by Danu Wijaya danuw | Feb 5, 2017 | Dunia
Sejak perang saudara meletus di Suriah lima tahun yang lalu, jutaan pengungsi telah berusaha mencapai tempat yang aman di Eropa melalui darat dan laut, melalui Turki dan di Mediterania. Menempuh perjalanan penuh dengan bahaya. Namun beberapa negara Eropa mencoba menghalangi bahkan mengusir para pengungsi muslim tersebut.
Banyak yang sudah lupa bahwa 70 tahun yang lalu puluhan ribu pengungsi orang Eropa mengungsi dinegara-negara muslim. Mereka menyeberangi lorong-lorong yang sama. Tapi mereka bukan warga Suriah dan mereka melakukan perjalanan dalam arah yang berlawanan. Pada puncak Perang Dunia II, Middle East Relief and Refugee Administration (MERRA) mengoperasikan kamp di Suriah, Mesir dan Palestina di mana puluhan ribu orang dari seluruh Eropa mencari perlindungan.

Sebuah gambar tahun 1945 Kamp pengungsi untuk Yunani di Nuseirat, Palestina Selatan
Ini bukan hanya nasib yang dihadapi pengungsi Suriah, pengungsi Eropa yang putus asa untuk melarikan diri dari kehancuran dari tanah air mereka untuk menemukan tempat yang lebih aman, kehidupan yang lebih baik dari Eropa. Dan sekarang kebanyakan orang telah lupa bahwa puluhan ribu orang dari Eropa Timur dan Balkan pernah mendiami serangkaian kamp di Timur Tengah, termasuk di Suriah, selama Perang Dunia II.
Saat Nazi dan mesin perang Soviet bergulir melalui bagian Eropa Timur dan Balkan, penduduk sipil dalam jumlah besar mengungsi di belakang mereka. Di daerah yang diduduki oleh pasukan fasis, komunitas Yahudi dan minoritas yang tidak diinginkan lainnya menghadapi serangan paling keras, dan pihak lain terutama mereka yang dicurigai mendukung pejuang partisan, juga menjadi terget serangan dan evakuasi paksa.
Di tengah gejolak, rute yang paling jelas untuk melarikan diri untuk beberapa pengungsi Eropa adalah ke arah selatan dan timur. Banyak etnis Kroasia yang tinggal di sepanjang pantai Dalmatian melarikan diri ke pulau Visdi Laut Adriatik ; penduduk Yunani dari Dodecanese, serangkaian pulau-pulau di Laut Aegea, menemukan jalan mereka untuk mendapat perlindungan Inggris di Siprus.

Sebuah foto tahun 1945 dari kamp El Shatt di Mesir menunjukkan wanita pengungsi Eropa mencuci pakaian mereka di udara terbuka.
Skema yang dipimpin Inggris dikenal sebagai Middle East Relief and Refugee Administration, diluncurkan pada tahun 1942 dan difasilitasi oleh pejabat yang berbasis di Kairo, membantu menyediakan sekitar tempat berlindung untuk 40.000 orang Polandia, Yunani dan Yugoslavia. (Pada 1944, inisiatif dimasukkan di bawah naungan “PBB,” istilah formal untuk aliansi Sekutu.) Para pengungsi tersebar antara kamp di Mesir, Palestina selatan dan Suriah – ya di Suriah. Aleppo, kota kuno dan pusat metropolitan yang terus berkembang, sudah menjadi pusat penampungan imigran, buangan dan mata-mata pada 1940-an.
Sebagai penelitian tentang kamp-kamp ini yang diterbitkan pada bulan April dengan catatan Public Radio International, mengungkap upaya menarik keterlibatan segudang kelompok dan organisasi bantuan internasional, yang membantu pakan dan tempat berlindung untuk para pengungsi dan mendidik ratusan anak-anak pengungsi.

