by Danu Wijaya danuw | Jan 4, 2018 | Artikel, Dakwah
Jess Rhodes seorang mahasiswi asal Norwich, Inggris, mengaku sudah lama ingin mencoba memakai jilbab. Namun karena ia bukan pemeluk Islam, ia tak pernah punya keberanian. Hingga seorang rekannya menawarkan kesempatan untuk mencobanya.
“Dia meyakinkan, saya tak harus menjadi muslim untuk memakainya. Ini hanya soal kesopanan, meski jelas berkaitan dengan Islam. Saya pikir, mengapa tidak?”
Rhodes adalah satu dari ratusan perempuan non-Muslim yang pernah mencoba mengenakan kerudung sebagai bagian dari perayaan pertama World Hijab Day pada 1 Februari beberapa tahun silam.
Saat memakainya pertama kali Rhodes mengaku orang tuanya heran. “Reaksi spontan orang tua saya adalah bertanya-tanya, apakah itu ide baik,”
Kata Rhodes, yang memutuskan untuk mengenakan jilbab selama satu bulan. “Mereka khawatir saya akan diserang di jalan oleh orang-orang intoleran.”
Rhodes mengaku, jelas ia khawatir jadi sasaran penyerangan. Tapi setelah delapan hari mengenakan jilbab, ia justru terkejut dengan reaksi positif orang-orang di sekitarnya.
Esther Dale (28) yang tinggal di California juga memutuskan untuk berpartisipasi. Ia mencoba menutup kepalanya selama tiga hari.
Sebagai pemeluk Mormon, ia paham benar dengan pentingnya penerapan iman dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus menyadari, orang-orang kerap menghakimi seseorang berdasarkan pakaian yang ia kenakan.
Dale menganggap, ini adalah kesempatan baginya untuk membantu memerangi stigma buruk soal jilbab.
“Jilbab adalah bagian dari kesopanan, bukan hanya sekadar pakaian. Asumsi bahwa perempuan muslim memakainya atas dasar paksaan – terutama anggapan yang berkembang di AS, adalah salah,” kata dia.
“Ini kesempatan yang baik untuk mendidik orang-orang bahwa tak adil untuk menilai seseorang hanya berdasarkan apa yang mereka kenakan,” kata Dale.
Sumber: ruangmuslimah/bbc
by Danu Wijaya danuw | Jan 3, 2018 | Artikel, Dakwah
MERASA capek dan lelah mengurus rumah tangga? Anak selalu berantakin seisi rumah, suami menuntut makanan selalu tersaji hangat, belum lagi rutinitas, nyapu, ngepel, mencuci baju yang seakan tak ada habisnya.
Untuk para suami, lelahkah bekerja setiap hari? Dimaki bos di kantor, disikut teman sejawat, tugas-tugas menumpuk, selesai satu pekerjaan, datang yang lainnya, silih berganti tanpa henti.
Jangan kecewa atau mengeluh. Barangkali kelelahan itulah yang membuat Allah ridha dan mencintai kita. Pasalnya, ada 8 kelelahan yang disukai Allah dan RasulNya, apa sajakah kelelahan yang dimaksud?
1.Lelah dalam berjihad di jalan-Nya
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka,” (Q.S At Taubah : 111).
Jangan sempit dalam mengartikan jihad. Sesungguhnya kesungguhan kita bekerja bisa bernilai jihad.
Suatu ketika Nabi dan para sahabat melihat ada seorang laki-laki yang sangat rajin dan ulet dalam bekerja, seorang sahabat berkomentar: “Wahai Rasulullah, andai saja keuletannya itu dipergunakannya di jalan Allah.”
Rasulullah menjawab: “Apabila dia keluar mencari rezeki karena anaknya yang masih kecil, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena kedua orang tuanya yang sudah renta, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena dirinya sendiri supaya terjaga harga dirinya, maka dia di jalan Allah. Apabila dia keluar mencari rejeki karena riya’ dan kesombongan, maka dia di jalan setan,” (Al-Mundziri, At-Targhîb wa At-Tarhib).
2. Lelah dalam berda’wah/mengajak kepada kebaikan
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS: Fushshilat: 33).
