by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2018 | Artikel, Berita, Internasional
Lembaga Bantuan PBB (UNOPS) yang bekerjasama dengan pemerintah Jepang telah sepakat untuk membangun sebuah proyek ‘Rekonstruksi dan Penguatan Sistem Pasokan Listrik di Gaza dengan Energi Terbarukan.’
Melansir Wafa.ps, Kamis (5/4/2018), proyek ini ditujukan untuk mendukung pemasangan sistem fotovoltanik surya bagi rumah tangga warga Gaza dengan pemberian hibah yang sebagian berasal dari anggaran tambahan pemerintah Jepang.
Sebelumnya, proyek ini telah direncanakan pemerintah Jepang yang telah berkomitmen meningkatkan pasokan listrik di energi surya untuk menciptakan akses kebutuhan berkelanjutan bagi warga Gaza dengan nilai pengerjaan mencapai USD 1,5 juta.
Hadirnya proyek ini telah memberi harapan baru bagi warga Gaza yang selama ini mengalami krisis listrik
Di Jalur Gaza, menyusul buruknya kondisi yang diperparah perang tanpa henti, listrik hanya dapat diakses 4 sampai 6 jam per hari dan dianggap tidak mencukupi kebutuhan warga.
UNOPS telah menyelesaikan dan mengembangkan Sistem Manajemen Lingkungan (EMS) tersertifikasi ISO 14001 untuk pengerjaan fisik proyek tersebut.
Sistem ini dapat mengurangi kemungkinan dampak negatif dan memperkuat pemanfaatan lingkungan selama proyek berjalan.
Nantinya, proyek ini juga akan berjalan beriringan dengan rencana Aksi Efisiensi Energi Nasional yang digalakkan Otoritas Palestina dengan tujuan menciptakan 10 persen pembangkit listrik domestik bertenaga energi terbarukan.
Sunber : Wafa/Mina
by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2018 | Artikel, Dakwah
Bagi orang Syiah, terbunuhnya salah satu khulafaur rasyidin, Umar bin Khattab r.a adalah sebuah peristiwa kemenangan. Hal ini sebab dari pemahaman kaum syiah yang membenci sahabat Nabi saw. Terbukti dari kemewahan makam sang pembunuh Amirul Mukminin, Abu Lu’lu’ah al-Majusi di kota Kashan, Isfahan, Iran.
Namun keabsahan kompleks makam itu sendiri masih diragukan, karena menurut riwayat shahih, Abu Lu’lu’ah al-Majusi tewas bunuh diri setelah dia menikam Umar. Hanya Allah yang Maha Mengetahui apakah mayat Abu Lu’lu’ah dibawa oleh seseorang dari Madinah ke Kashan, Isfahan.
Makam yang diklaim sebagai makam Abu Lu’lu’ah itu, disebut-sebut oleh kaum Syiah sebagai tempat yang harus dikunjungi. Makam ini dianggap sebagai peringatan kemenangan mereka atas terbunuhnya Amirul Mukminin Umar bin Khattab r.a.
Sebagaimana dikutip djiebril13.blogspot.co.id dari blog Historical Iran, Abu Lu’lu’ah al Majusi, atau yang oleh orang Syiah dijuluki sebagai Pirooz Nahavandi, dianggap sebagai “pahlawan nasional”. Nama “Pirooz” sendiri diambil dari bahasa Persi “Fairuz” yang artinya “penuh kemenangan”.
Kompleks makam Abu Lu’lu’ah al Majusi terletak di sebuah jalan antara Kashan dan Fin, dibangun pada abad ke-11 M. Kompleks makam ini dibangun dengan gaya arsitektur Persia-Kwarezmi.
Makam ini dilengkapi dengan halaman luas untuk bersantai para peziarah, serta kubah berbentuk kerucut yang megah dan berornamen. Tak hanya itu, kubah ini berhiaskan dengan ornamen keramik berwarna biru turquoise. Langit-langit bagian dalam kubah pun dilukis.
