by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | May 13, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 4 Mei 2016
Betapa banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, namun ternyata kita masih belum mendapatkan ketenangan dalam hidup ini.
Bahkan, betapa banyak orang yang secara materi berlimpah, kedudukannya tinggi, pamornya juga hebat, namun hidupnya dipenuhi dengan kegelisahan dan kecemasan.
Ternyata, kebahagiaan itu bukanlah karena materi dan lainnya.
Simak dan renungkan firman Allah berikut ini, karena itulah kunci agar nikmat Allah menjadi berkah dan membawa kebahagiaan hidup.
ﺍﺳْﺘَﻐْﻔِﺮُﻭﺍ ﺭَﺑَّﻜُﻢْ ﺛُﻢَّ ﺗُﻮﺑُﻮﺍ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﻳُﻤَﺘِّﻌْﻜُﻢْ ﻣَﺘَﺎﻋﺎً حَسَنًا.
“Beristighfarlah dan bertaubatlah kepada Tuhanmu, niscaya ia akan memberikan kepada nikmat yang baik (berkah)” (QS. Hud: 3).
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Siapa Teman Anda?)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | May 10, 2016 | Konsultasi, Konsultasi Umum
Perkenalkan nama saya Ali Farhan, saya lahir dari keluarga yang taat beragama & berpengetahuan tentang agama islam, Saya ingin memperbaiki tauhid saya, Saya tidak mau hanya karna lahir dalam islam saya jadi islam,
Saya minta tolong kalau bisa jawabannya dikirim ke email saya [email protected].
Pertanyaan saya, apakah Allah takut hidup sendiri?
Buktinya Dia menciptakan manusia, udara, bumi, langit, surga dan neraka, Dia mengatakan manusia yang butuh Dia, Dia tidak membutuhkan apapun dari manusia. Jadi buat apa dia menggunakan kemahahebatannya untuk hal yang tak bermanfaat buat Dia? bukankah Dia akan tetap kekal tanpa ciptaannya? Apa dia merasa kesepian tanpa ciptaannya?
Dia harusnya tidak menciptakan apapun, tidak menciptakan, manusia, udara, bumi, langit, surga maupun neraka. Agar tak ada yang menderita di neraka & bahagia di surga.
Menurut saya segala masalah berasal dari akibat penciptaan yang Dia lakukan.
Dia memang yang memiliki kehendak dan bisa berkehendak sesuai keinginannya tapi apakah tidak lebih adil bila seharusnya Dia hidup sendiri tanpa menciptakan apapun (manusia, udara,bumi, langit, surga & neraka).
Jika Dia takut hidup sendiri berarti artinya Dia kekurangan.
Tolong bantu saya.
Jawaban:
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Seorang mukmin yang hakiki benar-benar yakin akan kebijaksanaan Allah atas segala yang Ia perbuat. Ia juga yakin dengan sifat-sifat-Nya yang suci dan mulia. Diantara sifat Allah bahwa ia adalah Dzat yang Maha Berdiri sendiri yang artinya tidak membutuhkan kepada siapa pun dan apapun juga. Ia juga adalah Dzat yang berbeda dengan makhluk-Nya, yang berarti bahwa Ia Maha sempurna. Sempurna dalam penciptaan dan aturan-Nya. Ini adalah sebuah keyakinan yang harus dimiliki oleh setiap mukmin. Allah SWT berfirman, “Wahai manusia, kalian adalah makhluk yang butuh kepada Allah. Sedangkan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (QS. Fathir: 15).
Namun, seringkali manusia mengukur Allah dengan cara berpikir dan logikanya sendiri. Ia berusaha menganalisa aturan-aturan Allah sesuai dengan akalnya yang serba terbatas. Akal manusia yang serba terbatas ini tidak bisa menjangkau apa yang Allah perbuat dan tetapkan. Sebagaimana halnya seorang pasien yang diberikan keterangan oleh dokter, ia tidak bisa menganalisa secara detail keterangan dari dokter tersebut. Bahkan seringkali kita patuh saja dengan apa yang diminta olehnya.
(Baca juga: Ringkasan Taklim: Nama dan Sifat-sifat Allah)
Begitu juga antara kita dengan Allah. Apa yang telah Allah tetapkan, bukanlah menjadi tugas kita untuk menganalisa sebab dan alasannya. Jika tidak, akan semakin banyak pertanyaan yang muncul di dalam diri kita.
Mengapa shalat dzuhur 4 rakaat, mengapa puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari, mengapa haji harus wukuf di arafah, dan sebagainya. Semakin kita berusaha masuk ke dalamnya, maka kita akan semakin jauh dariNya. Sebab, setan akan terus menggoda dan membisikkan di dalam diri kita hal-hal yang dapat meruntuhkan keimanan kita pada-Nya. Dalam urusan agama, ada perkara yang memang bisa difahami hikmah dan alasannya. Tapi banyak perkara agama yang tak bisa kita jangkau maksud dan hikmahnya.
