0878 8077 4762 [email protected]

Langka, Ulama Syiah Irak Moqtada al-Sadr Temui Putra Mahkota Saudi

RIYADH – Ulama Syiah berpengaruh di Irak, Moqtada al-Sadr, melakukan kunjungan langka ke Arab Saudi. Dia melakukan pertemuan dengan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan pejabat lainnya.
Pertemuan langka itu berlangsung hari Minggu di Jeddah dan dirilis kantor berita negara Saudi, SPA, Senin (31/7/2017).
Irak berada di garis patahan antara kekuatan Syriah Iran dan negara-negara kekuatan Sunni yang selama ini terlibat konflik sektarian.
Iran dan Saudi sendiri hingga kini masih berseteru setelah kedua negara memutuskan hubungan diplomatik beberapa bulan lalu.
Irak dan Arab Saudi pada bulan lalu mengumumkan bahwa mereka membentuk dewan koordinasi untuk meningkatkan hubungan strategis sebagai bagian dari usaha untuk menyembuhkan hubungan yang bermasalah di antara tetangga Arab.
Arab Saudi telah membuka kembali kedutaan besarnya di Baghdad Irak pada tahun 2015, setelah 25 tahun vakum.
Pada bulan Februari, Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir juga melakukan kunjungan langka ke Baghdad, Irak.
Al-Sadr, merupakan ulama Syiah Irak yang terkenal anti-Amerika. Dia memiliki pengikut besar di Baghdad dan kota-kota selatan Irak termasuk kelompok Saraya al-Islam atau dikenal sebagai Milisi Brigade Perdamaian.
Ulama Syiah ini juga pernah membuat seruan mengejutkan, yakni meminta Presiden Suriah, Bashar al-Assad yang membantai rakyatnya untuk lengser.
Padahal, para milisi Syiah di Timur Tengah, terutama dari negeri Syiah di Iran dan Libanon dikenal sebagai loyalis Assad. Mereka mengirim tentara bayaran syiah untuk melanggengkan kekuasaan diktator Assad.
Menurut laporan SPA, al-Sadr bertemu dengan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman untuk mendiskusikan isu-isu yang menjadi kepentingan bersama.
 
Sumber : SindoNews/Saudi Press Agency

Innalillahi Penyakit Ini yang Sebabkan dr OZ, Ryan Thamrin Meninggal Dunia

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Tak ada yang tahu kapan umur manusia. Tak disangka seorang Dokter yang masih muda ini menjadi tadzkirah – pengingat akan maut dapat menjemput siapa saja, termasuk dokter yang ahli dibidang penyakit.
Hesta Meiriansyah bin Husni Thamrin atau Dokter Ryan Thamrin dan dikenal juga sebagai Dr Oz di sebuah acara televisi swasta nasional meninggal dunia Jumat (4/8/17).
Jasad almarhum saat ini sudah dikebumikan di Pemakaman Jalan Kesadaran, Pekanbaru, Provinsi Riau.
Pria kelahiran 1978 ini meninggal di rumah kakak kandungnya, Ferdi Thamrin sekitar pukul 03.30 WIB. Almarhum dr Ryan meninggal di usia 39 tahun dan belum berkeluarga.
Setelah dimandikan, jenazahnya dishalatkan di Masjid Nurul Muttaqim yang juga di Jalan Kesadaran. Setelah itu almarhum dimakamkan di pemakaman yang masih sama dalam lingkungan Jalan Kesadaran.
Dikatakan salah seorang sepupu almarhum, Doni Apriyaldi, dr Ryan menderita sakit maag setahun ini dan selalu berada di Pekanbaru. Almarhum tidak lagi berada di Jakarta setelah tidak menjadi host pada acara kesehatan di salah satu stasiun televisi nasional.
“Dia berobat di Malaka, Malaysia, rawat jalan,” kata pria yang menjabat Kepala Dinas Pemuda dan olahraga Riau ini di rumah duka, lansir Antara.
Selain menderita maag akut, dr Ryan Thamrin juga menderita benjolan pada kepalanya. Rencana operasi selalu gagal karena ketakutan pihak keluarga.
Akibat sakitnya inilah selain memutuskan tinggal di Pekanbaru, tepatnya di rumah kakak tertuanya, Ferdi Thamrin, dr Ryan juga memilih tidak melanjutkan kariernya sebagai host Dr Oz Indonesia
“Ryan Thamrin selama ini mengeluhkan sakit mag akut. Sempat berobat ke Malaka (Malaysia) dan di sana juga ditemukan ada benjolan di bagian belakang kepalanya,” kata Doni sepupu almarhum di rumah duka almarhum, Pekanbaru, Jumat (4/8/17).
“Namun pihak keluarga selama ini belum mengizinkan untuk dilakukan operasi tersebut,” kata Doni.
Selama setahun tinggal di Pekanbaru, katanya, Ryan Thamrin selalu ditemani saudaranya dan ibu kandungnya. Ryan selama setahun harus berobat jalan.
“Kami atas nama keluarga, menyampaikan permohonan maaf apa bila Ryan Thamrin bila ada kesalahan dan kekhilafan mohon dimaafkan, baik teman sepergaulan, ataupun permirsa di televisi. Karenakan selama ini dia selalu tampil dalam acara kesehatan di televisi,” kata Doni.
Almarhum adalah anak bungsu dari lima bersaudara yang lahir di Tanjungpinang, 28 Mei 1978 silam.
Usai waktu salat Jumat, almarhum dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Jl Kesadaran, Kecamatan Bukit Raya Pekanbaru.
 
Sumber : Detik/Kumparan

Domingus Roudolsifa, Anak Pendeta Terkenal Asal Timor Leste Masuk Islam

Salah seorang anak pendeta asal Timor Leste bernama Domingus Roudolsifa mendapat hidayah memeluk agama Islam Islam, keputusan memilih Islam karena tertarik dengan akhlak mulia dan sifat dermawan salah seorang Ustadz bernama Ustadz Syamsul Arifin Nababan.
Domingus menceritakan sebelum memutuskan menjadi seorang Muslim, dia bekerja menjadi pekerja proyek di Nusa Tenggara Timur (NTT).
Suatu ketika dia bertemu dengan seorang ustadz yang sikapnya baik dan santun. Ustadz itu juga dermawan, tak cuma ke sesama muslim tapi juga kepada nonmuslim.
Akhlak mulia sang Ustadz membuat Domingus sangat kagum dengan ustadz tersebut. Cara bicara dan memperlakukan manusia lainnya begitu baik, sedangkan selama ini dia berkelakukan buruk.
Sampai suatu ketika, dirinya melihat ada dua orang masuk Islam dan mengucapkan dua kalimat syahadat.
“Di situ saya menangis mendengar kalimat dua kalimat syahadat. Dalam pikiran saya apa makna dari syahadat,” ujar Domingus di pondok pesantren Mualaf An Naba center ahad(30/7/2017).
Dia terus kepikiran akhlak mulia sang ustadz dan ingin mempelajari keindahan akhlak Islam. Kemudian Domingus bercerita kepada mandornya soal keinginannya tersebut.
Mandornya lalu menanyakan kesungguhannya. Dia meyakinkan mandornya bahwa bersungguh-sungguh ingin menjadi mualaf.
Sang mandorpun menyarankan agar keputusan itu diungkapkan kepada kedua orangtuanya. Tak menunggu waktu lama dia pulang ke kampung halaman dan menyampaikan keinginannya.
Orangtuanya sangat kaget. Terlebih lagi ibunya merupakan seorang pendeta besar yang disegani di kampung halamannya.
“Alhamdulillah meski kaget namun mereka menyetujui,” ucap pemuda 20 tahun itu.
Tapi dia tidak langsung mengucapkan dua kalimat syahadat. Mandornya yang masih belum yakin atas keinginannya menanyakan langsung kepada kedua orangtua Domingus.
Kedua orangtuanya mengiyakan bahwa mereka setuju jika anaknya pindah agama tanpa ada paksaan pihak manapun.