Selama 3 tahun, ribuan orang Yunani tinggal di kamp-kamp pengungsi di Timur Tengah
Beberapa pengungsi – seperti Yunani yang tiba di kamp Aleppo dari pulau-pulau Dodecanese pada tahun 1944 -setelah melewati pemeriksaan media dan dinyatakan bahwa mereka cukup sehat untuk bergabung dengan sisa kamp, pengungsi dibagi untuk tempat tinggal bagi keluarga, anak-anak tanpa pendamping, pria lajang dan wanita lajang. Setelah dibagi dalam beberapa kamp, pengungsi Eropa dapat menikmati peluang untuk menjelajah di luar. Sesekali mereka mampu untuk pergi pada acara di bawah pengawasan petugas kamp.
Ketika pengungsi di kamp Aleppo membuat beberapa mil perjalanan ke kota, misalnya, mereka mungkin mengunjungi toko-toko untuk membeli perlengkapan dasar, menonton film di bioskop lokal – atau hanya berjalan-jalan kamp. Meskipun kamp di Moses Wells [di Mesir], yang terletak di lebih dari 100 acre di gurun, pengungsi diizinkan untuk menghabiskan waktu setiap hari mandi di Laut Merah di dekatnya.
Kondisi bisa dibilang kumuh, tapi tidak sepenuhnya sengsara. Ada taman bermain dan trek olahraga dan kesempatan untuk bersantai; warga yang ingin mencari nafkah atau mengasah kerajinan mampu menerapkan kemampuan perdagangan mereka atau mempelajari beberapa melalui pelatihan kejuruan. Dalam kasus lain, pengungsi terpaksa mengambil pekerjaan kasar. Makanan dijatah dan, dalam beberapa kasus, pengungsi mampu membeli kebutuhan mereka dari toko-toko lokal. Petugas kamp akan menggelar drama dan acara rekreasi lainnya.
Seperti pengungsi dari Timur Tengah saat ini, dahulu orang Eropa menemukan diri mereka di kamp-kamp pengungsi Timur Tengah berusaha kembali ke kehidupan normal. Orang-orang yang ada di kamp memiliki keinginan yang sama. Menurut Badan Pengungsi PBB, ada hampir 500.000 warga Suriah terdaftar sebagai pengungsi di kamp-kamp seluruh Eropa saat ini. Dan lebih banyak lagi yang terjebak di perbatasan tanpa diijinkan masuk, tidak memiliki akses bantuan atau menjadi sasaran tindak kekerasan. Hampir 5 juta orang telah terlantar akibat konflik di Suriah.
Sumber :
The Washington Post : “The forgotten story of European refugee camps in the Middle East”
BBC : “The Greek refugees who fled to the Middle East in WW2”
by Danu Wijaya danuw | Feb 5, 2017 | Dunia
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau terlihat menangis saat menghadiri mengunjungi acara pemakaman bagi korban penembakan Masjid dan Pusat Kebudayaan Islam Quebec, Kanada. Enam orang muslim tewas dan delapan lainnya terluka dalam serangan teroris tersebut yang terjadi pada tanggal 29 Januari 2017.
Saat itu, sekitar 40 orang sedang berada di masjid dua lantai yang kerap disebut sebagai Masjid Agung Quebec itu. Penembakan terjadi saat ibadah salat maghrib sedang dilaksanakan di masjid tersebut.

Sementara itu Perdana Menteri Kanada menyebut insiden penembakan di sebuah masjid di Kanada sebagai serangan teroris.
“Kanada mengecam serangan teroris yang menargetkan muslim di tempat ibadah dan tempat berlindung mereka,” sebut Justin Trudeau.
“Keberagaman adalah kekuatan kita dan toleransi terhadap umat beragama adalah nilai yang kita pegang teguh sebagai warga Kanada,” katanya lagi.
Aksi solidaritas bagi muslim Kanada kemudian berdatangan dari warga setempat, didukung pejabat-pejabat daerah Quebec. Publik Qeuebec telah mengibarkan bendera Kanada setengah tiang sebagai ekspresi duka cita.
Juru bicara kepolisian mengatakan pelaku ada tiga orang menurut saksi mata. Alxandre Bissonnette, 27 tahun, pria berkewarganegaraan Prancis-Kanada adalah satu-satunya tersangka dalam kasus penembakan di sebuah masjid di Kota Quebec, Kanada yang menewaskan enam orang.

