Demo Anti Pemerintah Menyebar di Beberapa Kota Iran

Demonstrasi dengan skala besar dilaporkan terjadi di Rasht, di bagian utara, dan Kermanshah, di bagian barat, dengan demonstrasi yang lebih kecil di Isfahan, Hamadan dan tempat lain.
Protes yang awalnya disebabkan oleh kenaikan harga, akhirnya meluas ke isu lebih umum seperti peraturan keagamaan dan kebijakan pemerintah. Beberapa orang ditangkap di Teheran, ibu kota Iran.
Mereka adalah bagian dari sekelompok 50 orang yang berkumpul di alun-alun kota, seperti dikatakan deputi gubernur jenderal Teheran untuk urusan keamanan kepada Kantor Berita Iranian Labour.
Departemen Luar Negeri AS mengecam penangkapan tersebut dan mendesak “Semua negara untuk secara terbuka mendukung rakyat Iran dan tuntutan mereka atas hak-hak dasar dan untuk berakhirnya korupsi”.
Bagaimana awalnya terjadi demonstrasi?
Demonstrasi dimulai di kota Masyhad di utara – kota dengan penduduk paling padat kedua – pada hari Kamis (28/12).
Di sana, orang-orang turun ke jalan untuk mengekspresikan kemarahan mereka kepada pemerintah karena harga barang-barang yang tinggi, dan mengungkapkan kemarahan mereka terhadap Presiden Hassan Rouhani.
Ada 52 orang ditangkap, karena meneriakkan “slogan-slogan yang keras”.
Protes menyebar ke kota-kota lain di sekitar bagian utara, dan beberapa berkembang menjadi demonstrasi anti-pemerintah, menyerukan pembebasan tahanan politik dan penghentian pemukulan polisi.
Para demonstran dilaporkan meneriakkan slogan-slogan seperti “Rakyat mengemis, ulama (syiah) bertindak seperti Tuhan”.
Protes bahkan berlangsung di Qom, kota suci bagi ulama-ulama yang berkuasa.
Demonstran lain meneriakkan “Tinggalkan Suriah, pikirkan kami” dalam beberapa video yang diunggah di internet. Iran adalah pendukung militer utama bagi pemerintah Bashar al-Assad di Suriah.
Pemerintah Iran juga dituduh menyuplai senjata kepada pemberontak Houthi yang memerangi koalisi pimpinan Saudi di Yaman, namun disangkal Teheran. Mereka juga merupakan sekutu gerakan Syiah Libanon yang kuat, Hizbullah.
Secara keseluruhan, jumlah pendemo berkisar antara 100 sampai 1.000-an orang di tempat lainnya. Dikabarkan 21 orang tewas termasuk 1 polisi dan terjadi puluhan orang ditangkap.
 
Sumber : BBC Indonesia

Ketika Salaf Dahulu Melakukan Demo Melawan Kemungkaran

Berikut ini adalah beberapa contoh sikap yang ditunjukkan oleh para salaf ketika mereka melihat kemungkaran :

  1. Pada bulan Jumadil Akhir, para ulama dari kalangan Hanabilah dan juga Abu Ishaq As-Syairazi bersama dengan para sahabatnya berkumpul didepan istana khalifah menuntut ditutupnya tempat minum-minuman keras semacam bar atau diskotik kala itu, dan menuntut menghukum para penjual minuman keras. Akhirnya khalifahpun menerima tuntutan mereka. (al-Muntadzim, Ibnul Jauziyah, 8/272)
  2. Pernah terjadi di wilayah al-Karkh (Irak) ada sekelompok orang dari penduduk Karkh yang mencela para sahabat Nabi pada hari Asyuro. Maka berkumpulah para ulama, ahli qira’at dan kaum muslimin yang melakukan demonstrasi didepan istana khalifah. Dan khalifah keluar dan berkata, “Kami pemerintah juga mengingkari perbuatan mereka”. (al-Muntadzi, 8/240)
  3. Pada tahun 231 H, khalifah Al Watsiq membunuh seorang ulama yang bernama Ahmad bin Nashr al Khuza’i yang merupakan murid dari Imam Malik, Sufyan bin Uyainah, Hammad bin Zaid. Diantara murid-muridnya ialah Yahya bin Ma’in. Beliau menolak pemahaman menyimpang bahwa Al Qur’an itu makhluk. Ia diketahui bersama kaum muslimin berencana melakukan demo protes menentang khalifah. (Al Bidayah wa an Nihayah, 10/334)
  4. Ibnu Taimiyah pun juga menunjukkan hal yang sama dengan cara melakukan demo protes, hingga akhirnya kemungkaran berhasil dirubah.

Masih banyak contoh-contoh lainnya yang menjelaskan sikap para salaf tatkala melihat kemungkaran. Jika memang tak bisa ikut serta bersama kaum muslimin, doakan saudaramu yang menentang kemungkaran tersebut.

Demo Kaum Miskin

Oleh: Rasyid Bakhabazy, Lc
 
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa orang-orang faqir dari kaum muhajirin, mendatangi Rasulullah SAW lalu mereka berkata: “Orang orang kaya itu pergi dengan mendapatkan derajat yang tinggi dan kenikmatan yang abadi!”
Rasul SAW bertanya : “Apa itu?” Mereka menjawab: “Mereka shalat sebagaimana kami juga bisa shalat, mereka puasa sebagaimana kami juga puasa namun mereka bisa bersedekah dan kami tidak bisa bersedekah, mereka bisa membebaskan budak tapi kami tidak bisa.”
Maka Rasulullah SAW berkata: “(Maukah kalian jika) aku ajarkan pada kalian sebuah amalan yang dengannya kalian bisa menyusul orang yang telah mendahului kalian dan melampaui orang yang sesudah kalian? Dan tidak ada seoarang pun yang lebih baik dari kalian kecuali orang yang melakukan sepertiapa yang kalian kerjakan
Mereka menjawab: “Ya (kami mau) Ya Rasulullah!”. Rasulullah SAW bersabda : “Bertasbihlah dan bertakbirlah dan bertahmidlah setiap selesai shalat sebanyak 33 kali
Maka orang-orang fakir dari muhajirin itu kembali kepada Rasulullah SAW lalu mereka berkata: “Ternyata saudara-saudara kami yang kaya itu mendengar apa yang kami lakukan. Lalu mereka pun melakukannya”. Maka Rasulullah SAW bersabda : “Itulah karunia Allah yang Dia berikan pada siapa yang Dia kehendaki” (HR.Muslim).
Dari hadits diatas terdapat sejumlah pesan yang terkandung di dalamnya, diantaranya ialah
Pertama, hadits diatas menunjukkan adanya kelompok ekonomi lemah pada generasi sahabat Nabi SAW. Padahal mereka adalah sebaik-baik generasi. Seperti yang sebutkan oleh Rasulullah SAW. “Sebaik baik generasi adalah generasiku, kemudian yang sesudahnya, lalu generasi yang sesudahnya“ (Syarhus Sunnah – Al Baghawy).
Hal ini menunjukkan bahwa ukuran baiknya sebuah generasi tidaklah dilihat dari sisi materi. Jika ukuran kebaikan itu dengan materi tentunya Allah SWT akan jadikan semua sahabat Nabi SAW adalah orang-orang yang kaya. Tapi kenyataannya tidak demikian. Karena ukuran kebaikan dan kemuliaan yang sebenarnya adalah ketaqwaan.
Kedua, betapa semangatnya para sahabat Nabi SAW untuk bisa beramal. Sehingga para sahabat yang ekonominya lemah merasa iri pada orang-orang kaya yang mampu bersedekah sementara mereka tidak bisa bersedekah. Allah SWT berfirman “Dan mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka infaqkan“ (QS. At Taubah : 92).
Bedanya sahabat nabi dengan orang zaman sekarang adalah para sahabat itu sedih karena tidak bisa bersedekah sementara orang zaman sekarang sedih karena tidak “kebagian” sedekah.
Ketiga, hadits di atas mengisyaratakan besarnya pahala sedekah. Dan inilah yang menggoda para sahabat untuk akhirnya mendatangi Nabi SAW supaya tidak kehilangan pahala besar dari sedekah.
Allah SWT berfirman : “Perumpamaan (sedekah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang mensedekahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 261).
Keempat, isyarat akan besarnya pahala dzikir (tasbih, tahmid & takbir). Dalam keterangan hadits disebutkan: (membaca) Alhamdulillah (pahalanya) bisa memenuhi mizan (timbangan amal), dan Subhanallah, Alhamdulillah & Allahu Akbar (pahalanya) bisa mengisi penuh ruang yang ada antara langit dan bumi (HR. Ahmad dari Abi Malik Al Asy’ari ra.).
Kelima, disyari’atkan berdzikir dengan membaca tasbih, tahmid & takbir masing-masing 33 kali setelah selesai shalat. Sementara tentang urutannya adalah bisa dengan tasbih, takbir lalu tahmid seperti yang tersebut dalam hadits diatas, atau tasbih, tahmid lalu takbir seperti yang umum dilakukan. Di dalam hadits disebutkan: “Sebaik-baik bacaan ada empat: Tidak jadi masalah dengan yang mana akan kamu memulainya: Subahanallah (tasbih) wal Hamdulillah (tahmid) wal Laa ilaaha illah (tahlil) wallaahu Akbar (takbir)”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, An Nasa’i dan Ibnu Hibban).
Wallahua’lam.
Sumber:
Artikel Utama Buletin Al Iman.
Edisi 321 – 30 Januari 2015. Tahun ke-8
*****
Buletin Al Iman terbit tiap Jumat. Tersebar di masjid, perkantoran, majelis ta’lim dan kantor pemerintahan.
Menerima pesanan dalam dan luar Jakarta.
Hubungi 0897.904.6692
Email: redaksi.alimancenter@gmail.com
Dakwah semakin mudah.
Dengan hanya membantu penerbitan Buletin Al Iman, Anda sudah mengajak ribuan orang ke jalan Allah
Salurkan donasi Anda untuk Buletin Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

X