0878 8077 4762 [email protected]

Kenapa Hari Tasyriq Tidak Boleh Berpuasa?

Hari Tasyriq adalah hari penuh kemuliaan bagi umat Islam yaitu tanggal 11, 12 dan  13 Dzulhijjah, pada hari itu jamaah haji sedang melaksanakan ritual melempar jumrah, dan hari dimana umat Islam di seluruh dunia tengah sibuk menyembelih hewan kurban.
Tidak boleh berpuasa pada hari tasyriq menurut kebanyakan pendapat ulama. Alasannya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (H.R. Muslim)
Imam An Nawawi rahimahullah memasukkan hadits ini di Shahih Muslim dalam Bab “Haramnya berpuasa pada hari tasyriq”.
An Nawawi rahimahullah dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim mengatakan, “Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyriq tersebut dimasukkan dalam hari ‘ied. Hukum yang berlaku pada hari ‘ied juga berlaku mayoritasnya pada hari tasyriq, seperti hari tasyriq memiliki kesamaan dalam waktu pelaksanaan penyembelihan qurban, diharamkannya puasa dan dianjurkan untuk bertakbir ketika itu.”
Hari tasyriq disebutkan tasyriq (yang artinya: terbit) karena daging qurban dijemur dan disebar ketika itu.
Imam Malik, Al Auza’i, Ishaq, dan Imam Asy Syafi’i dalam salah satu pendapatnya menyatakan bahwa boleh berpuasa pada hari tasyriq pada orang yang tamattu’ jika ia tidak memperoleh al hadyu (tidak dapat menyembelih qurban).
Namun untuk selain mereka tetap tidak diperbolehkan untuk berpuasa ketika itu. Dalil dari pendapat ini adalah sebuah hadits dalam Shahih Al Bukhari dari Ibnu ‘Umar dan ‘Aisyah, mereka mengatakan,

لَمْ يُرَخَّصْ فِى أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ ، إِلاَّ لِمَنْ لَمْ يَجِدِ الْهَدْىَ

“Pada hari tasyriq tidak diberi keringanan untuk berpuasa kecuali bagi orang yang tidak mendapat al hadyu ketika itu.” (H.R. Bukhari)
Hari Tasyrik disebut dengan hari makan dan minum, juga dzikir kepada Allah. Hal ini pertanda bahwa makan dan minum di hari raya seperti ini dapat menolong kita untuk berdzikir dan melakukan ketaatan pada-Nya.
Sebaik-baik hati adalah yang sering berdzikir dan bersyukur. Dengan demikian nikmat-nikmat tersebut akan menjadi sempurna.

Atlet Asian Games dari Berbagai Negara Ikut Shalat Idul Adha

Atlet Asian Games dari Berbagai Negara Ikut Shalat Idul Adha

Kendati Idul Adha, kegiatan Asian Games 2018 di Jakarta – Palembang tetap berjalan sebagaimana biasanya, Rabu (22/8/2018).
Hanya saja, perayaan Lebaran Idul Adha tetap digelar di kawasan Wisma Atlet Jakarta dan Jakabaring Sport City (JSC) Palembang, khususnya sholat Ied kali ini.
Pengawas K3 PT JSC, Rusli Nawi, mengatakan sebanyak 1.500 jemaah melaksanakan sholat Ied di masjid tersebut pagi tadi. Termasuk atlet, ofisial, pegawai, volunter, dan pekerja harian lepas (PHL).
“Atlet, ofisial, pegawai, PHL, semua tampak khusyuk sholat Ied di sini tadi pagi. Atlet dari dalam maupun luar negeri seperti Uzbekistan, Malaysia, Filipina, Iran, dan lain-lain, campur baur di sini memenuhi masjid,” kata Rusli selepas sholat.
asian-games-idul-adha-4-d78ddd6d7b4c6971c6b5e90663151190
Di wisma atlet kemayoran selepas shalat, para atlet dengan khusyuk mendengarkan khotbah Idul Adha dari Khotib Syekh Huseen Jaber.
Bukan hanya para atlet, Ketua Indonesia Asian Games 2018 Organizing Committee (INAGOC) Erick Tohir juga turut hadir dalam pelaksaan shalat Idul Adha di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta pagi ini
Adapun di Jakabaring Palembang setelah sholat Ied berjamaah, mereka pun sempat bersalaman diiringi selawat setelah mendengarkan khotbah dari khotib sekaligus imam sholat, Al Ustadz Abu Khoir.
Menariknya, meski jamaah termasuk atlet dan ofisial dari mancanegara namun ceramah yang disampaikan tetap menggunakan bahasa Indonesia.
“Tema ceramahnya tadi soal pengurbanan Nabi Ibrahim dikaitkan dengan perjuangan atlet selama Asian Games ke-18 ini,” tutur Rusli yang juga sempat memberikan sambutan sebelum sholat.
Meski Hari Raya Idul Adha ini disebut hari raya Kurban, namun kata Rusli, tidak ada pemotongan hewan Kurban yang dilakukan di JSC mengingat kesibukan dan waktunya tidak memungkinkan.
Seusai sholat pun sebagian besar atlet cepat masuk ke penginapan. Mereka melanjutkan aktivitas seperti biasa dengan diawali sarapan.
para-peserta-asian-games-2018-saat-melaksanakan-salat-ied-di-masjid-ar-rahman_20180822_081351_1534933095662
Rusli menambahkan, pada hari ini pun masih akan dilaksanakan pertandingan-pertandingan Asian Games ke-18. Namun berbeda dari hari biasanya, pertandingan hari ini dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIB.
“Beberapa cabang olahraga yang dijadwalkan bertanding hari ini antara lain boling, dayung, kano, menembak, sepakbola wanita, sepaktakraw, tenis dan voli pantai,” imbuhnya