Alexandre Bissonnette, a suspect in a shooting at a Quebec City mosque. REUTERS
Bissonnette tercatat sebagai seorang mahasiswa di Universitas Laval. Dia dijadwalkan untuk tampil lagi di pengadilan pada 21 Februari 2017 mendatang.
Dia mengumbar tembakan di dalam masjid saat para warga Muslim sedang salat malam. Penembakan dilakukan olehnya dari dua orang yang rekannya yang ditangkap tersebut, dengan membawa sebuah senapan AK-47.
Dari dokumen pengadilan diketahui bahwa Bissonnette dikenai enam tuduhan pembunuhan dan lima tuduhan percobaan pembunuhan dengan senjata. Pemuda ini sempat dihadirkan di pengadilan secara singkat, di mana dia mengenakan seragam penjara warna putih dengan wajah tertunduk.
by Danu Wijaya danuw | Jan 30, 2017 | Dunia
Sebuah kebakaran terjadi pada Sabtu (28/1/2017) pagi dan menghanguskan sebuah masjid di Texas. Kebakaran di mesjid yang bernama Islamic Center of Victoria itu ditenggarai sebagai aksi dari kebencian sejumlah pendukung Presiden Donald Trump yang seolah mendapat restu dari presidennya.
Kejadian itu terjadi setelah Trump mengumumkan kebijakan Muslim Ban yang melarang masuknya muslim ke Amerika beberapa waktu yang lalu. Padahal mesjid tersebut juga mengalami peristiwa perampokan seminggu yang lalu.
Sejumlah pemilik toko yang tinggal berdekatan dengan mesjid tersebut melihat asap dan api yang mengepul sekitar pukul 2:00 dini hari. Beberapa saat kemudian mobil pemadam kebakaran tiba di tempat kejadian.
“Sangat menyedihkan melihat mesjid yang telah berdiri sekian lama di sana dan sekarang saya harus menontonnya runtuh ke bawah. Apinya sangat besar, mesjidnya benar-benar hancur,” ujar Shahid Hashmi, yang menjabat sebagai Ketua Islamic Center of Victoria.
Ketua Dinas Pemadam Kebakaran Victoria Marsekal Tom Legler meminta bantuan dari Badan Federal Biro Pemerintah untuk menentukan penyebab kebakaran tersebut. Hashmi sendiri mengatakan bahwa pihak berwenang mengatakan kepadanya bahwa terlalu dini untuk berspekulasi tentang penyebabnya.
“Semua sudah habis terbakar. Kami tidak menyimpan bahan atau barang yang menjadi penyebab kebakaran. Jadi saya yakin mereka akan menemukan penyebabnya dalam beberapa hari ini,” ujar Hashmi kepada awak media pada Sabtu (28/1).
Saat kejadian, Imam mesjid terjaga di shubuh hari dan sempat memeriksa sistem pengawasan mesjid secara online dan ternyata alarm dimatikan dan pintu didobrak. Keamanan mesjid mudah dibobol karena pada 21 Januari lalu, seorang pencuri masuk dan mencuri sejumlah elektronik, termasuk laptop,” lanjutnya.
Tidak ada korban luka dalam peristiwa kebakaran mesjid yang dibangun pada tahun 2000 tersebut. Butuh waktu sekitar empat jam bagi petugas pemadam untuk memadamkan api.
Hashmi, yang telah tinggal di kota Victoria selama 32 tahun, mengatakan bahwa jamaahnya yang berjumlah sekitar 140 orang mulai terancam keselamatannya. Mereka mendapat dukungan dari jamaah lain di kota yang berjarak sekitar 115 mil arah barat daya dari kota Houston. Dia pun sudah menerima tawaran bangunan sementara bagi jamaah untuk beribadah.
“Ketika kejadian 9/11 terjadi, Muslim dan non-Muslim semua berkumpul. Tentu saja, kami akan membangun kembali mesjid ini,” jelasnya.
