0878 8077 4762 [email protected]

Manfaat Puasa

Oleh: Fahmi Bahreisy, Lc
 
Sebagai seorang mukmin kita meyakini bahwa setiap perintah atau larangan dari Allah dan Rasul-Nya, pasti mengandung hikmah dan manfaat bagi manusia. Tidak ada satupun aturan dari Allah kecuali didalamnya terdapat kemashlahatan bagi manusia, termasuk ibadah puasa.
Sebagian manusia beranggapan bahwa tak ada manfaat dari ibadah puasa. Persepsi semacam ini tidak lain disebabkan oleh kedangkalan iman dan ketidakfahaman mereka terhadap syariat Allah.
Kita sebagai orang yang beriman, tidak dituntut untuk mencari tahu hikmah atau manfaat dari sebuah ibadah yang telah Allah tetapkan bagi kita. Yang dituntut oleh Allah adalah pelaksanaan ibadah tersebut secara sempurna dan benar, baik kita ketahui hikmahnya ataupun tidak.
Ketika kita melaksanakan syari’at Allah dengan baik dan benar, maka secara otomatis manfaat dan hikmah dari ibadah tersebut akan kita rasakan sendiri. Namun, alangkah baiknya juga jika kita bisa mengetahui hikmah dari ibadah yang kita laksanakan, sebab hal itu akan menambah semangat kita dalam beribadah.
Dalam ibadah puasa, banyak sekali hikmah dan manfaat yang bisa didapatkan oleh orang yang melaksanakannya. Diantaranya ialah bahwa puasa mendidik kita untuk bersikap ikhlas dalam setiap aktivitas yang kita lakukan. Puasa adalah ibadah yang bersifat rahasia antara kita dengan Allah. Tidak ada yang mengetahui apakah seseorang benar-benar berpuasa kecuali kita dan Allah.
Maka dari itu, tatkala ada seseorang yang menjaga dirinya untuk tidak makan dan minum, serta menjaga diri untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari, tidak ada yang ia harapkan kecuali ridha dan pahala dari Allah. Oleh karena itu, dalam sebuah hadits Qudis disebutkan, “Puasa adalah untukku, dan aku yang akan memberikan secara langsung pahalanya”.
Ibadah puasa juga dapat membersihkan diri kita dari dosa-dosa yang telah kita lakukan dan dapat melipatgandakan pahala ibadah kita. Sebagaimana dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang berpuasa di bulan suci ramadhan, maka dosa-dosanya satu tahun yang lalu akan diampuni oleh Allah”  (HR. Bukhari).
(Baca juga: 4 Kiat Sukses Ramadhan)
Dalam hadits yang lain disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Amal manusia ditampilkan pada hari senin dan kamis. Oleh karena itu, aku ingin amalku ditampilkan oleh Allah dalam kondisi aku sedang berpuasa”.
Para ulama mengomentari hadits ini bahwa ketika kita melakukan sebuah ibadah di saat kita berpuasa, maka hal itu akan menambah pahala dan kedudukan dari ibadah tersebut.
Puasa juga melatih kita untuk mengontrol syahwat dan hawa nafsu kita. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa selain setan ada nafsu yang sering kali membuat manusia melakukan perbuatan yang menyimpang dari aturan Allah. Larangan untuk berhubungan intim di siang hari dan ancaman akan gugurnya pahala puasa bagi mereka yang tidak menjaga lisan dan sikapnya, hal ini dapat mengekang hawa nafsu dan syahwat. Ia akan menjadi kontrol agar tidak mendorong manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang buruk.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa adalah perisai, maka ia tidak boleh berkata kotor dan tidak boleh bersikap bodoh. Jika ada seseorang yang mencela dan memusuhinya, maka katakan ‘saya sedang berpuasa’” (HR. Bukhari).
Selain itu ibadah puasa juga dapat menumbuhkan sikap disiplin dalam beribadah dan mengatur waktu. Dalam berpuasa kita dituntut untuk bangun sebelum shubuh untuk makan sahur dan mulai tidak makan dan minum saat adzan shubuh berkumandang. Kemudian kita baru diperbolehkan untuk makan dan minum ketika waktu maghrib sudah masuk.
Ini merupakan sebuah tarbiyah dari Allah agar kita terbiasa hidup disiplin dalam beribadah. Terlebih lagi ibadah puasa membutuhkan fisik yang fit di siang hari, sehingga tubuh kita memerlukan istirahat yang cukup. Hal ini membuat tidur kita lebih teratur demi lancarnya puasa yang kita lakukan.
Puasa juga mendidik kita untuk menjadi manusia yang sosial, peka terhadap sesama, dan perhatian terhadap hubungan silaturrahim. Anjuran untuk memberikan ifthar (ta’jil) dalam berpuasa dan rasa lapar dan haus yang kita rasakan saat berpuasa, ini semua merupakan sebuah tarbiyah dari Allah agar kita menjadi manusia yang peduli terhadap kondisi sesama dan mempererat hubungan silaturrahim dan ukhuwah diantara umat Islam.
Manfaat lainnya ialah dari sisi kesehatan, bahwa dalam banyak penelitian yang telah dilakukan oleh ahli kesehatan dan kedokteran menyebutkan bahwa puasa memberikan dampak positif terhadap kesehatan. Orang yang terbiasa berpuasa memiliki tingkat kesehatan yang lebih baik daripada yang tidak berpuasa. Apalagi jika kita mengikuti tata cara Rasulullah dalam mengkonsumsi makanan yang dimakan pada saat sahur dan berbuka.
Inilah beberapa manfaat yang dapat menjadi tambahan motivasi bagi kita untuk melaksanakan ibadah puasa. Tentu saja, masih banyak manfaat yang lainnya yang tak dapat kita ketahui. Namun, yang lebih penting dari itu adalah kita melaksanakan puasa dengan sebaik-baiknya sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW, agar tujuan dari puasa, yaitu menjadi insan yang bertaqwa, dapat kita raih.
Wallahu a’lam.
Sumber:
Artikel Utama Buletin Al Iman.
Edisi 375 – 3 Juni 2016. Tahun ke-8
*****
Buletin Al Iman terbit tiap Jumat. Tersebar di masjid, perkantoran, majelis ta’lim dan kantor pemerintahan. Menerima pesanan dalam dan luar Jakarta.
Hubungi 0897.904.6692
Email: [email protected]
Dakwah semakin mudah. Dengan hanya membantu penerbitan Buletin Al Iman, Anda sudah mengajak ribuan orang ke jalan Allah
Salurkan donasi Anda untuk Buletin Al Iman:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman
Konfirmasi donasi: 0897.904.6692
Raih amal sholeh dengan menyebarkannya!

