0878 8077 4762 [email protected]
Chef Harada Meninggal, Ternyata Sudah Lama Jadi Muallaf

Chef Harada Meninggal, Ternyata Sudah Lama Jadi Muallaf

Senyum lucu dan sikap humoris dari Chef Harada tidak akan terlihat lagi di layar kaca. Sebab Chef asal Jepang yang kerap memandu acara memasak di stasiun televisi telah meninggal dunia.
Mungkin banyak yang mengira Chef Harada merupakan seorang non-Muslim. Padahal, dia sudah menjadi mualaf
Chef bernama lengkap Hirumitsu Harada itu meninggal dunia di Rumah Sakit Puri Cinere pada Senin (19/3/2018).
Menurut penuturan istri Chef Harada, Dewi, suaminya meninggal karena sakit seusai operasi otot virus lambung. Chef Harada berada di rumah sakit sejak 15 Februari 2018.
Dewi menjelaskan, kondisi suaminya sempat membaik pasca operasi. Namun, tidak lama kemudian, kondisi Harada semakin memburuk hingga akhirnya meninggal dunia.
Selama menjadi presenter di sebuah acara televisi swasta, Chef Harada dikenal humoris.
Ia selalu memakai kimono khas Jepang dalam acara tersebut.
Bilamana ditelusuri, fakta hidup Chef Harada begitu menarik untuk disimak.
1. Datang ke Indonesia
Chef Harada pertama kali datang ke Indonesia pada tahun 1987.
Saat itu, ia menjadi chef di sebuah restoran Jepang di kawasan Blok M, Jakarta.
2. Jadi Mualaf
Pada tahun 1989, Chef Harada memutuskan untuk jadi mualaf.
Screenshot_2018-03-19-16-50-35_com.android.chrome_1521512893551
Ia masuk Islam sebelum menikahi istrinya. Sejak itulah namanya berganti menjadi Muhammad Hirumitsu Harada.
3. Dekat dengan Anak
Harada diketahui begitu dekat dengan salah satu putrinya, Ayumi Harada.
Baik di media sosial Harada atau Ayumi, keduanya kerap terlihat memamerkan kebersamaan.
Screenshot_2018-03-20-08-56-00_com.android.chrome_1521512875684
Bahkan, saat Harada tengah sakit, Ayumi beberapa kali menceritakan kondisi terbaru ayahnya ke media sosial.
Jenazah Chef Harada dimakamkan di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan pada Senin siang. Pemakaman berlangsung tanpa menunggu kedatangan anak kedua Harada, Hikaru, yang saat itu sedang dalam perjalanan dari Jepang menuju Indonesia.
 
Sumber : Tribunnews

Maher Zain Kunjungi Pengungsi Rohingya di Bangladesh

COXS BAZAR – Maher Zain, musisi berdarah Lebanon yang terkenal di dunia karena lagu religinya, berpartisipasi  dalam kegiatan bantuan kemanusiaan yang dilakukan oleh Bulan Sabit Merah Turki dengan mengunjungi pengungsi Muslim Arakan di Bangladesh.
Menurut Bulan Sabit Merah Turki, Maher Zain berkunjung ke Cox’s Bazar, Rabu (7/3/2108) dalam rangka mengunjungi pengungsi Muslim Arakan yang menyelamatkan diri ke Bangladesh akibat adanya kekerasan di Myanmar.
Sebagai relawan Bulan Sabit Merah Turki, Maher Zain mengikuti kegiatan membagi-bagikan makanan dan peralatan kebersihan kepada orang-orang yang membutuhkan di kamp Balukhali.
Maher Zain mengatakan bahwa dirinya sangat senang menjadi perantara untuk menyampaikan kepada masyarakat dunia, mengenai kegiatan bantuan kemanusiaan oleh Bulan Sabit Merah Turki yang penuh dengan pengabdian.
Dari informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), diketahui ada sekitar 688.000 jiwa pengungsi Rohingya yang menyelamatkan diri ke Bangladesh sejak 25 Agustus 2017.
Kegiatan kemanusiaan tersebut bukan yang pertama kalinya dilakukan Maher Zain. Pada Mei 2017 lalu, dia juga sempat mendatangi Somalia untuk mendukung upaya bantuan kemanusiaan internasional dan menarik perhatian masyarakat dunia pada bencana kelaparan dan kemiskinan di sana.
 
