by Danu Wijaya danuw | Apr 9, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
RIYADH — Profesor Doktor Irwandi Jaswir, seorang ilmuwan asal Indonesia berhasil menyabet penghargaan bergengsi di dunia Arab dan Islam “King Faisal International Prize 2018”. Ia menang dalam kategori Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam).
Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Raja Salman bin Abdul Aziz Al Saud dalam sebuah acara megah yang diselenggarakan di Hotel Faisaliyah, Riyadh, Senin (26/3/2018) malam.
Profesor Irwandi lahir di Medan, Sumatera Utara, 48 tahun yang lalu. Dia merupakan ilmuwan yang dinilai berkontribusi besar dalam pengembangan Halal Science. Penemuannya mempermudah ummat Islam dalam mendeteksi unsur haram pada makanan atau produk lainnya seperti obat dan kosmetik. Dia pun lebih dikenal dengan sebutan “Profesor Halal.”
Profesor Irwandi menyelesaikan S1-nya di Institut Pertanian Bogor dan melanjutkan S-2 serta S-3 di International Islamic University Malaysia (IIUM).
Publikasi internasional Profesor Irwandi Jaswir terdiri dari 75 tulisan ilmiah, 30 buku dan 150 karya ilmiah, selain 60 jenis penghargaan nasional dan internasional yang telah dikantonginya.
Dia adalah orang kedua setelah Dr. Mohammad Natsir (Perdana Menteri ke-5 Indonesia) yang menerima penghargaan yang seringkali disebut “Nobel” dalam dunia Arab dan Islam.
Duta Besar RI merangkap Wakil Tetap Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Agus Maftuh Abegebriel, yang hadir dengan undangan VVIP dari Yayasan King Faisal menyatakan
“Kebanggaannya yang luar biasa atas adanya anak bangsa yang berhasil menggondol penghargaan bergengsi tersebut.”
Maftuh juga bangga ketika malam pagelaran super mewah tersebut melihat bendera Merah Putih berjejer di antara 5 bendera lain yaitu Arab Saudi, Inggris, Amerika, Yordania, dan Tunisia.
Penghargaan King Faisal Prize ini diberikan dalam 5 kategori yaitu
- Pelayanan Kepada Islam (Service to Islam), diraih Indonesia
- Studi Islam (Islamic Studies), diraih Yordania
- Bahasa Arab dan Literature (Arabic Language and Literature), diraih Tunisia
- Obat (Medicine), diraih Amerika, dan
- Sains (Science), diraih Inggris.
Penghargaan yang diberikan kepada Profesor Irwandi ini menjadi penghargaan nyata dunia internasional untuk para intelektual Indonesia.
Tahun Sebelumnya, King Faisal Prize 2017
Pada tahun 2017, Raja Salman juga menerima Nobel dalam kategori yg sama.
Dubes Maftuh menjelaskan bahwa selain Raja Salman dan Prof Irwandi, Nobel ini pernah dianugerahkan kepada 46 tokoh dan institusi di antaranya adalah
- Abul Hasan an-Nadwi (India)
- Recep Tayib Erdogan (Turki)
- Syeikh Hasanain Makhlouf
- Syeikh Gad al-Haq Ali Gad al-Haq
- M. Natsir (Indonesia)
- Roger Garaudy
- Universitas al-Azhar
- Mahatir Muhammad,
- dan semua Raja Saudi pasca Raja Faisal.
Sumber : Okezone
by Danu Wijaya danuw | Apr 9, 2018 | Artikel, Berita, Internasional, Muallaf
DUBLIN – Leslie Carter, yang sekarang bekerja untuk Pusat Kebudayaan Islam dan menjabat sebagai asisten koordinator wanita, menyatakan memeluk Islam tiga tahun yang lalu.
Leslie Carter berasal dari Irlandia. Leslie menikah dengan seorang muslim, dan dia tetap menganut agama Kristen. Tapi dia dan suaminya memilih untuk tidak mempermasalahkan dan tetap mempertahankan agamanya masing-masing.
Sebagai non-muslim, Leslie sangat menghormati agama suaminya, begitu juga sebaliknya. Tidak ada masalah tentang agama dalam rumah tangga mereka.
Suatu hari ketika suaminya berniat untuk shalat di Islamic Center. Leslie yang awalnya berniat untuk pergi ke pasar, akhirnya ikut suaminya yang bekerja di Islamic Center tersebut.
Sebenarnya, tidak ada rencana bagi saya untuk menjadi seorang Muslimah pada hari itu, Saya bilang bahwa mungkin saya akan memeluk Islam dalam waktu 10 tahun atau kapan pun.
“Tetapi ketika saya berada di sana dan mendengar suara Adzan, saya mulai menangis. Rasanya seperti ada cahaya dalam hati saya atau sesuatu. Saya tahu saya tidak bisa meninggalkan masjid tanpa menyatakan keimanan saya.” ungkapnya, sebagaimana dilansir oleh OnIslam.net.
Adapun putri sulung saya berumur lima tahun. Jika dia sedang menonton TV dan melihat perempuan yang memakai pakaian terbuka dia akan berteriak “Haram, ganti saluran”.” cerita Leslie.
Leslie Carter mengaku bahwa putrinya suka memakai rok panjang, dan tidak suka memakai rok diatas lututnya.
Setelah menjadi muslim, Leslie sekarang bekerja di Islamic Cultural Center di Irlandia yang dibangun dengan dana bantuan dari Al-Maktoum Foundation yang berpusat di Dubai.
Sekarang, kata Leslie, banyak orang yang datang ke Islamic Center itu untuk meminta salinan Al-quran.
“Mungkin mereka ingin mencari penjelasan tentang Islam yang selama ini belum mereka ketahui,” kata Leslie.
Sebelumnya dia adalah penganut Nasrani. Dia mengaku bahwa dia selalu dihantui pertanyaan seputar keyakinan dalam agama kristen, khususnya mengenai pengakuan dosa yang diungkapkan terhadap pendeta. Menurut Leslie, pengakuan dosa itu seharusnya antara dia dan Tuhan, tidak harus memakai perantara.
Namun lamban laun, Leslie merasa mulai meragukan agamanya dan mulai bertanya-tanya tentang Islam. Leslie banyak membaca buku-buku Islam. Dari situ Leslie merasa telah mendapat jawaban dari pertanyaannya tentang Agama.
Sumber : OnIslam.net
by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Lembaga Bantuan PBB (UNOPS) yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang telah sepakat untuk membangun sebuah proyek ‘Rekonstruksi dan Penguatan Sistem Pasokan Listrik di Gaza dengan Energi Terbarukan.’
Melansir Wafa.ps, Kamis (5/4/2018), proyek ini ditujukan untuk mendukung pemasangan sistem fotovoltanik surya bagi rumah tangga warga Gaza dengan pemberian hibah yang sebagian berasal dari anggaran tambahan pemerintah Jepang.
Sebelumnya, proyek ini telah direncanakan pemerintah Jepang yang telah berkomitmen meningkatkan pasokan listrik di energi surya untuk menciptakan akses kebutuhan berkelanjutan bagi warga Gaza dengan nilai pengerjaan mencapai USD 1,5 juta.
Hadirnya proyek ini telah memberi harapan baru bagi warga Gaza yang selama ini mengalami krisis listrik
Di Jalur Gaza, menyusul buruknya kondisi yang diperparah perang tanpa henti, listrik hanya dapat diakses 4 sampai 6 jam per hari dan dianggap tidak mencukupi kebutuhan warga.
UNOPS telah menyelesaikan dan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) tersertifikasi ISO 14001 untuk pengerjaan fisik proyek tersebut.
Sistem ini dapat mengurangi kemungkinan dampak negatif dan memperkuat pemanfaatan lingkungan selama proyek berjalan.
Nantinya, proyek ini juga akan berjalan beriringan dengan rencana Aksi Efisiensi Energi Nasional yang digalakkan Otoritas Palestina dengan tujuan menciptakan 10 persen pembangkit listrik domestik bertenaga energi terbarukan.
Sunber : Wafa/Mina
by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2018 | Artikel, Dakwah
Bagi orang Syiah, terbunuhnya salah satu khulafaur rasyidin, Umar bin Khattab r.a adalah sebuah peristiwa kemenangan. Hal ini sebab dari pemahaman kaum syiah yang membenci sahabat Nabi saw. Terbukti dari kemewahan makam sang pembunuh Amirul Mukminin, Abu Lu’lu’ah al-Majusi di kota Kashan, Isfahan, Iran.
Namun keabsahan kompleks makam itu sendiri masih diragukan, karena menurut riwayat shahih, Abu Lu’lu’ah al-Majusi tewas bunuh diri setelah dia menikam Umar. Hanya Allah yang Maha Mengetahui apakah mayat Abu Lu’lu’ah dibawa oleh seseorang dari Madinah ke Kashan, Isfahan.
Makam yang diklaim sebagai makam Abu Lu’lu’ah itu, disebut-sebut oleh kaum Syiah sebagai tempat yang harus dikunjungi. Makam ini dianggap sebagai peringatan kemenangan mereka atas terbunuhnya Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a.
Sebagaimana dikutip djiebril13.blogspot.co.id dari blog Historical Iran, Abu Lu’lu’ah al Majusi, atau yang oleh orang Syiah dijuluki sebagai Pirooz Nahavandi, dianggap sebagai “pahlawan nasional”. Nama “Pirooz” sendiri diambil dari bahasa Persi “Fairuz” yang artinya “penuh kemenangan”.
Kompleks makam Abu Lu’lu’ah al Majusi terletak di sebuah jalan antara Kashan dan Fin, dibangun pada abad ke-11 M. Kompleks makam ini dibangun dengan gaya arsitektur Persia-Kwarezmi.
Makam ini dilengkapi dengan halaman luas untuk bersantai para peziarah, serta kubah berbentuk kerucut yang megah dan berornamen. Tak hanya itu, kubah ini berhiaskan dengan ornamen keramik berwarna biru turquoise. Langit-langit bagian dalam kubah pun dilukis.
Pada abad ke-14 M, kompleks makam ini dipugar kembali dan sebuah nisan diletakkan di atas kuburannya.
Namun bagi umat Islam, terbunuhnya seorang sahabat Rasulullah shallallahu’alahi wassalam merupakan musibah yang sangat besar. Terlebih apabila yang wafat adalah orang yang telah dijamin surga, serta dipuji oleh Rasulullah shallallahu’alahi wassalam.
Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata,” (QS. Al-Ahzab [33]: 57-58).
Dalil Larangan Membenci Sahabat Nabi saw
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Jangan kalian mencela sahabatku, seandainya salah seorang di antara kalian menginfaqkan emas sebesar Gunung Uhud, maka tidaklah menyamai satu mud mereka atau setengahnya.” (HR. Bukhari: 3470 dan Muslim: 2540).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
من سب أصحابي ، فعليه لعنة الله و الملائكة و الناس أجمعين
yang artinya: “Siapa yang mencela sahabatku, atasnya laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.”
(HR. Thabarani dalam Mu’jamul Kabir 12/142, dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah Ahadits ash-Shahihah: 2340). Wallahu A’lam.
Sumber : inspiradata
by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2018 | Artikel, Dakwah
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata: ada tiga tingkatan kualitas Ibadah seseorang,
1. Ibadah at-Tujjar : Orang yang beribadah kepada Allah karena ingin sesuatu, itu adalah cara ibadahnya pedagang.
Jika kita berpikir akan dapat pahala apa atau dapat untung berapa ketika hendak bersedekah, itu artinya kita beribadah dengan cara pedagang.
2. Ibadah al-‘Abid : Orang yang beribadah kepada Allah karena takut, itu cara ibadahnya budak atau hamba sahaya.
Jika kita baru terpanggil untuk beribadah karena takut masuk neraka, itu berarti kita termasuk kelompok kedua, beribadah cara budak.
3. Ibadah al-Arifin : Orang yang beribadah kepada Allah karena rasa syukur, itulah cara ibadahnya orang-orang yang merdeka.
Yang ketiga ini, adalah cara beribadahnya orang-orang yang berjiwa merdeka, tulus karena Allah. Orang seperti ini melaksanakan shalat bukan lantaran takut neraka, tetapi semata-mata karena sadar Allah satu-satunya yang patut disembah.
Ibaratnya, ada atau tidak ada polisi, orang seperti ini akan tetap menggunakan helm demi menghindari bahaya.
Orang-orang seperti ini akan lebih konsisten dalam beribadah karena merasa sudah teramat banyak nikmat Allah yang mereka terima dan patut mereka syukuri.
Sebesar apa pun derita yang dialami, mereka lebih memandang kenikmatan yang ada di balik itu. Sesuatu yang patut mereka syukuri sehingga terdorong untuk terus beribadah.
Orang yang beribadah dengan cara pedagang dan budak, biasanya bersikap itung-itungan. Dia cenderung hanya mengerjakan ibadah wajib. Sudah merasa cukup kalau sudah melaksanakan shalat lima waktu. Sudah merasa cukup kalau sudah puasa Ramadhan.
Tetapi, orang yang beribadah dengan jiwa bebas akan selalu terdorong untuk beribadah sebanyak-banyaknya. Sebab, orang seperti ini yakin sekali, nikmat Allah yang harus disyukuri pun begitu amat banyak, bahkan tak terhitung.
Dari sinilah kita bisa memahami, mengapa Rasulullah selalu bangun malam, shalat tahajud, dan witir sampai kaki beliau bengkak.
Ketika ditanya Aisyah mengapa masih saja berpayah-payah bangun malam, padahal Allah SWT sudah mengampuni dosanya,
Beliau saw menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?”
Rasa ingin bersyukur itulah yang mendorong beliau melakukan banyak sekali ibadah. Dengan kata lain, ibadah yang beliau lakukan itu merupakan wujud dari kesyukuran kepada Allah atas berbagai karunia-Nya.
Dari sini pula kita bisa memahami ungkapan Sayyidina Ali yang lain ketika beliau bermunajat kepada Allah. “Ya Allah! Aku menyembah-Mu bukan karena takut siksa-Mu, juga bukan karena aku ingin pahala-Mu, tetapi aku menyembah-Mu semata-mata karena Engkau memang layak dan patut untuk disembah.”
Beribadah karena mengharap balasan (at-Tujjar) dan karena takut siksa (al Abid) tidaklah dilarang, hanya kualitasnya yang perlu di tingkatkan sehingga sampai pada tingkatan al-Arifin.