by Syahrul syahrul | Apr 7, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Qur’an Surat Al Hasyr ayat 22-24 (Akhir)
Nama dan Sifat-sifat Allah
Ahad, 28 September 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman
Bersama:
Ust. Fauzi Bahreisy (Pengasuh Rubrik Konsultasi AlimanCenter.com)
1. Hadits-hadits yang terkait degan fadhilah ayat terakhir Surat Al Hasyr adalah dhoif. Namun boleh dilakukan karena ia adalah fadhail amal.
2. Nama-nama Allah yang diajarkan kepada kita ada 99 nama. Jumlah ini bukan berarti hanya 99 nama saja yang dimiliki oleh Allah, masih ada nama-nama lainnya yang hanya diketahui oleh-Nya.
3. Barang siapa yang membaca 99 nama diatas maka dia masuk surga. Atau memenuhi hak-haknya dan mengetahui serta mengamalkannya.
4. Para ulama berbeda pendapat terkait nama-nama Allah yang berjumlah 99.
5. Berdoa dengan menggunakan Asmaul Husna dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
6. Rahman bersifat umum meliputi mukmin dan kafir. Sedangkan Rahim hanya diberikan kepada orang mukmin di akhirat.
7. Diantara cara untuk mendapatkan rahmat Allah ialah dengan mengasihi sesama makhluk.
8. Al Malik ialah Raja. Allah memiliki kekuasaan yang tak terbatas.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Taklim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Rizky Rustam rizkyrustam | Apr 6, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Qur’an Surat Al-Hasyr ayat 21
Menghayati Keagungan Al-Qur’an
Ahad, 20 September 2015
Pkl. 18.00-19.30
Di Majelis Ta’lim Al-Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan (Belakang Apotik Prima Farma)
Bersama:
Ustadz Fauzi Bahreisy
Hubungan surat Al-Hasyr ayat 21 dengan ayat sebelumnya: “Kalau kita tidak ingin menjadi orang-orang yang lalai dan fasiq, maka jangan jauh-jauh dari Al-Qur’an, karena orang yg jauh dari Al-Qur’an besar kemungkinan menjadi orang lalai.
Pelajaran yang bisa di ambil dari surat Al-Hasyr ayat 21 :
- Semua makhluk Allah juga bisa merasakan (punya perasaan), termasuk gunung
- Tunduk dan terbelahnya gunung ketika menerima amanah Al-Qur’an menunjukkan bahwa Al-Qur’an itu agung. Dengan demikian orang-orang yang besar dan hebat adalah orang yang dekat dengan Al-Qur’an.
- Kalau gunung saja bisa tunduk sampai terbelah karena keagungan Al-Qur’an, maka semestinya begitu juga dengan manusia.
- Orang yang tidak bisa merasakan keagungan Al-Qur’an adalah orang yang menutup hatinya.
Kiat-kiat agar hati kita tersentuh ketika membaca Al-Qur’an:
- Hendaklah membaca Al-Quran dalam kondisi suci (berwudhu)
- Hendaknya membaca dengan porsi yang sesuai, jangan terlalu berlebihan, karena yang paling penting adalah kualitasnya & bacaan yang paling ideal buat kita adalah 1 juz setiap hari
- Membaca Al-Qur’an dengan tartil
- Bacalah Al-Qur’an dan menangislah, kalau tidak bisa berusahalah untuk bisa menangis.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Taklim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Apr 5, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Ikhlas dalam Beramal
Ahad, 13 september 2015
Di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman
Jl. H. Mursid No.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ust. Muhammad Sholeh Drehem, Lc (Ketua IKADI Jawa Timur)
1. Diterima atau tidaknya amalan kita, sangat tergantung pada hati kita. Sebab, hati adalah tempatnya ikhlas.
2. Tidak ada satupun yang mengetahui bagaimana kondisi keikhlasan kita kecuali Allah dan diri kita sendiri. Bahkan malaikat pun juga tidak mengetahui.
3. Diantara profil muslim yang patut untuk kita contoh keikhlasannya ialah Nabi Ibrahim dan keluarganya.
4. Orang yang beramal tanpa disertai dengan keikhlasan hasilnya akan sia-sia. Dia hanya akan mendapatkan rasa lelah saja. Bahkan di akhirat dia akan mendapatkan siksa dari Allah sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadits tentang ditolaknya 3 amalan besar karena tidak disertai keikhlasan.
