by Danu Wijaya danuw | Jan 8, 2019 | Artikel, Berita, Internasional, Sejarah
Saat ini, Filipina dikenal sebagai negara di Asia Tenggara yang identik dengan Spanyol. Hal itu bukan tanpa sebab. Dilansir dari jpnn.com, negeri tetangga Indonesia tersebut merupakan bekas koloni bangsa Spanyol di masa lalu.
Tak banyak yang tahu, Filipina sejatinya sempat dipimpin oleh putera Indonesia asal Minangkabau, Raja Sulaiman yang juga seorang muslim.
Sebelum kedatangan bangsa Spanyol, Filipina berada di bawah kekuasaan Raja Sulaeman dari Minangkabau.
Di sana, ia telah menyebarkan agama Islam hingga ke pelosok negeri. Namun, adanya peperangan besar dengan pihak kolonial Spanyol merubah wajah Filipina secara besar-besaran yang bertahan hingga saat ini.
Sehingga ada ungkapan, untung Indonesia dijajah Belanda bukan Spanyol yang mengkristenkan paksa penduduk seperti di Andalusia dan Filipina.
Wilayah yang awalnya diperintah oleh tiga raja muslim
Masyarakat muslim Moro Filipina
Pada pertengahan abad ke-16, wilayah Manila diperintah oleh tiga pemimpin besar yakni Raja Sulaeman, Raja Matanda dan Raja Lakandula.
Ketiganya memimpin sebuah wilayah yang berbeda-beda, namun masih berada di dalam satu kawasan.
Berdasarkan laman dari takaitu.com menuliskan, Raja Sulaeman dan Raja Matanda menguasai area selatan Sungai Pasig yang saat ini bernama Manila.
Sedangkan Raja Lakandula menguasai di bagian utara. Bahkan para pembesar ini memiliki hubungan perdagangan dengan Kesultanan Sulu, Brunei dan Ternate di Cavite.
Pemerintahan Islam di Filipina dan Asal nama Kota Manila
Lapu-Lapu Pahlawan negara Filipina yang seorang suku Muslim
Sejatinya, pemerintahan Islam di Filipina telah ada dan berkembang dengan sangat pesat. Jauh sebelum kedatangan bangsa Spanyol.
Dalam karya disertasi ‘Merantau: Pola Migrasi Suku Minangkabu’ tahun 1974 yang dikutip dari takaitu.com, Mochtar Naim menemukan jejak-jejak mengenai orang-orang Minang yang merantau ke Kepulauan Sulu, Filipina.
Salah satunya adalah jejak Raja Sulaeman dari Minangkabau yang merupakan pendiri kota Manila di Filipina.
Hal ini juga diperkuat dari laman republika.co.id yang menuliskan, penamaan Kota Manila berasal dari kata fi’ amanillah, yang berarti “di bawah lindungan Allah SWT”.
Bertempur dengan pihak Spanyol yang datang ke tanah Filipina
Pertempuran tentara Spanyol dengan rakyat Filipina
Sayang, ketentraman para penduduk muslim Filipina mendadak berubah saat armada besar asal Spanyol datang ke wilayah tersebut.
Sumber dari jpnn.com menyebutkan, pasukan laut negeri matador pimpinan Ferdinand Magellan itu sempat bentrok dengan angkatan bersenjata pimpinan Sultan Sulaiman.
Kala itu, pembesar asal Minangkabau itu menguasai Pulau Seludung yang kini telah berganti nama menjadi Luzon.
Dalam perang yang terjadi pada 27 April 1521 , seorang pemuka Islam pemimpin suku yang bernama Lapu Lapu di wilayah setempat berhasil membunuh Ferdinand Magellan, pemimpin armada Spanyol
Sisa pasukan pun lari dan kembali ke Spanyol. Namun akhirnya datang kembali dengan jumlah pasukan besar, kekuatan Spanyol yang akhirnya sukses mengubah wajah Filipina.
