Doa Setelah Witir yang Dicontohkan Nabi saw

Ada doa yang bisa kita panjatkan setelah shalat witir seperti dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bacaan Ketika Shalat Witir
Beliau biasa pada saat shalat witir membaca surat “Sabbihisma Robbikal a’laa” (surat Al A’laa), “Qul yaa ayyuhal kaafiruun” (surat Al Kafirun), dan “Qul huwallahu ahad” (surat Al Ikhlas)…
Bacaan Doa Pertama
…Kemudian setelah salam beliau mengucapkan,“Subhaanal malikil qudduus”, sebanyak tiga kali dan beliau mengeraskan suara pada bacaan ketiga.
(HR. Abu Daud no. 1430, An Nasai no. 1732 dan Ahmad 3: 406. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Bacaan Doa Kedua
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengucapkan di akhir witirnya,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma inni a’udzu bika bi ridhooka, min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik”.
Artinya: Ya Allah, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri.
(HR. Abu Daud no. 1427, Tirmidzi no. 3566, An Nasai no. 1100 dan Ibnu Majah no. 1179. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Cara Baca “Subhaanal Malikil Qudduus”
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,
فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai dari witirnya, beliau membaca ‘subhaanal malikil qudduus (sebanyak tiga kali)’, beliau memanjangkan di akhirnya.” (HR. An-Nasa’i no. 1700, Ibnu Majah no. 1182. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ibnu ‘Abdirrahman bin Abza, dari bapaknya, ia berkata,
وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ
“Jika mengucapkan salam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak tiga kali lalu beliau mengeraskan suaranya pada ucapan yang ketiga.” (HR. An-Nasa’i no. 1733 dan Ahmad 3: 406. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Cara membacanya:

  • Mengeraskan bacaan terakhir berbeda dengan bacaan “subhaanal malikil qudduus” di pertama dan kedua.
  • Memanjangkan bacaan “qudduus” dengan empat atau enam harakat.

Apakah Ada Tambahan “Rabbil Malaikati war Ruuh”?
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,

فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ :« سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ فِى الآخِرَةِ يَقُولُ :« رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ »

“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam, beliau mengucapkan, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak tiga kali dan di suara ketiga, beliau memanjangkan suaranya. Lalu beliau mengucapkan, ‘Rabbil malaikati war ruuh.’ ” (HR. As-Sunan Al-Kubra Al-Baihaqi 3: 40 dan Sunan Ad-Daruquthni 4: 371. Tambahan ‘rabbil malaikati war ruuh’ adalah tambahan maqbulah yang diterima).
Tambahan ‘rabbil malaikati war ruuh’ adalah tambahan yang diterima. Sehingga doa setelah witir bisa pula dengan ‘subhaanal malikil quddus’ sebanyak 3 kali lalu bacaan terakhir dikeraskan atau dipanjangkan lalu ditambahkan dengan rabbil malaikati war ruuh.
Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.
 
Sumber: E-book Ringkasan Panduan Ramadhan Bekal Meraih Penuh Berkah, Penulis Muhammad Abduh Tuasikal

"Bermimpi" Setelah Sahur

Assalamualaikum wr.wb. saya mau bertanya jika seorang laki-laki bermimpi memeluk seseorang pada waktu sesudah sahur. Apakah puasanya batal atau tidak? Terima kasih
 
Jawaban :
Waalaikumsalam wr.wb. Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi Rabbil alamin. Ash-shalatu wassalamu ala Rasulillahi wa ala alihi wa shahbih ajmain. Amma ba’du:
Apa yang terjadi dalam mimpi berada di luar kendali dan kehendak manusia. Karena itu tidak ada dosa di dalamnya.
Dalam Alquran disebutkan, “Allah tidak membebani manusia di luar kemampuannya.” (QS al-Baqarah: 386).
Rasulullah saw juga bersabda, “Telah diangkat pena dari tiga golongan: dari orang gila sampai ia sadar, dari orang tidur hingga ia bangun, dan dari anak kecil hingga ia baligh.” (Shahih Tirmidzi)
Dari sini jelas bahwa dosa terangkat dari orang yang sedang tidur, karena ia berbuat di luar kesadaran.
Dengan demikian, kalau ia “bermimpi” saat puasa, puasanya tidak batal.
Hanya saja, yang harus dilakukan kalau mimpi tersebut menyebabkan keluarnya mani adalah mandi wajib untuk shalat.
Saran kami, karena isi mimpi kadang dipengaruhi oleh kondisi hati dan apa yang dialami sebeum tidur, maka hendaknya menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas yang positif dan amal salih yang Allah ridhai
Berdoa sebelum tidur dan hendaknya memperbaiki posisi tidur. Upayakan tidur tidak dalam kondisi telungkup karena hal ini dimakruhkan.
Posisi tidur yang paling baik adalah miring ke kanan. Namun boleh juga telentang, atau miring ke kiri.
Wallahu a’lam, Wassalamu alaikum wr.wb.
 
