0878 8077 4762 [email protected]

Hadiri Maulid Nabi Muhammad SAW di Monas, Ini Kata Anies

JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal, tepatnya hari ini, Selasa (20/11/2018) di Silang Monas, Jakarta Pusat.
“Pagi ini terasa cerah sinar matahari terang menerangi kita semua tapi saya yakin hati kita sejuk tak sedikit pun merasakan panas, karena kita semua hadir di tempat ini oleh satu niat, menunjukkan rasa cinta kita pada Rasulullah,” ujarnya.
Tak lupa, dia mendoakan warga yang datang ke acara maulid nabi ini supaya bisa mencerminkan sifat yang dekat dengan Rasulullah.
Dalam kesempatan itu, Anies juga mengungkap rasa syukurnya, karena kawasan Monas kembali dijadikan sebagai tempat kegiatan mulia keagamaan yang dilaksanakan oleh Majelis Dzikir dan Pemuda, Majelis Rasulullah.
“Kita bersyukur bahwa tempat ini secara rutin diramaikan dijadikan tempat yang penuh berkah lewat Majelis yang mulia ini,” kata Anies di Silang Monas, Jakarta Pusat, Selasa (20/11/2018).
Anies juga turut berterima kasih kepada Majelis Rasulullah yang telah memilih Monas sebagai tempat mengumpulkan keberkahan bagi seluruh warga Jakarta dan sekitarnya hari ini.
“Izinkan saya mengucapkan terima kasih kepada Majelis Rasulullah ini, karena telah menjadikan tempat ini tempat yang berkah. Ini keberkahan sendiri bagi kita semua warga Jakarta. Karena itu tiap Majelis Rasulullah menjalankan kegiatan kami menyambutnya dengan baik,” ujarnya.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu juga menyanjung kedisiplinan yang selalu dijaga oleh anggota Majelis dari sisi kebersihan.
Sebab, Anies menilai setiap Majelis Rasulullah melangsungkan kegiatannya di Monas, mereka selalu membersihkannya kembali dan peduli terhadap sampah yang tersisa.
“Tapi Majelis Rasulullah menjadi contoh pengguna Monas yang baik dan dijadikan teladan. Tak pernah Majelis Rasulullah meninggalkan sisa, selalu bersih, kalau menggunakan Monas.” pungkasnya.
Tak lupa, dia mengajak warga yang datang ke acara maulid nabi ini supaya bisa mencerminkan sifat yang dekat dengan Rasulullah.
“Kita semua di sini penting bahwa bukan saja kita mengingat menunjukkan rasa cinta, tapi juga untuk mengukur seberapa dekat kita dengan sifat-sifat-Nya, sidiq, amanah, fatanah. Semoga kita semua termasuk golongan orang yang dekat sifat Rasulullah,” tutur Anies.
Ribuan umat muslim berdoa saat menghadiri Tabligh Akbar Majelis Rasulullah dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1440 H di Lapangan Monas, Jakarta, Selasa, 20 November 2018.
 
Sumber : Tribunnews/Detik

Inilah Nabi Palsu Sepanjang Sejarah Termasuk dari Indonesia

Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: “Kiamat tidak akan terjadi sebelum dibangkitkan para dajjal (pendusta) yang berjumlah sekitar tiga puluh orang. Semuanya mengklaim bahwa dirinya adalah Rasul (utusan) Allah”. (HR: Al-Bukhari dan Muslim).
Nabi Palsu Sebelum Zaman Islam:

  1. Zoroaster (Persia, 660-583 SM), kitab suci: Avesta. Mati terbunuh dalam perang melawan Bactria (Balkh).
  2. Marcion (Roma, ± 144 M), pembentuk gereja Marcionite dan pemahaman Marcionisme .Mani (Persia, ± 242 M), pendiri agama Manichaeisme (al-Maniwiyah). Mati dibunuh, dikuliti, dan kulitnya diisi jerami dan digantung oleh Bahram.
  3. Daishan, pendiri aliran Daishaniyah yaitu suatu aliran ber-tuhan dua di Persia dari agama Majusi.
  4. Mazdak (Persia, 487-523 M), pendiri aliran Mazdakiyah (Serba Boleh dan Semua Halal), kitab suci: Zanda. Mati dibunuh.

Nabi Palsu Di Zaman Jahiliyah

  1. Amru bin Luhayyi, (dari Kabilah Khuza’ah), orang yang pertama kali merubah agama Nabi Ibrahim dan Ismail menjadi kemusyrikan dan penyembahan berhala.