5. Orang yang bisa menjaga keikhlasannya akan mendapat perlindungan Allah dari gangguan syetan
6. Diantara manfaat ikhlas, Allah akan menjaganya dari kemaksiatan. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada Nabi Yusuf a.s.
7. Diantara tanda bahwa seseorang memiliki keikhlasan, dia istiqomah untuk melaksanakan shalat shubuh berjamaah di masjid (bagi pria) dan tidak melewatkan satu hari pun tanpa membaca Qur’an.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Taklim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Apr 3, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Kitab Riyadhus Shalihin Bab ke-77
Marah Saat Aturan Allah Dilanggar
Ahad, 20 Maret 2016
Pukul. 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Rasyid Bakhabazy, Lc
Hadits-1
وعن أبي مسعود عقبة بن عمرو البدري رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ قال: جاء رجل إلى النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم فقال: إني لأتأخر عن صلاة الصبح من أجل فلان، مما يطيل بنا! فما رأيت النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم غضب في موعظة قط أشد مما غضب يومئذ. فقال:«يا أيها الناس إن منكم منفرين، فأيّكم أم الناس فليوجز؛ فإن من ورائه الكبير والصغير وذا الحاجة»
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
- Seseorang boleh mengadukan perkara yang tidak sesuai dengan sunnah nabi.
- Disyariatkannya mempersingkat shalat saat menjadi imam dalam shalat berjamaah.
Hadits ke-2
2. وعن عائشة رَضِيَ اللَّهُ عَنها قالت: قدم رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم من سفر وقد سترت سهوة لي بقرام فيه تماثيل، فلما رآه رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم هتكه وتلون وجهه. وقال: «يا عائشة أشد الناس عذاباً عند اللَّه يوم القيامة الذين يضاهون بخلق اللَّه»
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
- Kita dilarang utk meletakkan gambar di hadapan shalat kita. Sebab hal itu dapat mengganggu kekhusyuan shalat.
- Rasulullah mengungkapkan ketidaksenangannya terhadal apa yang beliau lihat jika hal itu menyalahi syariat. Beliau tidak membeda-bedakan siapa pun itu walaupun hal itu dilakukan oleh istri beliau sendiri.
Hadits ke-3
3. وعنها رَضِيَ اللَّهُ عَنها أن قريشاً أهمهم شأن المرأة المخزومية التي سرقت فقالوا: من يكلم فيها رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم؟ فقالوا: من يجترئُ عليه إلا أسامة بن زيد حب رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم. فكلمه أسامة فقال رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم: «أتشفع في حد من حدود اللَّه تعالى؟!» ثم قام فاختطب ثم قال: «إنما أهلك من قبلكم أنهم كانوا إذا سرق فيهم الشريف تركوه، وإذا سرق فيهم الضعيف أقاموا عليه الحد، وأَيْمُ اللَّه لو أن فاطمة بنت محمد سرقت لقطعت يدها»
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
Rasulullah tidak memberikan perlakuan istimewa terhadap siapapun ketika ada aturan-aturan Allah yang dilanggar, walaupun yang melakukannya adalah orang yang ia cintai.
Hadits ke-4
وعن أنس رَضِيَ اللَّهُ عَنهُ أن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيهِ وَسَلَّم رأى نخامة في القبلة فشق ذلك عليه حتى رؤي في وجهه فقام فحكه بيده، فقال: (إن أحدكم إذا قام في صلاته فإنه يناجي ربه وإن ربه بينه وبين القبلة، فلا يبزقن أحدكم قبل القبلة، ولكن عن يساره أو تحت قدمه ( ثم أخذ طرف ردائه فبصق فيه ثم رد بعضه على بعض فقال: (أو يفعل هكذا )
مُتَّفَقٌ عَلَيهِ.
- Sikap marah berlaku ketika ada aturan Allah yang dilanggar, baik pelanggaran itu besar atau kecil.
- Dilarang meludah ke arah kiblat saat shalat sebab ia adalah arah shalat dan tempat munajat. Hendaklah ia meludah ke arah kanan atau kiri atau bawah.