*Pertanyaan konsultasi bisa dikirim ke kolom message facebook AlimanCenter

Tamu Yang Sering Ditinggalkan

SAHABATKU tercinta …
Rasanya aku ingin segera pulang …
Sudah berjalan 13 hari aku bertamu …
Namun seringkali aku ditinggal sendirian …
Walau sering dikatakan tamu agung dengan sambutan Marhaban, namun perilakumu kepadaku tidak luar biasa.
Bahkan oleh-olehku yang aku bawa dari jauh, nyaris tak kausentuh…
Al-Quran hanya dibaca sekilas dan kalah dengan update status di HP yang isinya penuh canda lewat android smartphone dan tontonan televisi
Sholat Tarawih tidak lebih khusyu,
Kalah bersaing dengan shopping untuk penampilan pada hari lebaran …
Tak banyak kauminta ampunan dari dosamu yang bertumpuk, sebab sibuk dengan belanja dan bermain ..
Padahal aku membawa banyak maghfiroh (ampunan) buatmu…
Malam dan siang tidak banyak dipakai kebaikan, selain bikin acara dan buka bersama di hotel mewah atau restoran mahal…
Tidak pula perbanyak infaq dan sedekah, karena khawatir uang tidak cukup, buat mudik dan piknik liburan sehabis Lebaran…
Sahabatku, rasanya aku seperti tamu yang tak diharapkan?
Sepertinya engkau tidak akan merasa menyesal bila aku tinggalkan…
Padahal aku datang dengan kemuliaan, kebarokahan dan rahmat… yang seharusnya aku tidak pulang dengan hampa…
Percayalah, sahabatku…
Bila nanti aku pulang, belum tentu aku akan kembali bisa bertemu lagi
Karena jatah hidupmu bisa jadi keburu habis…
Sehingga nanti engkau akan menyesal telah membiarkan aku terlantar….
Masih tersisa 17 hari lagi buat kita bersama…
Semoga kau sadar sebelum aku benar-benar pamit pulang…
Karena umurmu hanyalah cerita singkat yang wajib engkau pertanggung jawabkan dalam waktu yang panjang…
Selamat muhasabah….
Wallahu A’lam bishawab.
 
Artikel ini viral di media sosial dan blog. Kami kesulitan menyertakan sumber pertama.

Fakta Ilmiah Kenapa Puasa Bisa Menyehatkan Tubuh

 
PADA zaman modern ini, industri farmasi banyak berdiri dan rumah sakit kian menjamur, namun anehnya manusia sehat menjadi langka. Saat ini kita hidup zaman yang tidak akan pernah luput dari yang namanya racun yang masuk dalam tubuh.
Saking banyaknya racun sehingga kita tidak sadar bahwa makanan yang kita berikan kepada anak-anak kita semenjak kecil, banyak sekali yang mengandung toksik, begitu banyak perasa pengawet, dan pewarna melebihi batas ambang toleransi.
Tidak heran jika usia kita yang sekarang ini sudah tak terhingga racun dalam tubuh; bagaimana mungkin kita bisa sehat sedangkan dalam tubuh kita terdapat banyak sekali toksik atau racun?
Ingat, semua penyakit, baik yang akut maupun yang sudah kronis berawal dari berkumpulnya racun dan sampah hasil metabolisme tubuh. Jika uang yang sedikit diakumulasikan akan menggunung jadi banyak. Nah, kalau racun diakumulasikan, apa jadinya? Ini pastinya akan menghabiskan tabungan yang merugikan.
Salah satu metode paling ampuh untuk mengusir zat-zat beracun dalam tubuh adalah ‘puasa.’
Puasa mampu memberikan kesempatan pada tubuh untuk beristirahat dari rutinitas mengolah makanan dan minuman. Energi yang biasa ada selalu digunakan tubuh  mengolah makanan.
Nah, ketika kita berpuasa, kondisinya akan digunakan untuk melakukan perbaikan  kerusakan tubuh. Itulah sebabnya kenapa puasa mampu mengobati berbagai penyakit kronis.
Saat berpuasa, tubuh mengalami detoksifikasi secara alamiah. Tidak adanya makanan yang biasa masuk dalam lambung, membuat organ-organ tubuh seperti hati dan limpa mulai “membersihkan diri.”
Racun yang dibuangpun 10 kali lebih banyak, karena racun yang dikeluarkan lebih banyak daripada biasanya, proses penuaan pun bisa dihambat untuk sementara.
Itulah sebabnya bila kita melakukan puasa dengan benar, wajah kita nampak lebih berseri, tubuh lebih sehat, dan jiwa pun lebih kuat. Ayo berpuasa!
 
