0878 8077 4762 [email protected]

Fadhilah Surat Al Kafirun Dan Surat Al Ikhlas

TERDAPAT banyak hadits yang menunjukkan rutinitas Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Ikhlas dan al-Kafirun.
Diantaranya hadis dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau mengatakan,

أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ، وَالرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ، بِضْعًا وَعِشْرِينَ مَرَّةً أَوْ بِضْعَ عَشْرَةَ مَرَّةً: قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ

“Lebih dari 2 kali (dalam riwayat lain) belasan kali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Ikhlas dan al-Kafirun di 2 rakaat sebelum subuh, dan 2 rakaat setelah maghrib”. (HR. Ahmad 4763 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Ibnu Umar juga mengatakan,

رَمَقْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عِشْرِينَ مَرَّةً، يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ ، وَفِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ : قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

“Aku memperhatikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selama 20 kali, membaca surat al-Kafirun dan al-Ikhlas di 2 rakaat setelah maghrib dan 2 rakaat sebelum subuh”. (HR. Nasai 992 dan dihasankan al-Albani).
Kemudian, keterangan sahabat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu,

مَا أُحْصِي مَا سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ المَغْرِبِ ، وَفِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الفَجْرِ : بِقُلْ يَا أَيُّهَا الكَافِرُونَ، وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

“Tak terhitung aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca surat al-Kafirun dan al-Ikhlas ketika shalat 2 rakaat setelah maghrib dan 2 rakaat sebelum subuh”. (HR. Tumurdzi 431 dan dishahihkan al-Albani).

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ وَالرَّكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ: قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa membaca surat al-Kafirun dan al-Ikhlas ketika mengerjakan 2 rakaat sebelum subuh  dan 2 rakaat setelah maghrib”. (HR. Thabrani dalam al-Ausath 7304).
Kesimpulannya, dianjurkan untuk merutinkan membaca surat al-Kafirun dan surat al-Ikhlas ketika shalat qabliyah subuh dan bakdiyah maghrib.
Fadhilah (Keutamaan)
Shalat qabliyah subuh adalah shalat sunah yang mengawali waktu pagi, sedangkan ba’diah maghrib adalah shalat sunah yang mengawali waktu malam.
Surat al-Kafirun dan al-Ikhlas adalah dua surat yang mengajarkan prinsip-prinsip tauhid.
1. Surat al-Ikhlas mengajarkan tauhid rububiyah dan asma wa shifat, artinya apa saja yang harus kita yakini tentang Allah.
Keyakinan bahwa Allah satu-satunya yang berhak diibadahi, tidak beranak dan tidak ada orang tua, dan tidak ada yang serupa dengan Allah.
2. Surat al-Kafirun mengajarkan tentang kewajiban kita kepada Allah, bahwa kita harus beribadah kepada Allah, dan tidak boleh beribadah kepada selain-Nya.
Dan pelajaran tentang prinsip kepada siapa kita harus loyal dan anti-loyal. Kita menyatakan, “Hai orang kafir…” ini panggilan yang menunjukkan bahwa saya dan anda-wahai kafir, adalah saling bertentangan. Sehingga tidak mungkin kita saling mendukung.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membacanya di awal pagi dan awal malam sebagai ikrar tauhid setiap pagi dan petang. (Bada’i al-Fawaid, 1/145 – 146)
Allahu a’lam.
 
Sumber : konsultasisyariah.com

8 Fakta Sejarah Masjid Al-Aqsha, Jejak Nabi Muhammad hingga Pernah Dibakar

YERUSALEM – Masjid Al-Aqsha yang berada di situs suci Yerusalem sedang jadi sorotan dunia, setelah pasukan keamanan Israel sempat menutup masjid itu untuk pertama kali sejak separuh abad silam.
Israel membuka lagi masjid itu dua hari kemudian dengan aturan baru. Yakni, pemasangan detektor logam dan CCTV. Aturan baru inilah yang memicu ketegangan lebih lanjut, karena Israel diduga akan mengubah situs masjid suci itu dari status quo (daerah kondusif, wilayah Internasional)
Lebih dari 900 warga Palestina terluka dalam bentrokan melawan pasukan keamanan Israel untuk memprotes aturan baru di kompleks Masjid Al-Aqsha.
Masjid itu merupakan masjid bersejarah bagi umat Islam yang merupakan kiblat pertama untuk shalat umat muslim sebelum kiblat beralih ke Kakbah di Makkah, Arab Saudi. Setidaknya ada delapan fakta tentang Masjid Al-Aqsha yang menarik untuk diketahui. Berikut fakta-fakta tersebut.
1. Bukan Hanya Satu Masjid Saja
Namanya memang abadi sebagai Masjid Al-Aqsa. Namun, di situs itu sebenarnya ada beberapa masjid. Di bangunan sebelah selatan ada masjid yang dikenal sebagai Masjid Qibly—sebutan untuk situs yang paling dekat dengan kiblat. Namun, semua bangunan termasuk kubah di situs itu dianggap sebagai Masjid Al Aqsa atau terkadang disebuat sebagai “Haram Al-Sharif”. Beberapa masjid yang ada di situs suci itu di antaranya  Masjid Buraq, Masjid Marwani dan beberapa masjid lainnya.
2. Diyakini sebagai Tanah Makam
Tidak ada catatan berapa banyak nabi dan sahabat Nabi Muhammad yang dimakamkan di sana. Tapi, dalam sejarahnya, Nabi Sulaiman diyakini dikuburkan di situs suci itu. Nabi Sulaiman diyakini meninggal saat mengawasi pembangunan di situs tersebut dan dimakamkan di sana.
3. Pernah Jadi Tempat Sampah
Pada periode waktu ketika tidak ada orang Yahudi yang diizinkan tinggal di Kota Yerusalem ini, penduduk Romawi yang menguasai wilayah tersebut menggunakan area masjid sebagai tempat pembuangan sampah.
Ketika sahabat Nabi Muhammad, Umar bin Khatab membebaskan Kota Yerusalem, dia membersihkan sampah itu dengan tangan kosongnya. Dia juga mengakhiri pengasingan orang-orang Yahudi yang sudah berlangsung selama berabad-abad. Umar bahkan mengundang 70 keluarga di sebuah desa pengungsi terdekat kembali ke Yerusalem dan diberikan hak untuk tinggal di sana.
4. Tempat Imam Al-Ghazali Menulis Kitab Ihyaa’ Ulumuddin
Salah satu kitab paling terkenal dalam literatur Islam adalah Ihyaa’ Ulumuddin karya ulama besar Islam Abu Hamid Al-Ghazali. Dia adalah orang yang dihormati oleh semua aliran pemikiran karena kemampuannya dalam mendalami ajaran Al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad. Apa yang kebanyakan orang tidak tahu adalah bahwa Al-Ghazali pernah untuk sementara waktu tinggal di Masjid Al-Aqsha dan menulis kitab legendaris itu di sana. Sebuah bangunan di Masjid Al-Aqsa pernah ditandai sebagai lokasi kamar lamanya.
5. Jadi Lokasi Pembantaian Umat Islam
Ketika tentara Salib datang ke Yerusalem, mereka menemukan mayoritas penduduk muslim berada di Masjid Al-Aqsa. Tentara itu kemudian membantai sekitar 70.000 dari mereka dan kemudian mengubah kubah menjadi kapel dan masjid diubah menjadi istana. Orang-orang muslim yang selamat dari pembantaian awal kemudian disalibkan di sebuah di dekat pusat masjid.
6. Kiblat Pertama Shalat Umat Islam
Fakta bahwa Masjid Al-Aqsha memang pernah menjadi kiblat pertama bagi umat Islam untuk shalat. Namun, oleh Nabi Muhammad yang mendapat petunjuk Allah, kiblat shalat pindah menghadap Kakbah yang berdiri di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.
7. Pernah Dibakar
Pada tahun 1969, seorang zionis asal Australia, Dennis Michael Rochan, membakar Masjid Al-Aqsa. Seluruh dinding, termasuk mimbar yang dikenal sebagai mimbar Salahuddin al-Ayyubi, terbakar.
Pemadaman dilakukan warga muslim secara gotong-royong. Zionis tersebut pernah diadili di pengadilan Israel. Namun, pada akhirnya dia dibebaskan dengan alasan Rochan mengalami gangguan jiwa.
8. Jejak Isra Mi’raj Nabi Muhammad saw
Bagi kalangan umat Islam, Nabi Muhammad diyakni meninggalkan jejak di Masjid Al-Aqsha saat peristiwa Isra’ Mi’raj atau dikenal sebagai perjalanan Nabi Muhammad dari Masjid Al-Aqsha ke langit dalam waktu semalam. Perintah shalat dari Allah untuk umat Islam juga turun saat peristiwa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dengan menggunakan Buraq.
 
