by Danu Wijaya danuw | May 5, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Aksi 5 Mei alias aksi 505 yang dipelopori Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI telah dilaksanakan hari ini. Massa melakukan aksi long march dari Masjid Istiqlal menuju Mahkamah Agung (MA).
Mereka long march menuju gedung MA untuk mengawal vonis kasus penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama ( Ahok).
Saat massa tiba di samping kantor Kementerian Dalam Negeri, tak jauh dari MA, peserta aksi terlebih dahulu makan bersama.
Pantauan merdeka.com di lokasi, banyak para peserta aksi yang mengantri untuk mendapatkan nasi kotak.
“Abis makan, kotak nasi bekasnya tolong jangan buang sembarangan, taruh di dus aqua kosong,” kata sala satu donatur Nurjahid Pembela Islam (NPI), Maharani Hasan, Jakarta, Jumat (5/5).
Pengusaha catering ini pun mengaku menyediakan 500 kotak nasi kebuli, 1.000 roti sobek, dan juga 25 dus botol air mineral. Makan dan minum itu sengaja dibagikan secara gratis untuk para peserta aksi.
“Ini hasil dari usaha catering saya, tapi ada juga teman-teman yang lain nambahin,” ujarnya.
Menurutnya, anggota NPI ini satu dengan yang lain sebelumnya tidak saling kenal dan belum bertemu. Mereka tergabung dalam media sosial.
“Ini awalnya dari Facebook, saya yang pertama kali bikin grup di WhatsApp buat kumpulin para donatur. Ini juga perwakilan dari setiap daerah ada, tapi sebagian dari Jakarta,” jelasnya.
Sumber : nurhabibi/merdeka
by Danu Wijaya danuw | May 5, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Massa 505 tiba di sekitar gedung MA pada pukul 13.30 WIB. Pengunjuk rasa tertahan barikade petugas, di depan Kementrian Dalam Negeri, Jl Medan Merdeka Utara.
15 Orang perwakilan dari aksi ‘505’ GNPF MUI yang diterima Mahkamah Agung (MA) RI. Mereka diterima di Ruang Media Centre Harifin Tumpa, Gedung MA.
Informasi dari Kasubbag Humas Polres Jakpus Kompol Suyatno, 15 orang perwakilan aksi ‘505’ GNPF MUI itu yakni;
- Prof Dr Didin Hafiduddin
- Dr Kapitra Ampera
- Nasrulloh Nasution
- KH Shobri Lubis
- Ahmad Doli Kurnia
- DR Ahmad Luthfi Fathullah
- Muhammad Luthfie Hakim
- Heri Aryanto
- KH Nazar Haris
- Ustaz Bobby Herwibowo
- Ustadz Asufri Sambo
- Ustadz Bahtiar Nasir.
- Amien Rais
- Habib Rizieq
- Ustadz GNPF
12 Orang tersebut akan diterima oleh 5 orang pejabat MA, yakni:
- Sunarto (Ketua Muda Pengawasan)
- Mode (Panitera)
- Suharto (Panitera Muda Pidana).
- Pujo Harsono (Sekretaris MA)
- Ridwan Mansyur (Kabiro Humas)
Saat ini massa aksi ‘505’ tertahan blokade polisi di depan Gedung Kemendagri. Rencana awalnya, mereka melakukan longmarch dari Masjid Istiqlal menuju Gedung MA.
Sambil menunggu pertemuan dengan perwakilan MA berakhir, pengunjuk rasa melakukan orasi di depan Kementerian Dalam Negeri.
Dalam orasinya, massa menyerukan aksi 505 bukan aksi menentang Pancasila, tapi aksi menuntut keadilan untuk proses hukum Ahok. Dalam orasinya, pengunjuk rasa juga memprotes pengiriman bunga untuk Ahok.

Mimbar bebas orasi aksi 505
“Ada yang bawa bunga ke sini? Bunga itu untuk di kuburan. Kita enggak usah bawa bunga, yang kita bawa ke sini adalah Iman. Bunga bisa layu, tapi iman kita enggak akan mati,” kata salah satu pemimpin aksi dari mobil komando.