Sumber : Anadoulu

Chef Harada Meninggal, Ternyata Sudah Lama Jadi Muallaf

Berbeda Keyakinan dengan Ibu Kandung, Reza Rahadian Bersyukur Hidup Damai dalam Toleransi

Memeluk agama yang berbeda dengan ibunda kandungnya, bukan masalah bagi aktor Reza Rahadian.
Ia mengaku bersyukur bisa tinggal bersama keluarga yang memiliki toleransi dalam beragama.
“Saya tinggal dalam keluarga yang majemuk. Saya bersyukur tinggal dalam keluarga yang toleran keberagamaan,” kata Reza Rahadian.
Menurutnya, apa yang terjadi di dalam keluarganya menjadi satu contoh kecil bagaimana hidup berdampingan.
“Dengan cara kita memperlihatkan toleransi kita kepada orang yang berbeda keyakinan atau golongan manapun, buat saya itu tidak menggadaikan keyakinan,”
katanya.
Diketahui, Reza merupakan pemeluk agama Islam, sama seperti ayahannya.
Sedangkan Ibundanya memeluk agama Nasrani.
Pemain film ‘Benyamin Biang Kerok’ itu juga pernah mengakui kalau kerabatnya banyak yang memeluk agama Nasrani.
Hal tersebut membuat Reza, harus menghargai kerabatnya yang merayakan hari raya yang berbeda setiap tahun.
Ia mengakui meskipun berbeda keyakinan, disaat hari besar keagamaan seperti idul fitri atau natal dirinya pun ikut berbahagia.
Screenshot_2018-03-06-10-21-59_com.android.chrome_1520306816509
“Saya menunjukan berapa harmonisnya saya dengan keluarga kecil saya ketika ibu saya merayakan natal atau ketika saya merayakan lebaran. Mereka semua datang ke rumah bermaaf-maafan juga yang sebenarnya berbeda tradisi dengan agama yang ibu saya anut,” tutup pemilik nama lengkap Reza Rahadian Matulessy itu.
Tak hanya diajarkan masalah soal toleransi beragama, bintang film ‘My Stupid Boss’ ini juga terbiasa untuk menyiapkan menu sahur sendiri. Ia pun merasa cukup dengan menu sederhana dan mengenyangkan.
“Pas sahur memang agak esktra ya , nutrisinya yang lebih, kayak minum susu, jdi bisa full untuk satu hari.”
Sedangkan untuk menu berbuka puasa, Reza juga cenderung memilih menu yang sederhana, seperti minuman manis.
“Es cendol. Pokoknya buka pakai itu dulu. Kalau makanan relatiflah,” lanjutnya.
Sejak kedua orang tuanya berpisah, Reza hanya diasuh oleh sang ibu, Pratiwi Widiantini Matulessy. Masa kecilnya pun ia habiskan dengan berpindah-pindah kota. Sejak kecil, ia juga tidak pernah bertemu dengan ayahnya yang berdarah Iran.
 
Sumber : Tribunnews/Kumparan

Chef Harada Meninggal, Ternyata Sudah Lama Jadi Muallaf

Khutbah di Masjidil Haram Akan Memakai Bahasa Indonesia

 
MAKKAH, Arab Saudi – Imam Masjidil Haram dan Masjid Nabawi, Sheikh Abdur-Rahman As-Sudais, mengatakan bahwa bahasa Indonesia digunakan dalam kitab khutbah di Masjidil Haram atau masjid suci Haramain.
“Bahasa Anda sangat penting di dunia ini, dan inilah tugas kami untuk menggunakannya dalam rangka mengirim pesan khutbah di Haramain ke umat,” kata Sheikh As-Sudais di Meka, Ahad (25/2), seraya menambahkan bahwa bahasa Indonesia termasuk bahasa yang digunakan dalam khutbah.
Masjidil Haram menggunakan bahasa yang berbeda sebagai sarana untuk menyebarkan pesan Nabi Muhammad shalallahu `alaihi wa salam yang bersifat universal dan juga sejalan dengan upaya Pemerintah Saudi Saudi untuk menguniversalkan pelaksanaan Visi Arab Saudi 2030.
Bahasa digunakan dengan teknologi baru agar pesan dapat dipelajari secara internasional, kata Presiden Masjidil Haram dan Masjid Nabawi kepada para wartawan senior Indonesia.
Ia sadar bahwa sekarang era media menggunakan bahasa sebagai sarana menyampaikan pesan kepada masyarakat, baik nasional maupun internasional.
“Ini adalah era media, dan oleh karena itu kita bergandengan tangan, terutama melalui media digital,” katanya
c2a46545b1ef4d1208428a985e4fd16a
As-Sudais mengatakan dia memiliki sebuah situs web termasuk akun media sosial yang sangat maju dalam Bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa termasuk Bahasa Indonesia.
Netizen pun merasa bangga dan meninggalkan komentar seperti ini nih!
@nandono_madjid87: “Masyaallah…begitu memperhatikannya pemerintah sana kpd jamaah indonesia”
@agung.darsonoharus: “Lah,, w0nk jemaah Hajji NKRI kan no.1 didunia ini! kan bisa juga ntar dimengerti oleh 0rg2 melayu lainnya, lagian.. 0rg Eropa,turky,australia,jepang juga udah mpelajari bahasa kita kok”
@audiraafian: “Di nabawi setiap khutbah jumat udah ada terjemahan bahasa indonesia/prancis dan beberapa bahasa lain di radio khusus khutbah jumat, jd kalau mau dengerin versi indonesia tinggal dengerin radio di hp.”
@faiqsulthond: “@alvi_alfen ya emang lebih baik bahasa arab nya tapi kalo cuma denger bahasa arab aja apa bakal paham padahal gak pernah denger atau tau bahasa arab yang dia denger itu artinya apa? Harus ada bandingan nya biar paham
 
Sumber : Antara/Tribunnews

Berkat Yusuf Mansur, Bank Muamalat Dapat Ratusan Nasabah Baru

Jakarta – Kemarin merupakan hari yang penuh berkah untuk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Bank syariah pertama di Indonesia itu mendapatkan tambahan ratusan nasabah dalam satu hari.
Berkah itu datang berkat inisiasi dari Ustadz Yusuf Mansur yang mengajak jamaahnya yang berasal dari mitra PayTren dan Darul Quran untuk melakukan pembukaan rekening secara bersamaan di Kantor Pusat BMI.
Total pembukaan rekening baru secara berjamaah itu diklaim mencapai hampir seribu orang. Seremonial pembukaan rekening bukan hanya dilakukan di Jakarta tapi juga di kota-kota lainnya yang terdapat kantor cabang BMI.
Lalu apa maksud dari Yusuf Mansur melakukan itu? Apa tujuannya? Berikut berita selengkapnya
Ustadz Yusuf Mansur sudah mempersiapkan pembukaan rekening BMI secara berjamah itu cukup matang. Undangan disebar juga melalui media sosial.
Untuk di Kantor Pusat Bank Muamalat sendiri sudah ramai dipadati jamaah sejak pagi. Mereka datang dari berbagai daerah.
“Di sini saja ada 1000 lebih. Karena dari Bandung saja 7 bus. Ustadz dan ustazah itu berapa bus, pemimpinnya bertelur lagi. Ini kan positif luar biasa, ternyata kecintaan terhadap bank syariah dan trust-nya masih sangat tinggi,” kata Yusuf.
Jamaah datang dari luar Pulau Jawa
Bukan hanya dari pulau jawa, Yusuf Mansur mengaku bertemu dengan jamaahnya yang berasal dari Kalimantan Utara. Dia rela datang hanya untuk membuka rekening sebesar Rp 100 ribu sebagai setoran awal.
“Tadi ada dia datang padahal dari Kalimantan Utara. Dia dari Tanah Tidung ke bandaranya saja 3 jam naik speed boat. Dia sampai 2 hari kesini cuma untuk buka tabungan. Jadi targetnya kecintaan bukan Rp 100 ribunya,” imbuhnya.
Tidak hanya itu, ada pula yang datang dari Padang. Pria yang bernama Herry Zaldi mengaku datang lantaran melihat undangan acara tersebut melakui Facebook. Meski bukan mitra PayTren namun dia tertarik dengan ajakan tersebut, bahkan dia rela datang jauh-jauh dari Padang ke Jakarta.
“Undangannya kan viral, katanya mau beli saham Bank Muamalat karena kan dari Minna Padi sudah batal, saya setuju. Saya sudah di Jakarta sudah seminggu,” akunya.
Dirut Bank Muamalat Bangga
Direktur Utama Bank Muamalat Achmad Kusna Permana menyambut baik upaya Yusuf Mansur untuk membawa ribuan nasabah baru bagi perusahaannya. Bahkan dia merasa bangga bahwa masyarakat muslim masih mau ikut berpartisipasi mengembangkan perekonomian syariah.
“Ada suatu kebanggaan bagi kami adanya momentum ini. Ini salah satu bukti bahwa memang seharusnya bank syariah itu tumbuh bersama umat,” tuturnya.
Menurut Permana hal ini merupakan bentuk kongkrit dari masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama islam untuk mendorong ekonomi syariah. Dia mengaku juga mendapatkan laporan dari panitia pelaksana di berbagai daerah dari Papua hingga Aceh.
“Tadi pagi subuh-subuh saya dapat laporan dari anggota PayTren di Papua. Kemusiaan di Yogyakarta sudah menunggu di cabang kami dari pagi sampai buka. Ini terjadi juga ke Aceh. Alhamdulillah,” tambahnya.
Ma’ruf Amin Tak Ingin Bank Muamalat Mati
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia KH Ma’ruf Amin yang hadir dalam acara itu menegaskan bahwa sebenarnya kondisi Bank Muamalat dalam kondisi yang sehat. Pria yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah itu memandang persepsi itu hanya sekadar isu belaka.
“Sampai saat ini baik-baik saja. Tapi ada isu-isu miring yang ingin membuat masyarakat tidak percaya pada bank Muamalat,” tuturnya
Kendati begitu, Ma’ruf menekankan bahwa Bank Muamalat tidak boleh dibiarkan mati. Sebab bank yang sudah berdiri sejak 1 November 1991 itu didirikan oleh MUI, Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa pengusaha dengan tujuan menjadi pondasi berkembangnya ekonomi syariah di Indonesia.
“Bank Muamalat ini amanat dari para pejuang, karena itu kita tidak biarkan, tidak boleh Bank Muamalat mati. Boleh sakit seperti bank lain tapi tidak boleh mati,” tegasnya.
Sebagai cikal bakal perkembangan dunia ekonomi syariah di Indonesia, kematian Bank Muamalat akan cukup menghebohkan. Sebab dari Bank Muamalat muncul industri asuransi syariah hingga saham-saham syariah.
Sekedar informasi tahun lalu PT Bank Muamalat Indonesia Tbk mengeluarkan pernyataan akan menerbitkan saham baru untuk tambahan modal perseroan. Namun rencana aksi korporasi tersebut gagal karena calon investor disebut kehabisan waktu untuk mengakuisisi.
Rasio kecukupan modal Bank Muamalat per September 2017 tercatat 11,58% turun dibanding periode yang sama tahun 2016 12,75%. Berdasarkan statistik perbankan syariah (SPS) per September 2017 rata-rata rasio kecukupan modal bank syariah nasional 16,16%.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Muamalat, non performing financing atau rasio pembiayaan bermasalah Bank Muamalat 2015 secara kotor sempat melewati batas aman dari regulator yakni, 7,46% atau sebesar 1,36 triliun, kemudian pada 2016 mulai membaik di posisi 3,97% atau Rp 696,2 miliar. Periode September 2017 NPF tercatat 4,54%.
 
Sumber : DF

Ini Kata MUI Soal Video Sa’i Sambil Menyanyi

JAKARTA – Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Nafis menanggapi beredarnya video jamaah umrah yang melakukan sa’i sambil menyanyikan lagu atau syair.
Menurutnya, tidak ada larangan menyanyikan lagu saat sa’i, hanya saja secara etika hal itu tidak dibenarkan.
“Tidak ada larangan, cuma membaca syair itu tak pada tempatnya,” ujar Cholil, Selasa (27/2/2018).
Dia menjelaskan, hal itu tidak dilarang karena sa’i dalam ibadah umrah memang tidak memiliki syarat-syarat atau kewajiban tertentu. Karena itu, secara hukum Islam sah-sah saja menyanyikan syair saat sa’i.
“Kalau hukumnya sah karena sai dalam ibadah umrah itu tak ada kewajiban atau syarat bacaan tertentu, yang penting melakukan jalan tujuh kali antara bukit shofa dan marwah,” ucapnya.
Namun, menurut dia, saat melakukan sa’i, umat Islam lebih baik membaca dzikir dan berdoa saja kepada Allah, sehingga tidak menganggu jamaah umrah lainnya.
“Cuma yang lebih afdhal dan sesuai dengan ibadah itu mengucap dzikir dan doa, serta tak mengganggu orang lain yang sedang beribadah dengan suara kerasnya,” kata Pimpinan Pondok Pesantren Cendikia Amanah ini.
Dia juga mengimbau agar ibadah dijalankan dengan khusyu dan menghindari riya.
“Sebaiknya kalau menjalankan ibadah lebih upayakan khusyu, dzikir dan menghindari banyak publikasi agar tak pamer dan riya,” imbuhnya.
Seperti diketahui, setidaknya sudah ada dua video yang viral saat jamaah umrah Indonesia melakukan sa’i di Makkah. Video pertama, yaitu video jamaah yang melakukan sa’i sambil membaca teks Pancasila. Video kedua, yaitu video jamaah yang melakukan sa’i melantumkan lagu hubbul wathon.
 
Sumber : Republika