0878 8077 4762 [email protected]

Bermewah yang Menyesakkan

Kata Ali, “Bermewahnya wirausahawan masih mungkin menginspirasi, tetapi bermewahnya pejabat pasti melukai.”
Sebaik-baik istana adalah yang mendekatkan pemimpin kepada rakyatnya. Saad bin Abi Waqqash, Sang penakluk Persia, lelaki sholeh dan bertakwa yang mustajab doanya diangkat menjadi gubernur Kufah. Hari-hari gubernur dibisingkan derau kebengalan rakyatnya, sukar dipuaskan dan tak henti berbuat onar. Saad tak tahan. Maka didirikanlah kompleks kantor gubernur Kufah berbenteng tinggi dan dijaga ketat. Saad tak ingin tugas administratifnya terganggu.
Tetapi diluar sana ummat kian gelisah. Dan dirasakan sang pemimpin agung nan merakyat Umar bin Khattab. Diterbitkannya dua surat Khalifah. Yang satu untuk Saad, satu lagi untuk Abu Musa Al Asy’ari.
Abu Musa ternganga membaca isi suratnya. Bunyinya: Robohkan benteng Saad, bakar istananya! Tapi itu tugas, Abu Musa melaksanakannya, sementara Saad tertunduk taat. Surat perintah Umar diberikan kepada Saad yang menerimanya penuh takzim berbunyi : Dengarkan rakyatmu, betapapun tak sukanya engkau.
Provinsi Kufah saat itu tidaklah miskin. Sebab dibawah panglima Saad, Persia baru jatuh dan membawa setumpuk kekayaan. Ibnu Katsir mencatat, saat Kisra lari, uang tunai pribadi yang tak sempat terbawa mencapai 3.000.000.000.000 dinar (1 dinar = Rp 2,16 juta). Ada mahkota yang disangga tiga rantai; tahta dan kursi-kursi menteri yang terbuat dari emas bertabur permata, aneka perhiasan dan permadani. Semua kekayaan dengan jumlah tak terbayangkan dan dibagikan secara adil oleh khalifah Umar.
Dalam keadaan semakmur itu sebenarnya istana Saad sungguhlah wajar, apalagi Saad berjasa besar dalam memakmurkan negara. Tetapi umar ingin menunjukkan dan memberi teladan kinerja tak tergantung fasilitas. Apalagi menghalangi kedekatan dengan rakyat.
 
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah

Nasihat Umar kepada Penuntut Ilmu

Tausiyah Iman – 20 Mei 2016
 
Nasihat Umar bin Khattab r.a. kepada para penuntut ilmu:
“Jangan engkau menuntut ilmu karena 3 hal, dan jangan meninggalkannya karena 3 hal.
Jangan menuntut ilmu untuk berdebat, jangan pula untuk berbangga-bangga dengannya, dan jangan pula untuk tujuan pamer (riya’).
Jangan tinggalkan ilmu karena malu, atau karena merasa cukup, dan jangan pula karena merasa nyaman dengan kebodohannya.”
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Malu dan Iman)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman

Menegakkan Keadilan

Tausiyah Iman – 2 Mei 2016
 
Suatu ketika khalifah Umar bin Abdul Aziz berpesan kepada walikota Madinah. “Bentengilah Madinah dengan keadilan.”
Umar bermaksud memberikan pengarahan bahwa suatu wilayah hukum tidak dapat dilindungi dan dibentengi dari serangan pihak luar atau fitnah dari dalam, hanya semata-mata membangun tembok-tembok yang tinggi dan benteng-benteng yang kokoh.
Akan tetapi, batin penduduknya harus dilindungi dan dibentengi terlebih dahulu dengan cara menegakkan keadilan kepada penduduknya dan memberikan hak-hak mereka.
Sehingga penduduknya sendirilah yang akan menjadi benteng hakiki yang siap menjaga dan melindungi wilayah tersebut.
Ustadz Adi Setiawan, Lc., MEI
(Baca juga: Yang Seharusnya Dicari Mukmin)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman