by Danu Wijaya danuw | Jun 1, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Habib Rizieq Shihab (HRS) dijadikan tersangka tepat di bulan Ramadhan, di mana umat Islam sedang menjalankan ibadah puasa. Sebagian besar masyarakat Indonesia terganggu kekhusyu’an bulan puasa dengan kasus yang masih penuh kontra dan belum jelas tersebut.
“HRS ditersangkakan Polda Metro Jaya tepat di bulan Ramadahan ini takdir. Bulan Ramadhan, bulan jihad. Bisakah dibendung Polda Metro Jaya? Spirit jihad ini. Yuk, mikir,” tulis politisi Partai Bulan Bintang, MS Ka’ban di akun Twitter pribadi miliknya, Selasa (30/5/2017).
Bahkan dalam sumpah sebelum menjadi saksi pun menurut Ka’ban seharusnya tidak perlu diragukan kebenarannya.
“Untuk apa orang bersumpah sebelum diperiksa sebagai saksi ahli untuk tegak hukum? Kenapa ragu dengan mubahalah, tidak percaya? Coba saja entar. Rasakan akibatnya.”
Menurut Ka’ban, di bulan Ramadhan pula di mana setiap doa-doa menurutnya akan dikabulkan. “Siapa yang tahu doa para pencinta ulama. Dan doa qunut para ulama.”
Sebagaimana informasi yang didapat, rencana HRS akan pulang kemungkinan besar Minggu-minggu ini.
Ka’ban pun memprediksi kedatangan HRS nanti akan menyedot perhatian masyarakat.
“HRS yakin, dengan izin Allah SWT pulang dari Saudi ke Tanah Air lalu dijemput polisi dengan pasukan lengkap. Kemudian HRS ditahan/tidak bakal rame, lah.
Habib Rizieq Tersangka, Kuasa Hukum Angkat Tangan Jika Umat Islam Turun Ke Jalan
Penetapan tersangka terhadap Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab dinilai bisa memicu reaksi Umat Islam.
Menurut Kuasa Hukum Habib Rizieq, Kapitra Ampera, potensi umat muslim marah lantaran sang Imam diduga melakukan chat porno dengan Firza Husein, sangat besar.
Oleh sebab itu, pihaknya angkat tangan jika nantinya umat Islam akan turun ke jalan melakukan aksi besar kepada Polri.
Sumber : Voa Islam/Jawa Pos
by Danu Wijaya danuw | Jun 1, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin membantah bahwa dirinya telah melarang Ustadz Bachtiar Nasir memberikan ceramah keagamaan di kampus-kampus.
“Benarkah UBN katakan hal itu? Mengapa media itu tak sebutkan nama rektor dan UIN apa? Mengapa tak konfirmasi ke saya? Mana cover both sides?” tweet Lukman Hakim melalui akun twitternya, selasa(30/5/2017), dilansir Islamedia.
Tweet yang ditulis Lukman merupakan jawaban dari pertanyaan yang disampaikan oleh Tokoh Muhammadiyah Ustadz Fahmi Salim.
“Kami ingin pertanyakan ini kepada yth @lukmansaifuddin benar atau tidak, mengapa spt itu?” tanya Ustadz Fahmi Salim melalui akun twitternya @Fahmisalim2.
Lukman juga menampilkan sebuah link website resmi Kementrian Agama kemenag.go.id yang berjudul “Forum Pimpinan PTKIN: Menag Tidak Pernah Larang Ceramah Keagamaan di Kampus”.
“Semoga klarifikasi Forum Pimpinan Rektor PTKIN ini mampu menepis ‘berita’ yg tak ‘cover both sides’ itu” tweet Lukman.
Sementara pihak Forum pimpinan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) menegaskan bahwa Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tidak pernah melarang siapapun untuk menyampaikan ceramah keagamaan di kampus.
Hanya saja Forum pimpinan PTKIN mengaku pernah mendapatkan arahan dari Menteri Agama, tapi itu terkait dua hal berikut:
Pertama, memantau dan mengawasi aktivitas kemahasiswaan, dosen, dan segenap civitas akademika agar tidak menyebarkan ajaran/paham ekstrem dan radikal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moderasi Islam serta Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Menag juga meminta agar rekruitmen dosen dan tenaga kependidikan diseleksi dengan ketat terkait paham dan komitmennya terhadap nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
Kedua, menyampaikan dan menjelaskan ke publik melalui media massa di daerahnya tentang sikap penolakan terhadap paham dan gerakan Khilafah beserta alasan-alasan yang menyertainya.
Seperti diketahui bahwa bereda berita yang didasarkan pada pernyataan Ustadz Bachtiar Nasir yang mengisi masjid Jogokariyan.
Ustadz Bachtiar mengungkapkan bahwa dirinya dilarang ceramah di kampus oleh Menteri Agama.
“Ketika saya dilarang untuk bicara di Universitas Islam Negeri (UIN), saya ketemu salah satu rektor UIN di daerah lain. Lalu diperlihatkan whatsapp nya, yang melarang saya ternyata Menteri Agama. Karena ada grupnya.” imbuhnya.
Sumber : pekanews
by Danu Wijaya danuw | Jun 1, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
SEMARANG – Ranu Muda Adi Nugroho, wartawan Panjimas.com, yang sempat mendekam di balik terali besi selama berbulan-bulan akhirnya menghirup udara bebas. Ranu dan para tokoh pimpinan Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) yang ditangkap pada akhir Desember 2016 lalu divonis bebas.
Ranu yang saat itu tengah bertugas meliput, ikut terseret kasus aksi nahi munkar kemaksiatan di cafe Social Kitchen yang menjajakan miras dan tarian erotis. Namun justru dipenjarakan.
Hari ini di persidangan terakhirnya di Pengadilan Negeri Semarang, Jalan Siliwangi 512, Semarang, Jawa Tengah, pada Rabu (31/5/2017), Ranu dan tokoh LUIS akhirnya divonis bebas.
“Menimbang pasal yang didakwakan oleh Jaksa penuntut umum, 1, 2 , 3, 4 dan 5 dan adanya bukti-bukti maka terdakwa dinyatakan tidak terbukti. Untuk itu Pengadilan Negeri Semarang menjatuhkan kepada para terdakwa, Edi Lukito, Salman Al Farizi, Yusuf Suparno, Endro Sudarsono, Joko Sutarto, Ranu Muda Adi Nugroho, Laksito dan Mulyadi tidak terbukti secara sah dengan dakwaan jaksa,” kata Pudji Widodo, Ketua Majelis Hakim PN Semarang.
“Membebaskan para terdakwa dan biaya perkara ditanggung oleh Negara,” imbuhnya seperti dikutip dari Panjimas
Menanggapi vonis bebas, Ranu Muda Adi Nugroho bersyukur kepada Allah Ta’ala. Setelah berbulan-bulan mendekam di penjara, akhirnya terbukti bahwa dirinya tidak bersalah. Ia berharap, jangan ada lagi jurnalis yang dikriminalisasi seperti dirinya.
“Pada kesempatan ini saya ingin sampaikan bahwa semoga saya jurnalis yang terakhir dikriminalisasi. Terakhir dan tidak ada lagi jurnalis yang diperlakukan seperti saya,” kata Ranu kepada wartawan usai sidang.
Ada banyak pihak yang selama ini mendukung Ranu dan kuasa hukumnya untuk memperjuangkan hak-haknya mencari keadilan sebagai warga negara. Oleh sebab itu ia tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukungnya.
“Terima kasih umat Islam semuanya yang terus menerus mendoakan saya,” pungkasnya.
Selama dipenjara, Ranu mengubah sel menjadi tempat berdakwah.
Rhanu menggelar majelis ta’lim yang diikuti narapidana di Kedung Pane.
Meski ia bukan Ustadz Kondang dan majelis ta’limnya itu hanya sederhana, setidaknya ia bisa mengisi waktu selama di dalam penjara, dengan terus beramal shalih. Ranu menyebutkan, salah satu santrinya itu adalah seorang muallaf.
“Ada tiga napi yang saat ini belajar Al Quran. Jika tak ada jadwal sidang, mereka belajar di kamar saya,” ujarnya
Anggota JITU (Jurnalis Islam Bersatu) ini memang sudah dikenal masyarakat khususnya tetangga sekitar rumah Ranu di Solo, sebagai aktivis masjid.
“Salah satu dari napi tersebut adalah seorang mualaf. Ia tertarik dengan Islam dan setiap hari kita belajar bersama. Mulai belajar shalat beserta bacaannya dan juga belajar Iqra,” ucapnya.
Sumber : Panjimas
by Danu Wijaya danuw | May 29, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Ramadhan pertama di Indonesia menjadi kesan tersendiri bagi marquee player Mitra Kukar, Mohamed Sissoko. Ia mengaku sangat menikmati suasana Ramadan pertamanya di sini.
Eks pemain Juventus dan Liverpool ini, merasakan hari pertama Puasanya di Kota Malang. Lantaran keharusannya membela Mitra Kukar yang akan berjumpa Arema FC.
Seperti dilansir Juara, Mitra Kukar melakoni laga tandang pekan kedelapan Liga 1 di Stadion Gajayana, Kota Malang, Ahad (28/05/2017).
Pemain asal Mali ini mengaku sangat terkesan dengan suasana bulan Ramadan yang terjadi di Indonesia. Kesan pertama bagi Sissoko, adalah apa yang terjadi di sekelilingnya merupakan pengalaman baru yang berbeda dengan yang selama ini ia rasakan.
”Sangat spesial menjalani Puasa di Indonesia. Suasana bulan Ramadhan sangat terasa, ini berbeda dengan tempat-tempat saya sebelumnya,” kata Momo, sapaan Sissoko.
”Ini sebuah pengalaman baru yang membuat saya merasa senang,” tuturnya.
Sissoko mengaku tidak mengalami kendala yang cukup berarti saat harus menjalani ibadah Puasa. Bahkan, saat harus menjalani sesi latihan sore hari, pemain berusia 32 tahun ini tetap terlihat bersemangat.
Satu hal yang paling membuat Sissoko antusias yakni ia tidak perlu terlalu susah untuk mencari masjid saat hendak menuaikan sholat lima waktu dan sholat tarawih.
”Di sini, ada banyak masjid dan tidak terlalu jauh dari tempat kami menginap,” ujarnya.
Sissoko di internal Mitra Kukar dikenal sebagai sosok yang sangat religius dan cepat berbaur. Gelandang bertahan ini tidak pernah melewatkan kewajiban sholat lima waktu, serta tak segan bergaul dengan rekan klubnya.
Sumber : Inspiradata
by Danu Wijaya danuw | May 27, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Para penghina Ustadz Arifin Ilham mengunjungi kediaman Ustadz Arifin Ilham untuk menyampaikan permintaan maaf atas apa yang sudah diperbuat.
Dengan tangan terbuka, Ustadz Arifin beserta keluarga memaafkan kesalahan yang telah dilakukan. Selain itu ada hal istimewa yaitu para penghina Ustadz Arifin diberi bingkisan dan hadiah.
Ustadz Arifin Ilham menyerahkan hadiah kepada para penghina laki-laki, sedangkan Istri Ustadz Arifin menyerahkan hadiah dengan kepada para penghina perempuan. Suasana akrab langsung muncul, tak ada dendam dan semuanya telah selesai.
Beberapa saat setelah sesi permintaan maaf, Ustadz Arifin menuliskan tulisan hikmah pada Page Facebook pribadinya.
===============================
Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu.
SubhanAllah “maaf” adalah “the magic power” kata sakti yg punya daya rubah besar dari keadaan buruk menjadi baik dan mulia.
Allah “al Afuwwu” Maha Pemaaf, Allah menyukai hambaNya yg pemaaf.
Sungguh dg minta maaf dan memaafkan “nisfus sual” separuh persoalan selesai.
Sikap sifat hamba yg bertaqwa “an ta’fuwa aqrobu littaqwa” memaafkan itu dekat dg ketaqwaan.
Akhlak teragung Rasulullah adalah luar biasa pemaafnya.
Tanda seorang hamba yg dirahmati Allah, hadirnya sifat mudah memaafkan dan segera minta maaf kalau salah.
Doa seorang mu’min agar diberi sifat maaf. Sifat mulia maaf lawan katanya adalah sifat hina dendam.
“Al muntaqin lan yadkhulal jannah wa lau kaana shohiihan”, pendendam tidak akan masuk Syurga walaupun benar.
“Al Aafiina anin naasi” calon penghuni Syurga seluas langit dan bumi adalah seorang hamba yg pemaaf.
“Adzdzunuubul matruukah” walau sudah bertaubat kepada Allah belum selesai sampai ia minta maaf kepada siapa yg ia sakiti.
Maaf dan memaafkan adalah diantara kunci utama keutuhan rumah tangga dan persahabatan.
Sungguh tiada seorang hamba sealim kaya apapun masuk Syurga tanpa maaf dan ampunan Allah.
Dengan maaf suasana kaku menjadi cair, benci menjadi cinta, musuh menjadi sahabat. Inilah yg membuat hamba beriman itu senang bahagia dg maaf.
