikan gaya angkat ke atas dan ke bawah, bisa menukik secara mendadak dan cepat.
Tubuh burung diberi fasilitas oleh Allah untuk terbang dengan sedikit sekali mendapat hambatan udara, dapat melesat jauh dan cepat.
Bahkan ada burung Albatros yang bisa terbang jarak jauh dan sangat lama di udara.
Dengan seiring berjalannya waktu, manusia mengembangkan teknologi yang dapat menyebrangi pulau dan samudra. Ya, itulah pesawat

Dengan mengadopsi struktur burung, kapal mempunyai kemampuan yang luar biasa, membawa ratusan orang terbang melintasi laut dan pulau-pulau.
Maha Besar Allah, burung yang dapat terbang di angkasa dengan bebas tanpa hambatan. Hanya Allah-lah yang bisa menahannya di angkasa sana.
Oleh karena itu sebagai manusia salah satunya diperintahkan untuk memerhatikan burung, dan burung yang terbang dijadikan tantangan kepada orang yang Musyrik.
Disadur : Inspiradata
by Danu Wijaya danuw | Jul 3, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Kamis (2/3/2017) malam, di ruang lobi hotel Ritz Carlton Kuningan, Deputi Menteri bidang Da’wah pada Kementerian Urusan Keislaman, Da’wah dan Penyuluhan Arab Saudi Dr. Ahmad Jiilan berbincang dengan sejumlah aktivis media dan da’i Salafi.
Diantara yang hadir pada acara itu adalah Pembina Radio Rodja Ustadz Badrussalam, Pembina Surau TV Ustadz Muhamamd Elvi Syam, Direktur Wesal TV Ustadz Afifudin Rohaly, Sekjen Asosiasi Radio- Televisi Islam Indonesia (ARTVISI) Ustadz Diding Sobarudin dan perwakilan dari Jurnalis Islam Bersatu (JITU).
Syaikh Jiilan menekankan agar para aktivis dakwah lebih melapangkan dada untuk saling menasihati dan tidak terjebak ke dalam fanatisme kelompok. Salah satu wujudnya adalah membuka diri terhadap orang lain dan memperluas referensi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Menteri Bidang Da’wah Kementerian Urusan Keislaman, Da’wah dan Penyuluhan Arab Saudi Dr. Ahmad Jiilan saat berbincang dengan para wartawan Islamic News Agency (INA) di Jakarta hari Kamis (02/03/2016) kemarin.
Menurut Ahmad Jilan, berlapang dada terhadap sesama muslim ketika melihat perbedaan adalah salah satu aspek penting dalam penyebaran dakwah Islam.
“Jangan membatasi diri dengan satu atau dua ulama; satu atau dua buku saja (sebagai rujukan). Pakai juga yang lain. Sehingga ketika ada orang yang hendak mengkritik, mereka tidak mendapatkan celah.”
“Saya tidak menyalahkan kalian memakai Syeikh Bin Bazz, karena beliau adalah ulama umat, bukan ulama kerajaan. Tetapi saya ingin kalian juga mengambil ulama Yaman, Mesir, Suriah, dan juga ulama Indonesia (sebagai rujukan),” tambahnya.
“Sisi lain yang juga perlu diperhatikan, manusia itu mengikuti ulama negerinya. Seiring dengan penghormatan kalian terhadap ulama Saudi dan lainnya, kalian harus menghormati dan mengambil ilmu dari para panutan umat di Indonesia.”
Misalnya, ia berpendapat, bila ada seorang tokoh yang sudah berjasa selama puluhan tahun dalam dakwah Islam, mereka juga layak dihormati.
Sementara itu, Deputi bidang Media Kementerian Agama Arab Saudi, Dr Rasyid Az-Zahrani, yang juga hadir dalam perbincangan itu, menyebutkan sikap mulia Ibnu Taimiyyah yang dapat dicontoh.
Dalam dakwah Islam, Ibnu Taimiyyah telah menghadapi pertentangan kuat dari seorang ahli kalam. Namun ketika orang itu meninggal dunia, Ibnu Taimiyyah menanggung biaya hidup istri dan keluarganya.
Ia tidak menjadikan orang yang berseberangan sebagai musuh yang harus dibenci, tetapi sebagai peluang dakwah yang berpotensi menerima jalan kebenaran.
Menurut Dr Rasyid, penyebaran dakwah Islam juga dihambat oleh fenomena sebagian dai yang keras dalam bersikap dan menuduh setiap orang yang ia lihat keliru sebagai ahli bid’ah. Selain mempersempit dakwah, tindakan ini sangat berlebih-lebihan.
“Jangan terlalu mudah menuding; ini bid’ah, itu bid’ah. Bila berlebihan, maka ini akan menjerumuskan ke dalam takfir serampangan (mengafirkan orang yang tidak berdasar),” ujarnya.
Sempitnya pandangan sebagian dai telah membuat mereka terpecah-pecah dan tidak menyatu. Inilah yang harus dihindari. Karenanya, hendaknya semua dai dan ahli dakwah berusaha lebih lapang dada dan terbuka.
Menurut beliau, orang yang banyak manfaat bagi umat selama mereka bagian dari ahli Sunnah, perlu didekati dan dirangkul, bukan dijauhi.
Sebab, sempitnya pandangan sebagian da’i itu telah membuat mereka terpecah-pecah dan tidak menyatu. Maka ini harus dihindari, dan hendaknya berusaha untuk lebih lapang dada dan terbuka.
Ia berharap bila diberi umur panjang, tidak lagi menyaksikan perpecahan di antara mereka.