Yuk! Jadi Wanita Hebat

Oleh: Lia Nurbaiti
 
Sahabat Muslimah,
Masihkah ada terbesit di dalam pikiran kalian, keinginan untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain? Sadarlah wahai saudariku, kita tidak sedang dalam mimpi dan angan-angan, kita di dunia yang nyata, hanya sebentar saja. Kelak kau akan kekal di tempatmu yang lain. Semoga masih ada secercah harapan untuk selalu ingin menjadi yang jauh lebih baik lagi di mata Allah SWT. Jangan kau biarkan iblis menjadi pemenang sejati atas dirimu, cukup sudah saat iblis diusir dari surga pertama kali karena menggoda manusia, yaitu Adam dan Hawa hingga terbuka aurat keduanya.
Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” (QS. Al-A’raf: 22)
Sungguh, menutup aurat adalah perkara penting yang pada zaman sekarang ini banyak yang beridentitaskan agama Islam tetapi tidak menjalankan dengan sebenar-benarnya. Tidak menutup aurat dengan banyaknya alasan. Mulai dari belum siapnya hati untuk memutuskan memakai jilbab, atau beralasankan terkait kekhawatiran tidak adanya pekerjaan karena terhambat oleh penampilan seorang muslimah, yakni berjilbab.
Dalam era globalisasi yang seolah membuat dunia tanpa sekat ini, umat Islam perlu waspada akan maraknya fashion yang jauh dari nilai-nilai Islam. Banyak umat Islam terutama wanita muslimah yang terjebak dalam arus modernisasi. Berbagai fashion yang jauh dari unsur Islami banyak ditawarkan kepada umat Islam. Mulai dari mode pakaian yang terbuka menampakkan auratnya, lalu mode busana yang sangat menerawang sampai kepada mode busana sempit yang menonjolkan daya tarik seksual (sex appeal)-nya.
Hal ini perlu di waspadai oleh umat Islam karena pada dasarnya busana atau pakaian berfungsi sebagai penutup aurat dan tidak menjurus pada kesombongan atau pemborosan. Rasulullah telah memperingatkan :
Allah tidak akan melihat dengan rahmat pada hari kiamat kepada orang yang memakai kainnya (pakaian) karena sombong.” (HR Bukhari dan Muslim).
Apa itu Aurat?
Aurat menurut bahasa berarti an naqshu (kekurangan). Sedangkan dalam istilah syar’i (agama), aurat berarti sesuatu yang wajib ditutup dan haram untuk dilihat. Pada hakikatnya pakaian menurut Islam adalah untuk menutup aurat, yaitu menutup bagian anggota tubuh yang tidak boleh dilihat orang lain.
Dalam syariat diatur beberapa ketentuan dalam berpakaian (menutup aurat ) yaitu :
1. Menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan
2. Pakaian tidak tipis dan tidak menerawang serta tidak memperlihatkan lekuk dan bentuk tubuh (tidak ketat)
3. Warna bahannya tidak terlalu mencolok
4. Model pakaiannya tidak boleh menyerupai pakaian laki-laki
5. Tidak boleh menggunakan pakaian yang mendatangkan rasa bangga dan bermegah-megahan hingga muncul rasa sombong
Kenapa Aurat Harus Ditutup?
Jawaban yang paling utama adalah karena hal itu merupakan perintah Allah. Hanya saja terkadang manusia suka meminta keringanan-keringanan dalam menjalankan kewajiban kepada Allah SWT. Allah juga memberikan banyak dampak yang akan membawa keburukan apabila aurat tidak ditutup seperti akan memudahkan jalan untuk orang lain berbuat pelecehan atau perlakuan sikap yang tidak baik. Bahkan perzinahan pun tidak jarang terjadi dikalangan remaja akibat disuguhkan pemandangan yang seharusnya tidak diperlihatkan kecuali kepada mahramnya, antara lain suaminya.
Tidakkah kalian merasa terganggu etika banyak pasang mata melihat tubuh indahmu yang kau biarkan terbuka…
Naudzubillahimindzalik..
Betapa nikmatnya anugerah Allah jika kita jaga dengan sebaik-baiknya, Aurat adalah sesuatu yang harus kita jaga.
Allah SWT berfirman
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Ahzab: 59).
Ketika kita telah mampu menutup aurat, maka Allah limpahkan kebaikan dan keberkahan berupa tidak akan hilangnya identitas sebagai wanita yang suci dan juga terhormat.
Ialah Wanita yang Hebat!
Hebat! ya hebat, bukan wanita sembarang wanita, bukan yang senang dipandangi banyak orang, bukan yang suka menampakkan auratnya dan berpakaian bermegah-megahan, dan bukan pula yang berjalannya senang berlenggak-lenggok dikerumunan laki-laki.
Wanita hebat itu adalah muslimah berakhlak mulia yang takut kepada Allah, yang selalu tunduk dan taat pada aturanNya. Menutup aurat sudah menjadi keputusannya untuk beribadah kepada Rabbnya.
Keindahan yang Allah anugerahkan hanya ia tujukan buat suami tercintanya, subhanAllah….
Menundukkan pandangan adalah perisainya ketika ia menghadapi dunia luar yang penuh godaan syaitan dan maksiat.
Itulah wanita hebat. Muslimah yang tak takut dibilang ketinggalan zaman. Ia hanya seorang hambaNya yang taat, sekalipun terkadang zaman menganggapnya kuno. Ia hanya mengharap KeridhoanNya. Maha Suci Allah yang telah menciptakan makhluk terindah bernama wanita.
Saudariku wahai wanita, Yuk! jadi wanita hebat
 
ed : danw

Aku Berhias Untukmu, dan Kau Berhias Untukku

Oleh: Lia Nurbaiti
Sekiranya ada seorang wanita penghuni surga, yang menampakkan dirinya ke bumi, niscaya ia akan menerangi kedua ufuknya serta memenuhinya dengan semerbak aroma. Kerudungnya benar-benar lebih baik dari dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari)
Sahabat Muslimah,
Berhiaslah kalian di depan suami kalian, tampil cantiklah didepannya, hanya di depannya! suamimu.
Mungkin kalimat itu terlihat sederhana, namun pada kenyataannya tidaklah semudah membalikkan kedua telapak tangan. Kita para istri itu tidakk bisa semudah itu, “Kerjaan numpuk, masak, nyuci, ngepel dll”. Hmmm… itu mungkin curhatan sebagian kecil para istri yang merasa kerepotan dengan pekerjaan rumah tangga. Sampai-sampai ketika kita diharuskan untuk berhias dan tampil cantik di depan suami menjadi sebuah hal yang amat sangat berat dilakukan.
Tapi ironisnya, ibu-ibu zaman sekarang ini, lebih rela berdandan berjam-jam untuk hal yang lain, tampil semaksimal mungkin, dan secantik mungkin dengan cara apapun untuk pergi ke mall, arisan atau bahkan acara reunian teman-teman SMA. Astaghfirullahaladzim…
Disisi lain, ketika di senja hari seorang lelaki berpeluh keringat sepulang bekerja, mengetuk pintu rumahnya: Tok…Tok…Tok….”Assalamualaikum….bu….bapak pulang….” ucap sang suami di depan pintu. Kemudian sahut si ibu dari dalam yang bersegera membuka pintunya karena sambil memasak di dapur “Ya Pak, Wa’alaikumussalam warrahmatullahi wabarakatuh” (lelaki yang penuh peluh dan letih sepertinya tak bersemangat ketika sang istri membuka pintu rumahnya)
Tahu kenapa?
Ternyata si istri berpenampilan ala kadarnya, hanya pakai baju daster kesayangannya yang paling nyaman. Kata ibu-ibu karena daster itu adem dan gak ribet. Tidak hanya itu aromanya pun bukan semerbak parfum atau sekedar aroma sabun mandi, tapi justru aroma menyengat si bawang merah dan terasi, hmmm….si bapak makin geleng-geleng.
Itu hanya sebagian ilustrasi kecil dari kisah -kisah yang terjadi pada saat ini, dimana tidak sedikit istri yang mengabaikan penampilannya di depan suami dengan alasan banyaknya pekerjaan rumah tangga yang harus dikerjakan.
Eits..! tunggu dulu, jangan langsung men-generalkan bahwa semua perempuan begitu ya…
Ternyata eh ternyata, suami juga harus menjaga penampilan terbaiknya di depan istrinya. Bukan istri saja yang harus tampil maksimal di depan suami, sementara suami kucel, kumel, kumis berantakan dll…cuek saja. Alhamdulillahnya, Islam begitu adil mengatur segala sendi-sendi kehidupan manusia-manusianya, yaitu baik antara suami dengan istri.
Allah swt berfirman, “Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut.” (QS. Al Baqarah : 228).
Sahabat Muslimah,
Sekarang kita lihat yuk, apa saja sih, yang harus dilakukan suami dan istri agar keduanya mendapatkan hak untuk melihat cantik dan tampannya pasangan mereka (dalam hal ini suami dan istri).
Wahai Istri Berhiaslah untuk Suamimu
Mereka bersandar di atas dipan-dipan yang tersusun dan Kami berikan kepada mereka pasangan bidadari yang bermata indah.” (QS. At Thur : 20).