Alhamdulillah sahabat kita yg sempat khilaf, tidak sengaja berbuat salah, Raka, Rizki, Ridwan, Citra dan nanda sekeluarga datang ke majlis Az Zikra menjumpai abang u minta maaf.
Sungguh abang kagum dan senang melihat mereka sebagai pemuda pemudi yg memiliki sifat mulia, yg menyegerakan bertaubat untuk tidak melecehkan kalam Allah lagi.

Netizen bernama Raka Fadhil Zulyanto dan kedua teman wanitanya berkunjung ke Az-Zikra untuk meminta maaf atas perbuatannya yang telah meledek ceramah Ustadz Arifin Ilham dan mempermainkan lafadz Takbir.
Raka datang ke Az-Zikra pada hari Jum’at(26/5/2017), menyatakan menyesal telah melakukan perbuatan tersebut dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali.
Sementara Ustadz Arifin Ilham sendiri menyambut dengan ramah kedatangan Raka dan teman wanitanya, Ustadz Arifin dengan lembut memaafkan Raka dan mendoakan kebaikan buat Raka.
“Alhamdulillah sahabat kita yg sempat khilaf, tidak sengaja berbuat salah, Raka, Rizki, Ridwan, Citra dan nanda sekeluarga datang ke majlis Az Zikra menjumpai abang utk minta maaf” tulis Ustadz Arifin di Page Facebook pribadinya, jum’at(26/5/2017).
Seperti diberitakan sebelumnya pria bernama Raka Fadhil Zulyanto bersama 2 teman wanitanya membuat video yang memperolok-olok Ustadz Arifin Ilham, melecehkan poligami dan ucapan Takbir. (baca: Ledek Ustadz Arifin Ilham, Raka Fadhil Zulyanto dan 2 Teman Wanitanya Jadi DPO Umat Islam).
Akibat perbuatanya, Tim Kuasa Hukum Majelis Az-Zikra yang dipimpin oleh Adang Rukyat,SH mengeluarkan ULTIMATUM agar Raka bersama 2 teman wanitanya datang ke Az-Zikra untuk meminta maaf atau akan diproses secara hukum berlaku.
Sumber : Islamedia
by Danu Wijaya danuw | May 26, 2017 | Artikel, Berita, Nasional
Pihak PT Suara Agung, Jakarta selaku percetakan Al-Quran terjemahan jilid pertama tahun 2015, memberikan penjelasan atas hilangnya ayat 51-57 surat Al Maidah.
Rina Setiawati perwakilan PT Suara Agung mengatakan jika pencetakan Al-Quran jilid pertama tersebut diakui terdapat kesalahan. Dan sudah dilakukan penarikan. Bahkan proses pencetakan tahun 2015 yang merupakan jilid pertama itu dihentikan.
“Kami meminta maaf atas kesalahan pencetakan tersebut, untuk ayat 51-57 surat Al-Maidah ada dihalaman 113 pada cetakan jilid pertama itu. Dan sudah kami tarik sekitar 400 eksemplar lebih yang sudah beredar di took-toko,” kata Rina dalam sambungan telepon kepada kini.co.id, Rabu (24/5).
Ia menegaskan hal itu bukan karena kesengajan akan tetapi memang murni karena kesalahan pencetakan. Dan Al-Quran terjemahan jilid ke-2 tahun 2016 sudah dilakukan revisi.
“Untuk pencetakan ke tiga tahun 2017, sudah kami sempurnakan, “ tegasnya.
Pihaknya mewakili manajemen PT Suara Agung meminta maaf terkait masih beredarnya sejumlah Al-Quran cetakan pertama itu. Hal itu dimungkinkan karena ada yang terlanjur beredar dimasyarakat.
Namun demikian pihaknya selaku pihak pencetakan akan memberikan penjelasan kepada pihak Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an Kementrian Agama (Kemenag).
Seperti diberitakan sebelumnya santer beredar Al-Quran terjemahan tersebut kali pertama ditemukan KH basith, DKM Masjid Assifa, Kampung Jawa, Desa Sukamaju, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Selasa (23/5) kemarin.
KH Basith usai sholat dhuhur melihat ada 10 buah Al-Quran baru yang masih dibungkus plastik ditempat penyimpanan Al-Quran di Masjid Assifa.
Kemudian Kiai Basit mengambil Al-Quran tersebut untuk dibaca di rumah, namun saat diteliti tepatnya pada ayat 51-57 surat Al-Maidah tidak ada. Kiai Basit kemudian melaporkan hal itu kepada Ketua MUI Megamendung.
Sumber : Nasional.kini.co.id