Situasi sempat memanas saat salah satu pemimpin aksi meminta barikade aparat dibuka, agar massa bisa maju hingga ke depan gedung MA, karena antrean massa sudah memanjang dari depan Kementerian Dalam Negeri hingga ke depan Stasiun Gambir. Namun, massa kembali tenang setelah pemimpin aksi lainnya meminta pengunjuk rasa untuk duduk.
Kendati dianggap tak perlu oleh berbagai organisasi utama Islam, GNPF MUI tetap menggelar aksi yang dimulai dengan salat Jumat di Istiqlal, dengan rencana berjalan kaki ke Gedung Mahkamah Agung.
Aksi 505 ini digelar terkait persidangan kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang Selasa (9/5) akan memasuki tahap akhir: putusan.
Massa menganggap tuntutan jaksa, 1 tahun penjara dengan masa percobaan 2 tahun, terlalu ringan, dan menuntut hakim menjatuhkan hukuman lebih berat.
Sejak akhir tahun lalu GNPF-MUI melakukan rangkaian aksi untuk menuntut agar aparat hukum mengadili Ahok dalam kasus dugaan penistaan agama terkait penyebutan surat Al-Maidah 51 dalam pidato di Kepulauan Seribu.
Dalam pidato itu Ahok dianggap menghina surat Al-Maidah dan menyusul demonstrasi yang diikuti ratusan ribu hingga jutaan umat Islam pada Desember lalu, Ahok kemudian diadili.
Diolah dari : merdeka/bbc
by Danu Wijaya danuw | May 3, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsudin menyatakan mendukung aksi simpatik 5 Mei 2017 nanti.
Melalui pesan whatsapp yang dibacakan Ketua GNPF MUI Bachtiar Nasir, Din menegaskan aksi damai Jumat besok merupakan jihad.
“Saya mendukung aksi 5 Mei besok. Semoga ini menjadi jihad kita,” kata Bachtiar Nasir membacakan whatsapp yang diterimanya dari Mantan Ketua MUI tahun 2014-2015 saat konferensi pers di AQL, Tebet, Jakarta, Selasa (02/05).
Bachtiar juga menyampaikan permintaan maaf Din Syamsudin yang saat ini masih di Malang. Sehingga tidak bisa menghadiri konferensi pers.
Seperti diketahui, saat pembukaan Rakernas II MUI dirinya menegaskan akan turun langsung memimpin aksi jika Ahok bebas.
“Kalau sampai (Ahok) bebas, saya akan turun memimpin perlawanan,” ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah periode 2005-2015.
GNPF MUI Siap Gelar Aksi Simpatik 5 Mei di Jakarta

Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) siap menggelar aksi terkait kondisi penegakan hukum di Indonesia belakangan ini.
Ketua Umum GNPF MUI, Bachtiar Nasir menyatakan, aksi simpatik yang akan digelar pada Jumat, 5 Mei nanti merupakan momen yang ditunggu umat Islam untuk menegakkan keadilan.
“Momen ini sangat ditunggu masyarakat,” katanya saat memberikan keterangan konferensi pers di AQL Islamic Centre, Tebet, Jakarta, Selasa (02/05).
Menurutnya, permasalahan besar yang sekarang melanda bangsa ini membuat GNPF harus turun langsung.
“Masalah besar yang melanda bangsa ini adalah soal rasa keadilan umat Islam,” ujarnya.
Sumber : Panjimas
by Danu Wijaya danuw | May 2, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Hari ini, tanggal 2 Mei adalah hari pendidikan nasional (Hardiknas). Hari di mana lahir seorang tokoh nasional bernama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat atau umum dikenal dengan nama Ki Hajar Dewantara. Ia lahir pada 2 Mei 1889.
Sudah sepantasnya pemerintah memperingati tanggal 2 Mei menjadi hari pendidikan nasional. Karena kiprah dan perjuangan Ki Hadjar Dewantara bagi bangsa ini.
Ia berjuang lewat pendidikan, dengan mendirikan perguruan Taman Siswa. Sebuah lembaga pendidikan yang didirikan oleh kaum pribumi di saat pemerintah kolonial Belanda masih bercokol di negeri ini.
Perkembangan Taman Siswa
Dalam buku “Indonesia dalam Kajian Sarjana Jepang” dikatakan bahwa perkembangan Taman Siswa dinilai sebagai keberhasilan pergerakan nasional dalam membuat pemerintah kolonial mundur secara lebih jauh dan menyeluruh.