Bidadari saja Allah ciptakan dengan kecantikan yang luar biasa, yang bermata indah. Tidakkah kita para istri tidak ingin tampil layaknya bidadari di hati suami kita. Inilah caranya.
1. Menjaga kebersihan badan
Menjaga kebersihan badan, kebersihan mulut dan gigi, serta tidak lupa untuk membersihkan daerah kemaluan. Bahkan tentang bersiwak di dalam hadits dikatakan “Seandainya tidak memberatkan matku, niscaya aku akan memerintahkan kepada mereka untuk bersiwak setiap kali akan shalat.” (HR. Bukhari Muslim).
2.Menjaga kebersihan pakaian
Pakailah pakaian yang bersih dan wangi, serta pakaian itu memiliki nilai keindahan yang dapat menyenangkan mata dan hati suami. Jangan menggunakan pakaian lusuh saat menyambut kedatangan suami, atau saat bersama suami mengenakan pakaian yang beraroma tidak sedap.
3.Berhias dengan kosmetik
Berdandanlah hanya untuk suami, pakailah bedak dan celakmu, serta wewangian yang dapat menambah rasa sayang dan cinta suami kepada istri. Pakailah kosmetik-kosmetik yang tidak mengandung zat-zat kimia berbahaya.
4.Berlaku baik dan bertutur kata lemah lembut
Setelah semua penampilan luar bersih dan indah, maka sempurnakanlah dengan tingkah laku yang santun dan tutur kata yang lembut, suami akan sangat tentram memiliki istri yang berperangai menawan lagi santun, serta lemah lembut.
Wahai Para Suami, Yuk! Berhias Untuk Istrimu
Ibnu Abbas ra. berkata : “Aku berhias untuk istriku sebagaimana dia berhias untukku. Betapa senangnya diriku jika segala hakku atas dirinya terpenuhi, maka ia pun berhak mendapatkan hak atas diriku.”
Kepada para suami, Rasulullah saw juga bersabda. “Sepuluh perbuatan yang disunahkan bagi suami (lelaki) adalah mencukur kumis, menebalkan jenggot, bersiwak (menggosok gigi), berkumur, memotong kuku, membasuh sela-sela jemari tangan, mencabut bulu ketiak, menggunting rambut kemaluan dan bersuci dari hadast.” (HR.Muslim).
Al-Qurthubi dalam tafsirnya mengutip Ibnu Abbas secara ringkas, “Suami yang bijak adalah yang selalu berhias untuk istrinya agar ia merasa bahagia dan senantiasa menjaga kehormatannya dari daya tarik lelaki lain.” Nasihatnya yang lain adalah, “Memakai wewangian, bersiwak, sikat gigi, membuang kotoran, menyisir rambut, menjaga kebersihan dan memotong kuku adalah sarana yang jelas yang harus diterapkan.
Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah saw bersabda, “Apabila engkau mendatangi keluargamu pada malam hari, janganlah menemui istrimu sebelum memperindah diri, yaitu dengan menyisir rambut dan merapikan diri hingga terlihat elok dan menawan.” (HR.Muslim).
Ketika semua pasangan suami istri saling berhias untuk kelanggengan hubungan rumah tangga mereka, mengapa tidak dilakukan. Islam saja mengaturnya, kita sebagai orang yang beriman, sudah seharusnya mengikuti syariat yang ada.
Sahabat Muslimah,
Dengan seperti ini, berarti kita menjaga dan menciptakan kebahagiaan dari hal-hal kecil untuk menyempurnakan keluarga yang sakinah , mawaddah dan warrahmah yang penuh keberkahan dari Allah SWT. Serta menghindari kerusakan dan keburukan di dalam rumah tangga. Aamiin
ed : danw

Asma' binti Abu Bakar : Wanita Dua Selendang (bagian 3-akhir)