Atlet Asian Games dari Berbagai Negara Ikut Shalat Idul Adha

Korban Gempa Lombok Tetap Shalat Idul Adha di Tenda Pengungsian

 
VIVA – Ribuan umat Islam di Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB) merayakan hari raya Idul Fitri di lapangan-lapangan dan lokasi pengungsian. Dengan segala keterbatasan di tengah musibah gempa yang terus terjadi, mereka tetap khusyuk beribadah dan berkurban.
Ketua MUI Mataram Tuan Guru Haji Abdul Manan, yang bertindak sebagai penceramah dan imam shalat Idul Adha di lapangan Kota Mataram, merasakan suasana yang berbeda pada Idul Adha tahun ini. Warga Lombok dan Mataram dilanda ketakutan dan kepanikan pasca gempa yang mengguncang wilayah NTB.
 
“Biasanya salat Idul Adha dilaksanakan di masjid, namun tahun ini Idul Adha berada di lapangan tempat pengungsian. Ini menyisakan satu kesedihan tersendiri,” kata Tuan Guru Haji Abdul Manan saat berbincang dengan tvOne.

Sejumlah anggota Basarnas  berusaha mengevakuasi jenazah korban yang meninggal akibat tertimbun reruntuhan Masjid Jabal Nur yang rusak akibat gempa bumi di Tanjung, Lombok Utara, NTB, Selasa (7/8). Berdasarkan data BNPB mencatat sedikitnya 98 korban meninggal dunia akibat bencana gempa bumi yang terjadi Minggu (5/8) dan kemungkinan masih akan bertambah. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pd/18

Masjid yang hancur karena gempa Lombok


“Jadi kita seluruhnya dalam pandangan iman, semua yang terjadi adalah kehendak Allah. Segalanya adalah suatu kebaikan, ketika ditimpa kebaikan kita bersyukur, ketika ditimpa tidak mengenakan seperti kondisi ini kita juga bersyukur,” ujarnya.
Tak lupa, Ia mendoakan kepada seluruh korban maupun pengungsi korban agar selalu sabar dalam menghadapi musibah, dan semoga Lombok dan NTB dijauhkan dari segala musibah baik secara fisik maupun non fisik.
“Ya Allah jadikan ujian yang Engkau berikan ini dapat menaikkan derajat kami di mata-Mu,” pintanya.
Ribuan warga di kawasan Lombok, NTB, mengungsi setelah rumah mereka hancur diguncang gempa sejak Minggu (5/8) lalu. Meski begitu, pengungsi yang beragama Islam tetap melaksanakan salat Idul Adha di lapangan dekat tenda pengungsian dengan menggunakan terpal sebagai sajadah.
 