- Dilarang juga meludah saat berada di masjid, kecuali dengan cara mengambil kain dan meludah di kain tersebut lalu ia tutup kainnya.
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
1. Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
2. Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
3. Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Taklim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Syahrul syahrul | Mar 28, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Rangkuman Kajian Kontemporer Majelis Taklim Al Iman
Mencari Husnul Khatimah
Ahad, 6 September 2015
Pkl. 18.00-19.30
di Pusat Dakwah Yayasan Telaga Insan Beriman, Jl. H. Mursid No.99B, Kebagusan, Jakarta Selatan
Bersama:
Ustadz Alwi Alatas, M.A
Hidup hanya sementara
Nabi Nuh mengatakan : “Hidup bagaikan masuk ke dalam rumah, masuk dari satu pintu dan keluar dari pintu yang lain”
Jangan terlalu kagum dengan dunia, karena tidak akan di bawa ketika mati, yang di bawa hanyalah amal
Kematian adalah saat yang paling menyakitkan
Kata hikmah : “kalau kalian tahu seperti apa kematian, maka kalian tidak akan menangisi orang yang mati, tetapi kalian akan menangisi diri kalian sendiri”
Kita tidak tahu kapan dan bagaimana kita akan mati, oleh karena itu kita harus selalu mempersiapkan diri
Diantara bentuk ikhtiar agar bisa Husnul Khatimah adalah :
- Sering-sering mengingat kematian
- Banyak berdo’a agar dimatikan dalam keadaan husnul khatimah
- Memperbaharui iman dan tauhid setiap hari
- Menjauhi maksiat dan perbanyak istighfar
- Perbanyak amal sholeh dan berusaha istiqomah
- Selalu menjaga wudhu’
- Selalu membasahi lisan dengan zikir
- Memupuk keinginan untuk mati syahid
- Tumbuhkan rasa cinta kepada Allah
- Cintai Nabi (pelihara sunnah dan banyak shalawat)
- Senantiasa membersihkan hati
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!
by Danu Wijaya danuw | Mar 27, 2016 | Artikel, Ringkasan Taklim
Ringkasan Kajian Tadabbur Al Qur’an Surat Ash-Shaff ayat 4
Membangun Soliditas Umat
Ahad, 13 Maret 2016
Pukul 18.00-19.30
Di Majelis Taklim Al Iman, Jl. Kebagusan Raya No.66, Jakarta Selatan.
Bersama:
Ustadz Fauzi Bahreisy
Surat Ash Shaff Ayat 4:
إِنَّ الَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Artinya :”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”
Ada beberapa pelajaran penting yang terdapat di dalam Surat Ash-Shaff ayat 4:
Kata-kata —Innallaha yuhibbu (Allah mencintai)– menunjukkan bahwa Allah memiliki sifat mencintai, dan juga memiliki sifat benci, maka apakah kita termasuk orang yang dicintai oleh Allah atau orang yang dibenci.
Ada sebuah ungkapan ulama yang mengatakan: “Masalahnya bukan bagaimana engkau mencintai Allah, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana agar engkau dicintai oleh Allah”.
Terkadang kita merasa mencintai Allah SWT namun ternyata Allah tidak mencintai kita, karena yang kita lakukan tidak sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Jalan untuk mendapatkan cintanya Allah diantaranya adalah :
1. Mengikuti Rasul SAW.
Allah SWT berfirman: “Katakanlah (Muhammad), Jika kamu mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Ali Imran : 31).
2. Bersikap lembut kepada orang-orang mukmin dan tegas kepada orang-orang kafir.
Allah SWT berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Barangsiapa diantara kamu yang murtad (keluar) dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum, Dia mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, dan bersikap lemah lembut terhadap orang-orang yang beriman, tetapi bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah yang diberikan-Nya kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui” (QS. Al-Maidah : 54).
Ternyata karakter orang yang dicintai Allah adalah lembut terhadap orang-orang yang beriman tapi di sisi lain tegas terhadap orang-orang kafir.