Oleh: Lia Nurbaiti
 
Karakteristik dan Sifat Asma’ binti Abu Bakar
1. Cerdas dan Bijak
Asma’ adalah wanita yang cerdas, memilki ketulusan iman dan kecerdasan. Ini dibuktikan ketika suatu hari, Asma’ binti Abu Bakar ra. menuturkan, “Ketika Rasulullah saw keluar dari Makkah, Abu Bakar membawa seluruh hartanya. Tiba-tiba kakekku, Abu Quhafah yang telah buta datang dan berkata, “Sesungguhnya ayah kalian telah membuat kalian susah karena harta dan nyawanya sekaligus. Aku berkata, “Sama sekali tidak begitu, ayah telah meninggalkan harta yang cukup banyak untuk kami. Aku segera mengumpulkan batu dan menyusunnya di gudang rumah, lalu menutupnya dengan kain. Aku memegang tangan kakek dan meletakannya di atas kain sambil berkata. “Inilah harta yang ditinggalkannya“ Kakek berkata, “Kalau dia meninggalkan semua ini untuk kalian, maka tidak ada masalah.”
Kita bisa ambil hikmah dari peristiwa diatas bahwa Asma’ ra. adalah wanita yang cerdas, bagaimana ia bisa mencari alternatif cara untuk menerangkan kepada kakeknya yang merasa khawatir terhadap anak-anak Abu Bakar ra.
2. Sabar dan Tegar
Sabar dan tak takut di jalan Allah adalah salah satu sifat luar biasa yang dimiliki oleh putri dari seorang Abu Bakar As Shiddiq ra. Asma’ ra tidak pernah menyebarkan perihal keberadaan Rasulullah saw ketika hijrah, sekalipun perlakuan kasar ia dapatkan dari tokoh Quraisy.
Ibnu Ishaq meriwayatkan, “Aku mendengar keterangan bahwa Asma’ berkata, “Abu Jahal datang ke rumahku bersama tokoh Quraisy , maka aku menemui mereka”. Mereka bertanya, “Dimana ayahmu?“ Aku menjawab, “Demi Allah, aku tidak tahu dimana dia, “Abu Jahal langsung mengayunkan tangannya dan menampar pipiku sekeras-kerasnya, sehingga antingku lepas, lalu mereka pergi.“
SubhanAllah! bagaimana sikap seorang Asma’ ra yang begitu melindungi Rasulullah dan ayahnya. Tamparan dari seorang Abu Jahal pun, ia rela menerimanya. Tak pelak Allah menghinakan Abu Jahal yang melanggar etika kaumnya bangsa Arab, yaitu tidak menyakiti seorang wanita.
3. Wanita Ahli Ibadah dan Taat Kepada Allah SWT
Asma’ ra adalah seorang wanita yang rajin berpuasa, shalat malam dan selalu takut kepada Allah swt. Zubair bin ‘Awwam, suaminya pernah berkata. “Aku pernah masuk rumah dan mendapati Asma’ sedang shalat . Aku mendengar dia membaca ayat ini :
Maka Allah memberikan karunia kepada kami dan memelihara kami dari adzab neraka” (QS. Ath-Thur : 27).
Asma’ bermunajat dan memohon perlindungan kepada Allah. Maka aku berdiri, tapi karena ia bermunajat terlalu lama, aku pergi ke pasar. Saat aku kembali, ternyata Asma’ masih menangis sambil bermunajat dan memohon perlindungan kepada Allah.
4. Pemurah Hati dan Dermawan
Kedermawanan dan kemurahan hati Asma’ ra. sangatlah terkenal. Muhammad bin Al –Munkandir mengatakan bahwa Asma’ binti Abu Bakar adalah seorang wanita yang memiliki hati pemurah dan dermawan.
Asma’ adalah wanita yang jika mempunyai sesuatu, dia tidak pernah menyimpannya sampai besok (langsung membagikan semuanya).
Asma’ ra berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, “Wahai Rasulullah, aku tidak punya harta sedikitpun kecuali yang telah diberikan Zubair, apakah aku tetap bershadaqah?
Rasulullah berkata “Bershadaqahlah dan jangan menyimpan sesuatu, sehingga Allah akan menyimpan pemberian-Nya kepadamu.” (Muttafaq ‘alaih)
Saatnya Berpisah
Setelah satu abad penuh melewati hari-hari kehidupannya dengan segala kesenangan dan kepedihan yang ditutup dengan kematian putranya, Asma‘ ra. berbaring lemah untuk menanti ajal dan menunggu saat yang telah ditetapkan untuk menyusul orang-orang tercinta yang telah mendahuluinya menuju negeri keabadian.
Ibnu Sa’ad menyatakan , “Asma’ ra. wafat beberapa hari setelah kematian putranya (Abdullah bin Zubair). Abdullah sendiri terbunuh pada tanggal 17 Jumadil Awal, tahun 73 Hijriah. “Adz-Dzahabi menambahkan, “Asma ra. adalah orang terakhir yang meninggal dunia di antara golongan Muhajirin.”
Wanita pemilik dua selendang (Dzaatun Nithaaqain) itu telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya setelah menorehkan cahaya yang bersinar terang dalam lembaran-lembaran sejarah.
Semoga Allah meridhainya dan membuatnya ridha, serta menjadikan surga Firdaus sebagai tempat peristirahatan terakhirnya.
ed : danw