Jejak sejarah yang buktikan keberadaan kerajaan Islam yang memerintah Filipina
Bangunan Intramorus Walle City yang didirikan Raja Sulaeman
Setelah berjaya dalam beberapa dekade, komunitas Islam di Filipina mulai menyusut secara perlahan.
Dilansir dari republika.co.id, ada sekitar 5,1 juta Muslim berdasarkan sensus 2010, atau 11 persen dari total keseluruhan populasi negara tersebut.
Meski demikian, negara tersebut tak lepas dari sejarah kebesaran umat Islam yang menjadi pemimpin mereka sebelum kedatangan bangsa Spanyol.
Salah satu yang bisa disaksikan adalah bangunan Intramorus Walle City yang dibangun oleh Raja Sulaiman, pemimpin masyarakat Melayu sekaligus pendiri Filipina.
Namanya diabadikan menjadi salah satu bagian sejarah kota Manila
Patung Raja Sulaeman di Manila
Sebagai bentuk penghormatan atas jasa-jasanya di masa lalu, figur Raja Sulaeman diabadikan menjadi sebuah patung yang terletak di Rizal Park, Manila.
Laman takaitu.com menyebutkan, hal ini dilakukan untuk mengenang jasa-jasa sang pemimpin sebagai pendiri kota Manila, sekaligus tokoh muslim yang gigih melawan bangsa Spanyol yang datang ke Filipina di masa lalu.
Jejak peradaban Islam yang memang dikenal telah mengakar di wilayah Asia Tenggara, telah menyebar dengan cepat di berbagai negara.
Termasuk di Filipina sendiri. Meski kini negara tersebut telah bersalin rupa secara drastis, toh peninggalan kebesaran Islam di masa lalu masih bisa dilihat hingga saat ini dan menjadi sebuah bagian sejarah yang abadi.
Sumber : Jpnn, Takaitu/Disertasi S-3 Mochtar Naim, Republika, Boombastis
by Danu Wijaya danuw | Nov 10, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Washington DC – Warga Amerika Serikat(AS) memilih dua wanita muslim menjadi anggota Kongres AS dalam pemilihan umum (pemilu) sela 6 November.
Ini menjadi momen pertama kali dalam sejarah AS ketika dua wanita muslim menjadi anggota Kongres AS saat retorika anti-Muslim merajalela.
Seperti dilansir AFP, Rabu (7/11/2018), dua politikus wanita itu adalah Ilhan Omar (36) dan Rashida Tlaib (42), yang sama-sama mewakili Partai Demokrat dalam pemilu sela 6 November.
Omar yang seorang pengungsi Somalia, dipastikan memenangkan kursi House of Representatives (HOR) — setara DPR — untuk salah satu distrik Minnesota.
Dia akan menggantikan Keith Ellison, anggota parlemen Demokrat yang juga seorang muslim.
Sedangkan Tlaib yang seorang pekerja sosial, dipastikan memenangkan kursi House atau HOR di salah satu distrik di Detroit, Michigan.
Tlaib yang merupakan anak imigran Palestina ini tidak menghadapi perlawanan dari kandidat Republik dalam pemilu sela ini.
Pada Agustus lalu, Tlaib hampir dipastikan menduduki kursi House untuk salah satu distrik Michigan setelah memenangkan pemilihan pendahuluan. Tlaib mengalahkan lima kandidat Partai Demokrat lainnya dalam pemilihan pendahuluan itu.
Kedua wanita muslim ini akan menambah jumlah total politikus muslim di House menjadi tiga orang.
Anggota parlemen Andree Carson, yang seorang muslim dan keturunan Afrika-Amerika, juga dipastikan mempertahankan kursi House untuk salah satu distrik Indiana.
Terpilihnya Omar dan Tlaib dalam pemilu sela ini sungguh bertolak belakang dengan meningkatkan sentimen anti-Islam di AS.
Council on American-Islamic Relations (CAIR) melaporkan peningkatan 21 persen dalam kejahatan kebencian anti-Islam dalam enam bulan pertama tahun 2018.