Sumber : Viva

Untuk Diperhatikan yang Berqurban, Panitia dan Penerima Qurban

IDUL Adha hanya tinggal hitungan hari saja dari sekarang. Banyak dari kita yang tentunya berqurban, jadi panitia qurban, penyembelih hewan qurban dan yang pasti juga mendapat hak penerima daging qurban alias mustahiq.
Nah, ternyata ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini. Apa saja? Berikut di antaranya;
1. Diperbolehkan untuk berkurban secara berkelompok (patungan) untuk unta dan sapi maksimal tujuh orang, tetapi tidak berlaku untuk qurban kambing.
2. Daging qurban didistribusikan untuk tiga hal yaitu dimakan sendiri, dibagikan kepada tetangga dan disimpan.
Jika sedang dalam kondisi paceklik maka tidak boleh menyimpan melebihi tiga hari. Berdasarkan hadits Salamah bin al Akwa’ ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :
”Barang siapa diantara kalian berkurban maka janganlah ia bangun pagi pada hari yang ketiga, sedangkan dagingnya masih tersisa”
Tatkala tahun depan datang, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah kita melakukan hal yang sama dengan tahun kemarin?”
Rasulullah menjawab, “Makanlah, berilah makan (bagikan), dan simpanlah. Karena sesungguhnya pada tahun itu manusia sedang kesusahan dan aku menghendaki agar kalian menolong pada tahun tersebut!” (HR. Al Bukhori dan Muslim, Shohih).
Perintah pendistribusian disini hukumnya sunnah, tidak wajib. Sehingga boleh menshadaqohkan semuanya.
3. Tidak diperbolehkan menjual sedikitpun dari hewan qurban, baik kulitnya, tanduknya atau lainnya. Sehingga semua bagian hewan qurban dapat diberikan dahulu ke semua penerima.
4. Tetapi jika seseorang yang  sudah diberi daging kurban kemudian menjualnya, hal itu diperbolehkan.
Karena daging tersebut sudah menjadi haknya. Tetapi jika ia adalah pemilik hewan kurban, maka itu tidak diperbolehkan karena daging kurban pendistribusiannya berbeda.
5. Apabila hewan qurban disembelih oleh orang lain, maka tidak boleh diupah dengan cara membayar pakai daging kurban. Harus dengan uang sebagai akad terpisah.

  • Jika ia juga mendapat jatah daging, maka jatah tersebut adalah jatah shadaqoh, bukan upah.

6. Diperbolehkan menyalurkan daging kurban ketempat lain yang berjauhan dari kampung atau kota tempat menyembelih, apabila mashlahatnya lebih besar.
 
 
Sumber : Al Muttaqien Jepara

Puasa Arafah Sehari Sebelum Idul Adha, Ini Keutamaannya

Puasa Arafah adalah puasa yang  jatuh pada tanggal 9 Dzulhijjah. Puasa Arafah dinamakan demikian, karena biasanya saat itu jamaah haji sedang wukuf di bawah terik matahari di padang Arafah.
Puasa Arafah ini hukumnya sunnah muakkadah, dianjurkan bagi mereka yang tidak berhaji. Sedangkan bagi orang yang sedang berhaji, tidak disyariatkan puasa ini.
Mengenai keutamaan puasa Arafah disebutkan dalam hadits Abu Qotadah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

“Puasa Arafah dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim).
Ini menunjukkan bahwa puasa Arafah adalah di antara jalan untuk mendapatkan pengampunan di hari Arafah. Hanya sehari puasa, bisa mendapatkan pengampunan dosa untuk dua tahun. Luar biasa fadhilahnya …
Hari Arafah pun merupakan waktu mustajabnya do’a sebagaimana disebutkan dalam hadits,

خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ

“Sebaik-baik do’a adalah do’a pada hari Arofah. Dan sebaik-baik yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan “Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli sya-in qodiir
(Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Miliki-Nya segala kerajaan, segala pujian dan Allah yang menguasai segala sesuatu)” (HR. Tirmidzi, hasan).
Mengenai hari Arafah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا أَرَادَ هَؤُلاَءِ

“Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari Arafah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh mereka?” (HR. Muslim)
Ibnu Rajab Al Hambali mengatakan, “Hari Arafah adalah hari pembebasan dari api neraka. Pada hari itu, Allah akan membebaskan siapa saja yang sedang wukuf di Arafah dan penduduk negeri kaum muslimin yang tidak melaksanakan wukuf.”
“Oleh karena itu, sehari setelah hari Arafah –yaitu hari Idul Adha- adalah hari ‘ied bagi kaum muslimin di seluruh dunia. Baik yang melaksanakan haji dan yang tidak melaksanakannya sama-sama akan mendapatkan pembebasan dari api neraka dan ampunan pada hari Arofah.” (Lathoif Al Ma’arif, 482)
Semoga kita termasuk orang yang dimudahkan oleh Allah untuk melakukan puasa tersebut dan meraih keutamaan di dalamnya.
 