3. Lelah dalam beribadah dan beramal sholeh
“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari) keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik,” (QS. Al-Ankabut :69).
4. Lelah mengandung, melahirkan, menyusui. merawat dan mendidik putra/putri amanah Illahi
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu,” (QS: Luqman Ayat: 14).
5. Lelah dalam mencari nafkah halal
“Apabila telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung,” (Q.S A Jumuah: 10).
Sungguh penghargaan yang luar biasa kepada siapa pun yang lelah bekerja mencari nafkah. Islam memandang bahwa usaha mencukupi kebutuhan hidup di dunia juga memiliki dimensi akhirat.
Bahkan secara khusus Rasulullah memberikan kabar gembira kepada siapa pun yang kelelahan dalam mencari rejeki. “Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan mencari rejeki pada siang harinya, maka pada malam itu ia diampuni dosanya oleh Allah.”
6. Lelah mengurus keluarga
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai ( perintah ) Allah terhadap apa yang diperintahkanNya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan,”( Q.S. A-Tahrim: 6).
7. Lelah dalam belajar/menuntut ilmu
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.” Akan tetapi (dia berkata): “Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya,” (Q.S Ali Imran ayat 79).
8. Lelah dalam kesusahan, kekurangan dan sakit
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah post gembira kepada orang-orang yang sabar,” (Q.S Al Baqarah ayat 155).
Sumber: Ummi Online
by Danu Wijaya danuw | Jan 3, 2018 | Artikel, Dakwah
Banyak sekali faktor yang bisa membuat kita begitu mudah untuk meraih surga salah satunya yakni, berbuat baik dan membahagiakan orang tua, Benarkah?
Berikut ini penjelasan penting untuk diketahui bahwa berbakti kepada orang tua berarti membahagiakan keduanya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al-Isra’: 23)
Dalam beberapa ayat, Allah selalu menggandengkan amalan berbakti pada orang tua dengan mentauhidkan-Nya dan larangan berbuat syirik. Di antaranya disebutkan dalam ayat,
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلَّا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Katakanlah: “Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Rabbmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa.” (QS. Al-An’am: 151)
Allah mengingatkan bagaimanakah jasa orang tua terutama ibu dalam membesarkan kita,
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula).
Mengandungnya sampai menyapihnya adalah 30 bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai 40 tahun ia berdo’a:
“Ya Rabbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri”.” (QS. Al-Ahqaf: 15)
Berikut 3 Manfaat Berbakti kepada Kedua Orang Tua :
1. Pintu menuju surga
Dari Abu Darda radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
“Orang tua adalah pintu surga paling tengah. Kalian bisa sia-siakan pintu itu atau kalian bisa menjaganya.” (HR. Tirmidzi, no. 1900; Ibnu Majah, no. 3663 dan Ahmad 6:445. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan.)
Dari Humaid, ia menyatakan, ketika ibunya Iyas bin Mu’awiyah itu meninggal dunia, Iyas menangis. Ada yang bertanya padanya, “Kenapa engkau menangis?” Ia menjawab,
كَانَ لِي بَابَانِ مَفْتُوْحَانِ إِلَى الجَنَّةِ وَأُغْلِقَ أَحَدُهُمَا
“Dahulu aku memiliki dua pintu yang terbuka menuju surga. Namun sekarang salah satunya telah tertutup.” (Al-Birr li Ibnil Jauzi, hlm. 56. Dinukil dari Kitab Min Akhbar As-Salaf Ash-Shalih, hlm. 398)
2. Dipanjangkan umur dan diberkahi rezeki
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِي عُمْرِهِ وَأَنْ يُزَادَ لَهُ فِي رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang suka untuk dipanjangkan umurnya dan ditambahkan rezekinya, maka berbaktilah kepada kedua orang tuanya dan jalinlah hubungan dengan kerabatnya (silaturahim).” (HR. Ahmad)
Syaikh Syu’aib Al-Arnauth menyatakan bahwa hadits ini shahih, sanad hadits ini hasan dari jalur Maimun bin Sayah dan di bawahnya tsiqah.