Pada abad ke-14 M, kompleks makam ini dipugar kembali dan sebuah nisan diletakkan di atas kuburannya.
Namun bagi umat Islam, terbunuhnya seorang sahabat Rasulullah shallallahu’alahi wassalam merupakan musibah yang sangat besar. Terlebih apabila yang wafat adalah orang yang telah dijamin surga, serta dipuji oleh Rasulullah shallallahu’alahi wassalam.
Allah Ta’ala berfirman (artinya): “Sesungguhnya orang-orang yang menyakiti Allah dan Rasul-Nya. Allah akan melaknatinya di dunia dan di akhirat, dan menyediakan baginya siksa yang menghinakan.
Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata,” (QS. Al-Ahzab [33]: 57-58).
Dalil Larangan Membenci Sahabat Nabi saw
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Jangan kalian mencela sahabatku, seandainya salah seorang di antara kalian menginfaqkan emas sebesar Gunung Uhud, maka tidaklah menyamai satu mud mereka atau setengahnya.” (HR. Bukhari: 3470 dan Muslim: 2540).
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:
من سب أصحابي ، فعليه لعنة الله و الملائكة و الناس أجمعين
yang artinya: “Siapa yang mencela sahabatku, atasnya laknat Allah, para malaikat dan manusia seluruhnya.”
(HR. Thabarani dalam Mu’jamul Kabir 12/142, dihasankan oleh al-Albani dalam Silsilah Ahadits ash-Shahihah: 2340). Wallahu A’lam.
Sumber : inspiradata
by Danu Wijaya danuw | Apr 7, 2018 | Artikel, Dakwah
Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra berkata: ada tiga tingkatan kualitas Ibadah seseorang,
1. Ibadah at-Tujjar : Orang yang beribadah kepada Allah karena ingin sesuatu, itu adalah cara ibadahnya pedagang.
Jika kita berpikir akan dapat pahala apa atau dapat untung berapa ketika hendak bersedekah, itu artinya kita beribadah dengan cara pedagang.
2. Ibadah al-‘Abid : Orang yang beribadah kepada Allah karena takut, itu cara ibadahnya budak atau hamba sahaya.
Jika kita baru terpanggil untuk beribadah karena takut masuk neraka, itu berarti kita termasuk kelompok kedua, beribadah cara budak.
3. Ibadah al-Arifin : Orang yang beribadah kepada Allah karena rasa syukur, itulah cara ibadahnya orang-orang yang merdeka.
Yang ketiga ini, adalah cara beribadahnya orang-orang yang berjiwa merdeka, tulus karena Allah. Orang seperti ini melaksanakan shalat bukan lantaran takut neraka, tetapi semata-mata karena sadar Allah satu-satunya yang patut disembah.
Ibaratnya, ada atau tidak ada polisi, orang seperti ini akan tetap menggunakan helm demi menghindari bahaya.
Orang-orang seperti ini akan lebih konsisten dalam beribadah karena merasa sudah teramat banyak nikmat Allah yang mereka terima dan patut mereka syukuri.
Sebesar apa pun derita yang dialami, mereka lebih memandang kenikmatan yang ada di balik itu. Sesuatu yang patut mereka syukuri sehingga terdorong untuk terus beribadah.
Orang yang beribadah dengan cara pedagang dan budak, biasanya bersikap itung-itungan. Dia cenderung hanya mengerjakan ibadah wajib. Sudah merasa cukup kalau sudah melaksanakan shalat lima waktu. Sudah merasa cukup kalau sudah puasa Ramadhan.
Tetapi, orang yang beribadah dengan jiwa bebas akan selalu terdorong untuk beribadah sebanyak-banyaknya. Sebab, orang seperti ini yakin sekali, nikmat Allah yang harus disyukuri pun begitu amat banyak, bahkan tak terhitung.
Dari sinilah kita bisa memahami, mengapa Rasulullah selalu bangun malam, shalat tahajud, dan witir sampai kaki beliau bengkak.