Badan hukum Victoria pada hari Sabtu (28/1) melaporkan bahwa pada bulan Juli tahun 2013 lalu seorang pria menulis pesan kebencian bertuliskan “H8” yaitu singkatan yang berarti “kebencian” di dinding luar mesjid.
Pada tanggal 7 Januari lalu, sebuah masjid yang sedang dibangun yang terletak di dekat Danau Travis Austin juga dibakar hingga habis, diduga juga akibat kebencian terhadap minoritas muslim di sana.
Perintah Pelarangan Muslim atau “Muslim Ban” oleh Trump
Presiden Donald Trump hari Jumat (27/1/2017) menandatangani surat perintah berisi larangan masuk bagi pengungsi Suriah dan warga dari 7 negara mayoritas Muslim ke wilayah Amerika Serikat. Berikut isi surat perintah itu, yang dikecam oleh kelompok-kelompok pembela hak sipil dan sudah menimbulkan kekacauan di sejumlah tempat, seperti dilansir Reuters.
Larangan itu dikenai atas tujuh negara mayoritas Muslim: Suriah, Iran, Sudan, Libya, Somalia, Yaman dan Iraq.
Perintah itu meminta penghentian sementara penerimaan semua pengungsi terutama pengungsi dari Suriah, selama 4 bulan.
Dalam surat perintah itu mengizinkan negara bagian atau kota menolak pemukiman kembali para pengungsi di wilayah mereka. Aparat hukum setempat juga diberikan wewenang untuk memutuskan apakah orang boleh/tidak tinggal di daerah mereka.
Unjuk Rasa Penolakan Muslim Ban

Masyarakat kota Los Angeles, Amerika Serikat (AS), memprotes kebijakan Presiden AS Donald Trump yang melarang Muslim dari sejumlah negara dan pengungsi memasuki negerinya. Trump mengeluarkan kebijakan itu pada Jumat (27/1/2017) yang langsung menyulut gelombang protes di AS maupun masyarakat dunia.
Sebanyak 300 pemrotes berkumpul di Bandar Udara Internasional Los Angeles (LAX) pada Sabtu malam (28/1) untuk memperlihatkan solidaritas kepada pengungsi dan migran Muslim yang ditahan berdasarkan instruksi “melarang Muslim” (Muslim Ban) dari Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Sambil meneriakkan “Trump harus pergi”, “Tidak Trump, Tidak KKK, Tidak Ada Fasisme di USA”, dan slogan lain, kerumunan orang itu menyeru rakyat agar membangkang terhadap perintah eksekutif dari Presiden Donald Trump pada Jumat (27/1), yang memberlakukan larangan bepergian 90 hari ke negeri itu oleh warga negara tujuh negara yang mayoritas warga mereka adalah Muslim dan pembekuan 120 hari program pengungsi AS.
Tuntutan pemrotes juga dikumandangkan oleh Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti, yang pada Sabtu malam melalui akun twitter miliknya bercuit, “Los Angeles akan selalu menjadi tempat buat pengungsi.”
Protes serupa telah meletus di bandar udara di banyak kota besar lain. Di Chicago ada lebih dari 1.000 orang berkumpul di Bandar Udara OHare. Di Denver, Colorado, puluhan pemrotes berkumpul di luar bandar udara internasional untuk memperlihatkan dukungan buat pengungsi.
Perdana Menteri Kanada Nyatakan Terbuka Menerima Pengungsi Suriah
Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan Kanada siap menyambut pengungsi Muslim yang ditolak memasuki Amerika Serikat (AS) oleh Presiden Donald Trump.

Trudeau juga mengunggah sebuah gambar di akun Twitter pribadinya, yang menunjukkan ia sedang menyapa anak Suriah pada 2015 di Bandara Toronto. “Untuk orang-orang yang melarikan diri dari penganiayaan, teror, dan perang, Kanada akan menyambut Anda, terlepas dari apapun iman Anda. Keanekaragaman adalah kekuatan kami #WelcomeToCanada,” ujar Trudeau, Sabtu (28/1), dilansir dari Fox News.