Ummu Ma'bad Al-Khuza'iyyah: Pemilik Domba yang Penuh Berkah (4-akhir)

Oleh: Lia Nurbaiti
 
Sehingga ia (Ummu Ma’bad) sabar dan ridha atas kepergian Rasulullah saw. Ia hanya berharap kepada Allah agar diberikan pahala bagi orang-orang yang sabar.
Domba Ummu Ma’bad pada Masa Paceklik “Aam Ramaadah”
Kaum muslimin pernah mengalami masa paceklik sangat hebat yang dikenal dengan peristiwa “aam ramaadah“.
Ibnul Jauzi berkata “pada tahun itu, kaum muslimin ditimpa kekeringan, paceklik dan kelaparan yang sangat hebat, sehingga binatang liarpun turun ke kampung -kampung. Angin bertiup kencang dan menerbangkan debu (ramaad) sehingga peristiwa ini dikenal dengan sebutan ‘aam ramaadah.
Bahkan mereka yang menyembelih domba hampir tidak ada daging yang bisa ia dapatkan. Melihat kondisi ini, Umar bersumpah tidak mau makan minyak samin, susu atau daging hingga kehidupan kaum muslimin normal kembali.
Sampai suatu saat seorang pembantu Umar membeli minyak samin dan susu seharga 40 dirham. Dan memberikannya kepada Umar. Namun Umar berkata “Shadaqahkanlah minyak samin dan susu itu, sesungguhnya aku tidak suka berlebih-lebihan (israaf). Bagaimana aku bisa peduli dengan keadaan rakyat, jika tidak merasakan apa yang sedang mereka rasakan.” (Al-Muntahzam, vol.4 hlm 250 )
Kekeringan yang melanda kaum muslimim masih berlangsung, tetapi lain halnya dengan Domba Ummu Ma’bad ra. Yang susunya pernah diusap oleh Rasulullah saw. Domba itu pernah menerima berkah Rasulullah saw, sehingga tetap mengeluarkan  susu dengan deras dari pagi hingga sore.
Ummu Ma’bad ra menceritakan “Kami tetap memerah susu domba itu di pagi dan sore hari, padahal saat itu hampir tidak ada lagi domba yang masih mengeluarkan susu. Semua itu karena berkah Rasulullah saw”.
Sahabat-sahabat Rasulullah saw sangat menghormati dan menjunjung tinggi kedudukan Ummu Ma’bad ra. Terlebih lagi para Khulafaa’ Rasyiduun, semoga Allah meridhai mereka semua. Mereka mengetahui betul kedudukan dan budi baiknya seorang Ummu Ma’bad ra. Terhadap Rasulullah saw saat menempuh perjalanan hijrah yang penuh berkah itu.
Saatnya Berpisah
Setelah melewati masa hidup yang cukup panjang, akhirnya sahabat wanita yang mulia itu terbaring lemah untuk bersiap kembali menghadap Allah swt, setelah ia berusaha sekuat tenaga untuk membela agama Allah swt.
Ummu Ma’bad ra telah tiada, tetapi kita masih teringat kisah penuh berkah yang telah memenuhi dunia dengan semerbak keikhlasan dan pengorbanannya. Semoga Allah meridhainya dan menjadikannya ridha, serta menjadikan surga firdaus sebagai tempat persinggahan terakhirnya.
Baca juga:
Ummu Ma’bad Al-Khuza’iyyah: Pemilik Domba yang Penuh Berkah (bagian 1)
Ummu Ma’bad Al-Khuza’iyyah: Pemilik Domba yang Penuh Berkah (bagian 2)
Ummu Ma’bad Al-Khuza’iyyah: Pemilik Domba yang Penuh Berkah (bagian 3)
Referensi:
35 Sirah Shahabiyah Jilid 2, Mahmud Al-Mishri

Kenikmatan Hidup yang Paling Indah

Tausiyah Iman – 28 Mei 2016
 
Dalam setiap tarikan nafas, terdapat tanda akan kekuasaan Allah
Dalam setiap detak jantung dalam diri kita, terdapat tanda akan rahmat Allah.
Dalam setiap kedipan mata yang bergerak, terdapat petunjuk akan besarnya nikmat Allah.
Rasakanlah saudaraku, bahwa kenikmatan hidup yang paling indah ialah tatkala engkau mengenal Allah dan merasakan kebersamaan-Nya dalam setiap aktivitas kehidupanmu.
Ustadz Fahmi Bahreisy, Lc
(Baca juga: Akhlak Pilar Peradaban)
•••
Join Channel Telegram: http://tiny.cc/Telegram-AlimanCenterCom
Like Fanpage: fb.com/alimancentercom
•••
Rekening donasi dakwah:
BSM 703.7427.734 an. Yayasan Telaga Insan Beriman