Ketika ditanya Aisyah mengapa masih saja berpayah-payah bangun malam, padahal Allah SWT sudah mengampuni dosanya,
Beliau saw menjawab, “Tidak bolehkah aku menjadi hamba yang banyak bersyukur?”
Rasa ingin bersyukur itulah yang mendorong beliau melakukan banyak sekali ibadah. Dengan kata lain, ibadah yang beliau lakukan itu merupakan wujud dari kesyukuran kepada Allah atas berbagai karunia-Nya.
Dari sini pula kita bisa memahami ungkapan Sayyidina Ali yang lain ketika beliau bermunajat kepada Allah. “Ya Allah! Aku menyembah-Mu bukan karena takut siksa-Mu, juga bukan karena aku ingin pahala-Mu, tetapi aku menyembah-Mu semata-mata karena Engkau memang layak dan patut untuk disembah.”
Beribadah karena mengharap balasan (at-Tujjar) dan karena takut siksa (al Abid) tidaklah dilarang, hanya kualitasnya yang perlu di tingkatkan sehingga sampai pada tingkatan al-Arifin.
by Danu Wijaya danuw | Apr 3, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Jakarta – Sukmawati Soekarnoputri jadi sorotan usai membacakan puisi dalam sebuah acara peragaan busana baru-baru ini. Puisi berjudul Ibu Indonesia yang dibacanya menyinggung syariat Islam, adzan dan cadar.
Sukmawati membacakan puisi berjudul Ibu Indonesia, yang disebutnya sebagai karangannya sendiri, dalam acara peragaan busana di Indonesia Fashion Week (IFW) 2018, JCC, Kamis (29/3/2018).
Di awal puisinya Sukmawati mengatakan, adalah aku tak tahu syariat Islam. Di antara penggalan puisi itu berbunyi, kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok. Lebih merdu dari alunan adzan mu.
Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Tengku Zulkarnain memberikan komentar terkait puisi yang dibacakan Sukmawati.
Dia mengingatkan bahwa menutup aurat merupakan syariat Islam. Ditegaskannya, yang tidak menutup aurat dihukumi sebagai wanita fasiq.
“Wanita yang mengaku Islam tapi buka aurat, tidak menutupnya sesuai Al-Quran surat An-Nur ayat 31 atau Al-Ahzab ayat 59 dihukumkan sebagai wanita fasiq atau durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya,” katanya pada Senin (02/04/2018).
Begitu juga, kata dia, yang mengaku beragama Islam tapi menolak seruan azan dan menolak melaksanakan sholat dihukum sebagai manusia fasiq atau durhaka.
“Tapi jika orang itu sengaja menolak ajaran Islam seperti adzan dan menutup aurat sesuai ajaran Islam yang dianutnya, maka orang itu menjadi murtad secara otomatis. Imannya batal,” tuturnya.
KH Tengku Zulkarnain mengingatkan orang yang tidak mengerti syariat Islam tapi mengaku beragama Islam, wajib belajar syariat Islam. Agar bisa menjalankan ajaran Islam dengan baik pada dirinya dan keluarganya.
MUI Papua Kutuk Puisi Sukmawati
Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Saiful Islam Payage mengutuk puisi ‘Ibu Indonesia’ yang dibaca Sukmawati. Pasalnya, dalam puisi tersebut dianggap berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).
“Agama dan negara itu sudah clear, sudah selesai, bahwa kita bangsa Indonesia mempunyai dasar Pancasila. Sila yang pertama itu ketuhanan yang maha esa,” kata kiyai Saiful.
“Sekarang itu bagaimana kita kita berpikir bagaimana mamajukan bangsa Indonesia ini dhahir dan batin,” jelasnya.
Sumber : Kiblat.net/Republika
by Danu Wijaya danuw | Mar 30, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Sesudah Rifdah selesai lantunkan penggalan Quran itu, Sheikh Khalid Al Hamoudi, tamu kehormatan di Balai Kota Jakarta malam itu, seorang ulama dari Mekkah, angkat bicara.
Dalam unggahan Anies juga menceritakan kalau ulama asal Mekah sangat kagum terhadap Rifdah.
“Syaikh Khalid sampaikan kekaguman dan apresiasi kepada Rifdah,” tulis Anies.
Tak hanya kagum, rupanya Sheikh Khalid Al Hamoudi juga memberikan sebuah hadiah spesial untuk Rifdah beserta keluarga.
“Perkenankan saya sampaikan hadiah kepada Rifdah. Kami akan sepenuhnya fasilitasi Rifdah bersama kedua orangtuanya, juga ibu dosen pembimbing Rifdah beserta suaminya, untuk diberangkatkan ibadah haji.
Saya akan tunggu dan sambut di Mekkah, di mana Rifdah dan rombongan akan menjadi tamu Allah, dan tamu kehormatan di mata saya,” ujar Sheikh Khalid Al Hamoudi dikutip dari unggahan Anies.
Sungguh hadiah yang begitu indah, Anies mengatakan seketika tamu yang mendengar hal tersebut langsung mengucapkan takbir.
Rupanya Sheikh Khalid Al Hamoudi juga memberikan hadiah istimewa lainya.
“Saya punya dua anak perempuan yang juga hafidzah dan sudah lancar tilawah Quran dalam berbagai qiroat.
Kini saya punya tiga anak perempuan, Rifdah saya angkat menjadi anak perempuan saya yang ketiga,” ujar Sheikh Khalid Al Hamoudi.
Dalam unggahannya Anie menggambarkan suasan haru saat Sheikh Khalid Al Hamoudi mengumumkan hal tersebut.
Para tamu yang datang tak kuasa menahan air mata.
Suara takbir tak berhenti berkumandang.
“Tak ada hadirin yang tak terharu mendengarnya, puluhan pasang mata menitikkan airnya. Takbir dan tahmid bersahutan. Bangunan kokoh Balai Kota terasa bergetar,” tutup Anies
Sumber : Tribunnews
by Danu Wijaya danuw | Mar 30, 2018 | Artikel, Berita, Nasional
Dua jam yang lalu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengunggah sebuah momen indah di laman Facebooknya (Anies Baswedan).
Unggahan Anies itu langsung mendapatkan apresiasi luar biasa dari netizen. Bahkan unggahan itu telah dibagikan hingga lebih dari 17 ribu kali.
Diunggahan itu Anies menceritakan semalam dia baru saja mengundang Rifdah Farnidah.
Tidak hanya Rifdah, Anies juga turut mengundang Sheikh Khalid Al Hamoudi seorang ulama dari Mekkah.
Dalam unggahannya Anies menyebutkan Rifdah baru saja mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional.
Tak hanya itu Anies juga menambahkan Rifdah adalah satu-satunya juara yang bukan berasal dari negara Timur Tengah.
“Hanya ia juara yang bukan berasal dari negara Timur Tengah,” tambah Anies.
Anies menceritakan malam itu Rifdah juga turut serta mengajak ibu dan pembimbingnya, ibu Hj. Mutmainnah, dosen di Institut Ilmu Al Quran (IIQ) Jakarta.
“Semalam Rifdah kami undang ikut hadir dalam acara silaturahmi ulama di Balai Kota. Ia datang bersama ibundanya, dan pembimbingnya, Hj. Mutmainnah, dosen di Institut Ilmu Al Quran,” jelas Anies.
Rupanya tak hanya datang sebagai tamu, Rifdah juga turut melantunkan ayat suci Al Quran, dari Surah Al Hasyr ayat 18-24.
Diunggahan itu Anies menggambarkan suasana ketika Rifdah membacakan ayat suci Alquran.
“Di ruang depan Balai Kota yang usia bangunannya dua abad, di ruang yang tak biasa jadi tempat dilantunkannya Al-Quran, puluhan ulama, habib, ustadz dan ustadzah hening, haru dan khusyuk menyimak lantunan ayat dari suara yang bening.
Sebagian kita yang hadir mulai terlihat mengusap butiran air dari matanya,” tulis Anies.