Sumber: Muslimmaters.org

Syeikh Al Qaradhawi: Membela Baitul Maqdis Adalah Urusan Umat Islam

Syeikh Al Qaradhawi: Membela Baitul Maqdis Adalah Urusan Umat Islam

Ketua Persatuan Ulama Islam Dunia, Syeikh Yusuf al-Qaradhawi mengatakan bahwa Baitul Maqdis bukan hanya masalah Palestina, tapi urusan umat Islam.
Syeikh Qaradhawi  menegaskan bahwa pertempuran yang terjadi di Baitul Maqdis adalah urusan umat Islam dan membela Baitul Maqdis bukan hanya persoalan Palestina atau Arab, tapi umat Islam di seluruh dunia. Demikian cuitnya dalam akun Twitter-nya.

Screenshot_2017-07-24-22-55-22_com.android.chrome_1500911743855

Pembelaan masjid Al Aqsha dalam twitter Syeikh Yusuf Qaradhawi


Syeikh Qaradhawi yang juga ketua dewan pendiri Al-Quds Institution Internasional menyerukan dunia Arab untuk melindungi Masjid Al-Aqsha dan menghadang semua ancaman Yahudi yang akan menghancurkan Masjid itu.
Selain itu, Syeikh yang fatwanya banyak menjadi rujukan umat Islam itu juga menyerukan rakyat Palestina baik yang ada di Tepi Barat maupun Jalur Gaza, bangsa Arab Mesir, Jordania, Suriah serta negara tetangga untuk melakukan intifadah melindungi Al-Aqsha dan membebaskannya dari penjajahan Zionis.
Syeikh Qaradhawi juga memperingatkan kelompok-kelompok Yahudi radikal atas penodaan mereka terhadap Al-Aqsha, sebab Al-Aqsha adalah “garis merah” yang tidak boleh diganggu sama sekali. Zionis harus sadar,
“Bahwa saat ini umat Islam tidak tidur, dan mata telinga umat Islam selalu memantau gerak kaum Zionis.” Tegas Al Qaradhawi
Jum’at (21/07/2017) lalu, tiga warga Palestina syahid dan sejumlah besar lainnya terluka saat demonstrasi massal di sejumlah lokasi di Baitul Maqdis terjajah untuk memprotes langkah keamanan terbaru ‘Israel’ terhadap Masjidil Aqsha.

Ribuan Umat Islam Hadiri Acara GNPF MUI di Bondowoso Jawa Timur

Umat Islam berbondong-bondong menghadiri acara Halal Bi Halal dan Silaturahim yang dilaksanakan oleh Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) yang berlangsung di Pondok Pesantren Modern Al Islah Bondowoso, Ahad pagi, 23 Juli 2017. Acara kurang lebih dihadiri ribuan umat Islam terutama santri pesantren Al Islah, Bondowoso.
Tema yang diangkat dalam Halal bi Halal dan Silahturahim Nasional adalah “Mempererat Ukhuwah, Merekatkan Bangsa, Menegakkan Kedaulatan Pancasila”.
Sejumlah tokoh nampak hadir dalam acara tersebut, antara lain : KH. Bachtiar Nasir (GNPF), Let. Jend (Purn) Prabowo Subianto, KH. Muhammad Ma’shum, Prof. Dr Amien Rais, dan Ketua MPR Dzulkifli Hasan serta banyak tokoh lainnya.
Dalam pidatonya Habib Muhsin Al Attas mengatakan,  silaturrahmi ini merekatkan kembali ukhuwah Islamiyah untuk terus mengawal keadilan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Meski saat ini problema bangsa terus mengalami persoalan,  seharusnya umat Islam terus mengawal penegakkan hukum dan keadilan serta kedaulatan negeri ini.
Habib Muhsin menyinggung pejabat pemerintah khususnya Menteri Dalam Negeri RI  untuk tidak melarang bendera tauhid.
“Jika diteruskan umat Islam akan terus bergerak. Karena kalimat tauhid itu adalah realitas sebagai muslim yang beriman. Jangan jadikan pelemahan dan adu domba terhadap umat Islam seluruh dunia,” ujar Habib Muhsin.
 