MC Ricklefs dalam bukunya “Sejarah Indonesia Modern 1200-2008”, menjelaskan bahwa Taman Siswa dengan cepat tersebar ke luar Yogyakarta.
Bahkan pada tahun 1932, Perguruan Nasional Taman Siswa ini telah mempunyai 166 sekolah dan 11.000 murid.
Keberhasilan Ki Hajar Dewantara dalam pergerakan pendidikan ini mengantarkannya menjadi tokoh pendidikan nasional. Dan saat Indonesia Merdeka, Dialah Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang pertama.
Kisah Santri Ki Hajar Dewantara
Tapi sayang, sejarah Ki Hajar Dewantara masa kecilnya ada yang luput dari catatan sejarah. Bahkan sedikit orang yang tahu. Karena memang sisi lain kehidupannya yang satu ini mungkin sengaja ditutupi. Bahwa ternyata beliau adalah seorang santri.
Berikut petikan ceramah KH Achmad Chalwani Purworejo mengenai Ki Hajar Dewantara:
Maka bisa dilihat yang jadi santri-santrinya Kyai, menjadi penggerak di Indonesia ini. Coba dilihat, di Jogja ada seorang Kyai namanya Kyai Sulaiman Zainuddin, berada di Kalasan Prambanan.
Mempunyai putra santri banyak, salah satunya beliau mempunyai santri namanya Suwardi Suryaningrat.
Santri yang bernama Suwardi Suryaningrat tadi akhirnya menjadi Bapak Pendidikan Nasional yang terkenal dengan nama Ki Hajar Dewantara.
Ki Hajar Dewantara itu dulu belajar Al-Qur’an, dia seorang santri. Tapi sayang sejarahnya Ki Hajar Dewantara dulu belajar Al-Qur’an tidak pernah diterangkan oleh guru-guru di sekolah.
Ki Hajar Dewantara itu ngaji Al-Qur’an dan yang mengajar adalah Kyai Sulaiman Zainuddin. Ayo kita buka sejarah Taman Siswa, anak didik supaya tahu utuh, sejarah jangan dipotong-potong, kalau anda memotong sejarah pada saatnya nanti sejarah Anda akan dipotong oleh Allah SWT.
Yang mengatakan Kyai Sulaiman Zainuddin mempunyai murid Suwardi Suryaningrat mengaji di sana itu, saya baca di Sejarah Taman Siswa.
Inilah sudut kecil sejarah Ki Hajar Dewantara yang sedikit orang tahu. Padahal dari sinilah karakter beliu terbentuk.
Di bawah bimbingan Kyai Sulaiman Zainuddin, Ki Hajar Dewantara memperdalam Al-Qur’an. Menelusuri seluk beluk mendalam firman-firman Allah, hingga kemudian menggerakkan beliau berjuang untuk bangsa lewat dunia pendidikan. Dengan perguruan Taman Siswanya.
Tiga Semboyan
Ki Hadjar Dewantara memiliki semboyan yang selalu ia terapkan dalam sistem pendidikan. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi :
- Ing Ngarsa Sung Tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan atau contoh tindakan yang baik)
- Ing Madya Mangun Karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide)
- Tut Wuri Handayani (dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan),
Hingga kini, semboyan pendidikan Ki Hadjar Dewantara tersebut sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia dan terus digunakan dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia.
Tulisan Ki Hajar Dewantara yang Membuat Belanda Marah
Tahun 1913 itu pemerintah kolonial hendak merayakan hari kemerdekaan Belanda dengan besar-besaran. Tahun itu adalah tepat seabad Belanda lepas dari penjajahan Perancis-nya Napoleon.