Trudeau juga berencana membahas keberhasilan kebijakan pengungsi Kanada dengan Trump. Trudeau mengaku, ia telah menerima kedatangan lebih dari 39 ribu pengungsi Suriah sejak ia terpilih menjadi perdana menteri.
by Danu Wijaya danuw | Jan 24, 2017 | Artikel, Dunia
Majelis Ulama Indonesia menyayangkan pertemuan salah seorang anggotanya yaitu Prof Istibsyaroh dengan Presiden Israel. MUI menyatakan bahwa pertemuan tersebut bukan mewakili MUI secara lembaga.
Ketua MUI Bidang Luar Negeri, Muhyidin Junaidi menilai pertemuan itu tetap melanggar etika diplomasi, karena Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatis dengan Israel.
“Kami dari MUI sangat berkeberatan dan mengecam kunjungan itu. Karena bagi kami di MUI, Israel masih tetap sebagai penjajah di muka bumi ini,” kata Muhyidin
Menurut dia, setiap orang yang bergabung dengan MUI harus paham dengan sikap dan orientasi serta jati diri MUI.
Muhyidin juga meminta ada baiknya yang bersangkutan sebaiknya mengundurkan diri dari struktur Ketua Komisi Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga MUI, sebelum pimpinan MUI yang mengambil keputusan. “Itu lebih baik demi marwah (nama baik) MUI dan Indonesia,” kata dia.
Sikap Indonesia terkait kemerdekaan Palestina kembali ditegaskan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia Armanatha Nasir saat diminta PM Israel Benjamin Netanyahu untuk membentuk hubungan diplomatik antara Israel dan Indonesia.
“Intinya yang ingin saya tegaskan bahwa dukungan atau upaya Indonesia untuk mendorong kemerdekaan Palestina tidak akan berubah,” ujar Armanatha saat ditemui di kantor Kementerian Luar Negeri RI.
“Alangkah elegannya beliau ini kan salah satu pimpinan. Kami berharap daripada menimbulkan pro dan kontra di internal MUI dan di masyarakat, lebih baik beliau mengundurkan diri,” ujarnya.
Sebelumnya, Muhyidin mengkonfirmasi pertemuan Istibsyaroh dan Presiden Israel bukan mewakili lembaga MUI. Tapi yang bersangkutan mewakili dari perguruan tinggi negeri di Jawa Timur.
Presiden Israel Reuven Rivlin pada hari Rabu, 18 Januari 2017 lalu, menerima kunjungan delegasi pemimpin Muslim Indonesia di kediamannya, yang mengunjungi Israel atas prakarsa Dewan Hubungan Australia/Israel & Yahudi (AIJAC).
Dalam kunjungan itu, delegasi Indonesia dipimpin oleh Istibsyaroh, yang juga dikenal sebagai Ketua Komisi Perempuan, Remaja, dan Keluarga Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi menegaskan bahwa kunjungan salah seorang pengurus MUI, Istibsyaroh, ke “Israel” bukan atas nama organisasi yang menjadi wadah musyawarah ulama Indonesia itu.
“MUI dalam waktu dekat akan memanggil beliau untuk meminta klarifikasi atau tabayyun atas kunjungannya, karena kunjungan tersebut dilakukan tanpa seizin dan sepengetahuan pimpinan MUI,” kata Zainut Tauhid Saadi melalui pernyataan tertulis.
Menurut Zainut, pimpinan MUI sangat menyesalkan kunjungan tersebut karena dinilai telah menyalahi kebijakan organisasi.
MUI, kata dia, melarang semua pengurusnya untuk berkunjung ke negara zionis dengan atau tanpa dalih apa pun.
“MUI sebagai salah satu representasi umat Islam Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung perjuangan kemerdekaan Negara Palestina,” katanya.
Zainut menegaskan kebijakan tersebut sesuai dengan semangat konstitusi yakni menolak segala macam bentuk penjajahan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
“Israel”, kata dia, adalah negara agresor dan penjajah yang selama ini berbuat zalim terhadap rakyat Palestina.