Nabi Palsu di Masa Rasulullah : 
1. Al-Aswad al-Ansi (11 H/632 M) atau Abhalah bin Ka’ab bin Auf al-Ansi al-Madzhiji
Seorang dukun dari Yaman. Mati dibunuh oleh Fairuz, kerabat istri al-Aswad.
2. Musailamah al-Kadzdzab (usia 150 tahun, mati tahun 12 H/633 M).
Memiliki pasukan 40.000 orang. Mati dibunuh saat perang oleh Wahsyi dengan tombaknya pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Nabi Palsu Setelah Masa Rasulullah :
1. Sajah binti Al-Harits bin Suwaid bin Aqfan at-Tamimiyah dari Bani Yarbu (mati tahun 55 H/675 M).
Seorang dukun wanita yang mengaku Nabi di zaman Abu Bakar ash-Shiddiq dan kemudian dinikahi oleh Musailamah al-Kadzdzab. Setelah Musailamah terbunuh, Sajah melarikan diri ke Irak kemudian masuk Islam dan mati dalam keadaan Islam.
2. Thulaihah al-Asadi (mati tahun 21 H/642 M).
Masuk Islam tahun 9 H, kemudian murtad. Dan mengaku Nabi di Nejd pada masa Abu Bakar ash-Shiddiq. Setelah Abu Bakar ash-Shiddiq wafat, Thulaihah bertaubat (masuk Islam) kemudian mati syahid dalam penaklukkan Persia.
3. Abdullah bin Muawiyah bin Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib.
Sempalan Syiah yang meyakini reinkarnasi (kembalinya ruh orang yang sudah mati) dari satu orang ke orang lain. Dia mengaku Tuhan dan Nabi sekaligus
4. Al-Mukhtar bin Abi Ubaid (Thaif, 622-687 M/67 H)
Penganut Syiah yang mengaku Nabi dan mendapat wahyu. Dia adalah saudara iparnya Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu. Mati dibunuh oleh Mush’ab bin Az-Zubair di Harura.
5. Mirza Ali Mohammad (abad 19 M).
Pendiri agama Babisme dan penganut Syiah, dihukum mati oleh pemerintah Iran tahun 1843.
6. Mirza Husein Ali.
Pendiri agama Bahaisme (pengganti Babisme) dan penganut Syiah. Mengaku Nabi tahun 1862 dan mati tahun 1892, kemudian dilanjutkan oleh anaknya, Abbas Efendy yang berpusat di Chicago.
7. Mirza Ghulam Ahmad (India 1835-1908).
Pendiri ajaran Ahmadiyah dari India yang membuka cabang di Indonesia. Kitab suci: Tadzkirah. Mati terkena wabah penyakit kolera.
8. Rashad Khalifa (Mesir, 1935-1990)
Penganut Tasawuf dan perintis Ingkarus Sunnah. Mati dibunuh oleh pengikutnya dengan disembelih dan ditusuk-tusuk dengan pisau dapur.
9. Asy-Syaikhah Manal Wahid Manna
Wanita tersebut mulai melontarkan kesesatan sejak tahun 1995. Dan dipenjara oleh pemerintahan Mesir.
10. Tsurayya Manqus
Seorang wanita peneliti, cendekiawan dalam bidang sejarah dari Yaman.
11. Muhammad Bakri, asal Yaman dan dibunuh oleh pengikutnya sendiri, kemudian disalib di atas papan kayu.
12. Muhammad Abdur Razak Abul ‘Ala
Asal Sudan. Bekerja sebagai tukang jahit di Kairo.
Nabi-Nabi Palsu di Indonesia :
1. Gus Jari bin Supardi
Sebagai nabi penutup, Jari menyebut dirinya sebagai Nabi Isa Al Habibullah. Lewat pondok pesantrennya yang diasuhnya, Kahuripan Ash-Shiroth di Dusun Gempol, ia memiliki 100 pengikut.
2. Lia Aminuddin alias Lia Eden
Wanita 69 tahun ini mengklaim bisa meramalkan kiamat. Pendiri agama Salamullah. Dia mengklaim sebagai nabi dan rasul serta Imam Mahdi. Namun, pengaruh Lia Eden perlahan terkikis setelah Mahkamah Agung memvonis 3 tahun penjara pada 2007 lalu.
3. Ahmad Musadeq
Mengaku sebagai nabi pada 23 Juli 2006 aliran Alqiyadah Al-Islamiyah. Ia menafsirkan kitab suci dengan cara sendiri dan tidak mewajibkan pengikutnya salat dan puasa. Musadeq akhirnya diamankan polisi dan mengaku bertaubat pada 9 November 2007. Namun, Musadeq kembali muncul lewat organisasi dan aliran Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang kini sedang heboh di tanah air. Musadeq menjadi nabi dan rasulnya para pengikut Gafatar.
4. Cecep Solihin
Pria yang mengaku sebagai rasul ini ditangkap di Jalan Cinta Asih, RT 01/ 11, Kelurahan Samoja, Kecamatan Bandung Wetan, Bandung, Jawa Barat. Selain mengaku nabi dan rasul, pria kelahiran 2 Agustus 1965 itu juga mengajarkan doktrin-doktrin aneh yang membingungkan dan menyesatkan. Cecep menyuruh pengikutnya jihad ke Aceh, meminjam uang ke bank tanpa perlu mengembalikan, hingga mencuci otak pengikutnya untuk tidak mengakui NKRI. Akhirnya ditangkap pihak kepolisian.
5. Dedi Mulyana alias Eyang Ended
Dari Banten. Dedi mengaku memperoleh wangsit dari musyawarahnya dengan jin di laut. Nabi palsu ini berprofesi sebagai dukun. Eyang Ended merekrut pengikutnya dengan syarat menyetorkan uang senilai Rp 5 juta. Nabi palsu ini juga menipu 30 wanita untuk melakukan ritual keagamaan dengan jalan berhubungan badan. Aksi cabul inilah yang mengantarkan Dedi Mulyana ke penjara setelah ditangkap pada Juni 2005 silam.
6. Ashriyanti Samuda
Ashriyanti Samuda mengklaim sebagai nabi sejak berusia 30 tahun. Warga Kepulauan Sula, Maluku ini menerbitkan buku sabdanya kepada presiden pada 2014 lalu lewat bukunya berjudul “Pemimpin yang Diutus Cahaya dari Indonesia Timur” for Presiden RI 2014. Buku ilegal ini sampai ke MUI Maluku Utara. Nabi palsu ini akhirnya disidang pada 15 Juni 2012 lalu.
7. Sutarmin
Sutarmin muncul di lereng Gunung Lawu pada 2013 lalu. Nabi palsu ini  adalah guru agama yang meneruskan ajaran pendahulunya, Rochmad. Rochmad dan pengikutnya diketahui menyimpang dari ajaran Islam. Mereka mengganti nama Nabi Muhammad dalam syahadat dengan nama Rochmad.
8. Ahmad Mukti
Ahmad Mukti adalah putra Lia Eden. Ahmad Mukti dipercaya oleh pengikut sebagai reinkarnasi Nabi Isa. Sosok Lia Eden multifungsi. Lia Eden tak hanya sebagai Imam Mahdi, tapi juga sosok Maryam yang melahirkan Nabi Isa. Raga Lia dijadikan media tempat Jibril memberi ilmu dan berbagai petunjuk mengenai dunia-akhirat.
 
