by Danu Wijaya danuw | Jul 18, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
PERTEMUAN Ulama Asia Tenggara, Asia Barat Daya, Afrika, dan Eropa yang dilaksanakan di Padang, Sumatra Barat, melibatkan banyak negara.
Pertemuan Dai dan Ulama Se-Asia Tenggara, Afrika dan Eropa atau Multaqa III di Masjid Raya Sumbar di Padang, Senin (17/7).
Sebanyak sepuluh negara se-ASEAN mengirimkan ulama maupun dai. Sepuluh negara itu yakni Filipina, Thailand, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalam, Singapura, Vietnam, Timor Leste, Malaysia, dan Laos.
Ulama yang hadir yakni
- Zaid, Napsa Ahmad, Jamal Munib, Muhammad Yusuf Ocfemia (Filipina),
- Shafee Kara dan Ilyas Assidki (Thailand),
- Mustofa Yachun (Myanmar),
- Hasan Soleh dan Shalah Shaleh (Kamboja),
- Abdurrasyid Muhammad (Brunei),
- Muhammad Azri Azman dan Rasman (Singapura),
- Dr Basiron dan Dao Thanh Him (Vietnam),
- Julio Muslim Dacosta dan M. Anwar Dacosta (Timor Leste),
- Ismail Usmar dan Dr Abdul Basith (Malaysia),
- serta Imam Yahya (Laos)
“Dari Saudi Arabia mengutus Syaikh Hasan Bugis,” terang Ustad Usman Baco, pada kesempatan sama.
Ulama Timur Tengah lain yang hadir antara lain Syaikh Khalid Al Hamudi (Ketua Dewan Pembina Yayasan Al Manarah Al Islamiyah Arab Saudi) dan mantan Presiden Sudan, Abdel Rahman Swar Al-Dahab.
Tidak itu saja, tuan rumah Kota Padang juga mengutus 179 dai dan ulama. Begitu juga utusan dai dan ulama se-Sumatra Barat luar Kota Padang sebanyak 139 orang. Termasuk dai dan ulama tambahan dari Indonesia sebanyak 24 orang.
“Tamu Saudi Arabia, Eropa dan Afrika hadir sebanyak 60 orang. Begitu halnya dari perwakilan Ormas dan Tokoh sebanyak 25, serta dari Yayasan Al Manarah Al Islamiyah sebanyak 27 orang,” tukasnya.
Ratusan ulama sedunia yang tengah berkumpul di Padang, Sumatra Barat, menolak tegas radikalisme dan terorisme. Mereka ingin menunjukkan Islam adalah agama cinta damai.
“Urgensinya ada silaturahmi, ada sinergi tertutama dai Asia Tenggara, dan tentu kita bergembira datang ulama dari berbagai wilayah dan banyak negara. Tapi terpenting lagi menyamakan pemahaman, Islam yang benar-benar moderat, dan bisa membawa rahmat bagi kita semua,” ujar Zaitun, Ketua Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara
Zaitun menyebutkan, Indonesia selalu jadi tuan rumah karena merintisnya di Indonesia, termasuk juga karena Indonesia sebagai negara dengan populasi Islam terbesar di dunia.

Tampak di depan Syaikh Khalid, Gubernur Sumbar, Walikota Padang, Zaitun Rasmi dan beberapa Ulama ternama
Dalam pidato pembukaan acara, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno meminta peserta bisa menjaga persatuan dan kesatuan umat Islam dunia.
“Bagi Sumbar ini menjadi berkah mengingat masyarakatnya sangat menjunjung tinggi ajaran Islam,” ujarnya.
Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah mengatakan ada banyak faedah ‘multiplayer effect’ yang akan didapatkan Kota Padang dengan terselenggaranya acara tersebut. Yakni, memperkuat keberadaan kompetensi ulama di Indonesia dan Sumbar sendiri, serta terbangunnya sinergi baik antara ulama di Asia, Afrika dan Eropa.
“Kota Padang akan menjadi kota yang berperan dalam agenda internasional, yakni dari Padang untuk persatuan Ummat. Diharapkan berbagai investasi juga akan mengalir ke Kota Padang.”

Anies Baswedan yang diundang mengagumi bangunan mewah adat Padang
Anies Baswedan yang diundang panitia acara berpesan, untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan umat serta bersama menyelesaikan persoalan bangsa dan agama.
“Masyarakat Sumbar atau Minangkabau memiliki keterikatan erat dengan DKI Jakarta. Sebab, lanjutnya, banyak warga Minang berdomisili di DKI dan diharapkan memberikan dukungan kepada perkembangan dan pembangunan Jakarta.”
Disadur : Antara/MediaIndonesia/Kumparan
by Danu Wijaya danuw | Jul 3, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Kamis (2/3/2017) malam, di ruang lobi hotel Ritz Carlton Kuningan, Deputi Menteri bidang Da’wah pada Kementerian Urusan Keislaman, Da’wah dan Penyuluhan Arab Saudi Dr. Ahmad Jiilan berbincang dengan sejumlah aktivis media dan da’i Salafi.
Diantara yang hadir pada acara itu adalah Pembina Radio Rodja Ustadz Badrussalam, Pembina Surau TV Ustadz Muhamamd Elvi Syam, Direktur Wesal TV Ustadz Afifudin Rohaly, Sekjen Asosiasi Radio- Televisi Islam Indonesia (ARTVISI) Ustadz Diding Sobarudin dan perwakilan dari Jurnalis Islam Bersatu (JITU).
Syaikh Jiilan menekankan agar para aktivis dakwah lebih melapangkan dada untuk saling menasihati dan tidak terjebak ke dalam fanatisme kelompok. Salah satu wujudnya adalah membuka diri terhadap orang lain dan memperluas referensi.
Pernyataan ini disampaikan oleh Deputi Menteri Bidang Da’wah Kementerian Urusan Keislaman, Da’wah dan Penyuluhan Arab Saudi Dr. Ahmad Jiilan saat berbincang dengan para wartawan Islamic News Agency (INA) di Jakarta hari Kamis (02/03/2016) kemarin.
Menurut Ahmad Jilan, berlapang dada terhadap sesama muslim ketika melihat perbedaan adalah salah satu aspek penting dalam penyebaran dakwah Islam.
“Jangan membatasi diri dengan satu atau dua ulama; satu atau dua buku saja (sebagai rujukan). Pakai juga yang lain. Sehingga ketika ada orang yang hendak mengkritik, mereka tidak mendapatkan celah.”
“Saya tidak menyalahkan kalian memakai Syeikh Bin Bazz, karena beliau adalah ulama umat, bukan ulama kerajaan. Tetapi saya ingin kalian juga mengambil ulama Yaman, Mesir, Suriah, dan juga ulama Indonesia (sebagai rujukan),” tambahnya.
“Sisi lain yang juga perlu diperhatikan, manusia itu mengikuti ulama negerinya. Seiring dengan penghormatan kalian terhadap ulama Saudi dan lainnya, kalian harus menghormati dan mengambil ilmu dari para panutan umat di Indonesia.”
Misalnya, ia berpendapat, bila ada seorang tokoh yang sudah berjasa selama puluhan tahun dalam dakwah Islam, mereka juga layak dihormati.
Sementara itu, Deputi bidang Media Kementerian Agama Arab Saudi, Dr Rasyid Az-Zahrani, yang juga hadir dalam perbincangan itu, menyebutkan sikap mulia Ibnu Taimiyyah yang dapat dicontoh.
Dalam dakwah Islam, Ibnu Taimiyyah telah menghadapi pertentangan kuat dari seorang ahli kalam. Namun ketika orang itu meninggal dunia, Ibnu Taimiyyah menanggung biaya hidup istri dan keluarganya.
Ia tidak menjadikan orang yang berseberangan sebagai musuh yang harus dibenci, tetapi sebagai peluang dakwah yang berpotensi menerima jalan kebenaran.
Menurut Dr Rasyid, penyebaran dakwah Islam juga dihambat oleh fenomena sebagian dai yang keras dalam bersikap dan menuduh setiap orang yang ia lihat keliru sebagai ahli bid’ah. Selain mempersempit dakwah, tindakan ini sangat berlebih-lebihan.
“Jangan terlalu mudah menuding; ini bid’ah, itu bid’ah. Bila berlebihan, maka ini akan menjerumuskan ke dalam takfir serampangan (mengafirkan orang yang tidak berdasar),” ujarnya.
Sempitnya pandangan sebagian dai telah membuat mereka terpecah-pecah dan tidak menyatu. Inilah yang harus dihindari. Karenanya, hendaknya semua dai dan ahli dakwah berusaha lebih lapang dada dan terbuka.
Menurut beliau, orang yang banyak manfaat bagi umat selama mereka bagian dari ahli Sunnah, perlu didekati dan dirangkul, bukan dijauhi.
Sebab, sempitnya pandangan sebagian da’i itu telah membuat mereka terpecah-pecah dan tidak menyatu. Maka ini harus dihindari, dan hendaknya berusaha untuk lebih lapang dada dan terbuka.
Ia berharap bila diberi umur panjang, tidak lagi menyaksikan perpecahan di antara mereka.
by Danu Wijaya danuw | Oct 24, 2016 | Artikel, Dakwah
Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar tak jadi pencibir, tapi penyabar. Agar tak jadi pencela, tapi penyapa.
Menjadi dai adalag memperbaiki diri. Agar tak jadi penggunjing, tapi pendamping. Agar tak menambah putus asa, tapi membawa cahaya.
Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar prasangka tak mengalahkan akhlak. Agar rasa benci tak mengalahkan sikap adil.
Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar kebenaran tanpa merasa paling benar. Agar berilmu tanpa merasa paling tahu.
Menjadi dai adalah memperbaiki diri. Agar lebih mudah dinasihati. Sebab telinga sendiri lebih dekat daripada milik sesama.
Kebenaran itu gagah perkasa. Kerendahan hati itu cantik jelita. Jadilah pasangan yang serasi dan memesona.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media
by Ari Yanto ariyanto | Feb 11, 2016 | AlimanCenter.TV
Ceramah Agama: Kita Dai atau Hakim? – Habib Salim Segaf Al Jufrie
Link Youtube HD: https://youtu.be/Nd6d4ZUg77o
Subscribes AlimanCenter.TV on Youtube: https://www.youtube.com/channel/UC8kocDpTVJHfDxOkCNwNYFQ
Like AlimanCenter.TV Page Facebook: https:/www.facebook.com/alimancentertv