by Adi Setiawan Lc. MEI Adi Setiawan | May 14, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 5 Mei 2016
Dalam bukunya Tasawuf Modern, Buya Hamka menuliskan satu peringatan yang pernah dikatakan oleh almarhum K.H. Ahmad Dahlan. Adapun peringatan tersebut adalah:
“Meskipun Islam tidak akan hapus dari dunia, namun dia mungkin hapus dari Indonesia. Kalau ummatnya tidak membelanya.”
Saudaraku,
Islam perlu dibela dan ajarannya mesti ditegakkan.
Satu pembelaan yang mesti kita tegakkan setiap hari yaitu SHOLAT WAJIB LIMA WAKTU.
Bukankah Rasulullah SAW menyebutkan sholat adalah ‘Imadud din. Sholat sebagai tiang agama?
Sekali lagi
Inilah pembelaan pertama kita terhadap Islam
Jangan sampai
Justru ada di antara kita
Orang yang suka menghalangi saudaranya sholat, menghalangi mendirikan masjid tempat sholat kita.
#mencari ibroh dibalik isra’ mi’raj Nabi SAW
Ustadz Adi Setiawan, Lc., MEI
(Baca juga: Agar Nikmat Menjadi Berkah)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
by Adi Setiawan Lc. MEI Adi Setiawan | May 11, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 2 Mei 2016
Suatu ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz berpesan kepada walikota Madinah. “Bentengilah Madinah dengan keadilan.”
Umar bermaksud memberikan pengarahan bahwa suatu wilayah hukum tidak dapat dilindungi dan dibentengi dari serangan pihak luar atau fitnah dari dalam, hanya semata-mata membangun tembok-tembok yang tinggi dan benteng-benteng yang kokoh.
Akan tetapi, batin penduduknya harus dilindungi dan dibentengi terlebih dahulu dengan cara menegakkan keadilan kepada penduduknya dan memberikan hak-hak mereka.
Sehingga penduduknya sendirilah yang akan menjadi benteng hakiki yang siap menjaga dan melindungi wilayah tersebut.
Ustadz Adi Setiawan, Lc., MEI
(Baca juga: Yang Seharusnya Dicari Mukmin)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
by Adi Setiawan Lc. MEI Adi Setiawan | May 9, 2016 | Artikel
Oleh : Adi Setiawan, Lc., MEI
Sepeninggal Abu Thalib dan Siti Khadijah Rasulullah SAW bersedih hati, terasa hilang pembela setianya. Sehingga masa ini pun dikenal dengan ‘aammul huzn (tahun dukacita).
Untuk menghibur beliau SAW Allah SWT pun men-setting beberapa kejadian yang luar biasa. Dimulai dari peristiwa isra’ mi’raj dan peristiwa lainnya yang pada akhirnya lahir kembali pembela-pembela baru bagi perjuangan dakwah Rasulullah SAW.
Firman Allah SWT, “Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Az-zumar 33-34)
Adalah Abu Bakar As-shiddiq yang menjadi komando bagi para sahabat lainnya untuk berikrar, bersumpah menjadi pembela Rasulullah SAW.
Belajar dari kesetiaan para sahabat Rasulullah SAW, ada banyak kriteria teman, sahabat dan pembela yang mesti dicari:
1. Seperti penjual minyak wangi
Abu Bakar sosok sahabat yang setia bagi Rasulullah SAW. Semenjak keduanya kanak-kanak hingga akhir hayat beliau SAW. Abu Bakar selalu berada di samping beliau. Sahabat seperti inilah yang Rasullah SAW kiaskan dengan penjual minyak, selalu membawa kebaikan sebelum diminta, selalu menebarkan wewangian dari kejauhan sebelum tangan berjabat. Pertemuan pun terasa bahagia, tak ingin segera berpisah. Kalau pun terpisah ingin rasanya segera berjumpa. Inilah persahabatan sejati.
2. Penolong setia
Kehilangan Siti Khadijah membuat Rasulullah SAW bersedih hati untuk sementara waktu. Beliau kembali semangat saat menyaksikan para sahabatnya yang ikhlas lagi setia, rela berkorban harta bahkan nyawa, Para sahabat yang siap mengikuti jejak Siti Khadijah yang gemar menolong orang lain. Apalagi orang yang suka menolong dan meringankan beban orang lain, Allah SWT akan ringankan bebannya.
3. Selalu mendoakan
Dalam sabdanya Rasulullah SAW mengungkapkan bahwa doa adalah shilahul mukmin, doa merupakan senjata rahasia bagi mukmin. Para sahabat Rasulullah SAW selalu mendoakan kebaikan bagi sahabat lainnya. Dengan demikian orang mukmin seharusnya saling mendoakan terlebih ketika seorang muslim mendoakan kebaikan untuk saudaranya sesama muslim, maka kebaikan itu pun akan kembali kepadanya. Jadi yang mesti disadari dan dicari adalah doa-doa yang ikhlas dari sahabat mukmin. Karena bagaimana ikhlas berdoa jika berbeda keyakinan antara sahabat.
