by Danu Wijaya danuw | Oct 7, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Ingat dengan artis cantik Poppy Bunga? Namanya sempat begitu dikenal di era tahun 2000an. Poppy merupakan artis berkebangsaan Indonesia kelahiran 26 Oktober 1991.
Poppy mengawali karirnya ketika ia menjadi finalis dari Cover Girl Aneka pada tahun 2004. Ia kemudian terjun ke dunia akting pada tahun yang sama. Semenjak itu, Poppy pun meraih kesuksesan dengan membintangi banyak sinetron.
Ia beberapa kali didapuk sebagai pemeran utama. Selain sukses di dunia akting, Poppy juga terkenal sebagai artis wanita yang kerap tampil berani. Poppy kerap tampil dengan warna rambut yang dicat terang dan baju-baju seksi yang terbuka.
Ia bahkan pernah membuat kulitnya dihiasi oleh tato, sebut saja di bagian punggung dan pinggulnya sebelah kiri. Poppy juga dikenal sempat berganti-ganti pasangan. Namun dari sekian banyak pria tersebut, tak ada satupun yang berhasil bertahan lama menjadi kekasih Poppy.
Hingga pada akhirnya di tahun 2013, Poppy resmi melepas masa lajangnya. Poppy menikah dengan seorang pria bernama Muhammad Fattah Riphat.
Semenjak menikah, Poppy mulai jarang terlihat lagi wira-wiri di layar kaca. Ia lebih memilih untuk sibuk mengurus rumah tangga dan keluarganya.
Penampilan Poppy pun mulai berubah ketika ia menjadi istri Fattah. Jika dulu ia kerap tampil seksi dengan baju-baju terbuka, kini Poppy lebih nyaman dengan busana tertutup dan menggunaka hijab dalam kesehariannya.
Perubahan drastis Poppy tersebut terjadi selepas ia melahirkan anak pertamanya pada 9 Juni 2014. Poppy dikarunia seorang putri cantik yang ia beri nama Khanza Aliyah Riphat.
Fattah suami Poppy merupakan seorang pengusaha dan juga pengacara, bekerja sampingan menjadi sopir taksi uber. Ia pun hanya mengambil penumpang yang kebetulan sejalur dengan tujuaanya ketika hendak berpergian.
Punya tiga mobil di rumah, Fattah mengaku mendaftarkan semuanya ke taksi online Uber. Sehari-hari, Riphat mengendarai sedan Mercedes yang juga difungsikan sebagai taksi Uber.
Poppy sendiri mengaku santai saja dengan pekerjaan sampingan suaminya tersebut, karena memang dilakukan hanya untuk seru-seruan saja.
Sementara itu, di akun Instagram miliknya, @poppybungariphat, kehidupan keluarga kecil Poppy terlihat amat bahagia.
Putri kecilnya sudah menjadi balita cantik yang menggemaskan. Ia pun sering kali membagikan momen-momen ketika ia bersama keluarga kecilnya.
Sumber : Tribunnews
by Danu Wijaya danuw | Oct 5, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
XINJIANG – Aparat polisi China dilaporkan memerintahkan warga muslim di wilayah barat laut Xinjiang menyerahkan Alquran dan peralatan Shalat. Semua semua materi yang berhubungan dengan Islam juga diminta diserahkan.
Perintah polisi itu diungkap Radio Free Asia (RFA). Sasaran polisi adalah masjid dan lingkungan minoritas etnis muslim Uyghur, Kazakh dan Kyrgyz di wilayah barat laut Xinjiang. Mereka diperintahkan menyerahkan materi-materi ibadah itu atau menghadapi hukuman berat jika materi itu ditemukan dalam razia.
Laporan radio yang mengutip sumber di barat laut Xinjiang menyatakan, tindakan aparat polisi China itu merupakan bagian dari kampanye di seluruh wilayah untuk melarang materi publikasi, aktivitas keagamaan dan ajaran “ilegal” yang dituding mengandung ”konten ekstremis” dan dapat digunakan untuk tujuan terorisme.
“Pejabat di tingkat desa, kota dan distrik menyita semua Alquran dan tikar khusus (sajadah) yang digunakan untuk namaaz (salat),” kata seorang sumber warga minoritas Kazakh di prefektur Altay, dekat perbatasan dengan Kazakhstan kepada RFA.”Hampir setiap rumah tangga memiliki Alquran, dan sajadah,” ujarnya.
Awal tahun ini, pihak berwenang Xinjiang mulai menyita semua surat kabar yang mulai terbit lebih dari lima tahun yang lalu, sebagai bagian dari kampanye tersebut.
Dilxat Raxit, juru bicara kelompok Kongres Uighur Dunia, mengatakan bahwa umat Islam diinstruksikan untuk menyerahkan Alquran dan item terkait. Perintah itu, kata dia, disiarkan polisi melalui platform media sosial WeChat.