Sumber : DetikHealth

Ngantuk Saat Tarawih, Ini Dia Tipsnya

 
Banyak orang yang keluhkan rasa kantuk saat melaksanakan shalat tarawih. Sehingga, dalam pelaksanaan shalatnya tidak bisa khusyuk. Alhasil, bukannya mendapat berkah, malah merasa lelah. Padahal, shalat tarawih ini hanya ada satu tahun sekali. Sayang banget kan, kalau kita lewati hanya dengan tertidur atau pun tidak sadar dalam pelaksanaan shalat tarawih.
Maka, kita harus segera bertindak nih. Jangan sampai rasa kantuk tersebut terus menghampiri di kala kita sedang ingin berkomunikasi dengan Allah SWT. Tapi, bagaimana cara mengatasi saat shalat tarawih ya?
1. Jauhi perbuatan dosa dan maksiat di siang hari
Meskipun bulan Ramadhan setan dibelenggu, namun kita tetap harus menjauhi perbuatan dosa. Ketika setan dibelenggu bukan berarti manusia terbebas dari godaan setan. Hal tersebut karena yang dibelenggu adalah para pentolan setan bukan seluruh setan. Adapun anak buahnya tetap saja berkeliaran menggoda manusia. Namun sayangnya kita masih kalah dengan setan yang kecil-kecil tersebut.
Menjaga diri dari perbuatan dosa di siang hari bulan Ramadhan akan membantu kita terjaga di waktu malam. Banyak ungkapan para salafus Sholih yang mengatakan bahwa perbuatan dosa di siang hari merupakan penghalang utama shalat malam.
Suatu hari seorang laki-laki berkata kepada Ibrahim bin Adham rahimahullah, “Sesungguhnya aku tidak mampu melakukan shalat malam, maka berilah aku obatnya?”
Maka dia berkata, “Janganlah engkau bermaksiat kepada Allah Ta’ala di siang hari, maka Dia akan membangunkanmu di hadapan-Nya di malam hari. Sesungguhnya engkau berdiri di hadapan-Nya di malam hari merupakan kemulian terbesar. Adapun pendosa tidak berhak mendapatkan kemulian tersebut.”
2. Sempatkanlah untuk qoilulah sejenak (istirahat atau tidur siang)
Al-Fayumi di dalam al-Misbah al-Munir berkata bahwa qoilulah maknanya (نَامَ نِصْفُ النَّهَارِ/tidur di pertengahan siang). Adapun Imam as-Son’ani di dalam kitab Subulus Salam berkata Qoilulah yaitu, “Istirahat di tengah siang walaupun tidak dengan tidur.”
Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa qoilulah baik dengan tidur atau tidak realitanya sangat membantu dalam shalat malam. Adapun waktunya bisa sebelum atau sesudah Zuhur/Jumat.
Mayoritas ulama menghukumi qoilulah sebagai amalan sunah atas dasar hadits berikut, “Ber-qoilulah–lah kalian. Karena setan itu tidak ber-qoilulah,” (HR. Thabrani).
Berkata Ishaq bin Abdillah bin Abi Farwah rahimahullah, “Qoilulah merupakan amalan pencinta kebaikan. Di dalamnya terkumpul banyak faidah sekaligus faktor penguat untuk shalat malam.”
Memang qoilulah adalah sunah tapi harus ingat jangan disalahgunakan sebagai alasan memperbanyak tidur siang di bulan Ramadhan. Qoilulah ada kadar dan batasannya. Jangan sampai seorang berasalan dengan qoilulah menjadi malas bekerja dan beramal. Amalkan sunah pada kadar, waktu dan tempatnya.
3. Atur porsi makan dan minum ketika berbuka
Porsi makan yang tidak terkontrol saat berbuka menyebabkan perut kita bekerja terlalu payah. Dampak dari hal tersebut tubuh kita lelah, otak sulit berkonsentrasi dan mata mengantuk. Akhirnya shalat tarawih sambil ngantuk.
Tepat sekali sabda Nabi saw, “Tidak ada wadah yang lebih buruk untuk dipenuhi oleh manusia kecuali perutnya. Cukuplah bagi manusia beberapa suap makanan untuk menegakkan tulang sulbinya. Jika dia harus makan lebih dari beberapa suap untuk menegakkan sulbinya tersebut, maka sepertiga hendaknya untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk nafas/udara,” (HR. Ahmad).
Berkata Wahb bin Munabbih, “Tidak ada manusia yang lebih dicintai oleh setan selain orang yang gemar makan dan tidur.”
Sufyan ats-Tsauri berkata, “Hendaknya kalian menyedikitkan makan maka kalian akan mudah shalat malam.”
4. Jangan lupa bersiwak
Siwak merupakan sunnah Nabi saw yang banyak ditinggalkan kaum muslimin, bahkan mereka yang mengaku sebagai aktivis Islam. Jika kita telaah kehidupan Nabi saw maka kita dapati siwak adalah sunnah yang senantiasa beliau lazimi baik di rumah, masjid, atau bahkan ketika safar.
Nabi saw bersabda, “Siwak itu membersihkan mulut dan mendapatkan keridhoan dari Rabb,” (HR. Ahmad).
Dengan bersiwak mulut menjadi bersih dan tidak bau. Oleh karena itu, siwak membantu kekhusyu’an shalat Anda. Ketika kita khusyu’ insya Allah Ta’ala kita tidak akan gampang letih.
 
Referensi: mimbarhadits.wordpress.com yang disusun oleh Ustadz Abu Azzam Hawari, Lc., M.E.I.

Ada 2 Keutamaan Shalat Tarawih

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa hukum shalat tarawih adalah sunnah seperti yang sudah disepakati oleh para ulama.
Imam An-Nawawi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud dengan qiyamu Ramadhan adalah shalat Tarawih, dan para ulama telah bersepakat bahwa shalat Tarawih itu hukumnya mustahab (sunnah/dianjurkan).” (Lihat Syarh Shohih Muslim VI/282, Dan kitab Al-Majmu’ III/526).
Keutamaan Shalat Tarawih
Disini akan dibahas keutamaan shalat Tarawih berdasarkan hadits-hadits yang Shahih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam.
1. Keutamaan Pertama
Allah Ta’ala akan mengampuni dosa-dosa yang telah lalu bagi siapa saja yang melakukan shalat Tarawih dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala dan ridho Allah semata. Bukan karena riya’ dan sum’ah (ingin dilihat dan didengar amal kebaikannya oleh orang lain.
Hal ini berdasarkan hadits shohih berikut ini:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم : « مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (yakni shalat malam pada bulan zromadhon) karena iman dan mengharap pahala dan ridho Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. al-Bukhari no. 37 dan Muslim no. 759).
Imam Nawawi rahimahullah berkata: “Yang dimaksud qiyam Ramadhan adalah shalat Tarawih.”
Ibnul Mundzir rahimahullah menerangkan berdasarkan nash (tekstual) hadits ini bahwa yang dimaksud: “pengampunan terhadap dosa-dosa yang telah lalu dalam hadits ini adalah bisa mencakup dosa besar dan dosa kecil.”
Sedangkan imam An Nawawi mengatakan bahwa yang dimaksudkan pengampunan dosa di sini adalah khusus untuk dosa-dosa kecil saja. Karena dosa-dosa besar tidaklah diampuni dengan sebab melakukan amal-amal Sholih. Akan tetapi hanya dengan melakukan taubah Nasuha, yakni taubah yang sempurna.
2. Keutamaan Kedua
Barangsiapa melaksanakan shalat Tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka akan dicatat baginya pahala seperti orang yang melakukan qiyamul lail semalam penuh.
Hal ini berdasarkan Hadits Shohih berikut ini:
Dari Abu Dzar rdhiyallahu anhu, bahwa Nabi shallallahu alaihi wasallam pernah mengumpulkan keluarga dan para sahabatnya. Lalu beliau bersabda:

إِنَّهُ مَنْ قَامَ مَعَ الإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ كُتِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةً

“Sesungguhnya barangsiapa yang shalat (Tarawih) bersama imam sampai ia selesai, maka ditulis untuknya pahala qiyamul lail satu malam penuh.”
(HR. An-Nasai no.1605, At-Tirmidzi no.806, Ibnu Majah no.1327, dan selainnya. Dan hadits ini dinyatakan SHOHIH oleh At-Tirmidzi dan Syaikh al-Albani dalam Irwa’ Al-Gholil no. 447).
Demikian keutamaan shalat Tarawih berdasarkan hadits-hadits Shohih dari Nabi shallallahu alaihi wasallam. Semoga Allah Ta’ala memberikan Taufiq dan pertolongan-Nya kepada kita semua untuk dapat istiqomah dalam melaksanakan shalat Tarawih dan ibadah lainnya di bulan Romadhon dan di bulan-bulan setelahnya. Amiin. (Klaten, 15 Juli 2013).
 
Sumber : Abi Fawaz
Oleh: Ustad Muhammad Wasitho Abu Fawaz

X