Belajar dari Keluarga Ibrahim 'Alaihissalam

Sungguh bila ada pertanyaan; ”Pelajaran apakah yang bisa kita ambil dari contoh keluarga Ibrahim AS bagi kehidupan berkeluarga kita saat ini?”
Subhanallah, tentu kita akan menemukan begitu  banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah Nabi Ibrahim dan keluarganya.
Pertama, sosok Nabi Ibrahim sebagai seorang Suami dan Ayah
Sebagai sosok yang mampu mendidik keluarganya yaitu anak dan isterinya, sehingga menjadi orang-orang yang ridha dan taat pada perintah Allah semata.
Hal ini nampak pada Nabi Ibrahim dengan putranya, Isma’il. Kepatuhan Isma’il meskipun masih muda, ia ikhlas dan sabar menerima apa yang telah Allah perintahkan kepada bapaknya.
Selain itu Nabi Ibrahim mengedepankan diskusi dan dialog dengan keluarganya.
“..Sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!’
Dia (Isma’il) menjawab. ’Wahai Ayahku! lakukanlah apa yang diperintahkan (Allah) kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang  yang sabar.’” (QS. Ash-Shaffat : 102)
Semua ini tentu  tidak lepas dari peran serta orang tuanya dalam proses bimbingan dan pendidikan yang senantiasa diliputi kasih sayang, kesabaran dan ketaatan hanya kepada Allah semata.
Demikian pula Nabi Ibrahim telah berhasil mendidik isterinya, Hajar sebagai seorang wanita yang yakin pada janji Allah.  Wanita yang patuh dan taat kepada suami semata-mata karena kecintaanya kepada Allah, bukan yang lain.
Maka tatkala telah pasti bahwa perintah untuk meninggalkan dia dan anaknya di gurun pasir yang gersang adalah perintah Allah, dia ridho dan yakin.
“Apakah Allah yang memerintahkan hal ini kepadamu?” Ibrahim menjawab, “Ya” Hajar berkata, “Kalau begitu Allah tidak akan menyia-nyiakan kami” (HR Bukhari)
Kedua, sosok Isteri Sholihah yang ada pada diri Hajar
Hajar, dialah wanita yang diberikan kepada Ibrahim dari pembesar Mesir. Ibrahim pun menikahinya. Hajar adalah seorang istri yang taat dan patuh pada suaminya.
Ketaatan tersebut semata dalam rangka ketaatannya pada perintah Allah. Inilah yang akan meringankan dan melapangkan isteri ketika melaksanakan perintah suami, seberat apapun perintah suaminya tersebut.
Isteri shalihah yakin bahwa dalam memenuhi perintah Allah pasti ada jaminan kemaslahatan dan pahala dari-Nya. Di mana Allah pasti tidak akan menyia-nyiakannya.
Sebagai contoh, ketika mencari air untuk memenuhi kebutuhan anaknya yang masih kecil (Isma’il). Hajar berlari-lari kecil antara bukit Safa dan bukit Marwah. Dengan izin-Nya, akhirnya keluarlah mata air yang tidak pernah diduga sebelumnya, yaitu air zamzam yang tidak pernah lekang sepanjang zaman
Ketiga, keluarga Ibrahim adalah keluarga yang Komitmen terhadap perintah Allah
Memiliki visi dan misi hidup yang jelas, semata untuk ibadah kepada Allah dengan segala perintah dan aturan yang telah Allah turunkan.
Hal ini nampak jelas dalam perbincangan antara Nabi Ibrahim dengan isterinya maupun dengan puteranya (Ismail), bahwa semuanya senantiasa memastikan “Apakah ini perintah Allah?”. Inilah kekuatan keimanan yang lahir dari aqidahnya (QS.Ash-Shaffat [37]:111).
Sungguh, bangunan keluarga muslim yang kokoh akan terwujud jika ditopang oleh :

  1. Sosok ayah atau suami yang mampu menjadi pemimpin (qowwam) bagi anak dan isterinya;
  2. Hadirnya isteri shalihah yang akan menjadi pendamping dan pendukung perjuangan suami serta pendidik putera-puteri tercinta;
  3. Anak-anak yang shalih yang menyenangkan hati kedua orang tuanya, semata-mata karena ketaatannya pada perintah Rabbnya.