”Pengumuman tersebut mengatakan bahwa orang harus menyerahkan setiap sajadah sesuai keinginan mereka kepada pihak berwenang, dan juga materi bacaan agama, termasuk apapun yang ada simbol bulan dan bintang di atasnya,” katanya kepada RFA,yang dikutip Jumat (29/9/2017).
”Mereka meminta orang untuk menyerahkan barang-barang ini atas kemauan mereka sendiri,” papar Raxit.
Dia mengatakan ada laporan bahwa minoritas di Kashgar, Hotan dan daerah lainnya juga diberi perintah yang sama pada minggu lalu.
”Kami menerima sebuah pemberitahuan yang mengatakan bahwa setiap etnis Uyghur harus menyerahkan barang-barang yang berhubungan dengan Islam dari rumah mereka sendiri, termasuk Alquran, (buku) doa dan hal lain yang mengandung simbol agama,” kata Raxit.
”Mereka harus menyerahkan secara sukarela. Jika mereka tidak diserahkan, dan ditemukan, maka akan ada hukuman keras,” imbuh Raxit.
Sumber : SindoNews
by Danu Wijaya danuw | Oct 5, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
Kota Oxford di Inggris memutuskan gelar kehormatan untuk Aung San Suu Kyi dicabut, karena dianggap tak berbuat banyak untuk mengatasi krisis Rohingya di Rakhine.
Aung San Suu Kyi, pemimpin de facto Myanmar, menerima gelar kehormatan Freedom of Oxford pada 1997 sebagai penghargaan atas ‘perjuangannya yang tak kenal lelah untuk menegakkan demokrasi’.
Namun mosi yang didukung oleh Dewan Kota Oxford menilai bahwa ia tidak layak lagi menyandang gelar kehormatan tersebut.
Pejabat di Kota Oxford, Bob Price, mengatakan bukti-bukti yang disampaikan PBB membuat Aung San Suu Kyi tak lagi berhak menerima gelar Freedom of Oxford, penghargaan yang sebelumnya diberikan atas perjuangannya menegakkan demokrasi.
Gelar ini secara resmi akan dicabut bulan November, namun para anggota dewan kota menegaskan bahwa keputusan pencabutan gelar bisa dibatalkan jika Aung San Suu Kyi melakukan tindakan untuk mengatasi krisis kemanusiaan di Rakhine.
Oxford memiliki kedekatan dengan Aung San Suu Kyi karena di kota ini ia mengambil jurusan filsafat, politik dan ekonomi di Universitas Oxford pada 1964 hingga 1967.
Ia menikah dengan peneliti masalah Tibet dan Himalaya di Universitas Oxford, Michael Aris, pada 1972 dan tinggal di kota ini selama beberapa waktu bersama dua anaknya, Kim dan Alexander.
Aung San Suu Kyi dikecam karena dianggap gagal memerintahkan militer agar menghentikan kekerasan di Rakhine atau mengatasi krisis kemanusiaan Rohingya, yang mendorong petisi agar Hadiah Nobel Perdamaian untuk dirinya dibatalkan.
Pekan lalu Universitas Oxford menurunkan fotonya dan menggantinya dengan lukisan Jepang.
Lebih dari 500.000 warga minoritas Muslim Rohingya mengungsi ke negara tetangga Bangladesh untuk menghindari gelombang kekerasan di Rakhine.
Krisis pecah ketika serangan oleh milisi Rohingya terhadap sejumlah pos keamanan pada 25 Agustus dibalas dengan operasi militer.
Aung San Suu Kyi selama bertahun-tahun menjalani tahanan rumah di Rangoon ketika Myanmar dipimpin oleh diktator militer.
Ia menjadi tokoh global dan dikenal sebagai pejuang kebebasan sebelum mengantarkan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi, memenangkan pemilu di Myanmar pada 2015.
Sumber : BBC Indonesia
by Danu Wijaya danuw | Oct 5, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
JAKARTA – Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Metro Jaya menolak laporan Gerakan Pemuda Anti Komunis (GEPAK) yang mempersoalkan akun Twitter atas nama Nikita Mirzani yang dianggap menghina Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
Sekjen GEPAK Gondo Margono mengatakan, berkas yang dibawanya itu dianggap kurang lengkap oleh penyidik, sehingga disarankan untuk kembali lagi sembari melengkapi barang bukti yang dianggap belum cukup tesebut.
“Kalau beliau sarankan kami melengkapi bukti-bukti agar laporan kami ini nanti tidak mentah dan bisa dinaikkan ke tingkat penyidikan sampai ke tingkat pengadilan,” ungkap Gondo di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (4/10/2017).