3. Melakukan amalan-amalan wajib dan sunnah.
Di dalam sebuah hadits qudsi Allah SWT berfirman: Dari Abu Hurairah Ra. berkata: Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman, “Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka Aku mengumumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai dari apa-apa yang Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku itu tetap mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah hingga Aku mencintainya. Bila Aku mencintainya, Aku akan menjadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk menggenggam, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta pasti Aku beri, jika ia meminta perlindungan, niscaya Aku lindungi.” (HR. Bukhari).
Al-Qital atau berperang di jalan Allah adalah salah satu bentuk jihad yang paling utama, sebab dia rela mengorbankan sesuatu yang paling mahal/berharga yang ada pada dirinya, yaitu nyawanya.
Kata-kata: yujaahidun, yuqaatilun (berjihad, berperang) selalu di ikuti oleh kata-kata fi sabiilillah (di jalan Allah) agar orientasi kita jangan sampai salah, agar orientasi kita hanya kepada Allah.
Jangan sampai menjadi salah satu diantara orang yang diseret wajahnya oleh Allah ke dalam neraka, yang disebutkan di dalam sebuah hadits : Abu Hurairah Ra. berkata: Aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatan (yang diberikan di dunia), lalu ia pun mengenalinya. Allah bertanya kepadanya, Amal apakah yang engkau lakukan dengan nikmat-nikmat itu? Ia menjawab, Aku berperang semata-mata karena Engkau sehingga aku mati syahid.
Allah berkata, Engkau dusta! Engkau berperang supaya dikatakan seorang yang gagah berani. Memang demikianlah yang telah dikatakan (tentang dirimu). Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret orang itu atas mukanya (tertelungkup), lalu dilemparkan ke dalam neraka…. (HR. Muslim).
Yang disenangi oleh Allah SWT bukanlah berperang secara sendirian, kata-kata “yuqaatilun” menunjukkan makna jama’ yaitu melakukan amal, dakwah dan perjuangan secara kolektif karena pertolongan Allah datang kepada jama’ah.
Amal secara individu lebih mudah, berbeda dengan amal jamaah, yang harus saling menjaga antara satu sama lain.
Di dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
“Seorang mukmin yang bergaul ditengah masyarakat dan bersabar terhadap gangguan mereka, itu lebih baik dari pada seorang mukmin yang tidak bergaul di tengah masyarakat dan tidak bersabar terhadap gangguan mereka” (HR. Bukhari).
Shaffaa berarti teratur, rapi, punya sistem. Dengan demikian jamaah yang dimaksud adalah jamaah yang teratur dan tersistem, jangan sampai hanya rame-rame saja, asal-asalan dan tidak teratur. Ini menunjukkan bahwa bukan hanya berjamaah, akan tetapi juga harus solid dan kokoh “kaannahum bunyaanun marshush” yaitu seperti sebuah bangunan yg kuat/kokoh, Jangan sampai seperti rumah laba-laba yang kelihatannya ramai tetapi tidak kuat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Dari Abu Musa Al Asy’ari ra. dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Orang mukmin itu bagi mukmin lainnya seperti bangunan, sebagiannya menguatkan sebagian yang lain. Kemudian Nabi Muhammad menggabungkan jari-jari tangannya. Ketika itu Nabi Muhammad duduk, tiba-tiba datang seorang lelaki meminta bantuan. Nabi hadapkan wajahnya kepada kami dan bersabda : Tolonglah dia, maka kamu akan mendapatkan pahala. Dan Allah menetapkan lewat lisan Nabi-Nya apa yang dikehendaki.” (HR. Bukhari & Muslim).
***
Majelis Taklim Al Iman
Tiap Ahad. Pkl. 18.00-19.30
Kebagusan, Jakarta Selatan.
Jadwal Pengajian:
Tadabbur Al Qur’an tiap pekan 2 dan 4 bersama Ust. Fauzi Bahreisy
Kitab Riyadhus Shalihin tiap pekan 3 bersama Ust. Rasyid Bakhabzy, Lc
Kontemporer tiap pekan 1 bersama ustadz dengan berbagai disiplin keilmuwan.
Kunjungi AlimanCenter.com untuk mendapatkan info, ringkasan materi dan download gratis audio/video kajian setiap pekannya.
•••
Salurkan donasi terbaik Anda untuk mendukung program dakwah Majelis Ta’lim Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!