Oleh : Ustad M Abduh Tuasikal/RemajaIslam

Puasa Sunah Arafah Bukan Puasa Wukuf

JAKARTA — Puasa Arafah merupakan puasa sunah yang dilaksanakan pada hari Arafah. Puasa Arafah dilakukan pada 9 Dzulhijah dan biasanya bertepatan dengan berlangsungnya wukuf di Arafah oleh jamaah haji.
Manfaat puasa Arafah menghapus dosa setahun
Dalam hadist riwayat Muslim no 1.162 disebutkan Rasulullah SAW bersabda:
“Bahwa puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang.”
Puasa Arafah hanya disunahkan bagi umat Rasulullah yang tidak berwukuf saat haji. Sedangkan orang yang sedang berwukuf tidak dianjurkan untuk melakukan puasa Arafah.
Pertanyaan Perbedaan Waktu Puasa Arafah
Namun bagaimana jika ada perbedaan waktu antara 9 Dzulhijjah di Indonesia dengan waktu Arab Saudi wukuf di Arafah?
Mengenai argumentasi mengapa kita berbeda dengan Arab Saudi, secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Dalam ilmu falak, penanggalan Hijriyah (berbasis perputaran rembulan), memang negeri-negeri yang berada di sebelah barat berpotensi “lebih dulu” melihat hilal.
2. Sejak semula, istilah hari ‘Arafah itu adalah tanggal 9 Dzulhijjah, baik ada yang wukuf ataupun tidak.
3. Perintah puasa ‘Arafah adalah terkait dengan hari ‘Arafah (9 Dzulhijjah) bukan puasa karena adanya wuquf di ‘Arafah.
4. Puasa ‘Arafah sudah disyariatkan sejak tahun ke 2 Hijriyah, sedang ibadah haji (wuquf di ‘Arafah) baru disyariatkan pada tahun ke 9 Hijriyah.
Jadi selama 7 tahun, kaum muslimin puasa ‘Arafah tanpa memperhatikan adanya wuquf di ‘Arafah.
5. Fakta ilmiah falakiyyah menunjukkan, bahwa negeri-negeri muslim terbagi dalam 2 wilayah mathla’ (tempat munculnya hilal) yang terkadang berbarengan terkadang berbeda.
Demikian juga perbedaan waktu antara satu negeri muslim di wilayah barat dengan negeri muslim di wilayah timur ada yang terpaut sampai 12 jam.
Karena itu, kalau shalat dan buka puasanya berdasar waktu di negeri masing-masing, lalu kenapa kalau berhari raya harus ikut Arab Saudi?
6. Fakta historis, bahwa selama berabad-abad, kaum muslimin di dunia melaksanakan puasa ‘Arafah (bahkan Ramadan) berpatokan pada penanggalan negara masing-masing.
7. Tidak ada dalil yang membedakan antara ketentuan ru’yat Idul Fitri dengan Idul Adha, misalnya kalau Idul Fitri boleh berdasar ru’yat negeri masing2, sedang kalau Idul Adha harus berdasar ru’yat Arab Saudi sebagai tuan rumah ibadah haji.
Menurut Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama sekaligus Ketua Tim Falakiyah, Juraidi, puasa sunah Arafah bukan puasa wukuf.
Umat Islam sebaiknya fokus saja pada waktu 9 Dzulhijjah seperti yang dituliskan dalam hadist.
“Sebelum ada wukuf, sudah ada puasa sunah Arafah. Andai wukuf tidak bisa dilaksanakan oleh jamaah haji karena keadaan tertentu, maka puasa sunah Arafah tetap berlaku,” kata dia dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (14/8).
Juraidi mengatakan betapa hebat dan universalnya hadits Rasul yang menyebutkan shaum yaum ‘arafah bukan yaumu wukuf.
Karena puasa hari wukuf hanya bagi mereka yang satu waktu mathla'(tempat terbit) dengan Makkah, Arab Saudi saja yang bisa melaksanakannya.
Tapi karena haditsnya Yaumu Arafah, yaitu 9 Dzulhijjah, maka di belahan dunia mana pun umat Islam berada bisa melakukannya sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah negaranya (wilayatul-hukmi) sesuai mathla’-nya,” katanya.
Selamat berpuasa Arafah.
 
Sumber : Republika/ Kemenag/ PersatuanMasjidIndonesia