Sumber : Detik
by Danu Wijaya danuw | Sep 4, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Awalnya Kyrgyzstan diambil dari nama suku Kyrgyz yang nomadik atau hidup berpindah-pindah.
Ajaran Islam pertama kali masuk ke masyarakat suku Kirgiz sekitar abad ke 9 M dan 12 M. Sebagian besar dari orang-orang di Kyrgyzstan adalah Muslim, dengan 86.3% dari penduduk negara itu adalah umat Islam. Disusul oleh Kristen Orthodok dan sisanya.
Muslim di Kyrgyzstan umumnya dari cabang Sunni, meskipun ada beberapa muslim Ahmadi. Ada yang menarik ketika khatib jumat duduk diantara dua khutbah. Dimana disana semua penduduk melakukan shalat empat rakaat. Kemudian baru dilanjutkan khutbah jumat kedua.
Sebagian besar dari Muslim Kyrgyz menjalankan agama mereka dalam cara tertentu yang dipengaruhi oleh tradisi dan adat-istiadat. Wilayah pegunungan indah membuat penduduknya hidup sederhana di desa-desa.
Orang kyrgyz dengan beberapa rumah kerucut yang suka berpindah tempat
Lokasi Kyrgyzstan yang berada di Asia Tengah juga membuatnya dilalui oleh Jalur Sutra antara Cina dan Rusia di masa lalu. Ras orang kyrgyztan mirip wajah Cina dengan bola mata dan rambut agak sedikit pirang.
Pengetahuan dan minat mereka terhadap Islam selama beberapa tahun ini meningkat terutama sejak pecah dari Uni Soviet. Sehingga ajaran Islam mulai merambah kesegala lingkup kehidupannya.
Ada perbedaan kondisi praktik Islam antara Kyrgyztan Selatan dan Utara. Dimana praktik Islam di Kyrgyztan Selatan lebih baik dari segi pemahaman dan praktik ibadah. Kondisi tersebut berbeda dengan Muslim Kirgiz yang tinggal di wilayah bagian utara.
Wilayah kyrgyztan didominasi pegunungan indah
Meski sama-sama beragama Islam, namun orang-orang Kirgiz utara ini kerap mencampuradukkan antara ajaran Islam dengan ajaran-ajaran nenek moyang mereka, seperti animisme dan shamanism (perdukunan). Mungkin ini disebabkan wilayah pegunungan dan beberapa masih berpindah-pindah (nomadik).
Sejumlah tempat wisata sekaligus ziarah Islam pun dapat ditemui di Kyrgyzstan. Ada Suleiman Too atau bukit yang dahulunya pernah dipakai sembahyang oleh Nabi Muhammad SAW.
Lalu terdapat juga Osh Bazaar, tempat turis berbelanja. Selain itu ada danau dan alam nan indah yang tak boleh dilewatkan di wilayah pegunungan kyrgyztan.
by Danu Wijaya danuw | Aug 13, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Ratusan Muslim etnis Hui melakukan aksi protes di wilayah barat Tiongkok Ningxia atas rencana pemerintah untuk menghancurkan sebuah masjid baru yang sangat besar. Tiongkok sebelumnya secara resmi telah menjamin kebebasan beragama namun tiba-tiba kebijakan ini berubah.
Akhir-akhir ini para pejabat khawatir tentang kemungkinan radikalisasi dan kekerasan yang memperketat pengawasan di wilayah-wilayah Muslim di Tiongkok.
Menurut para pejabat di Weizhou, masjid besar Weizhou yang dibangun dengan banyak kubah dan menara gaya Timur Tengah hingga kini belum menerima izin yang tepat sebelum pembangunan. Oleh karena itu Masjid Weizhou telah dihancurkan secara paksa pada Jumat, (10/8).
Mereka membuat pemberitahuan yang beredar secara luas di kalangan Muslim Tiongkok di media sosial. Perintah membuat marah warga desa, tetapi pembicaraan antara perwakilan masjid dan pejabat telah gagal mencapai kesepakatan.