Sumber : Hidayatullah

Ukhti, Isilah Masa Mudamu Dengan Amal Shalih

 
Ukhti, sebagian kita mungkin beranggapan bahwa akan sayang sekali jika bersenang-senang dan berfoya-foya tidak dilakukan saat masih muda.
Padahal tidak demikian, ukh. Justru masa muda perlulah dijauhkan dari hal-hal seperti itu. Karena kita tidak tahu kapan maut menjemput.
Rugilah diri kita, bila Allah memanggil di usia muda, sedang belum cukup bekal kita untuk bisa berangkat menuju surgaNya.
Ukhti, manfaatkanlah usia mudamu untuk terus beramal shalih dan beribadah kepada Allah SWT. Dalam surat At Tiin, Allah telah bersumpah dengan tiga tempat diutusnya para Nabi ‘Ulul Azmi yaitu
[1] Baitul Maqdis yang terdapat buah tin dan zaitun –tempat diutusnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salam-,
[2] Bukit Sinai yaitu tempat Allah berbicara langsung dengan Nabi Musa ‘alaihis salam,
[3] Negeri Mekah yang aman, tempat diutus Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Setelah bersumpah dengan tiga tempat tersebut, Allah Ta’ala pun melanjutkan firmanNya,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ (4) ثُمَّ رَدَدْنَاهُ أَسْفَلَ سَافِلِينَ (5) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya.” (QS. At Tiin [95] : 4-6)
Maksud ayat “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” ada empat pendapat.
Di antara pendapat tersebut adalah “Kami telah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya, sebagaimana di waktu muda yaitu masa kuat dan semangat untuk beramal.”
Pendapat ini dipilih oleh ‘Ikrimah. Menurut Ibnu ‘Abbas, ‘Ikrimah, Ibrahim dan Qotadah, juga Adh Dhohak, yang dimaksudkan dengan bagian ayat ini adalah “dikembalikan ke masa tua renta setelah berada di usia muda, atau dikembalikan di masa-masa tidak semangat untuk beramal setelah sebelumnya berada di masa semangat untuk beramal”. Masa tua adalah masa tidak semangat untuk beramal. Seseorang akan melewati masa kecil, masa muda, dan masa tua. Masa kecil dan masa tua adalah masa sulit untuk beramal, berbeda dengan masa muda.
An Nakho’i mengatakan, “Jika seorang mukmin berada di usia senja dan pada saat itu sangat sulit untuk beramal, maka akan dicatat untuknya pahala sebagaimana amal yang dulu dilakukan pada saat muda.”
Ibnu Qutaibah mengatakan, “Karena Allah Ta’ala Maha Mengetahui, seandainya mereka masih diberi kekuatan beramal sebagaimana waktu mudanya, mereka tidak akan berhenti untuk beramal kebaikan. Maka orang yang gemar beramal di waktu mudanya, (di saat tua renta), dia akan diberi ganjaran sebagaimana di waktu mudanya.” (Lihat Zaadul Maysir, 9/172-174)
Jadi, usia muda adalah masa fit (semangat) untuk beramal. Oleh karena itu, manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya. Janganlah disia-siakan.
Jika Anda masih berada di usia muda, maka janganlah katakan: jika berusia tua, baru aku akan beramal.
Daud Ath Tho’i mengatakan, “Sesungguhnya malam dan siang adalah tempat persinggahan manusia sampai dia berada pada akhir perjalanannya. Jika engkau mampu menyediakan bekal di setiap tempat persinggahanmu, maka lakukanlah.“
 
Semoga Allah memperbaiki keadaan segenap pemuda yang membaca risalah ini. Semoga Allah memberi taufik dan hidayah kepada mereka ke jalan yang lurus.
Sebagaimana perkataan Nabi Syu’aib dalam Q.S. Hud ayat 88,

إِنْ أُرِيدُ إِلَّا الْإِصْلَاحَ مَا اسْتَطَعْتُ وَمَا تَوْفِيقِي إِلَّا بِاللَّهِ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْهِ أُنِيبُ

“Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan, selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku, melainkan dengan (pertolongan) Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah aku kembali.”
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala wa alihi wa shohbihi wa sallam.
 
Disadur : Rumasyo