Asma' binti Abu Bakar : Wanita Dua Selendang (bagian 2)

Oleh: Lia Nurbaiti
 
Termasuk Wanita Pertama Yang Memeluk Islam
Asma’ ra. lahir di kota Makkah sekitar 27 tahun sebelum Rasulullah saw hijrah ke Madinah. Ia dibesarkan di rumah ayahnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq ra yang memiliki banyak sifat baik, karena dia adalah manusia yang paling utama setelah Rasulullah saw. Asma dibesarkan oleh ayahnya, sehingga segala kebaikan yang dimiliki ayahnya, secara tidak langsung Asma’ dapatkan. Sehingga tak heran, ketika usia dini, Asma’ sudah memeluk Islam. Dengan demikian, Asma’ ra layak termasuk ke dalam orang-orang yang disebut oleh Allah swt. dalam firman-Nya,
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) diantara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah : 100).
Asma’ ra dipersunting oleh seorang pengawal setia Rasulullah saw, yang juga merupakan seorang dijamin oleh Allah dan Rasul-Nya masuk surga yaitu, Zubair bin ‘Awwam. Ia adalah seorang laki-laki yang miskin, tetapi statusnya sebagai mukmin melebihi segala-galanya. Asma’ pun tetap menjadi istri yang sholehah bagi Zubair bin ‘Awwam.
Asma’ binti Abu Bakar Ash-Shiddiq ra menuturkan, “Saat menikah denganku, Zubair tidak memiliki harta benda, budak, atau barang apapun, kecuali seekor kuda. Aku selalu menyiapkan makanan dan merawatnya. Aku menumbuk kurma yang sudah matang, memberinya makan dan minum. Selain itu, aku juga menjahit sendiri tempat minum dari kulit dan membuat adonan roti. Sebenarnya aku tidak pandai membuat roti namun, wanita-wanita Anshar membantuku membuatkannya. Mereka adalah wanita-wanita yang tulus.”
Wanita Pemilik Dua Selendang (Dzatuun Nithaaqain)
Berawal dari kisah pada saat kekerasan kaum Quraisy terhadap para sahabat Rasulullah saw semakin menjadi-jadi. Rasulullah saw mengizinkan mereka untuk berhijrah ke Madinah. Setelah itu, Allah swt mengizinkan Rasul-Nya untuk hijrah ke Madinah. Maka, beliau segera hijrah bersama sahabatnya. Dalam peristiwa ini, keluarga Abu Bakar ra memainkan peran yang paling monumental dalam catatan sejarah berkaitan dengan totalitas mereka dalam memperjuangkan Islam dan membela Rasulullah saw.
Abu Bakar ra menggembala kambing untuk penduduk Makkah dan menggiringnya pada malam hari menuju tempat persembunyian Rasulullah saw. Sehingga mereka berdua dapat memerah susunya dan menyembelihnya. Ketika menjelang pagi, saat Abdullah bin Abu Bakar turun dari tempat itu dan pulang ke Makkah. ‘Amir bin Fuhairah mengikutinya dari belakang bersama kawanan kambingnya, untuk menghapus jejak kaki Rasulullah.
Sedangkan peran ‘Asma ra.,dalam peristiwa ini tidak kalah besar. Awalnya, ketika Rasulullah saw mendapat izin untuk hijrah ke Madinah, beliau datang ke rumah Abu Bakar ra dan berkata, “Aku telah mendapat izin untuk keluar (dari Makkah).” Abu Bakar bertanya, “Biar ayah dan ibuku sebagai penebusmu, wahai Rasulullah, apakah aku menemanimu?“ Rasullulah saw menjawab singkat, “Ya.”
Aisyah ra menuturkan, “Kami sekeluarga menyiapkan seluruh perbekalan mereka berdua. Kami juga membuatkan makanan yang diletakkan di dalam wadah. Asma’ binti Abu Bakar memotong selendang pinggangnya untuk mengikat penutup wadah. Itulah yang membuatnya dijuluki “Wanita Pemilik Selendang” (Dzaatun Nithaaq).
Asma’ ra menuturkan, “Aku membuat makanan untuk Nabi saw dan Abu Bakar ketika mereka hendak bertolak ke Madinah. Aku berkata kepada Ayah. “Aku tidak membawa sesuatu untuk mengikat (wadah makanan) kecuali selendang pinggangmu menjadi dua. “Aku mengikuti sarannya, maka aku dijuluki ‘Wanita Pemilik Dua Selendang’ (Dzaatun Nithaaq)”.
Zubair bin Bakkar bertutur tentang peristiwa ini, “Rasulullah saw berkata kepada Asma’ : “Semoga Allah mengganti selendangmu dengan dua selendang di surga.” Sejak itu Asma’ dijuluki Dzaatun Nithaaqain (wanita pemilik dua selendang). *bersambung
ed : danw