Akhirnya kedatangan perwakilan Indonesia dimanfaatkan dalam postingan website resmi Kementerian Luar Negeri Israel, mfa.gov.il, sebagai upaya pembenaran bahwa Israel itu baik, tidaklah jahat dan sebagainya bertulis berikut :
“Kita ditakdirkan untuk hidup bersama. Nenek moyang saya percaya, bahwa kita semua bisa tinggal di sini bersama-sama. Kami percaya di Israel tidak hanya ada demokrasi bagi Yahudi, tapi demokrasi untuk semua orang,” kata Rivlin
Padahal Israel mencaplok wilayah Palestina dan mengabaikan instruksi PBB agar menghentikan pembangunan apartemen permukiman ilegal diluar batas yang disepakati.

Dimana penggusuran hingga puluhan ribu rumah warga Muslim, Kristen, dan penduduk asli Palestina terusir akibat aktivitas pembangunan tersebut. Dengan menggusur dan merobohkan rumah-rumah penduduk asli, pemakaman dan sarana ibadah lain.


Disadur dari : Merdeka.com/Antara/Kompas
by Danu Wijaya danuw | Dec 30, 2016 | Dunia
Sedekah dari Indonesia kepada etnis muslim Rohingya yang tertindas ini bisa menjadi sebab Allah bukakan pintu rezeki. Dalam firmannya Allah Ta’ala lipatkan 700 kali lipat : “Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki . Dan Allah maha luas (kurnia-Nya) lagi maha mengetahui” . (Al Baqarah (2) : 261)
Presiden Joko Widodo melepas sejumlah bantuan dari Indonesia untuk warga Rohingya di Rakhine State, Myanmar. Sedikitnya ada 10 kontainer bantuan yang dikirim dari Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Bantuan yang terdiri dari 10 kontainer ini berisi berbagai macam kebutuhan. Di antaranya, 1 kontainer sarung 10 ribu potong, 5 kontainer mie instan, 3 kontainer terigu/gandum, dan 1 kontainer biskuit/sereal bayi. Bantuan ini diserahkan Pemerintah Indonesia kepada Kementerian Luar Negeri Myanmar di Yangon.
Barang-barang yang diberikan oleh Indonesia ini merupakan barang-barang yang diminta oleh masyarakat Rohingya. Hal ini didapat setelah Menteri Luar Negeri Retno Marsudi berkomunikasi dengan pemerintah Myanmar. Bantuan akhirnya berhasil dikumpulkan dari berbagai pihak baik masyarakat, pengusaha, maupun pemerintah.
Jokowi menegaskan, bantuan ini menunjukan Indonesia telah melaksanakan tugas kepedulian terhadap sesama tanpa kegaduhan dan tanpa mega phone diplomasi.
“Saya telah mengutus Menlu untuk bertemu dengan state konselor Myanmar untuk menyampaikan pesan kemanusiaan. Segera buka bantuan kemanusiaan di Rakhine State, ciptakan stabilitas keamanan dan perlunya perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia bagi komunitas muslim,” jelas Jokowi.
Jokowi berharap bantuan dari Indonesia ini dapat diterima dengan baik sebagai bentuk kepedulian sesama.
“Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim bantuan kemanusiaan Indonesia saya berangkatkan,” ucap Jokowi.
Selain itu, diplomasi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dengan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi telah dilakukan untuk menyampaikan tiga pesan penting.
“Pentingnya segera dibuka akses kemanusiaan ke Rakhine State, segera diciptakan perdamaian di Rakhine State. Dan menegaskan perlunya perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia utamanya bagi komunitas Muslim,” terangnya
Pesan yang sama juga disampaikan Jokowi ketika bertemu Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Kofi Annan di Bali beberapa waktu lalu.
Jokowi berharap, tiga hal penting tentang perdamaian di Rakhine State yang sudah didiplomasikan, dapat segera tercipta.