Sumber : Abu Fahd/Serambi Mata
Diambil dari buku : “Nabi-nabi Palsu dan Para Penyesat Umat” oleh Hartono Ahmad Jaiz. Printed by Maktabah Salman 2008

Doa Setelah Witir yang Dicontohkan Nabi saw

Ada doa yang bisa kita panjatkan setelah shalat witir seperti dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Bacaan Ketika Shalat Witir
Beliau biasa pada saat shalat witir membaca surat “Sabbihisma Robbikal a’laa” (surat Al A’laa), “Qul yaa ayyuhal kaafiruun” (surat Al Kafirun), dan “Qul huwallahu ahad” (surat Al Ikhlas)…
Bacaan Doa Pertama
…Kemudian setelah salam beliau mengucapkan,“Subhaanal malikil qudduus”, sebanyak tiga kali dan beliau mengeraskan suara pada bacaan ketiga.
(HR. Abu Daud no. 1430, An Nasai no. 1732 dan Ahmad 3: 406. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Bacaan Doa Kedua
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengucapkan di akhir witirnya,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لاَ أُحْصِى ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Allahumma inni a’udzu bika bi ridhooka, min sakhotik wa bi mu’afaatika min ‘uqubatik, wa a’udzu bika minka laa uh-shi tsanaa-an ‘alaik, anta kamaa atsnaita ‘ala nafsik”.
Artinya: Ya Allah, aku berlindung dengan keridhoan-Mu dari kemarahan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari hukuman-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa-Mu. Aku tidak mampu menghitung pujian dan sanjungan kepada-Mu, Engkau adalah sebagaimana yang Engkau sanjukan kepada diri-Mu sendiri.
(HR. Abu Daud no. 1427, Tirmidzi no. 3566, An Nasai no. 1100 dan Ibnu Majah no. 1179. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Cara Baca “Subhaanal Malikil Qudduus”
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,
فَإِذَا فَرَغَ قَالَ عِنْدَ فَرَاغِهِ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ يُطِيلُ فِي آخِرِهِنَّ
“Jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah selesai dari witirnya, beliau membaca ‘subhaanal malikil qudduus (sebanyak tiga kali)’, beliau memanjangkan di akhirnya.” (HR. An-Nasa’i no. 1700, Ibnu Majah no. 1182. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dari Ibnu ‘Abdirrahman bin Abza, dari bapaknya, ia berkata,
وَكَانَ يَقُولُ إِذَا سَلَّمَ سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ثَلَاثًا وَيَرْفَعُ صَوْتَهُ بِالثَّالِثَةِ
“Jika mengucapkan salam, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak tiga kali lalu beliau mengeraskan suaranya pada ucapan yang ketiga.” (HR. An-Nasa’i no. 1733 dan Ahmad 3: 406. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Cara membacanya:

  • Mengeraskan bacaan terakhir berbeda dengan bacaan “subhaanal malikil qudduus” di pertama dan kedua.
  • Memanjangkan bacaan “qudduus” dengan empat atau enam harakat.

Apakah Ada Tambahan “Rabbil Malaikati war Ruuh”?
Dari Ubay bin Ka’ab, ia berkata,

فَإِذَا سَلَّمَ قَالَ :« سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ ». ثَلاَثَ مَرَّاتٍ يَمُدُّ بِهَا صَوْتَهُ فِى الآخِرَةِ يَقُولُ :« رَبِّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ »

“Jika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan salam, beliau mengucapkan, ‘Subhaanal malikil qudduus’ sebanyak tiga kali dan di suara ketiga, beliau memanjangkan suaranya. Lalu beliau mengucapkan, ‘Rabbil malaikati war ruuh.’ ” (HR. As-Sunan Al-Kubra Al-Baihaqi 3: 40 dan Sunan Ad-Daruquthni 4: 371. Tambahan ‘rabbil malaikati war ruuh’ adalah tambahan maqbulah yang diterima).
Tambahan ‘rabbil malaikati war ruuh’ adalah tambahan yang diterima. Sehingga doa setelah witir bisa pula dengan ‘subhaanal malikil quddus’ sebanyak 3 kali lalu bacaan terakhir dikeraskan atau dipanjangkan lalu ditambahkan dengan rabbil malaikati war ruuh.
Semoga bermanfaat. Hanya Allah yang memberi taufik.
 
Sumber: E-book Ringkasan Panduan Ramadhan Bekal Meraih Penuh Berkah, Penulis Muhammad Abduh Tuasikal