Hal tersebut disebabkan jamaah menolak rencana pemerintah untuk mengganti kubah masjid dengan pagoda. Pemerintah ingin mengganti kubah menjadi pagoda karena pagoda dinilai lebih sesuai dengan gaya Tiongkok.
Ratusan penduduk desa bahkan berkumpul di masjid pada Jumat pagi. Menurut Reuters, terkait aksi para muslim Tiongkok tersebut sumber yang meminta dirahasiakan identitasnya, Walikota Weizho diperkirakan akan mengadakan diskusi di sore hari ini.
“Jika kami menandatangani, kami menjual iman agama kami,” kata pendukung masjid Weizhou dalam catatan di aplikasi perpesanan WeChat yang mendesak warga desa untuk tidak menandatangani rencana pembangunan kembali masjid.
Seperti dilansir Channel News Asia, Direktur Masjid Weizhou, Ding Xuexiao mengatakan, ia tak bisa membicarakan masalah tersebut. Sementara Imam Masjid Ma Liguo mengatakan, situasi saat ini sedang dikoordinasikan
Sumber : Reuters/ChannelNewsAsia
by Danu Wijaya danuw | Jul 2, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Kazan adalah ibu kota negara bagian Rusia yang dikenal dengan Tatarstan. Kota muslim ini memiliki lanskap yang unik dan menarik. Ia berada di atas bukit dengan pemandangan danau di bawahnya.
Persis di pinggir danau, terdapat beberapa bangunan besar Islam, seperti Masjid Agung QolSharif dan makam syuhada. Masjid QolSharif termasuk yang terbesar di Eropa dengan arsitektur khas berupa menara-menara tinggi, yang barangkali terpengaruh oleh Masjid Biru di Istanbul Turki.
Masyarakat muslim Kazan mirip dengan Indonesia. Kumandang azan, deretan masjid, dan para perempuan berjilbab menjadi pemandangan biasa di kawasan ini.
Penghuni kota ini sebagian besar Muslim. Dahulu berdiri kerajaan Islam Tatarstan di Rusia. Kejatuhan kerajaan Islam Kazan oleh kerajaan Tsar Rusia membuat didirikan gereja besar dipusat Kazan. Namun muslim Kazan terus menjaga Islam hingga diwariskan turun temurun.
Mereka mengaku pertama kali mengenal Islam dari seorang utusan Islam asal Baghdad pada abad ke-7 Masehi, manakala Kazan masih menjadi bagian dari wilayah Bulgaria. Sejak itu, Islam berkembang cepat di wilayah ini.
Piala Dunia yang sedang berlangsung di Rusia, salah satunya menggunakan tempat stadium di Kazan.
Stadium Kazan Arena merupakan kandang Klub FC Rubin Kazan. Stadium ini menyediakan mushola untuk shalat. Di wilayah Kazan cukup mudah bagi muslim untuk mencari makanan halal.
Dahulu sama seperti agama-agama lain, Islam sempat mengalami hambatan serius pada masa komunisme Soviet. Hampir semua masjid dialih fungsi menjadi gudang atau gardu jaga. Segala sesuatu yang menyiratkan simbol keagamaan diharamkan.
Setelah komunisme Soviet tumbang, komunitas Muslim di wilayah ini seolah bangkit dari tidur panjang. Mereka kembali membangun tempat ibadah dan institusi keagamaan dengan cepat. Kini, tak kurang dari 1.200 masjid telah kembali berdiri dan mendorong kemajuan masyarakat di berbagai bidang.
Di kota Kazan ini ada pula universitas Islam yang diberi nama Universitas Islam Rusia. Perguruan tinggi ini mirip sekali dengan UIN di Indonesia.
Menurut penuturan banyak orang, pendidikan Islam di Tatarstan tetap berlangsung meskipun pada masa komunis. Mereka melakukan dakwah minimal kepada anggota keluarga. Itulah sebabnya, Islam tidak surut meski dilarang satu generasi.
Sumber : Republika