Tak hanya oleh kalangan kolonialis, pemerintah berharap perayaan itu juga diikuti oleh seluruh warga Hindia Belanda maksudnya Rakyat Indonesia karena belum ada Indonesia. Namun Ki Hajar Dewantara menulis kritikan di kabar harian De Express
“…Seandainya aku orang Belanda, aku protes peringatan yang akan diadakan itu… Tapi aku bukan bangsa Belanda. Aku hanya putra bangsa kulit coklat warga negara jajahan Belanda. Karenanya, aku tidak protes…
Sudah sebagai kewajibanku sebagai penduduk tanah jajahan Belanda untuk memperingati dengan sepenuhnya hari kemerdekaan Negeri Belanda, negara yang kami pertuan. Aku akan minta pada segenap kawan sebangsa dan sependuduk jajahan kerajaan Belanda untuk ikut merayakannya…
Dengan demikian, kami akan mengadakan ‘demonstrasi kesetiaan’. Alangkah besar hati dan gembiraku… Syukur alhamdulillah bahwa aku bukan orang Belanda…”
Reaksi Belanda atas tulisan itu pun tak kalah galaknya. Bersama dua rekannya, dr Cipto Mangunkusumo dan Deuwes Dekker, pada 13 September 1913, Ki Hajar Dewantoro dibuang ke Negeri Belanda selama hampir enam tahun.
Source: Komunitas Penikmat Buku/Fiqh Menjawab
by Danu Wijaya danuw | May 2, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Felix Yanwar Siauw adalah seorang Islamic Inspirator, ia juga adalah seorang ustadz. Pria kelahiran Palembang 31 Januari 1984 pada awalnya bukan lah seorang muslim. Ia lahir dalam lingkungan keluarga katolik tionghoa. Ia menghabiskan masa kecilnya dalam pendidikan sekolah Kristen sampai tingkan SMA.
Kegelisahan dan pencarian nya akan tuhan dan nilai-nilai ketuhanan akhirnya menuntunnya untuk menjadi seorang muslim.
Ada 3 Pertanyaan yang Membuatnya Masuk Islam
Waktu itu saya masih seorang penganut Kristen Katolik berusia 12 tahun yang banyak sekali pertanyaan didalam hidup saya. Diantara pertanyaan-pertanyaan itu, tiga pertanyaan yang paling besar adalah: Darimana asal kehidupan ini?, Untuk apa adanya kehidupan ini?, dan akan seperti apa akhir daripada kehidupan ini?
Dari tiga pertanyaan tersebut muncullah pertanyaan-pertanyaan turunan,
- Kenapa tuhan pencipta kehidupan ini ada 3, tuhan bapa, putra dan roh kudus?
- Darimana asal tuhan bapa?, atau
- Mengapa tuhan bisa disalib dan dibunuh lalu mati, lalu bangkit lagi?
Lalu mendorong saya untuk mencari jawaban di dalam alkitab. Mulailah saya mempelajari isi alkitab yang belasan tahun tidak pernah saya buka secara sadar dan sengaja.
Alkitab Dikarang oleh Manusia
Betapa terkejutnya saya, setelah sedikit berusaha memahami dan mendalami alkitab. Saya baru saja mengetahui pada saat itu jika 14 dari 27 surat dari injil perjanjian baru ternyata ditulis oleh manusia.
Saya hampir tidak percaya bahwa lebih dari setengah isi kitab yang katanya kitab tuhan ditulis oleh manusia, yaitu Santo Paulus.
Lebih terkejut lagi ketika saya mengetahui bahwa sisa kitab yang lainnya juga merupakan tulisan tangan manusia setelah wafatnya Yesus. Sederhananya, Yesus pun tidak mengetahui apa isi injilnya.
Lebih dari itu semua, konsep trinitas yang menyatakan tuhan itu tiga dalam satu dan satu dalam tiga (Bapa, Anak, dan Roh Kudus) yang merupakan inti dari ajaran kristen pun ternyata adalah hasil konggres di kota Nicea pada tahun 325 M.
Ketika proses mencari jawaban di dalam alkitab pun, saya menemukan sangat sedikit sekali keterangan yang diberikan di dalam alkitab tentang kehidupan setelah mati hari kiamat dan asal usul manusia.
Setelah proses pencarian jawaban di dalam alkitab itu, saya memutuskan bahwa agama yang saya anut tidaklah pantas untuk dipertahankan atau diseriusi. Karena tidak memberikan saya jawaban atas pertanyaan mendasar saya, juga tidak memberikan kepada saya pedoman dan solusi dalam menjalani hidup ini.
Sejak saat itu, saya memutuskan untuk menjadi seseorang yang tidak beragama, tetapi tetap percaya kepada Tuhan. Saya mengambil kesimpulan bahwa semua agama tidak ada yang benar, karena sudah diselewengkan oleh penganutnya seiring dengan waktu.
Mengenal Islam di IPB
Tetapi semua pandangan itu berubah 5 tahun kemudian ketika saya memasuki semester ketiga saya ketika berkuliah di IPB. Saya menemukan bahwa teori saya bahwa semua agama itu sama hancur samasekali dengan adanya realitas baru yang saya dapatkan.
Lewat pertemuan saya dengan seorang ustadz muda aktivis gerakan da’wah Islam internasional Hizbut Tahrir, perkenalan saya dengan al-Qur’an dimulai.
Setelah bertemu dan berkenalan dengan ustadz muda ini, saya lalu bercerita tentang pengalaman hidup saya termasuk ketiga pertanyaan hidup saya yang paling besar. Kami lalu berdiskusi dan mencapai suatu kesepakatan tentang adanya Tuhan pencipta alam semesta.
Adanya Tuhan, atau Sang Pencipta memanglah sesuatu yang tidak bisa disangkal dan dinafikkan bila kita benar-benar memperhatikan sekeliling kita.
Tapi saya lalu bertanya pada ustadz muda itu “Saya yakin Tuhan itu ada, dan saya berasal dari-Nya, tapi masalahnya ada 5 agama yang mengklaim mereka punya petunjuk bagi manusia untuk menjalani hidupnya. Yang manakah lalu yang bisa kita percaya?!”.
Ustadz muda itu berkata “Apapun diciptakan pasti mempunyai petunjuk tentang caranya bekerja”
Lalu sang ustadz menambahkan “Begitupun juga manusia, masalahnya, yang manakah kitab petunjuk yang paling benar dan bisa membuktikan diri kalau ia datang dari Sang Pencipta atau Tuhan yang Maha Kuasa” lalu diapun membacakan suatu ayat dalam al-Qur’an:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS al-Baqarah [2]:2)
Ketika saya membaca ayat ini saya terpesona dengan ketegasan dan kejelasan serta ketinggian makna daripada kitab itu.
Mengapa penulis kitab itu berani menuliskan seperti itu?
Seolah membaca pikiran saya, ustadz itu melanjutkan “kata-kata ini adalah hal yang sangat wajar bila penulisnya bukanlah manusia, ciptaan yang terbatas, Melainkan Pencipta. Not creation but The Creator. Bahkan al-Qur’an menantang manusia untuk mendatangkan yang semacamnya!”
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang kami wahyukan kepada hamba kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.” (QS al-Baqarah [2]: 23)
Waktu itu saya membeku, pikiran saya bergejolak, seolah seperti jerami kering yang terbakar api. Dalam hati saya berkata
“Mungkin inilah kebenaran yang selama ini saya cari!”.
Tetapi waktu itu ada beberapa keraguan yang menyelimuti diri saya, belum mau mengakui bahwa memang al-Qur’an adalah suatu kitab yang sangat istimewa, yang tiada seorangpun yang bisa mendatangkan yang semacamnya.
Lalu saya bertanya lagi “Lalu mengapa agama yang sedemikian hebat malah terpuruk, menjadi pesakitan, hina dan menghinakan dirinya sendiri?”.
Dengan tersenyum dan penuh ketenangan ustadz muda itu menjawab “Islam tidak sama dengan Muslim. Islam sempurna, mulia dan tinggi, tidak ada satupun yang tidak bisa dijelaskan dan dijawab dalam Islam. Muslim akan mulia, tinggi juga hebat. Dengan satu syarat, mereka mengambil Islam secara kaffah (sempurna) dalam kehidupan mereka”
Tanya saya kembali, “Jadi maksud ustadz, muslim yang sekarang tidak atau belum menerapkan Islam secara sempurna?!”
“Ya, itulah kenyataan yang bisa Anda lihat” tegas ustadz muda itu.
Lalu saya dijelaskan panjang lebar tentang maksud bahwa Islam berbeda dengan Muslim.
Penjelasan itu sangat luar biasa, sehingga memperlihatkan bagaimana sistem Islam kaffah bekerja. Sesuatu yang belum pernah saya dengar tentang Islam sampai saat itu, sesuatu yang tersembunyi (atau sengaja disembunyikan) dari Islam selama ini. Saat itu saya sadar betul kelebihan dan kebenaran Islam.