Sebelumnya Nikita Mirzani menuliskan cuitan penghinaan bertuliskan “Film G30s/PKI Kurang Seru.. Seharusnya Panglima Gatot juga Dimasukkan ke lubang buaya pasti seru..” pada 30 September 2017 kemarin.
Barang bukti berupa screen shot cuitan dari akun milik Nikita Mirzani itulah yang dijadikan alat bukti penuntutan hukum.
Gondo berjanji akan kembali ke Polda Metro Jaya untuk melanjutkan niatnya itu, melaporkan akun Twitter Nikita Mirzani, karena dianggap melawan hukum dan telah meresahkan masyarakat.
Dengan laporan itu, ia berharap Nikita Mirzani sadar dan berhati-hati di media sosial.
“Kalau emang betul minta maaflah, kalau tidak betul biar polisi yang menelusuri ini, semoga NM menyadari kesalahannya dan mendapatkan hidyaah dari Allah,” pungkasnya.
Sumber : Okezone
by Danu Wijaya danuw | Oct 2, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
JENEWA – Badan hak asasi manusia (HAM) PBB memperpanjang misi pencarian fakta di Myanmar sampai September 2018. Mereka akan melanjutkan penyelidikan pembunuhan, pemerkosaan, penyiksaan, dan penangkapan sewenang-wenang yang menargetkan Muslim Rohingya.
Meskipun ada tentangan dari Myanmar, China, dan Filipina, Dewan Hak Asasi Manusia di Jenewa memutuskan untuk mengkaji dugaan kejahatan tentara dan pasukan keamanan terhadap populasi Muslim.
Usulan tersebut, yang diterima tanpa suara dewan, diajukan oleh Estonia atas nama Uni Eropa. Dewan beranggotakan 47 negara tersebut sepakat untuk membuat misi penyelidikan Maret ini, dan masa jabatannya akan berakhir pada Maret 2018 seperti dikutip dari Anadolu, Sabtu (30/9/2017).
Sebuah tindakan keras militer telah memaksa lebih dari 500 ribu Muslim Rohingya melarikan diri dari negara bagian Rakhine di Myanmar ke negara tetangga Bangladesh, dalam apa yang oleh PBB disebut “contoh teks book tentang pembersihan etnis”.
Para pengungsi melarikan diri dari pasukan keamanan dan massa Budha yang telah membunuh pria, wanita dan anak-anak, menjarah rumah, dan membakar desa Rohingya.
Menurut Menteri Luar Negeri Bangladesh, Abul Hasan Mahmood Ali, sekitar 3.000 orang Rohingya tewas dalam tindakan kekerasan tersebut.
Rohingya, yang digambarkan oleh PBB sebagai orang-orang yang paling teraniaya di dunia, telah menghadapi ketakutan yang meningkat atas serangan tersebut sejak puluhan orang terbunuh dalam kekerasan komunal pada tahun 2012.
Sumber : InternationalSindoNews
by Danu Wijaya danuw | Oct 2, 2017 | Artikel, Berita, Internasional
BEIJING – Palestina dilaporkan telah resmi menjadi anggota organisasi kepolisian internasional atau Interpol. Resminya Palestina menjadi anggota Interpol menjadi bukti gagalnya upaya Isreel untuk memblokir keanggotaan Palestina di organisasi itu.
Pemungutan suara mengenai keanggotaan Palestina di organisasi itu sejatinya sempat mengalami penundaaan. Namun, pada saat pemungutan suara, lebih dari separuh anggota Interpol menyetujui keanggotaan Palestina.
“Setelah penundaan pemilihan, Palestina dipilih oleh lebih dari 75 persen anggota negara di majelis umum organisasi itu yang berlangsung di China,” kata Otoritas Palestina dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (27/9).
Sebelum pemungutan berlangsung, Kementerian Luar Negeri Israel menyatakan, mereka terus berusaha untuk mencegah Palestina menjadi anggota Interpol. “Kami terus berjuang,” kata kemlu Israel.
Mengenai hal ini, Otoritas Palestina menyatakan histeria Israel atas pencalonan Palestina menjadi anggota Interpol dikarenakan Israel takut hal ini akan memperkuat posisi Palestina di dunia internasional.
“Histeria Israel atas keanggotaan Palestina di Interpol hanya didasarkan pada kenyataan bahwa mereka tidak menerima status negara Palestina,” ujarnya.
Israel sendiri telah menyatakan keprihatinannya bahwa Palestina dapat menyalahgunakan keanggotaan mereka dan menggunakan Interpol sebagai platform untuk melemahkan negara Yahudi tersebut, termasuk tuntutan potensial untuk mengekstradisi pejabat Israel atau melakukan tindakan hukum lainnya terhadap mereka.
Sumber : SindoNews