4. Selalu saling mengunjungi (silaturrahim)
Para sahabat Rasulullah SAW terbiasa saling mengunjungi. Saling mengunjungi merupakan perekat persahabatan. Selain itu silaturrahim akan memanjangkan umur. Bagaimana tidak panjang umur, jika seseorang dalam kesusahan materi, tidak punya uang misalnya, atau pun kesusahan non materi, seperti ditinggal keluarga maka ketika berkunjung kepada sahabat, minimal uang dikasih, curhatan pun didengar.
5. Sadar bahwa arwah orang yang bersahabat akan bersama
Dalam Al-Qur’an Allah SWT sebutkan, “Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam kenikmatan (surga) dan sesungguhnya orang-orang yang durhaka benar-benar dalam neraka.” (QS. Al-Infithar: 13-14)
Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Arwah-arwah itu akan berbaris, yang saling kenal akan bersama dan yang tidak kenal akan terpisah.”
Demikianlah arwah orang yang baik akan berkumpul dengan arwah orang-orang yang baik begitu pula arwah yang jahat akan berkumpul dengan arwah yang jahat.
Sudah menjadi lumrah, manusia akan selalu mencontoh kemudian bergaul dengan orang satu tipe. Begitu juga dengan agama seseorang sangat tergantung dengan agama temannya. Dan pertemanan di dunia ini akan berlanjut hingga ke akhirat nanti.
6. Selalu mengajak kepada ketaatan
Kebaikan yang dilakukan bersama-sama manfaat yang hadir akan jauh lebih besar. Dan sahabat yang selalu mengajak kebersamaan inilah yang mesti dicari. Sebagai contoh, perbandingan shalat sendiri dengan shalat berjamaah yang mempunyai pahala 27 kali lipat. Mana yang dipilih?
Ketika melaksanakan rangkaian ibadah puasa di bulan Ramadhan, mulai dari sahur, kemudian menahan lapar di siang hari, buka bersama, sampai sholat tarawih, jauh lebih semangat jika dikerjakan bersama-sama.
Begitu juga ketika fastabiqul khairat dalam ibadah zakat. Dihimpun bersama-sama, dana terkumpul lebih banyak, maka semakin banyak pula para mustahik yang bisa dibantu.
#disampaikan pada khutbah jum’at 06 Mei 2016 di Masjid Al-Hijrah Komplek Kodam Jatiwarna.
by Adi Setiawan Lc. MEI Adi Setiawan | Apr 28, 2016 | Artikel
Oleh: Adi Setiawan, Lc., MEI
Suatu hari Abdul Malik bin Umar bertanya kepada ayahnya yang baru saja diangkat sebagai seorang khalifah, “Mengapa Ayahanda tidak segera menyelesaikan urusan-urusan kezaliman dan kerusakan tanpa ditunda-tunda dan dijadikan bertahap-tahap?”
Sang ayah Umar bin Abdul Aziz pun jawab dengan bijak, “Wahai anakku, janganlah engkau tergesa-gesa! Sesungguhnya Allah SWT telah mencela khamr lewat Al-Qur’an sebanyak dua kali, dan mengharamkannnya pada kali yang ketiga. Jika aku memaksakan kebenaran kepada manusia dengan sekaligus, aku khawatir mereka akan menolaknya sekaligus pula, sehingga hal ini menjadi fitnah.”
(Baca juga: Kepemimpinan dalam Islam)
Inilah warisan kepemimpinan Islam, bijaksana dalam mengambil keputusan, bertahap penuh perhitungan. Setelah memohon bantuan kepada Allah SWT kemudian berusaha mencontoh metode Allah SWT lewat Al-Qur’an dalam mengharamkan khamr.
Alasan yang sangat jitu dan menunjukkan kedalaman pemahaman politik syariah Umar bin Abdul Aziz.
Semoga kita mampu menjadi pemimpin bijaksana.
(Baca juga: 4 Kriteria Pemimpin dalam Islam)
Melaksanakan perintah Allah SWT “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS. An-Nisa: 58).
Wallahua’lam
by Adi Setiawan Lc. MEI Adi Setiawan | Apr 27, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 18 April 2016
Salah satu syiar Islam bahwa pelakasanaan hak-hak suami isteri sebagai jihad fi sabilillah. Firman Allah SWT.
وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوف
“…pergaulilah mereka (isteri) dengan kebaikan…” (QS An Nisa: 19).
Ibnu Katsir mengatakan dalam tafsirnya: “Maniskanlah suara kalian ketika bicara dengan mereka, indahkanlah tingkah laku dan gerak kalian, semampu kalian, agar mereka merasa senang”.
Isteri shalihah merupakan harta yang paling berharga bagi suami, setelah keimanannya kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi seorang mukmin, setelah takwanya kepada Allah azza wa jalla, selain isteri yang shalihah, jika suami menyuruhnya ia taat, jika dipandang ia menyenangkan, jika ia bersumpah kepadanya ia mengiyakan, dan jika suami pergi jauh maka dia memelihara diri dan harta suaminya.” (HR Ibnu Majah).
Ustadz Adi Setiawan, Lc., MEI
(Baca juga: Tak Ada Waktu Santai)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman