by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Oct 2, 2016 | Artikel, Konsultasi, Konsultasi Umum
Assalamu’alaikum pak ustad. Saya mau nanya nih. Istri saya bertanya, apa sih kegunaan perhiasan yang dipakai oleh wanita? Dan bagaimana pandangan Islam tentang itu?
Jawab :
Waalaikumussalam wr wb
Perhiasan adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk mempercantik diri atau menghias diri agar tampak indah dan elok dipandang.
Dalam pandangan islam, perhiasan bagi wanita pada dasarnya adalah sesuatu yang tidak dilarang. Bahkan Islam menganjurkan kepada umatnya untuk tampil sebaik mungkin sesuai dengan kondisi dan tidak melanggar syariat.
Secara khusus perhiasan merupakan sifat umum yang dimiliki oleh kaum wanita. Hampir setiap wanita ingin mengenakan perhiasan baik berupa emas, perak dan lainnya. Dalam Islam mengenakan perhiasan bagi wanita hukumnya adalah halal, sebagaimana sabda Rasulullah saw:
“Sesungguhnya keduanya (emas dan sutera) adalah haram bagi laki-laki dan halal bagi wanita.”
Akan tetapi, seorang wanita juga harus memperhatikan, jangan sampai berlebihan dan melanggar batas syariah dalam menggunakan perhiasan.
Rasulullah saw bersabda: “makanlah dan bersedekahlah serta berpakaianlah dengan tidak berlebihan dan tidak bermegah-megahan.”
Larangan agar tidak berlebihan ini ditujukan agar ia tidak jatuh pada kesombongan. Sekaligus juga agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Oleh karena itu, para wanita hendaknya benar-benar bijak dalam mengenakan perhiasan yang ia miliki.
Wallahu a’lam
Ust. Fahmi Bahreisy, Lc
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Sep 29, 2016 | Adab dan Akhlak, Artikel
Al-Laits bin Sa’ad berkata kepada para ahli hadist : “Pelajarilah kesantunan (adab) sebelum engkau mempelajari ilmu.”
Apalah artinya ilmu, jika tidak dibarengi dengan adab yang baik. Apalah gunanya qur’an dan hadist yang dihafal, jika tak membuahkan akhlak yang mulia. Menjadi mukmin yang baik bukan sekedar memperkaya diri dengan ilmu, tapi yang lebih penting bagaimana menghias diri dengan akhlak yang baik.
Membekali diri dengan ilmu memang merupakan perkara yang penting. Akan tetapi mendidik diri agar memiliki adab yang baik merupakan perkara yang lebih penting.
Ibnu Wahab berkata : “Adab yang kupelajari dari Imam Malik lebih baik dari ilmu yang kupelajari darinya.”
Salah seorang salaf berkata kepada Ibnul Mubarak : “Kebutuhan kita pada adab lebih penting daripada kebutuhan kita pada ilmu.”
Ibnul Mubarak berkata : “Aku mempelajari adab selama 30 tahun, dan aku mempelajari ilmu selama 20 tahun.
Imam Syafi’i berkata : “Yang dikatakan ilmu bukanlah yang dihafal, akan tetapi yang disebut ilmu adalah yang bermanfaat.”
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Sep 22, 2016 | Artikel, Dakwah
Sebagaimana kitab lhya’ Ulumuddin karya Al Ghazali :
Betapa banyak orang yang telah lama bergelut dan menyelami ilmu yang sangat banyak, namun ucapannya (nasihatnya) tidak dapat menyentuh hati orang lain.
Sebaliknya, betapa banyak orang yang hanya mencukupkan diri untuk mempelajari ilmu yang dibutuhkan oleh setiap muslim, namun ia menyertainya dengan amal dan penataan hati, lalu Allah buka baginya pintu hikmah dalam setiap ucapannya.
Sumber :
Menyimak Kicau Merajut Makna, Salim A. Fillah, ProU Media
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Sep 18, 2016 | Artikel, Dakwah
Apabila mata hati sudah tertutup oleh prasangka, hati jadi buta dan tuli, segalanya akan disesuaikan dengan prasangkanya.
Kemuliaan sesungguhnya adalah bila Allah ridha kepada kita, walau seluruh manusia membenci tidak akan pernah rugi, tapi bila Allah murka pasti celaka
Walau manusia memuji. Siapapun yang lebih sibuk dengan PENILAIAN manusia dan mengabaikan penilaian ALLAH, niscaya akan semakin resah. Padahal manusia tak memberi manfaat tanpa seizinNYA.
Siapapun yang mencari kemuliaan bukan dari ALLAH, maka dia tak akan pernah mulia bahkan menjadi hina diperbudak oleh sesuatu.
Ingatlah bahwa KEMULIAAN seluruhnya hanya MILIK ALLAH. “Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki” (QS. 3:26)
Aa Gym mengatakan “Mencari kemuliaan dan kebahagiaan dengan harta benda dan penilaian manusia pasti tak akan pernah di dapat, hanya melelahkan batin dan semu belaka. Carilah kemuliaan di sisi Allah, di jamin bahagia, mulia yang asli dan kekal.”
by Fahmi Bahreisy Lc fahmibahreisy | Sep 18, 2016 | Artikel, Dakwah
Rasa sedih melihat kondisi Islam yang semakin disudutkan adalah respon yang wajar bagi setiap orang yang memiliki iman kepada Allah.
Akan tetapi yang lebih menyedihkan lagi dan membuat dahi kita mengerut, tatkala ada diantara umat islam yg merasa abai, cuek, atau menganggap sepele dan biasa-biasa saja dengan hal ini. Bisa jadi hal itu karena Ketidaktahuannya atau karena memang tidak mau tau.
Perlu diingat, bahwa cinta pada Allah tidak hanya yang tertanam dalam hati. Rasa cinta pada Allah yang hakiki akan dibuktikan dengan amal nyata. Sebagaimana ucapan salah seorang ulama:
“Seseorang yang memiliki perasaan cinta yang tulus pada Allah, hal itu akan menumbuhkan rasa benci kepada sesuatu yang dibenci oleh Allah.
Dan jika rasa cinta telah tertanam kuat dalam hati seorang hamba, ia akan tampak dalam amal yang nyata.