Asma' binti Abu Bakar : Wanita Dua Selendang (bagian 1)

Oleh: Lia Nurbaiti
 
Mulia, cerdas dan pantang menyerah. Begitulah sejarah peradaban Islam mencatat sosok wanita pejuang bernama Asma’ binti Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahuanha. Muslimah yang lahir 27 tahun sebelum hijrah itu adalah putri Khalifah Abu Bakar ra. Mujahidah yang usianya lebih tua 10 tahun dibandingkan Aisyah ra itu dikenal sebagai seorang yang dermawan. Asma’ adalah saudari istri Rasulullah, Aisyah ra, namun berbeda ibu. Ia adalah saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar. Putri Abu Bakar itu termasuk salah satu wanita di kota Makkah yang pertama masuk Islam. Setelah 17 sahabat mengucap dua kalimat syahadat, Asma’ pun kemudian membaiat Rasulullah SAW. Pengabdian dan pengorbanan Asma membela agama Allah SWT begitu besar. Tak heran jika ia digelari ”Dzatun Nithaqaini” (wanita yang memiliki dua selendang).
Mari kita persiapkan segenap perasaan hati untuk menelusuri perjalanan hidupnya yang harum sejak hari-hari pertama dalam kehidupannya agar mengenal lebih jauh sosok Asma’ ra. Latar Belakang Keluarga yang Mulia dan Penuh Berkah Keluarga sahabat wanita ini begitu luar biasa. Keluarganya ibarat pohon yang tertanam kokoh didalam tanah, sedangkan cabang-cabangnya menjulang di angkasa raya hingga menyentuh bintang gemintang. Ayahnya adalah manusia terbaik yang lahir dimuka bumi setelah para Nabi dan Rasul.
Dia adalah orang yang menempati urutan pertama dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga. Suami adik perempuan dari pihak ayahnya adalah manusia paling agung sepanjang massa, Muhammad bin Abdullah saw. Adik perempuan dari pihak ayahnya adalah Ummul Mukminin, ‘Aisyah ra. Kakek dari pihak ayahnya adalah Abu Quhafah, dia memeluk Islam dan mendapat kehormatan sebagai salah satu seorang sahabat Rasullulah saw. Suami Asma’ adalah orang yang dijuluki Hawari (pengawal setia) Rasulullah saw.
Dia juga adalah muslim pertama yang menghunus pedang di jalan Allah. Dia adalah Zubair bin ‘Awwam. Putra Asma’ adalah seorang khalifah, Abdullah bin Zubair. Dia dikenal sebagai ahli Ibadah dan ahli jihad paling terkemuka. Saudara kandung Asma’ adalah Abdullah bin Abu Bakar ra, seorang ksatria gagah berani dan ahli panah yang handal. Berdasarkan penjelasan diatas, betapa luar biasa keluarga Abu Bakar, tidak ada keluarga sahabat yang dapat menghimpun empat generasi sekaligus yang melihat Rasulullah saw, dan para sahabatnya. Kecuali keluarga Abu Bakar. Asma’, ayahnya, kakeknya, dan putranya (Ibnu Zubair), semuanya termasuk sahabat Rasulullah saw. Semoga Allah meridhai mereka. *bersambung
ed : danw

X