3. Mendapatkan doa baik orang tua
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لاَ شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ
“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar) dan doa baik orang tua kepada anaknya.” (HR. Ibnu Majah, no. 3862). Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Wallahu a’lam bish shawab.
Sumber : Hijaz[dot]id
by Danu Wijaya danuw | Jan 3, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Demonstrasi dengan skala besar dilaporkan terjadi di Rasht, di bagian utara, dan Kermanshah, di bagian barat, dengan demonstrasi yang lebih kecil di Isfahan, Hamadan dan tempat lain.
Protes yang awalnya disebabkan oleh kenaikan harga, akhirnya meluas ke isu lebih umum seperti peraturan keagamaan dan kebijakan pemerintah. Beberapa orang ditangkap di Teheran, ibu kota Iran.
Mereka adalah bagian dari sekelompok 50 orang yang berkumpul di alun-alun kota, seperti dikatakan deputi gubernur jenderal Teheran untuk urusan keamanan kepada Kantor Berita Iranian Labour.
Departemen Luar Negeri AS mengecam penangkapan tersebut dan mendesak “Semua negara untuk secara terbuka mendukung rakyat Iran dan tuntutan mereka atas hak-hak dasar dan untuk berakhirnya korupsi”.
Bagaimana awalnya terjadi demonstrasi?
Demonstrasi dimulai di kota Masyhad di utara – kota dengan penduduk paling padat kedua – pada hari Kamis (28/12).
Di sana, orang-orang turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka kepada pemerintah karena harga barang-barang yang tinggi, dan mengungkapkan kemarahan mereka terhadap Presiden Hassan Rouhani.
Ada 52 orang ditangkap, karena meneriakkan “slogan-slogan yang keras”.
Protes menyebar ke kota-kota lain di sekitar bagian utara, dan beberapa berkembang menjadi demonstrasi anti-pemerintah, menyerukan pembebasan tahanan politik dan penghentian pemukulan polisi.
Para demonstran dilaporkan meneriakkan slogan-slogan seperti “Rakyat mengemis, ulama (syiah) bertindak seperti Tuhan”.
Protes bahkan berlangsung di Qom, kota suci bagi ulama-ulama yang berkuasa.
Demonstran lain meneriakkan “Tinggalkan Suriah, pikirkan kami” dalam beberapa video yang diunggah di internet. Iran adalah pendukung militer utama bagi pemerintah Bashar al-Assad di Suriah.
Pemerintah Iran juga dituduh menyuplai senjata kepada pemberontak Houthi yang memerangi koalisi pimpinan Saudi di Yaman, namun disangkal Teheran. Mereka juga merupakan sekutu gerakan Syiah Libanon yang kuat, Hizbullah.
Secara keseluruhan, jumlah pendemo berkisar antara 100 sampai 1.000-an orang di tempat lainnya. Dikabarkan 21 orang tewas termasuk 1 polisi dan terjadi puluhan orang ditangkap.
Sumber : BBC Indonesia
by Danu Wijaya danuw | Jan 2, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
EMPAT jenis mi instan asal Korea dinyatakan positif mengandung babi oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), yaitu mi instan U-Dong, dan mi instan rasa Kimchi. Selain itu, Nongshim Shin Ramyun Black, dan Ottogi rasa Yeul Ramen.
Hal ini membuat masyarakat muslim khawatir, karena dikhawatirkan ada masyarakat Muslim yang terlanjur mengonsumsi makanan yang mengandung zat haram ini.
Lantas, bagaimana hukumnya jika warga muslim terlanjur mengonsumsi mie ini karena alasan tidak tahu?
Kiai Ma’ruf menerangkan, bagi masyarakat Muslim yang sudah terlanjur mengonsumsi produk mengandung babi, namun tidak mengetahui jika produk tersebut mengandung babi, maka hukumnya makruh.
Namun jika mereka (masyarakat Muslim) telah mengetahui ketidakhalalan produk tersebut, tapi tetap mengonsumsinya maka itu haram hukumnya. “Sebenarnya enggak boleh dia, makanya masyarakat jangan mengonsumsi sesuatu yang tidak ada logo halalnya,” kata Kiai Ma’ruf.