Saat Nabi Pergi

Sakit Rasulullah saw semakin hari semakin keras. Ini detik-detik kritis. Aisyah merebahkan tubuh orang mulia ini kepangkuannya. Ini momen yang sangat penting bagi Aisyah. Ia dapat merawat sendiri Rasulullah saw di rumahnya.
Abdurrahman bin Abu Bakar, kakak Aisyah adalah sahabat lain yang diperkenankan merawat Rasulullah saw. Ia masuk ke dalam sambil memegang siwak.
Melihat itu, Aisyah bertanya kepada Rasulullah saw, “apakah aku boleh mengambil siwak itu untuk engkau?” Hal ini Aisyah tanyakan kepada Rasulullah saw karena Rasulullah saw sangat suka bersiwak.
Rasulullah saw mengiyakan dengan isyarat kepala. Aisyah pun menggosokan siwak itu ke gigi beliau. Rupanya karena terlalu keras, Aisyah segera menggosokan dengan pelan-pelan sekali. Di dekat tangan Rasulullah saw ada bejana berisi air.
Beliau mencelupkan kedua tangannya lalu mengusap wajahnya. Mulutnya begumam, “ Tiada Ilah selain Allah. Sesungguhnya kematian itu ada sekaratnya.”
Usai bersiwak, beliau mengangkat tangan dan mengacungkan jari, mengarahkan pandangan ke langit-langit rumah. Kedua bibirnya bergerak-gerak.
“Bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat atas mereka dari nabi, shidiqqin, syuhada dan shalihin. Ya Allah ampunilah dosaku dan rahmatilah aku. Pertemukanlah aku dengan kekasih yang Maha Tinggi ya Allah, kekasih yang Maha Tinggi.”
Kalimat ini diulang-ulang hingga tiga kali disusul dengan tangan Rasulullah saw yang melemah. Beliau wafat. Suasana hening. Saat itu waktu Dhuha, udara sudah terasa panas, senin 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Rasulullah saw wafat dalam usia 63 tahun lebih empat hari.
Kabar duka itu segera tersebar. Seluruh pelosok Madinah berubah muram. Walau sudah diduga, tetapi kepergian Rasulullah saw nyata membuat kaum Muslimin terpukul.
Anas menggambarkan, “Aku tidak pernah melihat suatu hari yang lebih baik dan lebih terang selain ketika hari saat Rasulullah saw masuk ke tempat kami. Dan tidak kulihat hari yang lebih buruk dan muram selain ketika Rasulullah saw meninggal dunia.”
Berita itu jelas sampai ke semua orang. Termasuk kepada Umar bin Khatab. Mendengar itu, Umar hanya berdiri mematung. Seperti tidak sadar, dia berkata,
“Sesungguhnya beberapa orang munafik beranggapan bahwa Rasulullah saw akan meninggal dunia. Rasulullah saw sekali-kali tidak akan meninggal dunia, tetapi pergi kehadapan Rabbnya seperti yang dilakukan Musa bin Imran yang pergi dari kaumnya selama empat puluh hari , lalu kembali lagi kepada mereka setelah beliau dianggap meninggal dunia. Demi Allah, Rasulullah saw akan kembali. Maka tangan dan akal orang-orang yang beranggapan bahwa beliau meninggal dunia, hendaknya dipotong.”
Abu Bakar pun tidak kalah terpukulnya. Setelah mendengar kabar itu, dari tempat tinggalnya di dataran tinggi Mekkah, Abu Bakar memacu kuda, lalu turun dan masuk mesjid tanpa berbicara dengan siapapun.
Dia segera menemui Aisyah, lalu mendekati jasad Rasulullah saw yang diselubungi kain itu lalu menutupnya kembali. Ia memeluk jasad Rasulullah saw sambil menangis.
Dari mulutnya terdengar, “Demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, Allah tidak akan menghimpun dua kematian pada diri engkau. Kalau memang kematian ini sudah ditetapkan atas engkau, berarti memang engkau sudah meninggal dunia.”
Kemudian Abu Bakar keluar rumah dengan masih sambil tersedu. Saat itu Umar sedang berbicara di hadapan orang-orang. Abu Bakar berkata, “Duduklah, wahai Umar!”
Umar tidak mau duduk. Orang-orang beralih kehadapan Abu Bakar dan meninggalkan Umar.
Abu Bakar berkata, “Barangsiapa di antara kalian yang menyembah Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia. Tapi barangsiapa diantara kalian menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah itu Maha Hidup dan tidak meninggal.
Allah berfirman, ‘Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul. Sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rasul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh, kalian berbalik kebelakang-murtad? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur’.”
Seusai mendengar ayat ini, semua langsung terdiam. Seakan-akan mereka tidak tahu bahwa Allah telah menurunkan ayat ini. Semuanya kemudian menghayati ayat ini. Tidak seorangpun dari mereka yang mendengarnya melainkan membacanya.
 
Sumber: Peri Hidup Rasul & Para Sahabat, Kisah-kisah yang Menggetarkan Hati/Saad Saefullah/SPU Purwakarta

Kegiatan Sang Nabi

Nabi Muhammad saw mengerjakan sendiri apa yang beliau bisa di urusan rumah tangga : menambal baju sobek, menjahit sandal rusak, dan seterusnya. Nabi sangat suka bersiwak bersih gigi ketika akan shalat, hendak baca Qur’an, menemui tamu, sahabat dan istrinya.
Sang Nabi suka olahraga lari. Kadang bersama istri. Kadang dengan anak-anak kecil, beliau lombakan siapa duluan yang menangkap dirinya.
Nabi tidak pernah mencela makanan, apakah ini enak atau tidak enak. Jika menyukainya beliau memakannya penuh syukur, jika tidak suka beliau cukup diam tanpa komentar.
Sang Nabi tak suka di istimewakan. Jika dalam perjalanan, beliau selalu ingin berbagi peran dan mencari peluang kontribusi seperti menyiapkan api.
Kata Anas, “Tak pernah kulihat Nabi marah atau membalas perilaku buruk atas pribadi beliau. Beliau hanya marah jika Allah dihinakan.”
Tidur sang Nabi tak pernah tengkurap. Jika miring berbantal telapak dan kakinya disilang. Jika terlentang kaki kanan diletakkan diatas kiri.
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media