Hanya saja selama ini saya membenci Islam, karena saya hanya melihat muslimnya bukan Islam. Hanya melihat sebagian dari Islam bukan keseluruhan.
Keputusan Masuk Islam

Akhirnya ketiga pertanyaan besar saya selama ini terjawab dengan sempurna. Bahwa saya berasal dari Sang Pencipta dan itu adalah Allah SWT. Saya hidup untuk beribadah (secara luas) kepada-Nya karena itulah perintah-Nya yang tertulis didalam al-Qur’an.
Dan al-Qur’an dijamin datang dari-Nya, karena tak ada seorangpun manusia yang mampu mendatangkan yang semacamnya. Setelah hidup ini berakhir, kepada Allah saya akan kembali dan membawa perbuatan ibadah saya selama hidup dan dipertanggungjawabkan kepada-Nya sesuai dengan aturan yang diturunkan oleh Allah.
Setelah yakin dan memastikan untuk jujur pada hasil pemikiran saya. Saya memutuskan:
“Baik, kalau begitu saya akan masuk Islam!”
Saya tahu, saya akan menemui banyak sekali tantangan ketika saya memutuskan hal ini. Saya memiliki lingkungan yang tendensius kepada Islam dan saya yakin keputusan ini tidak akan membuat mereka senang.
Tapi bagaimana lagi, apakah saya harus mempertahankan perasaan dan kebohongan dengan mengorbankan kebenaran yang saya cari selama ini?!. “Tidak, sama sekali tidak” saya memastikan pada diri saya sendiri lagi. Artinya walaupun tantangan di depan mata, saya yakin bahwa Allah, yang memberikan saya semuanya inilah yang pantas dan harus didahulukan.
Setelah menemukan Islam, saya menemukan ketenangan sekaligus perjuangan. Ketenangan pada hati dan pikiran karena kebenaran Islam.
Dan perjuangan karena banyak muslim yang masih terpisah dengan Islam dan tidak mengetahui hakikat Islam seperti yang saya ketahui, kenikmatan Islam yang saya nikmati dan bangga kepada Islam seperti saya bangga kepada Islam.
Dan mudah-mudahan, sampai akhir hidup saya dan keluarga saya, kami akan terus di barisan pembela Islam yang terpercaya. Janji Allah sangat jelas, dan akan terbukti dalam waktu dekat. Allahu Akbar!
“Dan Allah Telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa dia sungguh- sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana dia Telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang Telah diridhai-Nya untuk mereka, dan dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, Maka mereka Itulah orang-orang yang fasik.” (QS an-Nuur [24]: 55)
Terimakasih Allah SWT, telah memberiku al-Qur’an dan taufik. Terimakasih wahai rasulullah Muhammad saw. atas kasih sayang dan perjuangannya.
Terimakasih untuk Mami yang telah melahirkan dan mengasuh serta membesarkanku.
Papi atas pelajaran nalar dan kritisnya sehingga aku bisa menemukan Islam.
al-Ustadz Fatih Karim atas kesabaran dan persaudaraanya.
Aktivitas Ustadz Felix Siauw
Felix Yanwar Siauw adalah nama dari ustadz yang belakangan mulai banyak dikenal masyarakat. Ustadz Felix tidak hanya dikenal sebagai seorang pendakwah naum juga merangkap sebagai inspirator dan penulis buku.
Jalan hidup akhirnya mendaratkan kaki Felix di Kota Bogor. Ya, Ustadz Felix melanjutkan kuliah di IPB, tepatnya di Fakultas Pertanian.
Dikampus IPB pula Ustadz Felix bertemu jodohnya yang juga satu fakultas dengan Ustadz Felix di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan aktif mendakwahkan dan memperjuangkan Islam di kampus IPB dan bergabung dalam Tim Dakwah Kampus BKIM IPB. Felix juga diamanahi menjadi ketua lembaga dakwah fakultas pertanian, eLSIFA. Dimana memang IPB banyak kader Hizbut Tahrir.