Menurut Kiai Ma’ruf, masyarakat Muslim harus lebih jeli dan selektif dalam memiliki produk makan, dengan memastikan komposisi dan keterangan halal dari produk tersebut. Bagi mayarakat Muslim yang terlanjut mengonsumsinya, diimbau untuk tidak mengulanginya dan harus lebih berhati-hati dalam mengonsumsi produk yang tidak jelas kehalalannya.
“Okelah ini kan sudah kelewat, mudah-mudahan diampuni oleh Allah. Tapi sudah itu berhenti dan sesudah berhenti, jangan lagi mengonsumsi produk yang tidak bersertifikat halal,” ujar dia.
KH Ma’ruf mengatakan, saat ini Indonesia memang belum jelas menetapkan produk yang boleh dan tidak boleh masuk ke pasaran, termasuk produk makanan. Importir, kata dia, tidak dapat disalahkan karena mereka (importir) tidak memberikan logo halal.
“Ini pelajaran buat semua. Kalau nanti makanan Indonesia sudah wajib halal, tidak boleh mereka (produk mengandung babi) masuk ke sini,” kata Kiai Ma’ruf.
Sumber: Republika
by Danu Wijaya danuw | Jan 2, 2018 | Artikel, Berita
Jakarta – Asosiasi perjalanan haji dan umrah memprediksi biaya ibadah ke Tanah Suci bakal naik seiring kebijakan Arab Saudi menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 5% pada awal 2018. Pemerintah Arab Saudi mengambil kebijakan ini lantaran harga minyak di negara-negara timur tengah melemah.
Rencananya, 1 Januari 2018, Arab Saudi menerapkan PPN 5% untuk makanan, pakaian, barang elektronik dan bensin, serta tagihan telepon, air dan listrik, dan pemesanan hotel. Lantas, apakah kebijakan Arab Saudi ini bisa mendongkrak biaya ibadah Haji dan Umrah?
Ketua Asosiasi Penyelenggara Haji Umrah dan Inbound Indonesia (Asphurindo), Syam Resfiadi menyatakan PPN 5% yang diberlakukan Arab Saudi pasti berbuntut kenaikan biaya haji dan umrah oleh jasa travel di Indonesia.
“Umrah dan Haji (akan naik). Hanya, kalau haji masih belum bisa kita hitung pasti sambil menunggu jumlah jamaah yg pasti boleh kita berangkatkan sesuai nomor porsi dan tahun kuotanya,” ujar Syam kepada detikFinance, Senin (1/1/2018)
“Insya Allah saya yakin semua Travel akan menaikkan harga tersebut bila tidak pasti akan menurunkan margin keuntungan yang didapat,” lanjut Syam.
Jasa perjalanan haji dan umrah yang dia kelola pun berencana menaikkan biaya tersebut.
“Mulai hari ini semua transaksi di Arab Saudi dikenakan 5% tax (pajak). Jadi semua paket Land Arrangment di Saudi Arabia kami harus naikkan,” lanjutnya.
Wakil Ketua Umum Himpunan Penyelengara Umrah dan Haji (Himpuh), Muharom Ahmad juga memperkirakan kemungkinan biaya-biaya haji dan umrah naik karena adanya penerapan PPN 5%. Tapi itu masih menunggu bagaimana respons pasar.
“Saat ini maskapai dan juga hotel dan katering menanggung dulu 5%. Tapi kalau misalnya ke depan dirasa ada kenaikan tidak signifikan oleh pasar secara umum bisa jadi mereka juga akan menambahkan 5%,” katanya saat dihubungi.
Tapi kalau pasar ternyata merespons negatif jika terjadi kenaikan, bisa saja pihak penyedia jasa di Arab Saudi menanggung lebih lama PPN 5% ketimbang menaikan harga. Kalau pun nantinya ada kenaikan kemungkinan tidak lebih dari 5%.
Sementara itu anggota Dewan kehormatan Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah (Amphuri), Budi Firmansyah belum ingin berspekulasi apakah nantinya terjadi kenaikan untuk jasa-jasa pendukung ibadah haji maupun umrah.
“Jangan andai-andai dulu ya. Saya enggak mau bicara kalau belum terjadi di sana. Sampai sekarang masih normal,” tambahnya.
Sumber : Detik