“Harapan saya bantuan dari Indonesia diterima dengan baik sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama dan kedamaian dan harmoni dapat segera tercipta di Rakhine State.” tutup Jokowi.
by Danu Wijaya danuw | Dec 25, 2016 | Dunia
New York–Majelis Umum PBB telah mengesahkan resolusi berjudul ”Hak Bangsa Palestina Untuk Menentukan Nasibnya Sendiri” pada Senin (19/12/16). Resolusi tersebut didukung 177 negara.
Dilansir laporan Maannews.com, PBB akhirnya menetapkan bahwa bangsa Palestina berhak untuk memiliki negaranya sendiri. PBB juga mengajak seluruh negara anggota PBB termasuk Badan PBB untuk memberikan dukungannya terhadap Palestina.
Isi dari resolusi tersebut adalah, PBB menuntut Israel agar menghentikan pendudukan yang telah dimulai sejak 1967, juga merealisasikan perjanjian damai yang bersifat adil dan menyeluruh. Israel juga dituntuk untuk menghormati keputusan PBB dan inisiatif perdamaian negara-negara Arab dan solusi dari Kuartet Timur Tengah demi menyelesaikan konflik dengan solusi dua negara.
Dibuatnya resolusi tersebut merujuk atas keputusan Mahkamah Internasional pada tanggal 9 Juli 2004. Bunyi dari keputusan itu adalah, tindakan Israel yang memperkuat pemerintahannya di tanah Palestina dapat menjadi penggalan bagi bangsa Palestina untuk menentukan nasibnya.
Dilaporkan sebanyak 177 negara telah menyetujui resolusi tersebut, sedangkan 7 negara menolak dan 4 lainnya abstain.
Riyad Mansur, Delegasi Palestina untuk PBB menyatakan, masyarakat dunia melalui keputusan ini telah mengakui Palestina sebagai bangsa merdeka yang berhak menentukan nasibnya dan Israel telah gagal merubah fakta ini.
DK PBB Menuntut Diakhiri Pemukiman Ilegal di Palestina
Dewan Keamanan PBB melakukan voting hari Jumat pada resolusi yang menuntut diakhirinya pendudukan Israel. Palestina menuntut negara merdeka di Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur – daerah yang direbut Israel dalam perang 1967. Sebagian besar negara dan PBB melihat permukiman Tepi Barat Israel sebagai hal ilegal dan hambatan bagi perdamaian.
Selandia Baru, Malaysia, Venezuela dan Senegal adalah pendukung dari rancangan resolusi, telah meminta voting, yang kemungkinan berlangsung pukul 8 malam.
15 Anggota Dewan sedianya melakukan voting kemarin. Pejabat Barat mengatakan Amerika Serikat diharapkan untuk memungkinkan rancangan resolusi untuk diadopsi, berseberangan dengan praktek AS yang melindungi tindakan Israel.
Selandia Baru, Malaysia, Venezuela dan Senegal mengatakan kepada Mesir kemarin malam bahwa jika Kairo tidak memperjelas posisinya, maka mereka memiliki hak untuk “melanjutkan voting ASAP secepatnya”.
Sikap Mesir, Israel dan Trump yang Menolak
Mesir, sebagai anggota Dewan Keamanan secara resmi mengundurkan diri dari pembahasan, yang memungkinkan empat negara untuk menyerukan voting, kata para diplomat.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Trump menyerukan Amerika Serikat untuk memveto rancangan resolusi.
Juru bicara Trump Sean Spicer mengatakan presiden terpilih Partai Republik telah berbicara dengan Netanyahu dan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi tentang tindakan atas apa yang diusulkan Dewan Keamanan.
Rancangan resolusi akan menuntut Israel “segera dan sepenuhnya menghentikan semua kegiatan permukiman di wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Jerusalem Timur” dan mengatakan pembentukan permukiman oleh Israel menjadi “tidak ada validitas hukum dan merupakan pelanggaran mencolok di bawah hukum internasional.”
Sebuah resolusi membutuhkan sembilan suara mendukung dan tidak ada veto oleh 5 negara super power yaitu Amerika Serikat, Perancis, Rusia, Inggris atau China.
Disadur : Islampos, Middleeastupdate