Mencontoh keluarga Ibrahim dalam kehidupan berkeluarga secara menyeluruh adalah sarat dengan pembinaan keimanan dan ketaatan kepada Allah swt.
Mari kita berkurban. Tidak hanya berhenti pada penyembelihan kambing, sapi, atau unta. Namun pengorbanan harta, waktu, jiwa dan raga kita demi tegaknya agama Allah di muka bumi ini. Berjuang dengan segenap daya dan kemampuan menyongsong kemenangan yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya.
 
Oleh : Ayati Fa
Penulis adalah presenter dan editor program radio Cermin Wanita Sholihah Muslimah

Pertemuan OKI di Istanbul Tegaskan Akan Membela Masjid Al-Aqsha

Pertemuan OKI di Istanbul Tegaskan Akan Membela Masjid Al-Aqsha

ANKARA, TURKI – Organisasi Kerjasama Islam (OKI) hari Rabu ini (2/8/2017) menyatakan tekadnya untuk membela Masjid Al-Aqsha dari semua ancaman Israel dan menekankan kesucian situs suci umat Islam tersebut, lapor Anadolu Agency.
Dalam pidato pembukaan, Sekjen OKI Yousef bin Ahmad Al-Othaimeen mendesak negara-negara Islam termasuk para pengusaha dan bisnisman kaya untuk memberi perhatian lebih kepada situs suci umat Islam itu, juga membantu warga Al-Quds yang tinggal di sekitarnya.
“Kepada negara-negara anggota OKI, lembaga keuangan dan swasta, sektor swasta serta individu untuk menyediakan semua bentuk bantuan kepada masyarakat Al-Quds terutama di sektor-sektor kritis, seperti pendidikan, perumahan dan kesehatan,” katanya sebagaimana dilaporkan Koresponden MINA di Sudan Sidiq Mustakim.
Yousef juga menjelaskan bahwa OKI, melalui Islamic Development Bank (IDB), sedang melaksanakan proyek yang mencakup semua aspek pembangunan sosial dan ekonomi di Palestina.
timthumb (14)
Sebelumnya, OKI bersama Dana Solidaritas Islam juga  telah memberikan bantuan senilai $ 27 juta dolar AS untuk berbagai proyek di Palestina, terutama dalam pemeliharaan Masjid Al-Aqsha dan proyek infrastruktur di Al-Quds Al-Sharif.
Dalam pidato sambutan yang sama, Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengajak negara anggota OKI untuk bekerja keras melindungi umat Islam dan Kristen di Al-Quds.
“Kita harus bergerak dari sekarang untuk melindungi Palestina dan Al-Quds. Kita perlihatkan kepada Israel bahwa kerja sama kita sangat berurat-berakar dan langgeng.” Tegasnya.
Cavusoglu mendesak masyarakat internasional melakukan tindakan yang perlu guna mencapai perdamaian yang menyeluruh dan langgeng antara Israel dan Palestina dengan landasan penyelesaian dua-negara.
Dalam sebuah pidato akhir yang dikeluarkan di Istanbul para menteri luar negeri OKI mengutuk tindakan provokatif Israel baru-baru ini, termasuk penutupan Masjid Al-Aqsha.
“Komite mengecam larangan Muslim dan Kristen Palestina mendapatkan hak alaminya untuk beribadah di tempat-tempat suci di Al Quds Al Sharif” katanya dalam pernyataan OKI.
Para menteri luar negeri OKI juga menekankan toleransi beragama yang ditetapkan selama berabad-abad di bawah pemerintahan Islam di Al-Aqsha dan mengulangi bahwa masjid suci tersebut adalah kiblat Islam pertama dan satu dari tiga masjid paling yang menjadi milik Islam.
OKI juga mengutuk upaya Israel untuk mengubah status quo bersejarah di Masjid Al-Aqsha, termasuk pemasangan detektor logam dan kamera di dan sekitar Al Haram Al Sharif.
OKI berterima kasih kepada Turki, Yordania dan Arab Saudi atas dukungan serta sikap proaktif mereka selama konflik tersebut.
 
OKI, yang terdiri atas 57 negara di empat benua, adalah organisasi terbesar kedua antar-pemerintah setelah PBB.
 
Sumber : Antara/Voa-Islam/MirajNews