Oleh sebab itu, perkuat keimanan kita kepada Allah, insyaAllah kita akan hidup tenang dan jauh dari keragu-raguan. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad,
“Sesungguhnya salah seorang kamu akan didatangi syetan, lalu bertanya : “Siapakah yang menciptakan kamu?” Lalu dia menjawab : “Allah”. Syetan berkata : “Kemudian siapa yang menciptakan Allah?”. Jika salah seorang kamu menemukan demikian, maka hendaklah dia membaca “amantu billahi wa rasulih” (aku beriman kepada Allah dan RasulNya), maka (godaan) yang demikian itu akan segera hilang darinya”.
(Baca juga: 7 Golongan yang Mendapat Naungan Allah)
Tugas kita di dunia adalah beribadah. Allah tidak akan menanyakan kita tentang sejauh mana kita mengetahui sebab dan alasan penciptaan alam semesta ini. Tapi yang dimintai pertanggung jawaban adalah ibadah dan amal shaleh kita. Semakin kita disibukkan dengan perkara-perkara syubhat, kita akan semakin tertinggal dalam amal shaleh.
Wallahu a’lam.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
Ingin konsultasi seputar ibadah, keluarga, dan muamalah? Kirimkan pertanyaan Anda kesini
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | May 9, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 30 April 2016
Setiap manusia pasti mengidamkan rumah yang penuh dengan keberkahan, rumah yang menjadi surga bagi penghuninya. Namun, bagaimana mungkin ia terwujud jika di dalamnya diisi oleh syaithan?
Hadits berikut ini bisa menjadi solusi agar rumah kita barokah.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jangan kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, sesungguhnya syaithan menjauh dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat Al Baqarah” (H.R. Muslim).
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Menjadi Pendengar yang Baik)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | May 6, 2016 | Artikel, Tausiyah Iman
Tausiyah Iman – 27 April 2016
Barang siapa yang menginginkan kehidupan yang aman dan tenang, maka jangan sampai hari-nya terlewatkan tanpa membaca Al Qur’an.
Jadikan Al Qur’an sebagai bacaan pertama dan terakhir dalam keseharian kita.
Awali kehidupan kita setelah bangun tidur dengan tilawah. Begitu pula sebelum memejamkan mata, alangkah indahnya jika kita akhiri aktivitas keseharian kita dengan tilawah Al Qur’an.
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: 4 Tips Kerja Agar Diridhai Allah)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | May 6, 2016 | Konsultasi, Konsultasi Umum
Assalamualaikum. Pak ustad, perkenalkan nama saya Ibu Ika. Apa salah jika aku minta uangku sendiri yang dipinjam sama orang, tapi orang tersebut kalau aku datang ke rumahnya belum apa-apa marah-marah terus, malah mendiamkan aku. Aku mohon jawabannya
Jawaban:
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Memberikan pinjaman hutang dengan niat ingin membantu orang lain merupakan bagian dari amal shaleh.
Nabi saw bersabda, “Setiap pemberian pinjaman adalah sedekah.” (HR. Baihaqi).
Terlebih lagi jika orang yang diberi hutang sedang mengalami kesulitan, kemudian dia memberikan penundaan pembayaran, Rasulullah menjanjikan pahala yang besar.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Barang siapa yang memberi penundaan pelunasan hutang bagi yang kesulitan atau membebaskannya, maka Allah akan berikan naungan baginya pada hari kiamat dimana tidak ada naungan selain dari-Nya.” (HR. Muslim).
Namun, orang yang berhutang juga wajib memperhatikan bahwa membayar hutang adalah sebuah kewajiban.
Banyak sekali hadits yang berisi ancaman terhadap orang yang enggan membayar hutang.
“Barang siapa yang mati dalam keadaan ia masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya, karena di akhirat tidak ada lagi dinar atau dirham.” (HR. Ibnu Majah).
(Baca juga: Adab Hutang Piutang dalam Islam)
Bahkan Rasulullah tidak mau menshalatkan jenazah karena hutangnya masih belum dilunasi, sampai ada yang mau menjaminnya.
Apalagi orang yang berhutang dengan niat tidak mau melunasinya. Rasulullah memberukan ancaman yg lebih keras. “Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah).
Bagi yang memberikan piutang, boleh saja menangih hutangnya, yang terpenting sesuai dengan akad atau perjanjiannya. Jika dilihat orang yang berhutang memiliki kesulitan untuk membayar, alangkah baiknya jika ditunda penagihannya.
(Baca juga: Bagaimana Hukumnya Membayar Pinjaman Lebih dari Pinjaman Sebagai Bentuk Terima Kasih?)
“Jika (orang yang berhutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui“. (QS. al-Baqarah: 280)
Namun jika dilihat dia mampu untuk membayar, akan tetapi ia tidak mau membayar hingga ia meninggal, maka ia akan menanggung akibatnya di hari akhir nanti.
Wallahua’lam.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
Ingin konsultasi seputar ibadah, keluarga, dan muamalah? Kirimkan pertanyaan Anda kesini