Pada 2006, Felix menggenapkan sebagian agamanya dengan menikahi wanita yang taat dan sabar dalam agamanya, Iin, yang dianugerahi darinya empat buah hati yang insya Allah menjadi mujahid di jalan-Nya, Alila Shaffiya Asy-Syarifah, lalu Shifr Muhammad Al-Fatih 1453 dan Ghazi Muhammad Al-Fatih 1453.
Melalui dua buku telah ditulisnya, Ustadz Felix menjadikan nya sebagai tanda perjuangan dalam Islam. Buku pertamanya ditulis dengan gaya inspiratif Beyond The Inspiration, disambut pasar dengan baik, juga menjadi acara fenomenal ketika IBF 2011 digelar.
Buku keduanya Muhammad Al-Fatih 1453 dengan genre full sejarah, ditulis sebagai ambisi pribadinya menjelaskan tokoh kenamaan Sultan Fatih Mehmed, Penakluk Konstantinopel.
Sekarang, Felix berkonsentrasi membangun generasi Islami sebagai Islamic Inspirator dan berprofesi sebagai Marketing Manager di perusahaan agrokimia, PT. Biotis Agrindo.
Secara aktif, dia mengisi kajian-kajian Islam di perkantoran, pesantren dan masjid. Alhamdulillah, Program-programnya telah dibagikan hampir di seluruh Indonesia. Begitulah, melalui HTI (Hizbut Tahrir Indonesia) Felix Siauw masuk Islam, walaupun HTI menolak demokrasi dan golput.
Sumber : felixsiauw.com/dream/kisahmuallaf
by Danu Wijaya danuw | Apr 30, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Kabar mengenai hengkangnya Habieb Rizieq darI Indonesia karena dianggap tidak aman lagi bagi dirinya ditepis oleh juru bicara Front Pembela Islam (FPI), Slamet Ma’arif.
“Beliau sedang umrah, rencananya Rabu (3/5) pekan depan sudah tiba di Indonesia,” ujar Slamet, Sabtu (29/4).
Slamet menambahkan intinya Rizieq Shihab sedang melasanakan umrah bersama keluarga besarnya untuk beribadah.
“Sebenarnya program sudah lama, pertama : bersyukur atas kemenangan umat Islam,
Kedua : bermunajat sama Allah mudah-mudahan keputusan pengadilan si penistaan agama bisa diberatkan.
Ketiga : beliau ibadah. Intinya bersyukur kepada Allah,” katanya.
Sebelumnya, muncul kabar bahwa Habieb Rizieq Shihab dan keluarga besarnya dibawa ke luar negeri karena dianggap Indonesia sudah tidak aman bagi dirinya dan keluarganya karena banyaknya kasus yang menimpa dirinya.
Umrah atas Inisiatif Sendiri, bukan Undangan Raja Salman

Terkait berita yang tersebar bahwa Habib Rizieq umrah atas undangan Raja Salman, seorang peserta pertemuan mengkonfirmasi hal tersebut kepadanya.
“Umrah ini atas inisiatif sendiri, dan bukan atas undangan Raja Salman. Namun tetap diberikan sambutan tokoh di Bandara,” katanya.
Adapun yang diberitakan oleh akun twitter resminya yang mengatakan bahwa umrah ini atas undangan Raja Salman, Habib Rizieq menegaskan, bisa saja hal tersebut miskomunikasi antara ia dengan pengelola akun dirinya.
Tiba di Madinah, Habib Rizieq memang memberikan tausiah kepada mahasiswa Universitas Islam Madinah di hotel tempatnya menginap, Hotel Anwar Madinah Movenpick pada Jumat malam, (28/4/2017).
Pada pertemuan tersebut, selain mengklarifikasi informasi yang beredar, ia juga membahas tentang bagaimana Barat melihat ummat Islam. Mereka mengklasifikasikannya ke dalam beberapa kelompok, lalu dijelaskan sikap Barat terhadap setiap kelompok yang mereka klasifikasikan tersebut.
Dari pemaparannya, ia menegaskan pentingnya persatuan Islam karena tidak cuma membawa berkah, tapi lebih dari itu persatuan adalah pintu pertolongan Allah.
“Karena pertolongan Allah diberikan kepada yang bersatu,” pungkasnya.
Sumber : Republika/HarianAmanah